Kriteria Keberhasilan Hasil Uji T
motivasi belajar intrisik mereka yang belum maksimal Sardiman 2011: 85 berpendapat bahwa motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha
dan pencapaian prestasi. Seseorang melakukan suatu usaha karena adanya motivasi atau dorongan. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan
menunjukkan hasil yang baik. Dengan kata lain adanya usaha yang tekun dan terutama didasari adanya motivasi, maka seseorang yang belajar itu
akan dapat melahirkan prestasi yang baik. Dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar dapat tumbuh karena adanya dorongan dalam diri untuk
menunjukan perubahan dalam belajar ke arah yang lebih baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil angket dan hasil observasi yang sudah dilakukan.
Berdasarkan data yang diperoleh, anak memiliki motivasi belajar intrisik yang rendah berusaha untuk menjadi lebih baik. Anak menyadari bahwa
perlunya meningkatkan motivasi belajar intrinsik yang ada di dalam diri mereka masing-masing, agar mampu menunjukkan prestasi belajar yang
lebih baik. Berdasarkan deskripsi hasil penelitian yang telah diuraikan
sebelumnya, dapat diketahui bahwa peneliti melaksanakan langkah- langkah bimbingan kelompok berbasis outbound dengan maksimal. Hasil
analisis data menunjukkan bahwa pelaksanaan layanan bimbingan kelompok berbasis outbound dapat meningkatkan motivasi belajar
intrinsik anak kelas 7 dan 8 SMP di Asrama St. Aloysius Turi, Sleman, Yogyakarta. Peningkatan motivasi belajar intrinsik ini dapat diketahui
hasil observasi selama proses bimbingan kelompok berlangsung. Selain itu
juga dapat diketahui dari hasil angket yang dibagikan pada pra tindakan, siklus 1, dan siklus 2 dapat dilihat sebagai berikut:
1 Pada pra tindakan terdapat 1 satu anak yang memiliki motivasi belajar intrisnik sangat rendah SR dengan persentase 2,32 , 1 satu
anak memiliki motivasi belajar intrinsik rendah dengan persentase 2,32 . Pada pra tindakan ini juga terdapat anak yang memiliki tingkat
motivasi belajar intrinsik siswa sedang S dengan jumlah 5 lima dengan persentase 11,62 , anak yang memiliki motivasi belajar
intrinsik tinggi T sejumlah 27 dua puluh tujuh dengan persentase 62,79 , dan anak yang memiliki motivasi belajar intrinsik sangat
tinggi ST sejumlah 9 sembilan dengan peresentase sejumlah 20,93 .
2 Pada siklus 1 terdapat 6 enam anak yang memiliki motivasi belajar intrisnik sedang S dengan persentase 13,95 , 24 dua puluh empat
anak memiliki motivasi belajar intrisik tinggi T dengan persentase 55,81 , dan pada siklus 1 ini juga terdapat anak yang memiliki
tingkat motivasi belajar intrinsik siswa sangat tinggi ST dengan jumlah 13 tiga belas dengan persentase 30,23 .
3 Pada siklus 2 terdapat 24 dua puluh empat anak memiliki motivasi belajar intrisik tinggi T dengan persentase 55,81 , dan pada siklus 2
ini juga terdapat anak yang memiliki tingkat motivasi belajar intrinsik siswa sangat tinggi ST dengan jumlah 19 sembilan belas dengan
persentase 44,18 .
Pada hasil observasi skala kiraan sifat dapat terlihat peningkatan motivasi belajar intrisik anak dari setiap siklus, dan perilaku tidak
termotivasi dari setiap siklus semakin menurun. Anak sudah mulai untuk berkonsentrasi dan antusias dalam mengikuti bimbingan kelompok. Hasil
ini menunjukkan bahwa sudah terjadi peningkatan motivasi belajar intrinsik siswa selama kurrang lebih 3 minggu, sehingga target penelitian
sudah tercapai. Berdasarkan hasil angket observasi, dan wawancara yang dicapai anak pada setiap tindakan terlihat adanya peningkatan motivasi
belajar intrinsik anak SMP kelas 7 dan 8 dengan layanan bimbingan kelompok berbasis outbound.