meraih tujuan yang dicapai.
untuk mencapai tujuan belajar.
2. Memberi energi pada usaha
untuk mengerjakan
tugas yang menantang.
3. Meningkatkan kinerja belajar
agar memperoleh
hasil yang maksimal.
4. Mendukung perkembangan
pengetahuan yang sedang
dihadapi dan merubah strategi
lama dalam belajar yang
belum berhasil. 17, 18
21, 22
25, 26 19, 20
23, 24
27, 28 4
4
4
3 Menunjukkan
minat yang kuat serta emosi yang
stabil. 1. Menunjukkan
minat yang tinggi pada mata
pelajaran.
2. Memiliki usaha yang keras
untuk membangkitkan
minat belajar. 30, 31
34, 35 32, 33
36, 37 4
4
4 Keyakinan
tentang kemampuan dan
memiliki gambaran yang
utuh dalam kemampuan-
kempauannya. 1. Keyakinan
tentang kemampuan
yang dimilki dalam belajar.
2. Keyakinan tentang
penyebab yang menentukan
hasil belajar.
3. Keyakinan siswa tentang
kompetensi pada bidang
38, 39
42, 43
46, 47
50, 51 40, 41
44, 45
48, 49
52, 53 4
4
4
tertentu dalam belajar.
4. Keyakinan siswa tentang
harga diri. 4
Jumlah 26
26 52
3. Pedoman Wawancara Pedoman wawancara disusun untuk menelusuri lebih lanjut
tentang hal-hal yang tidak dapat diketahui melalui observasi dan pengisian skala. Selain itu pedoman wawancara juga mempermudah
peneliti untuk melakukan tanya jawab tentang bagaimana respon siswa terhadap bimbingan dengan menggunakan pendekatan
outbound.
Tabel.6
Pedoman Wawancara Siswa
1. Bagaimana sikap Anda terhadap bimbingan hari ini? 2. Apakah Anda merasa senang dengan bimbingan hari ini?
3. Bagaimana tanggapan Anda mengenai bimbingan
menggunakan outbound? 4. Manfaat apa saja yang Anda dapat jika bimbingan
menggunakan outbound? 5. Apakah penting bimbingan menggunakan pendekatan
outbound? Jelaskan
4. Catatan Lapangan Catatan lapangan merupakan sumber informasi yang sangat
penting. Pembuatan catatan lapangan bersama mitra kolaboratif observer
dilakukan berdasarkan hasil observasi berbagai aspek
bimbingan di kelas, suasana kelas, pengelolaan kelas, dan interaksi siswa di kelas. Selain itu peneliti bersama mitra kolaboratif juga
membuat catatan berdasarkan hasil observasi selama outbound di luar kelasa meliputi suasana outbound, interaksi siswa selama outbound
dan pengelolaan selama outbound. 5. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan suatu teknik untuk memperoleh gambaran visualisasi mengenai aktivitas siswa selama proses
bimbingan berlangsung. Dokumentasi berupa hasil kerja siswa selama kegiatan berlangsung serta foto-foto kegiatan yang dilakukan selama
bimbingan dengan menggunakan media kamera. Dokumentasi dilakukan untuk melihat catatan-catatan yang dilakukan dalam
penelitian.
G. Prosedur Penelitian
Prosedur kerja dalam penelitian tindakan ini meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi. Penelitian
ini, akan dilaksanakan tiga siklus. Sebelum masuk ke siklus I, melakukan tindakan pra siklus dengan menyebarkan skala motivasi belajar intrinsik
siswa terlebih dahulu untuk mengetahui tingkat motivasi belajar intrinsik siswa
Setelah melakukan observasi dan telah menentukan kelas yang akan dilakukan penelitian, selanjutnya secara rinci prosedur penelitian tindakan
BK tersebut dijabarkan sebagai berikut.
Pra Siklus
1. Perencanaan Planing Adapun kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah sebagai berikut:
a. Menyiapkan Satuan
Pelayanan Bimbingan
SPB yaitu
kepercayaan diri dan motivasi b. Mempersiapkan lembar observasi kegiatan bimbingan, lembar
catatan lapangan yang akan digunakan untuk mengetahui dan sebagai catatan aktivitas siswa selama proses bimbingan
berlangsung. c. Menyiapkan lembar evaluasi untuk evaluasi siklus I.
2. Menyusun dan mempersiapkan angket dan skala kiraan sifat untuk mungukur peningkatan motivasi belajar intrinsik siswa dalam proses
bimbingan ketika menggunakan outbound.
Siklus I
1. Pelaksanaan tindakan Action Setelah dilakukan perencanaan secara memadai, selanjutnya
dilaksanakan tindakan dengan penerapan pendekatan outbound pada layanan bimbingan kelompok. Pada tahap tindakan ini peneliti
melaksanakan layanan bimbingan yang telah direncanakan yaitu
bimbingan kelompok menggunakan pendekatan outbound. Tindakan yang dilakukan sifatnya fleksibel dan terbuka terhadap perubahan-
perubahan sesuai dengan apa yang terjadi di lapangan. 2. Observasi observation atau pengamatan
Observasi dilakukan ketika peneliti melaksanakan tindakan. Peneliti juga sebagai observer melakukan pengamatan terhadap
tindakan yang diterapkan peneliti. Peneliti mengamati respon siswa terhadap tindakan bimbingan. Observasi dilakukan oleh observer
sesuai dengan pedoman observasi yang telah dibuat. 3. Refleksi reflection
Pada tahap ini peneliti mengumpulkan dan menganalisis data yang diperoleh selama observasi, yaitu data yang diperoleh dari lembar
observasi. Kemudian peneliti mendiskusikan dengan guru dari hasil pengamatan yang dilakukan, baik kekurangan maupun ketercapaian
bimbingan dari siklus pertama sebagai pertimbangan perencanaan bimbingan pada siklus selanjutnya.
Siklus II
Kegiatan yang dilaksanakan pada siklus kedua dimaksudkan sebagai perbaikan dari siklus pertama. Tahapan pada siklus kedua identik dengan
siklus pertama yaitu diawali dengan perencanaan planning, dilanjutkan dengan pelaksanaan tindakan action, observasi observation, dan
refleksi reflection. Jika hasil evaluasi pada akhir siklus kedua tidak
terjadi peningkatan dilaksanakan siklus ketiga yang tahap-tahapnya seperti pada tahap siklus pertama dan kedua. Siklus ketiga, keempat, dan
seterusnya tidak diperlukan jika sudah ada peningkatan kepercayaan diri siswa sebagai tolak ukur keberhasilan.
H. Teknik Analisis Data
Data yang terkumpul berupa hasil observasi, hasil wawancara, skala, catatan lapangan, dan dokumentasi bimbingan. Data yang diperoleh
dianalisi secara deskriptif untuk mengetahui pelaksanaan dan hambatan- hambatan yang terjadi selama bimbingan klasikal. Analisis data dalam
PTBK dilakukan secara langsung sejak data pra tindakan diperoleh dari hasil observasi. Hal ini bermanfaat untuk mempertimbangkan rencana
perbaikan bimbingan pada siklus berikutnya. Adapun secara lebih rinci analisis datanya adalah sebagai berikut:
a. Analisis Data Skala Motivasi Belajar Intrinsik Analisis data dilakukan untuk mengetahui peningkatan motivasi
belajar intrinsik siswa kelas VII dan VIII SMP di Asrama St. Aloysius, Turi. Teknik analisi data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik pengkategorisasian jenjang ordinal. Norma pengkategorisasian menggunakan kriteria Azwar 2011: 108. Terdapat lima kategorisasi
yang digunakan dalam mengukur capaian motivasi dalam penelitian ini yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah.
Kategorisasi dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel.7 Kriteria Hasil Presentase Skor Motivasi Belajar Intrinsik Siswa
Melalui Layanan Bimbingan Kelompok Rumus
Kategori
X - 1,5σ
Sangat Rendah -
1,5σ X - 0,5σ
Rendah -
0,5σ X + 0,5σ Sedang
+ 0,5σ X +1,5σ Tinggi
+1,5σ X Sangat Tinggi
Keterangan :
X maximum teoritik : Rata-rata skor total tertinggi X minimum teoritik : Rata-rata skor total terendah
σ : Standar deviasi yaitu luas jarak
rentang skor yang dibagi dalam 6 satuan M
: Mean teoritik yaitu rata-rata teoritis dari skor maximum dan minimum
b. Analisis Data Observasi Hasil data observasi dan dianalisis setelah penelitian tindakan
diberikan, hasil data dioalah secepat mungkin agar dapat menjadi rujukan bagi siklus selanjutnya. Hasil observasi peneliti terima dari
hasil pengamatan kolaborator kemudian peneliti menganalisis dan menginterpretasikan data yang telah diberikan. Setelah itu peneliti
berdiskusi dengan mitra kolaboratif mengenai siklus yang telah dilakukan. Kemudian dari beberapa hasil peneliti dan mitra kolaboratif