Proses Pengambilan Keputusan Pembelian

menginterpretasikan informasi untuk membentuk gambaran yang baru mengenai dunia. c Pembelajaran Pembelajaran menggambarkan perubahan perilaku individu yang muncul karena pengalaman. Pembelajaran dihasilkan melalui perpaduan kerja antara pendorong, rangsangan, isyarat bertindak, tanggapan, dan penguatan. d Memori Semua informasi dan pengalaman yang dihadapi orang ketika mereka mengarungi hidup dapat berakhir dalam memori jangka panjang. Pemasaran dapat terlihat yakin bila para konsumen memiliki jenis pengalaman produk dan layanan tepat, konsumen akan mempertahankannya di dalam memori mereka.

E. Proses Pengambilan Keputusan Pembelian

Kotler 2007:245 menyatakan bahwa ada beberapa tahap yang dilewati pembeli untuk mencapai keputusan pembelian, antara lain: 1. Pengenalan Masalah Proses pembelian dimulai ketika pembeli mengenali masalah atau kebutuhan. Para pemasar perlu mengidentifikasi keadaan yang memicu kebutuhan tertentu, dengan mengumpulkan informasi dari sejumlah konsumen. Kemudian para pemasar tersebut dapat menyusun strategi pemasaran yang mampu memicu minat konsumen. Hal ini sangat penting pada pembelian dengan kebebasan memilih discretionary, misalnya pada barang-barang Universitas Sumatera Utara mewah, paket liburan, dan opsi hiburan.moyivasi konsumen perlu ditingkatkan sehingga pembeli potensial memberikan pertimbangan serius. 2. Pencarian informasi Konsumen yang terangsang kebutuhannya akan terdorong untuk mencari informasi yang lebih banyak. Situasi pencarian informasi yang lebih ringan dinamakan penguatan perhatian. Pada tahap ini, orang hanya sekedar lebih peka terhadap informasi produk. Pada tahap selanjutnya, orang itu mungkin mulai lebih aktif dalam mencari informasi seperti mencari bahan bacaan, menelepon teman, dan mengunjungi toko untuk mempelajari produk tertentu. 3. Evaluasi Alternatif Tidak ada proses evaluasi tunggal sederhana yang digunakan oleh semua konsumen atau oleh satu konsumen dalam semua situasi pembelian. Beberapa konsep dasar untuk memahami proses evaluasi konsumen, yaitu konsumen berusaha memenuhi kebutuhan, konsumen mencari manfaat tertentu dari solusi produk, dan konsumen memandang masing-masing produk sebagai sekumpulan atribut dengan kemampuan yang berbeda-beda dalam memberikan manfaat yang digunakan untuk memuaskan kebutuhan itu. 4. Keputusan pembelian Pada tahap evaluasi, para konsumen membentuk preferensi atas merek-merek yang ada di dalam kumpulan pilihan. Konsumen juga dapat membentuk niat untuk membeli merek yang paling disukai. 5. Perilaku pasca pembelian Setelah pemebelian terhadap suatu barang, konsumen mungkin mengalami ketidaksesuaian karena memerhatikan hal-hal tertentu yang mengganggu atau Universitas Sumatera Utara mendengar sesuatu hal yang menyenangkan tentang merek lain, dan akan selalu siaga terhadap informasi yang mendukung keputusannya. Tugas pemasar tidak berakhir begitu saja ketika produk dibeli, tetapi tetap harus memantau kepuasan, tindakan dan pemakaian produk pasca pembelian. a Kepuasan pasca pembelian Kepuasan pembeli adalah fungsi dari seberapa sesuainya harapan pembeli produk dengan kinerja yang dipikirkan pembeli atas produk tersebut. Jika kinerja produk lebih rendah daripada harapan maka pelanggan akan kecewa. Sebaliknya, jika sesuai harapan pelanggan akan puas. Dan jika melebihi harapan, pembeli akan sangat puas. Perasaan-perasaan itu akan membedakan apakah pembeli akan membeli kembali produk tersebut dan membicarakan hal-hal yang menguntungkan atau tidak menguntungkan tentang produk tersebut dengan orang lain. b Tindakan Pasca Pambelian Kepuasan dan ketidakpuasan terhadap produk akan mempengaruhi perilaku konsumen selanjutnya. Jika puas, ia akan menunjukkan kemungkinan yang lebih tinggi untuk kembali membeli produk tersebut. Konsumen yang puas tersebut juga cenderung menceritakan hal-hal yang baik tentang merek tersebut kepada orang lain. Pelanggan yang tidak puas mungkin membuang atau mengembalikan produk tersebut. Mungkin konsumen mengambil tindakan publik seperti mengajukan keluhan ke perusahaan tersebut, pergi ke pengacara, atau mengadu kepada kelompok- kelompok lain. Tindakan pribadi dapat berupa memutuskan untuk berhenti Universitas Sumatera Utara membeli produk tersebut atau memperingatkan konsumen lainnya untuk tidak menggunakan produk tersebut lagi. c Pemakaian dan Pembuangan Pasca Pembelian Para pemasar harus memantau cara pembeli memakai dan membuang produk tertentu. Pendorong utama frekuensi penjualan adalah tingkat konsumsi produk, dimana semakin cepat pembeli mengkonsumsi produk, maka semakin cepat mereka bisa kembali ke pasar untuk membelinya lagi. Jika konsumen membuang produk tertentu, pemasar harus mengetahui cara mereka membuangnya, terutama jika produk tersebut dapat merusak lingkungan. Menurut Longnecker et al., 2001, proses pembuatan keputusan konsumen memiliki empat tahap, yaitu : 1. Pengenalan Masalah Seorang konsumen akan mengenali masalah sebelum tindakan pembelian dimulai. Sehingga, tahap pengenalan masalah tidak dapat dihindari. Banyak faktor mempengaruhi pengenalan masalah para konsumen. Salah satunya adalah mengubah keadaan perkara yang sebenarnya atau dengan mempengaruhi keadaan yang diinginkannya, seperti mengubah karakteristik barang-barang rumah tangga, ketersediaan produk, mengubah status keuangan, dan lain-lain. 2. Pencarian Informasi dan Evaluasi Melibatkan pengumpulan dan evaluasi informasi yang tepat oleh para konsumen dari sumber eksternal maupun internal. Tujuan utama konsumen adalah untuk menentukan kriteria evaluasi. Ciri-ciri atau Universitas Sumatera Utara karakteristik barang atau jasa yang akan digunakan oleh konsumen untuk memperbandingkan berbagai merek. Kumpulan merek pilihan ialah sekelompok merek yang disadari oleh seorang konsumen dan akan dipertimbangkan sebagai solusi bagi masalah pembelian. 3. Keputusan Pembelian Setelah para konsumen mengevaluasi berbagai merek dalam kumpulan merek pilihan mereka dan membuat pilihan mereka, mereka masih harus memutuskan bagaimana dan kapan melakukan pembelian. 4. Evaluasi Pasca Pembelian Proses pembuatan keputusan konsumen tidak berakhir dengan pembelian. Perusahaan kecil yang menginginkan pengulangan pembalian dari para konsumen perlu memahami perilaku pasca pembelian. Ketidakpuasan pasca pembelian adalah jenis ketidaksesuaian kognitf, dimana sebuah ketegangan terjadi dengan segera setelah konsumen berubah pikiran. Kegelisahan ini secara nyata tidak menyenangkan bagi para konsumen dan dapat mempengaruhi evaluasi produk dan kepuasan konsumen secara negatif. Universitas Sumatera Utara

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Singkat Perusahaan

Rumah Makan Istana Minang ini dahulu hanya bernama Rumah Makan Istana saja, dimana pemiliknya adalah orang keturunan China. Usaha rumah makan ini dikelola dengan baik oleh pemiliknya, dan selalu banyak konsumen yang datang berkunjung untuk menikmati hidangan yang disajikan oleh rumah makan ini. Seiring berjalannya waktu, usaha rumah makan ini mengalami penurunan, konsumen yang datang semakin sedikit. Hal tersebut diakibatkan karena banyaknya konsumen yang beranggapan bahwa pemilik dari rumah makan ini adalah orang ketururan China, sehingga konsumen meragukan kehalalan dari hidangan-hidangan yang disajikan oleh rumah makan ini. Hingga pada akhirnya pemiliknya memutuskan untuk menutup dan menjual rumah makan ini. Bapak H. Iskanadar Zulkarnain berminat untuk membeli usaha rumah makan ini. Karena ia juga memiliki profesi yang sama yakni pengusaha rumah makan, selain itu kondisi rumah makan ini masih dalam keadaan baik, letaknya yang strategis yakni berada pada Jl. Sisingamangaraja Parapat yang merupakan jalur lintas tempat lalu lalangnya kendaraan bermotor, sehingga banyak konsumen dapat beristirahat sambil menikmati hidangan yang disajikan. Apalagi kota Parapat ini merupakan salah satu objek wisata dengan pemandangan Danau Toba yang indah, pasti pengunjung akan selalu ramai. Dikarenakan letak rumah makan Universitas Sumatera Utara