Pelayanan Kebutuhan Operasional Penangkapan Ikan di Pelabuhan Perikanan Waktu dan Tempat Penelitian

11 pelayanan jasa yang diberikan terhadap pelanggan. Ketiga, meminta pelanggan menilai jasa pesaing berdasarkan faktor-faktor yang sama. Keempat, meminta pelanggan menentukan dimensi-dimensi yang berada di kelompok penting dalam menilai kepuasan pelanggan secara keseluruhan. 3 Konfirmasi harapan Kepuasan pelanggan tidak diukur secara langsung, tetapi berdasarkan kesesuaian atau ketidaksesuaian antara harapan pelanggan dengan kinerja aktual jasa yang dijual perusahaan. 4 Minat pembelian ulang Kepuasan pelanggan diukur berdasarkan pelanggan melakukan pembelian ulang atas jasa yang sama. 5 Kesediaan untuk merekomendasikan Cara ini merupakan ukuran yang penting bagi jasa yang pembelian ulangnya relatif lama, seperti jasa pendidikan tinggi. 6 Ketidakpuasan pelanggan Dilakukan dengan sesuatu hal yang menjadi komplain pelanggan, biaya garansi serta kerusakan barang.

2.5 Pelayanan Kebutuhan Operasional Penangkapan Ikan di Pelabuhan Perikanan

Pelayanan yang diberikan oleh pihak pelabuhan pada umumnya adalah pelayanan yang terkait dengan operasional fasilitas, sehingga pada akhirnya dapat memenuhi kebutuhan pengguna pelabuhan. Pelayanan di pelabuhan perikanan dapat dibedakan menjadi dua kategori, yaitu pelayanan yang bersifat langsung kepada nelayan atau pengusaha perikanan untuk menyediakan kebutuhan barang dan jasa, serta pelayanan kepada masyarakat umum di pelabuhan dengan menggunakan metodologi yang bersifat massal agar nelayan atau pengusaha perikanan lebih mampu untuk memajukan usahanya dengan fasilitas yang tersedia di pelabuhan Murdiyanto 2005. Aktivitas pelayanan kebutuhan operasional penangkapan ikan adalah kegiatan untuk menyediakan kebutuhan pada waktu penangkapan ikan. Pelayanan yang dibutuhkan meliputi berbagai kegiatan pada saat keberangkatan menuju fishing ground atau daerah penangkapan ikan, seperti ketersediaan bahan bakar 12 minyak BBM, air bersih dan es, serta kegiatan pada saat kembali ke fishing base atau pelabuhan, seperti kondisi dermaga, kondisi tempat pelelangan ikan TPI dan ketersediaan keranjang atau basket Direktorat Jenderal Perikanan 1994 a . Penyediaan sarana dan prasarana kebutuhan operasional penangkapan ikan di beberapa pelabuhan perikanan di Indonesia, pengaturan dan pengelolaannya diserahkan kepada pihak PERUM Prasarana Pelabuhan Perikanan setempat. Sektor swasta dan KUD merupakan pihak ketiga yang bisa melakukan permohonan sewa kepada pihak pelabuhan Direktorat Jenderal Perikanan 1994 a . Mekanisme dalam penyediaan kebutuhan perbekalan di pelabuhan perikanan di Indonesia dapat disalurkan secara langsung oleh pihak pelabuhan dan secara tidak langsung, seperti agen penjual atau nelayan membeli di luar pelabuhan perikanan Ashshiddiqi 2003.

2.6 Unit Penangkapan Ikan

Unit penangkapan ikan merupakan satu kesatuan teknis dalam operasi penangkapan ikan, yang terdiri atas kapal, alat penangkapan ikan dan nelayan. Ketiga unsur tersebut akan saling berkaitan dan akan berpengaruh terhadap keberhasilan operasi penangkapan ikan.

2.6.1 Kapal

Kapal merupakan suatu bangunan terapung yang dapat digunakan untuk kegiatan pencarian fishing ground, pengoperasian alat penangkapan ikan, mengejar gerombolan ikan dan wadah hasil tangkapan. Menurut Undang-Undang No. 45 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas Undang-Undang No. 31 Tahun 2004 tentang Perikanan, kapal perikanan adalah kapal, perahu, atau alat apung lain yang digunakan untuk melakukan penangkapan ikan, mendukung operasi penangkapan ikan, pembudidayaan ikan, pengangkutan ikan, pengolahan ikan, pelatihan perikanan, dan penelitian atau eksplorasi perikanan. Perahu atau kapal penangkap ikan adalah perahu atau kapal yang digunakan untuk kegiatan operasional penangkapan ikan atau binatang laut atau tanaman air lainnya Ayodhyoa 1981. 13

2.6.2 Alat penangkapan ikan

Alat penangkapan ikan merupakan suatu alat atau peralatan yang digunakan untuk kegiatan menangkap atau mengumpulkan ikan Diniah 2008. Jenis alat penangkapan ikan yang dioperasikan di PPN Karangantu adalah jaring rampus, dogol, bagan perahu, bagan tancap, payang, pancing, sero, jaring insang tetap, dan alat tangkap lainnya. Alat penangkapan ikan yang dioperasikan dengan trip sehari di PPP Karangantu adalah dogol dan jaring rampus PPN Karangantu 2011 a . 1 Dogol Dogol merupakan suatu jenis alat penangkapan ikan yang menyerupai payang, tetapi memiliki ukuran yang lebih kecil. Konstruksi alat tangkap dogol berbentuk kerucut, terdiri atas bagian kantong bag, badan jaring body, dua lembar sayap wing yang berada di kedua sisi mulut jaring, dan tali penarik warp Subani dan Barus 1989. Desain alat tangkap dogol untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2. a b c d A B Keterangan gambar : A : Kantong bag b : Tali ris bawah ground rope B : Kaki atau sayap wing c : Bibir atas upperlip a : Tali ris atas head rope d : Bibir bawah underlip Catatan : Bibir atas lebih menonjol ke depan Sumber: Subani dan Barus 1989 Gambar 2 Desain alat tangkap dogol. Alat tangkap dogol dioperasikan dengan cara melingkari dasar perairan yang ditujukan untuk menangkap jenis ikan demersal dan udang. Dalam 14 pengoperasiannya, alat tangkap dogol ditarik ke arah perahu sehingga hasil tangkapannya akan dinaikkan ke atas geladak perahu Subani dan Barus 1989. 2 Jaring Rampus Jaring rampus merupakan jenis dari alat tangkap jaring insang yang dioperasikan di dasar perairan dengan cara menghadang ruaya ikan. Berdasarkan pola renang ikan, pengoperasian jaring insang dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu jaring insang hanyut yang ditujukan untuk menangkap jenis ikan pelagis dan jaring insang dasar yang ditujukan untuk menangkap jenis ikan demersal Ayodhyoa 1981. Menurut Nomura dan Yamazaki 1977, jaring rampus yang dioperasikan di dasar perairan diklasifikasikan ke dalam jaring insang dasar. Konstruksi jaring rampus berbentuk empat persegi panjang yang memiliki ukuran mata jaring yang sama pada seluruh bagian jaring, terdiri atas pelampung yang berada di bagian atas jaring dan pemberat yang berada di bagian bawah jaring Subani dan Barus 1989. Konstruksi alat tangkap jaring rampus untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 3. d e Keterangan gambar : a : Badan jaring mono filament b : Pelampung c : Tali ris atas d : Tali ris bawah e : Pemberat Sumber: Subani dan Barus 1989 Gambar 3 Konstruksi alat tangkap jaring rampus. b c a 15 Proses pengoperasian alat tangkap jaring rampus terdiri atas dua tahap, yaitu setting dan hauling. Pada waktu setting dilakukan penurunan alat tangkap jaring rampus, tali ris atas yang terdapat pelampung dan tali ris bawah yang terdapat pemberat. Ketika hauling dilakukan pengangkatan jangkar, tali ris atas, tali pemberat, dan hasil tangkapannya Direktorat Jenderal Perikanan 1994 b .

2.6.3 Nelayan

Nelayan merupakan orang yang secara langsung melakukan operasi penangkapan ikan. Berdasarkan asal daerahnya, nelayan dikelompokkan menjadi nelayan asli dan nelayan pendatang. Nelayan asli merupakan penduduk setempat yang telah turun temurun memiliki profesi sebagai nelayan, sedangkan nelayan pendatang merupakan nelayan yang berasal dari luar wilayah tersebut Undang- Undang No. 45 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas Undang-Undang No. 31 Tahun 2004 tentang Perikanan. Berdasarkan waktu kerjanya, nelayan dapat dibedakan menjadi tiga golongan, yaitu nelayan penuh, nelayan sambilan utama dan nelayan sambilan tambahan. Nelayan penuh adalah nelayan yang seluruh waktu kerjanya digunakan untuk melakukan operasi penangkapan ikan. Nelayan sambilan utama adalah nelayan yang sebagian besar waktu kerjanya digunakan untuk melakukan operasi penangkapan ikan. Nelayan sambilan tambahan adalah nelayan yang sebagian kecil waktu kerjanya digunakan untuk melakukan operasi penangkapan ikan Diniah 2008. 16 3 KERANGKA PENDEKATAN STUDI Pelabuhan Perikanan Nusantara PPN Karangantu di Kota Serang menyediakan fasilitas kebutuhan operasional penangkapan ikan berupa pelayanan kebutuhan BBM, air bersih, es, dermaga, TPI dan keranjang, serta memberikan pelayanan yang optimal sesuai kebutuhan nelayan untuk mencapai pemenuhan kepuasan nelayan. Kepuasan nelayan yang terbentuk merupakan hasil dari penilaian kinerja pelayanan kebutuhan operasional penangkapan ikan di PPN Karangantu. Penilaian didasarkan pada tanggapan nelayan terhadap atribut pelayanan yang ditawarkan dan dikelompokkan menjadi lima dimensi, yaitu : 1 Dimensi reliability keandalan, meliputi: a Ketersediaan produk atau kapasitas fasilitas b Keterampilan pegawai 2 Dimensi responsiveness cepat tanggap, meliputi: a Ketepatan waktu dan kecepatan penyediaan produk b Ketepatan jumlah produk yang disediakan 3 Dimensi insurance jaminan, meliputi: a Keramahan pegawai b Keamanan 4 Dimensi emphaty empati, meliputi: a Kemudahan untuk proses pemesanan atau penggunaan fasilitas b Kemudahan penyampaian keluhan 5 Dimensi tangible kasat mata, meliputi: a Biaya pelayanan atau harga produk b Kondisi fasilitas c Kebersihan fasilitas Tanggapan nelayan terhadap atribut pelayanan kebutuhan operasional penangkapan ikan di PPN Karangantu, dianalisis menggunakan importance and performance analysis IPA. Analisis ini akan memberikan informasi mengenai 17 nilai tingkat kepentingan dan nilai tingkat pelaksanaan kinerja terhadap atribut pelayanan yang diberikan. Nilai-nilai yang didapat dimasukkan ke dalam diagram kartesius importance and performance yang terbagi menjadi empat kuadran. Tingkat kepuasan nelayan PPN Karangantu secara keseluruhan dianalisis menggunakan customer satisfaction index CSI, yaitu pendekatan yang mempertimbangkan tingkat kepentingan dari atribut-atribut kualitas jasa yang diukur. Kerangka pendekatan studi dapat dilihat pada Gambar 4. Pengelola Pelabuhan Perikanan Nusantara PPN Karangantu Kota Serang Keragaan teknik dan produktivitas unit penangkapan dogol dan jaring rampus Pelayanan kebutuhan operasional penangkapan ikan pada saat keberangkatan BBM, air bersih dan es dan pada saat kembali dermaga, TPI dan keranjang Atribut pelayanan dikelompokkan menjadi lima dimensi: 1 Dimensi reliability keandalan, meliputi: a Ketersediaan produk atau kapasitas fasilitas b Keterampilan pegawai 2 Dimensi responsiveness cepat tanggap, meliputi: a Ketepatan waktu dan kecepatan penyediaan produk b Ketepatan jumlah produk yang disediakan 3 Dimensi insurance jaminan, meliputi: a Keramahan pegawai b Keamanan 4 Dimensi emphaty empati, meliputi: a Kemudahan untuk proses pemesanan atau penggunaan fasilitas b Kemudahan penyampaian keluhan 5 Dimensi tangible kasat mata, meliputi: a Biaya pelayanan atau harga produk b Kondisi fasilitas c Kebersihan fasilitas Penilaian nelayan terhadap pelayanan Tingkat kepentingan Tingkat kinerja Importance and Performance Analysis IPA Customer Satisfaction Index CSI Tingkat Kepuasan nelayan terhadap atribut pelayanan Strategi pelayanan 18 -------- = Ruang lingkup penelitian Gambar 4 Kerangka pendekatan studi. 4 METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian di lapangan dilakukan pada Bulan Maret – April, September dan Desember 2011. Penelitian berlokasi di Pelabuhan Perikanan Nusantara PPN Karangantu Kota Serang.

4.2 Metode Penelitian