Faktor yang Mempengaruhi Keterampilan Menulis

commit to user 39 N Model 8: Mengarang. Mengarang dapat dibedakan menjadi: a. Mengarang dengan bantuan gambar. b. Mengarang tanpa bantuan gambar, kegiatan ini biasa dilakukan berhubungan dengan pengalaman anak.

k. Faktor yang Mempengaruhi Keterampilan Menulis

Keterampilan menulis siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor. Agar belajar keterampilan sesuai dengan harapan, maka perlu memperhatikan factor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dibedakan menjadi dua golongan yaitu faktor intern dan faktor ekstern Slameto, 1997: 54. Adapun faktor intern dan ekstern dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Faktor intern. Di dalam faktor intern ini ada tiga faktor yaitu jasmani, psikologis, dan kelelahan. a. Faktor jasmaniah, terdiri dari: 1. Faktor kesehatan. Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatannya terganggu. Agar seseorang dapat belajar dengan baik, maka haruslah mengusahakan kesehatan badannya dengan cara mengindahkan ketentuan-ketentuan belajar, istirahat yang cukup, makan, dll. Dikte Kata. Kalimat, wacana Ditulis Pemahaman Analisis: a. suku kata b. Huruf besarkecil c. Tanda baca Penggunaan Dilanjutkan dengan latihan a. Membacamengu- capkan b. Menyimak commit to user 40 2. Cacat tubuh. Keadaan cacat tubuh dapat mempengaruhi belajar siswa, misalnya: buta, juling, lumpuh, tuli, dan lain-lain. Jika ini terjadi hendaknya ia belajar pada lembaga pendidikan khusus. b. Faktor psikologis. Menurut asal katanya, psikologi berasal dari kata Yunani „psyche‟ yang berarti jiwa dan l ogos‟ yang berarti ilmu. Jadi secara harfiah psikologi berarti ilmu jiwa. 1. Intelegensi. Inteligensi artinya kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif. Mengetahui konsep-konsep yang abstrak secara efektif, mengatahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat. Apabila siswa mempunyai inteligensi tinggi akan lebih berhasil dari pada yang mempunyai tingkat inteligensi yang rendah. 2. Perhatian. Untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya. Jika bahan pelajaran tidak menjadi perhatian siswa, maka timbulah kebosanan, sehingga ia tidak tertarik untuk mengkuti pembelajaran. 3. Minat. Minat merupakan suatu perhatian khusus terhadap suatu hal tertentu yang tercipta dengan penuh kemauan dan tergantung dari bakat dan lingkungannya. Minat dapat dikatakan sebagai dorongan kuat bagi seseorang untuk melakukan segala sesuatu dalam mewujudkan pencapaian tujuan dan cita-cita yang menjadi keinginannya. Bila belajar tidak sesuai dengan minat siswa, maka siswa tidak akan belajar dengan baik. Karena tidak ada daya tariknya. Bahan pelajaran yang menarik dan sesuai commit to user 41 dengan minat siswa, siswa lebihmudah menangkap, mempelajari dan menyimpan bahan ajar. Minat siswa sangan mendukung kegiatan belajarnya. 4. Bakat. Bakat adalah kemampuan anak belajar. Bakat merupakan kondisi atau kualitas yang dimiliki seseorang, yang memungkinkan seseorang tersebut akan berkembang pada masa mendatang. Jika bahan pelajaran yang dipelajari siswa sesuai dengan bakatnya, maka hasil belajar siswa lebih karena siswa senang dalam belajar. 5. Motif. Dalam proses belajar haruslah diprhatikan apa yang dapat mendorong siswa agar dapat belajar dengan baik. Motif itu dapat ditanamkan kepada diri siswa dengan cara memberikan latihan-latihan atau kebiasaan-kebiasaan dan pengaruh lingkungan yang memperkuat dalam kegiatan belajar. 6. Kematangan. Kematangan penting sekali di dalam proses pembelajaran. Anak akan mampu mempelajari sesuatu ilmu pengetahuan apabila sudah mencapai kematangan dari fungsi organ tertentu. Jadi apabila anak belum mencapai tingkat kematangan akan tetapi dipaksa untuk belajar, maka akan sia-sia saja dan kemungkinan belajar tidak akan berhasil. 7. Sikap. Keberhasilan belajar siswa akan bisa diperoleh apabila seseorang mempunyai sikap positif terhadap belajar yaitu memahami benar akan pentingnya belajar yang hasilnya digunakan untuk kehidupan mendatang, dan sebaliknya keberhasilan akan menurun apabila mempunyai sikap negative yaitu menganggap bahwa belajar bukanlah hal yang penting. commit to user 42 c. Faktor Kelelahan. Faktor kelelahan dibedakan menjadi dua macam, yaitu kelelahan jasmani dan rohani. Kelelahan jasmani dapat dilihat dari lemah lunglainya tubuh dan timbul kecenderungan untuk membaringkan tubuh. Kelelahan rohani dapat dilihat adanya kelesuan dan kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang. Kelelahan ini terasa pada bagian kepala dengan pusing-pusing sulit untuk berkonsentrasi.Kelelahan jasmani maupun rohani dapat dihilangkan dengan cara sebagai berikut: tidur, istirahat, rekreasi, olahraga teratur serta mengimbanginya dengan makan makanan yang memenuhi syarat-syarat kesehatan. 2. Faktor ekstern. Faktor ekstern yang berpengaruh terhadap belajar dikelompokkan menjadi tiga yaitu: faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat. a. Faktor keluarga. Keluraga merupak satuan kecil masyarakat yang terdiri dari ayah, ibu dan anak. Peran rang tua yang kurang memperhatikan pendidikan anaknya dapat menyebabkan anak kurang berhasil dalam belajarnya. Maka cara orang tua mendidik anaknya besar pengaruhnya terhadap belajar anak. Yang terpenting adalah relasi antara angota keluarga yaitu relasi antara orang tua dan anaknya. Misalnya hubungan yang penuh dengan kasih sayang dan perhatian serta pengertian, tidak diliputi dengan rasa kebencian. Suasana rumah juga merupakan factor yang penting bagi anak untuk melangsungkan kegiatan belajar. Suasana rumah yang gaduh tidak akan memberikan ketenagan kepada anak sehingga belajar akan terganggu,selain itu keadaan ekonomi keluarga juga erat hubungannya dengan hasil belajar anak. Anak yang sedang belajar juga harus terpenuhi kebutuhan pokoknya, misalnya makan, pakaian, perlindungan, kesehatan, dan lain-lain. Juga membutuhkan fasilitas belajar seperti ruang belajar meja, kursi, buku-buku, alat tulis menulis. commit to user 43 Jika keluarga kurang memenuhi kebutuhan anaknya akan berakibat belajar anaknya juga terganggu. b. Faktor sekolah. Sekolah merupakan tempat kedua untuk pembentukan kepribadian anak. Selain itu jg memberikan hasil berupa berkembangnya pengetahuan anak dalam memperoleh ilmu. Faktor- faktor sekolah yang dapat mempengaruhi belajar siswa seperti: metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, keadaan gedung, metode dan teknik belajar di sekolah. c. Faktor masyarakat. Masyarakat merupakan kumpulan dari individu yang di dalamnya mempunyai tujuan dan pedoman hidup, dan hidup bersama dalam berbagai bidang kehidupan. Anak yang terjun di masyarakan juga akan berubah tingkah lakunya karena anak terbiasa berinteraksi dengan orang-orang, megeluarkan ide dan gagasan yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemajuan masyarakat. a. Kegiatan siswa dalam masyarakat. Apabila siswa terlalu banyak ambil bagian dalam kegiatan masyarakat misalnya berorganisasi, kegiatan-kegiatan social keagamaan, belajar akan terganggu. Karena waktu dan tenaga anak sebagian besar dihabiskan untuk kegiatan masyarakat, sehingga anak ketika pulang akan terasa lelah yang pada akhirnya anak tidak mempunyai minat untuk belajar. Orang tua perlu mengatur dan mengontrol serta membatasi kegiatan anak dalam masyarakat. b. Mass media. Yang termasuk dalam mass media adalah bioskop, televise, radio, surat kabar dan lain-lain. Mass media yang baik adalah memberikan pengaruh positif bagi anak misalnya tentang pendidikan. Sebaliknya mass media yang jelek akan berpengaruh commit to user 44 negatif bagi anak misalnya tayangan televisi mengenai perkelahian. c. Teman bergaul. Agar siswa belajar dengan baik, maka perlu diusahakan supaya siswa memiliki teman bergaul yang baik-baik dan pembinaan pergaulan yang baik serta pengawasan dari porang tua dan pendidik. Teman bergaul anak menjadi salah satu media belajar dan motivator belajar anak. Anak akan merasa senang belajar bila teman bergaul itu setingkat usia perkembangannya serta motivasinya yang menjurus pada kegiatan yang positif.

l. Penilaian Keterampilan Menulis Cerita Pendek

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MELALUI MODEL PICTURE AND PICTURE DENGAN MEDIAGAMBAR PADA SISWA KELAS VSDN GUNUNGPATI 01 SEMARANG

0 4 229

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI PEMBELAJARAN Peningkatan Keterampilan Menulis Narasi Dengan Menggunakan Strategi Pembelajaran Picture And Picture Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Mandan 01 Kabupaten Sukoharjo Tahun 2014/2

0 2 17

PENDAHULUAN Peningkatan Keterampilan Menulis Narasi Dengan Menggunakan Strategi Pembelajaran Picture And Picture Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Mandan 01 Kabupaten Sukoharjo Tahun 2014/2015.

0 3 7

“PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI PEMBELAJARAN Peningkatan Keterampilan Menulis Narasi Dengan Menggunakan Strategi Pembelajaran Picture And Picture Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Mandan 01 Kabupaten Sukoharjo Tahun 2014/

0 5 11

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Narasi Melalui Strategi Pembelajaran Picture And Picture Pada Siswa Kelas V SD Negeri Sambi III, Sambirejo, Sra

0 3 17

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Narasi Melalui Strategi Pembelajaran Picture And Picture Pada Siswa Kelas V SD Negeri Sambi III, Sambirejo, Sra

0 2 13

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI MODEL PICTURE AND PICTURE DALAM MATA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI MODEL PICTURE AND PICTURE DALAM MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI

0 0 16

PENINGKATANKETERAMPILAN MENULIS CERITA ANAK MELALUIMETODE PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS IVSD NEGERI 01 KUTOKERJO KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2013/2014.

0 0 1

Peningkatan keterampilan menulis melalui model pembelajaran Picture and Picture siswa kelas III SDN Ngaban Tanggulangin.

0 0 94

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MENGGUNAKAN MODEL PICTURE AND PICTURE PADA PELAJARAN BAHASA INDONESIA

0 0 11