Belajar demi memenuhi kewajiban. 2. Belajar demi menghindari hukuman yang diancamkan.

dituntu untuk menjalin kerjasama dengan pusat-pusat pendidikan tersebut. 4. Fungsi Motivasi Belajar Menurut Sardiman 2011: 85 ada tiga fungsi motivasi yaitu: a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi penggerak atau motor yang melepas energi. b. Menentukan kearah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai. c. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat. Bagi tujuan tersebut. Menurut Hamalik 2003: 161 fungsi motivasi adalah: a. mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan. Tanpa adanya motivasi maka tidak akan timbul suatu perbuatan seperti belajar. b. Motivasi berfungsi sebagai pengarah. Artinya mengarahkan perbuatan ke pencapaian tujuan yang diinginkan. c. Motivasi sebgai penggerak. Ia berfungsi sebagai mesin mobil. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lembatnya suatu pekerjaan.

B. Outbound

1. Sejarah Outbound Outbound berasal dari kata Out of Boundries yang artinya pembelajaran dengan menggunakan metode yang berbeda dari biasanya. Outbound adalah kegiatan di alam terbuka. Outbound juga dapat memacu semangat belajar. Pada tahun 1800-an seorang pelaut inggris bernama Kurt Han mengamati fenomena yang terjadi pada pelaut di kapalnya yaitu bahwa pelaut-pelaut muda yang masih kuat secara fisik, ternyata kurang tangguh dalam menghadapi kerasnya kehidupan pelayaran. Justru pelaut-pelaut yang sudah lebih tua, yang secara fisik sudah mengalami penurunan, malah mampu survive dan mampu memecahkan berbagai masalah kompleks yang timbul. Hal ini bukan semata karena pengalamannya lebih banyak, tetapi lebih karena keterampilan-keterampilan personal seperti daya juang, kemampuan kepemimpinan, problem solving, dan lain-lain. Hal ini menarik perhatian si pelaut Inggris ini, dan kemudian melakukan pelatihan bagi setiap anak buahnya. Pelatihan dilakukan selama 30 hari di atas kapalnya. Dan terbukti, kegiatan ini mampu mengembangkan kemampuan mereka dalam menghadapi masalah-masalah yang terjadi. Pelatihan outbound pada tahap awal ini memakai kegiatan mendaki gunung dan petualangan lainnya sebagai medianya. Kurt Han sendiri mempunyai anggapan bahwa kegiatan berpetualang bukan merupa kegiatan main-main melainkan sebagai wahana berlatih anak-anak muda sebagai ajang menuju kedewasaan. Dengan menggunakan metode, media dan pendekatan dilakukan oleh sekolah Outward Bound , banyak ahli pendidikan mengklasifikasikan bentuk pelatihan yang diajarkan Kurt Han sebagai adventure education, atau experential learning. Setelah berakhirnya perang dunia II, metode pelatihan ini berkembang pesat dan mulai tumbuh dan mulai ditiru di banyak tempat sampai keluar wilayah Eropa. Outbound tidak hanya dapat dilakukan oleh orang dewasa atau hanya dalam dunia pekerjaan. Tetapi di Indonesia sekarang outbound sudah lebih dikembangkan lagi dengan pembelajaran untuk anak- anak yang masih belia. Metode ini diketahui baru masuk pada tahun 1990 dengan nama Outward Bound Indonesia. 2. Program-Program dalam Outbound Untuk dapat hasil yang maksimal dalam sebuah outbound training maka diperlukan kriteria kerja yang sesuai dengan permasalahan. Sehingga akan dapat mencapai hasil yang maksimal sesuai dengan yang diharapkan. Demikian juga dalam outbound training. Ancok 2006:4 menyebutkan program-program yang ditawarkan telah terperinci disesuaikan dengan permasalahan yang ada. Lebih jelas mengenai program dalam outbound training adalah sebagai berikut: a. Achievement Motivation Training AMT Achievement Motivation Training AMT adalah sebuah program pelatihan untuk pengembangan diri, khususnya dalam peingkatan motivasi berprestasi pesertanya. Motif berprestasi yang dikembangakan oleh Achievement Motivation Training AMT adalah suatu pencapaian yang bersifat prestatif. b. Team Building Outbound Team Building Outbound merupakan kegiatan kelompok yang berisi games untuk membangun kinerja kelompok. Biasanya Team Building Outbound digunakan untuk membangun produktivitas karyawan yang dibutuhkan dalam organisasi dan perusahaan. c. Outing dan Gathering Outing dan Gathering merupakan kegiatan yang berupa fun games bertujuan untuk penyegaran atau refreshing. Sehingga dalam Outing dan Gathering aktivitas fisik, pikiran dan emosional tidak terlalu berat. d. School Training Program School Training Program merupakan program training untuk pendidikan. Biasanya diberikan kepada siswa-siswa di sekolah atau program bimbingan di luar sekolah untuk melatih kekompakan dan sebagai sarana pengembangan kreativitas siswa 3. Metodologi Outbound Banyak pakar pendidikan dan pelatihan yang mengajukan konsep tentang bagaimana sebuah proses belajar akan efektif. Salah satu pendapat yang dikemukakan oleh Boyett dan Boyett Ancok, 2006:06, bahwa setiap proses belajar yang efektif memerlukan tahapan berikut ini, yakni: a. Pembentukan Pengalaman Pada tahapan ini peserta dilibatkan dalam suatu kegiatan atau permainan bersama dengan orang lain. Kegiatanpermainan ini adalah salah satu bentuk pemberian pengalaman secara langsung pada peserta pelatihan. Pengalaman secara langsung tersebut akan dijadikan wahana untuk menimbulkan pengalaman intelektual, pengalaman emosional, dan pengalaman yang bersifat fisikal. b. Perenungan Pengalaman Tahapan perenungan pengalaman refleksi bertujuan untuk memproses pengalaman yang diperoleh dari kegiatan yang telah dilakukan. Setiap peserta dalam tahapan ini melakukan refleksi tentang pengalaman pribadi yang dirasakan pada saat kegiatan berlangsung. Apa yang dirasakan secara intelektual, emosional, dan fisikal. c. Pembentukan Konsep Pada tahapan ini para peserta mencari makna dari pengalaman intelektual, emosional, dan fisikal yang diperoleh dari keterlibatan dalam kegiatan. Pengalam apakah yang ditangkap dari suatu permainan, dan apa arti permainan tersebut bagi kehidupan pribadi maupun kehidupan orang lain. Tahapan ini dilakukan sebagai kelanjutan tahap refleksi. d. Pengujian Konsep Pada tahapan ini para peserta diajak untuk merenungkan dan mendiskusikan sejauhmana konsep yang telah terbentuk di dalam tahapan tiga diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. 4. Tujuan Outbound

Dokumen yang terkait

Peningkatan karakter bersahabat melalui layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning (penelitian tindakan Bimbingan dan Konseling pada siswa kelas VII B SMP Aloysius Turi tahun ajaran 2015/ 2016).

1 4 211

Upaya peningkatan percaya diri siswa melalui bimbingan kelompok dengan menggunakan metode experiential learning pada siswa SMP (penelitian tindakan Bimbingan dan Konseling pada siswa kelas VIII SMP Taman Dewasa Ibu Pawiyatan tahun ajaran 2015/2016).

3 30 123

Upaya peningkatan percaya diri melalui layanan bimbingan kelompok berbasis aktivitas outbound pada siswa SMP : penelitian tindakan bimbingan dan konseling pada siswa kelas VIII A SMP Kanisius Kalasan Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014.

0 7 201

Upaya peningkatan motivasi belajar siswa SMK melalui bimbingan kelompok menggunakan media film inspiratif : penelitian tindakan bimbingan dan konseling pada siswa kelas XIC SMK Marsudiluhur I Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014.

0 0 144

Upaya meningkatkan kepercayaan diri siswa SMP melalui layanan bimbingan pribadi sosial berbasis outbound (penelitian tindakan bimbingan konseling pada siswa kelas VIIA SMP Negeri 4 Pandak Bantul tahun ajaran 2013 / 2014).

2 6 201

Cara belajar dan prestasi belajar matematika siswa asrama kelas VII SMP ST. Aloysius Turi Yogyakarta tahun pelajaran 2013/2014.

0 3 217

Cara belajar dan prestasi belajar matematika siswa asrama kelas VII SMP ST. Aloysius Turi Yogyakarta tahun pelajaran 2013 2014

0 1 214

Peningkatan motivasi mengikuti layanan bimbingan klasikal menggunakan media permainan edukatif penelitian tindakan bimbingan dan konseling pada siswa kelas VII SMP BOPKRI 3 Yogyakarta tahun ajara

1 1 176

UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KONSELING BELAJAR BERBASIS GAYA BELAJAR PADA SISWA KELAS VIII/A SMP BAITUSSALAM SURABAYA.

0 1 85

TINGKAT MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP SANTO ALOYSIUS TURI TAHUN PELAJARAN 20102011 DAN IMPLIKASINYA PADA TOPIK BIMBINGAN BELAJAR

0 0 90