Latar Belakang Tingkat Kepuasan Nelayan terhadap Pelayanan Kebutuhan Operasional Penangkapan Ikan di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Karangantu, Kota Serang

1 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pelabuhan Perikanan Karangantu merupakan suatu pelabuhan yang terletak di Kota Serang dan berperan penting sebagai pusat kegiatan perikanan yang memasok sebagian besar kebutuhan ikan di wilayah Provinsi Banten. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 311KptsOrg51978 tanggal 25 Mei 1978, Pelabuhan Perikanan Karangantu secara resmi dioperasionalkan dan menjadi unit pelaksana teknis UPT Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap dengan nama pelabuhan perikanan pantai PPP Karangantu. Semakin berkembang dan meningkatnya kegiatan operasional pelabuhan, maka pada tanggal 30 Desember 2010 melalui Peraturan Menteri Perikanan dan Kelautan Republik Indonesia Nomor: PER.29MEN2010, Pelabuhan Perikanan Pantai PPP Karangantu telah resmi meningkat statusnya menjadi Pelabuhan Perikanan Nusantara PPN Karangantu PPN Karangantu 2011 a . Seiring dengan peningkatan status ini, seyogyanya tingkat pelayanan terhadap pelanggan pun akan meningkat. Salah satu bentuk pelayanan yang diberikan pelabuhan kepada nelayan adalah penyediaan kebutuhan operasional penangkapan ikan. Pelabuhan perikanan dengan pelayanan primanya diharapkan dapat memenuhi segala kebutuhan yang diperlukan nelayan untuk kegiatan penangkapan ikan. Pelayanan kebutuhan operasional penangkapan ikan, meliputi kebutuhan pada saat keberangkatan dan pada saat kepulangan. Pelayanan yang diberikan oleh PPN Karangantu antara lain pelayanan tambat dan labuh kapal perikanan, pembongkaran hasil tangkapan, perbaikan kapal atau docking kapal, pengisian kebutuhan penangkapan BBM, air, es, dan lain-lain, pelelangan ikan, perizinan kapal, pasar ikan dan kios nelayan. Penelitian ini mengambil dua aspek yang terkait dengan pelayanan kebutuhan operasional penangkapan ikan, yaitu pelayanan yang diberikan pada saat keberangkatan menuju ke fishing ground atau daerah penangkapan ikan dan pelayanan yang diberikan pada saat kembali ke fishing base atau pelabuhan. Pelayanan yang diberikan pada saat keberangkatan menuju ke daerah 2 penangkapan ikan terdiri atas tiga komponen, yaitu berupa BBM, es dan air bersih. Pelayanan yang diberikan pada saat kembali ke pelabuhan terdiri atas tiga komponen, berupa dermaga, tempat pelelangan ikan TPI dan keranjang atau basket. Solar merupakan salah satu komponen penentu dalam keberhasilan operasi penangkapan ikan. Es merupakan komponen yang digunakan untuk mendinginkan ikan agar tetap terjaga mutu hasil tangkapan yang akan didaratkan di pelabuhan perikanan. Air bersih digunakan untuk air minum dan untuk mencuci ikan hasil tangkapan selama kegiatan operasi penangkapan ikan. Ketiga hal tersebut merupakan kebutuhan penting bagi nelayan pada saat keberangkatan menuju fishing ground. Dermaga digunakan sebagai lokasi pendaratan ikan hasil tangkapan. Tempat pelelangan ikan TPI menjadi lokasi nelayan melelangkan hasil tangkapannya dengan kondisi dan sistem pelelangan tertentu. Keranjang merupakan wadah yang digunakan untuk menampung hasil tangkapan. Berdasarkan laporan tahunan statistik PPN Karangantu tahun 2011b, pengunaan air, bahan bakar minyak BBM dan es dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2010 mengalami fluktuasi. Penurunan produksi terjadi tahun 2006 untuk penggunaan air, BBM dan es. Peningkatan kembali terjadi pada penggunaan ketiga bahan logistik sampai dengan tahun 2008. Penggunaan air tetap meningkat sampai dengan tahun 2009, akan tetapi hal ini tidak terjadi pada penggunaan bahan logistik bahan bakar minyak dan es pada tahun tersebut. Pada tahun 2010, penggunaan BBM, air bersih dan es kembali mengalami peningkatan. Pada tahun 1998 sampai dengan tahun 2010, penyaluran logistik bahan bakar minyak berasal dari luar pelabuhan. Pada tahun 2008 sampai dengan tahun 2010, penyaluran logistik es dan air bersih berasal dari luar dan dalam pelabuhan. Terdapat tujuh kelompok unit penangkapan ikan yang memanfaatkan pelayanan PPN Karangantu, yaitu bagan, jaring insang gillnet, payang, dogol, jaring rampus, jaring rajungan dan pancing. Namun, unit penangkapan ikan yang memanfaatkan jasa pelabuhan pada saat keberangkatan hingga pelelangan adalah dogol dan jaring rampus. Jumlah dogol yang mendaratkan ikan hasil tangkapan di PPN Karangantu adalah 44 unit pada tahun 2010 dengan volume produksi 1.218,564 ton atau 48,61 dari total produksi di PPN Karangantu. Jumlah jaring rampus yang mendaratkan ikan hasil tangkapan di PPN Karangantu adalah 64 unit 3 pada tahun 2010 dengan volume produksi 250,607 ton atau 10 dari total produksi yang dihasilkan di PPN Karangantu PPN Karangantu 2011 b . Pemberian pelayanan kebutuhan operasional penangkapan ikan yang memuaskan bagi nelayan jaring rampus dan dogol menjadi penting oleh pemberi jasa atau pihak pelabuhan. Kemampuan pelayanan meliputi kondisi prima dalam penyampaian, tindakan dan penepatan janji terhadap nelayan. Kepuasan nelayan merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap kinerja pelabuhan dalam memberikan pelayanan suatu produk, sehingga faktor ini harus dapat dipenuhi oleh pihak pelabuhan untuk menjaga dan meningkatkan kinerja pelabuhan dengan memberikan pelayanan terhadap kebutuhan nelayan. Sampai tahun 2011, tahun kedua berstatus PPN, belum diketahui bagaimana kepuasan nelayan sebagai pelanggan dalam pelayanan kebutuhan operasional penangkapan ikan, sehingga perlu diadakan suatu kajian untuk mengukur tingkat kepuasan nelayan dan menganalisis kinerja pihak pelabuhan dalam memberikan pelayanan kebutuhan operasional penangkapan ikan. Analisis kinerja PPN Karangantu dapat digunakan sebagai bahan evaluasi untuk menyesuaikan kuantitas dan kualitas kapasitas fasilitas sesuai dengan kebutuhan nelayan. Oleh karena itu, penelitian mengenai “Tingkat Kepuasan Nelayan terhadap Pelayanan Kebutuhan Operasional Penangkapan Ikan di PPN Karangantu, Kota Serang” untuk unit penangkapan jaring rampus dan dogol sangat perlu dilakukan.

1.2 Perumusan Masalah