commit to user 112
kinerja yang telah ditentukan sehingga tidak perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran picture
and picture dapat meningkatkan keterampilan menulis cerita pendek siswa Kelas II SD Negeri 01 Jaten Karanganyar tahun pelajaran 20102011.
D. Temuan dan Pembahasan Hasil Penelitian
Dengan melihat hasil penelitian di atas, dapat dijelaskan perhitungan nilai rata-rata kelas keterampilan menulis cerita pendek siswa dan prosentase
ketuntasan belajar Bahasa Indonesia menulisceritapendek siswa siswa kelas II SD Negeri 01 Jaten Karanganyar. Peningkatan terlihat dari sebelum tindakan dan
setelah tindakan yaitu siklus I dan siklus II yang masing-masing terdiri dari 2 pertemuan. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 25. Rata-Rata Nilai Kelas Keterampilan Menulis dan Prosentase Ketuntasan Klasikal Sebelum Tindakan, Siklus I, dan Siklus II
Berdasarkan perhitungan nilai keterampilan rata-rata kelas pada table 25 siswa
yang memperoleh nilai ≥ 60 KKM menunjukkan adanya peningkatan. Hal ini merefleksikan bahwa penggunaan model pembelajaran picture and picture
dalam pembelajaran Bahasa Indonesia menulis cerita pendek Kelas II dinyatakan berhasil, karena secara klasikal menunjukkan adanya peningkatan nilai
keterampilan menulis siswa. Adapun peningkatan nilai keterampilan menulis cerita siswa dan
ketuntasan belajar Bahasa Indonesia menulis dengan model pembelajaran picture and picture pada pra sklus, siklus I da siklus II dapat digambarkan dalam
bentuk gambar 24:
Kriteria Ketuntasan
Minimal KKM
Nilai Rata-Rata Keterampilan Menulis Siswa
Prosentase Pra
Siklus
Siklus I Siklus II
Pra Siklus
Siklus I Siklus II
60
57 59.7
66.1
41 59
79
commit to user 113
Gambar 24. Grafik Peningkatan Nilai Rata-rata Nilai Keterampilan dan Ketuntasan Pembelajaran Menulis Cerita Pendek Setiap Siklus
Dari gambar 24, terlihat bahwa nilai rata-rata keterampilan siswa dalam pembelajatan menulis cerita pendek pada kondisi awal hanya 57 yang kemudian
meningkat pada siklus I menjadi 59,7 dan meningkat lagi pada siklus II menjadi 66,1. Sedangkan dari segi ketuntasan pembelajaran menulis cerita pendek pada
kondisi awal ketuntasan keterampilan menulis sebesar 41 kemudian pada siklus I ketuntasan keterampilan menulis meningkat sebesar 59, dan pada siklus II
ketuntasan keterampilan menulis meningkat lagi sebesar 79. Tabel 26 : Peningkatan Aktivitas Siswa dan Guru pada dalam
ProsesPembelajaran Pada Siklus I, dan Siklus II No Jenis Aktivitas
Siklus 1 Siklus 2
Pertemuan 1
Pertemuan 2
Pertemuan 1
Pertemuan 2
1 Guru
2.3 kurang
3.18 baik
3.5 baik
3.6 baik
2 Siswa
16 kurang
21 baik
26 baik
28 baik
Berdasarkan tabel 26 dapat direfleksikan bahwa proses pembelajaran Bahasa Indonesia menulis cerita pendek yang dilaksanakan oleh guru dapat
dinyatakan berhasil karena terjadi peningkatan aktivitas siswa dan aktivitas guru pada setiap siklusnya. Aktivitas guru pada siklus I pertemuan 1 dengan skor rata-
57,4 59,7
66,1 41
59 79
10 20
30 40
50 60
70 80
90
Pra Siklus Siklus I
Siklus II Pra Siklus
Siklus I Siklus II
Nilai Rata-Rata Keterampilan Menulis Siswa
Prosentase
commit to user 114
rata 2,3 termasuk dalam kategori kurang, pada pertemuan kedua meningkat menjadi 3,18 termasuk kategori baik. Pada siklus II, pertemuan pertama skor
rata-ratanya meningkat menjadi 3,5 termasuk kategori baik, kemudian meningkat lagi menjadi 3,6 termasuk kategori baik pada pertemuan kedua.
Aktivitas siswa pada siklus I, pertemuan pertama rata-rata siswa yaitu 16 siswa termasuk kategori kurang, pada pertemuan kedua meningkat menjadi 21
siswa termasuk kategori baik. Pada siklus II, pertemuan pertama skor rata- ratanya meningkat menjadi 26 siswa termasuk kategori baik, kemudian
meningkat lagi menjadi 28 siwa termasuk kategori baik pada pertemuan kedua. Hambatan-hambatan yang ditemui pada masing-masing siklus berbeda-
beda, diantaranya: hambatan yang dijumpai pada siklus I yakni Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya: 1 siswa belum maksimal dalam pemanfaatan
model pembelajaran picture and picture dalam membuat cerita pendek, yakni siswa kurang lancar dalam menyampaikan ide gagasan berkaitan dengan gambar
2 gambar yang dipertunjukkan siswa kurang besar, sehingga siswa yang duduk di bangku belakang tidak dapat melihat dengan jelas, selain itu warna yang dipilih
untuk gambar kurang menarik buram kurang tegas. Beberapa hal tersebut membuat anak menjadi bosan dan motivasi siswa tidak muncul, maka dari itu
pembelajaran Bahasa Indonesia menulis perlu dilanjutkan ke siklus II dengan berpedoman pada hasil refleksi siklus I. Upaya untuk mengatasi hambatan yang
ada pada siklus I yang akan disempurnakan pada siklus II yakni: 1 siswa dibiasakan untuk terlibat dalam model pembelajaran picture and picture agar
siswa juga terbiasa untuk menyampaikan gagasan atau ide dengan melihat gambar yang ditempelkan di depan. Dengan begitu siswa akan mudah dalam membuat
cerita karena siswa sudah mendapatkan ide atau gambaran yakni menjabarkan gambar yang ditempel di depan kelas, 2 gambar yang dipertunjukkan diubah
menjadi ukuran yang lebih besar dari sebelumnya agar siswa yang duduk di deretan bangku belakang dapat melihat gambar dengan lebih jelas serta warna
pada gambar dibuat se-menarik mungkin. Pembelajaran pada siklus II sudah berhasil sehingga tidak ada hambatan yang berarti.
commit to user 115
Berdasarkan hasil wawancara antara peneliti dengan guru kelas lihat lampiran 18 dan 19 nilai keterampilan siswa dalam pembelajaran menulis
sebelum menggunakan model pembelajaran picture and picture sudah cukup baik, tetapi siswa yang tuntas hanya 41 . Hal itu dikarenakan guru belum
menggunakan model pembelajaran yang tepat dalam matapelajaran Bahasa Indonesia khususnya menulis cerita pendek sehingga siswa kurang maksimal
dalam mengikuti pelajaran maupun dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Sedangkan hasil wawancara setelah menggunakan model pembelajaran
picture and picture yaitu penggunaan model pebelajarn picture and picture dalam pebelajaran menulis cerita pendek terbukti dapat meningkatkan hasil belajar
keterampilan menulis siswa, selain itu ketuntasan nilai keterampilan siswa juga meningkat.
Hal itu dikarenakan penggunaaan model pebelajaran picture and picture dalam pembelajaran Bahasa Indonesia menulis dapat meningkatkan keaktifan
belajar siswa dan membuat pembelajaran menulis menjadi bermakna dan menyenangkan, selain itu juga banyak manfaat yang didapatkan dari model
pembelajaran picture and picture yaitu antara lain: 1 memudahkan siswa untuk memahami yang dimaksudkan guru ketika menyampaikan materi pembelajaran.
Melalui media gambar siswa lebih mudah menyerap materi. Karena dengan model pembelajaran ini siswa belajar secara bersama-sama dengan mengamati gambar;
2 guru lebih mengetahui kemampuan masing-masing siswa. Dengan menerapkan
model pembelajaran picture and picture, maka guru akan lebih mengetahui kemampuan masing-masing siswa. Hal ini dikarenakan siswa secara bergilir
ditunjuk oleh guru untuk maju mengurutkan gambar menjadi urutan yang logis. Jika siswa mengalami kesulitan dalam pengurutan gambar, berarti menandakan
bahwa siswa di dalam berfikir kritis dan kreatif masih kurang. Sehingga siswa tersebut perlu diberikan bimbingan agar dapat menyelesaikan perintah yang
diberikan oleh guru; 3 kegiatan belajar mengajar menjadi lebih menyenangkan. Artinya, dengan penerapan model pembelajaran picture and picture maka siswa
akan menjadi lebih tertarik dan bersemangat dalam mengikuti pelajaran. Karena di dalam proses pembelajaran siswa dapat belajar sambil bermain, yaitu
commit to user 116
memasangkan gambar acak menjadi gambar urut. Siswa akan berlomba-lomba untuk menunjukkan jari maju ke depan, dengan begitu keaktifan siswa akan
meningkat; 4 siswa dapat berfikir logis dan sistematis dalam menyusun gambar yang telah dipersiapkan oleh guru. Siswa dapat berfikir logis dan sistematis
maksudnya siswa mampu berfikir dengan benar masuk akal dan beralur berurutan. Model pembelajaran picture and picture ini mengandalkan gambar
untuk menarik minat siswa mengikuti kegiatan belajar mengajar. Siswa diminta guru untuk mengurutkan gambar acak menjadi gambar urut berdasarkan
pemikirannya. Kemudian guru menanyakan dasar dari pengurutan gambar tersebut. Sehingga siswa akan terlatih untuk berfikir logis dan sistematis melalui
pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh guru; 5 Siswa lebih konsentrasi serta mengasyikkan atas tugas yang diberikan oleh guru. Di dalam proses pembelajaran
siswa akan lebih konsentrasi pada gambar dan kemungkinan kecil siswa ramai karena asik mengamati gambar yang ada di depan. Sehingga siswa mudah dalam
memahami materi pembelajaran. Mengingat banyaknya kelebihan yang dimiliki model pebelajaran picture
and picture maka kendala-kendala dalam pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia yaitu menulis cerita pendek dengan menggunakan model pembelajarn
picture and picture menjadi tidak berarti. Dengan demikian dapat diketahui bahwa salah satu upaya untuk
meningkatkan keterampilan menulis siswa kelas II SD Negeri 01 Jaten Karanganyar yaitu dengan menggunakan model pembelajaran picture and picture.
Hal ini terjadi karena penggunaan model pembelajaran picture and picture dapat menjadikan pembelajaran menulis menjadi bermakna sehingga keterampilan
siswa dalam menulis khusunya cerita pendek meningkat. Jadi penggunaan model pembelajaran picture and picture dapat meningkatkan keterampilan menulis cerita
pendek siswa kelas II SD Negeri 01 Jaten Karanganyar.
commit to user
117
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus penggunaan model pembelajaran picture and picture dapat meningkatkan
keterampian menulis cerita pendek siswa kelas II SD Negeri 01 Jaten Karanganyar tahun pelajaran 20102011. Hal ini terbukti pada kondisi awal
sebelum dilaksanakan tindakan nilai rata-rata keterampilan menulis siswa 57,4 dengan presentase ketuntasan klasikal sebesar 41, siklus I nilai rata-rata
keterampilan menulis siswa 59,7 dengan prosentase ketuntasan klasikal sebesar 57 dan siklus II nilai rata-rata keterampilan menulis siswa 66,1 dengan
presentase ketuntasan klasikal sebesar 79 . Penerapan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran picture and picture dapat dilaksanakan untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran Bahasa Indonesia menulis di kelas II sehingga dapat meningkatkan keterampilan menulis siswa khusunya menulis
cerita pendek.
B. Implikasi
Penerapan pembelajaran dan prosedur dalam penelitian ini didasarkan pada penggunaan model pembelajaran picture and picture dalam pembelajaran
Bahasa Indonesia menulis kelas II. Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model siklus, dimana model siklus yang digunakan terdiri dari dua siklus.
Siklus I dilaksanakan pada tanggal 14 s.d. 20 Februari 2011 dan siklus II dilaksanakan pada tanggal 26 Februari s.d. 1 Maret 2011. Dalam setiap
pelaksanaan siklus terdapat empat langkah kegiatan, yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Kegiatan ini dilaksanakan berdaur ulang,
sebelum melaksanakan tindakan dalam setiap siklus perlu adanya perencanaan dengan memperhatikan keberhasilan siklus sebelumnya. Tindakan dalam setiap
siklus dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Hal ini berdasar pada analisis perkembangan dari pertemuan satu ke pertemuan berikutnya dalam satu siklus.