41 daerah. Gubernur, adalah jabatan politik di Indonesia. Gubernur
merupakan kepala daerah untuk wilayah provinsi . Kata “gubernur” bisa
berasal dari bahasa Portugis “governador“, bahasa Spanyol “gobernador“,
atau bahasa Belanda “gouverneur“. Bentuk Belanda ini mirip dengan
bentuk bahasa Perancis dan arti harafiahnya adalah “pemimpin”,
“penguasa”, atau “yang memerintah”. Gubernur dipilih bersama wakilnya dalam satu paket pasangan yang dipilih secara langsung oleh rakyat di
provinsi setempat untuk masa jabatan 5 tahun, sehingga dalam hal ini gubernur bertanggung jawab kepada rakyat.
b. Daerah Tingkat II 1 Kabupaten adalah pembagian wilayah administratif di Indonesia
setelah provinsi, yang dipimpin oleh seorang bupati. 2 Kota merupakan kawasan pemukiman yang secara fisik ditunjukkan
oleh kumpulan rumah-rumah yang mendominasi tata ruangnya dan memiliki berbagai fasilitas untuk mendukung kehidupan warganya
secara mandiri. 3 Kecamatan adalah wilayah kerja camat sebagai perangkat daerah
kabupatenkota. Kedudukan kecamatan merupakan perangkat daerah kabupatenkota
sebagai pelaksana
teknis kewilayahan
yang mempunyai wilayah kerja tertentu dan dipimpin oleh camat.
4 Kelurahan merupakan wilayah kerja Lurah sebagai Perangkat Daerah Kabupaten atau kota. Kelurahan dipimpin oleh seorang Lurah yang
berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil. 5 Desa adalah sebuah aglomerasi permukiman di area perdesaan
rural. Di Indonesia, istilah desa adalah pembagian wilayah administratif di Indonesia di bawah kecamatan, yang dipimpin oleh
Kepala Desa.
7. Pola Hubungan Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah Menurut UUD 1945
Sebagai Negara berdaulat, Indonesia memiliki dasar hubungan antara pemerintah pusat dan daerah yang diatur dalam UUD 1945 Bab VI yang
terdiri dari Pasal 18, 18A dan 18B. Pola hubungan pemerintah pusat dan daerah telah diatur lebih jauh dalam bingkai otonomi daerah sebagaimana
tertuang dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 dan diperkuat oleh
42 Undang- undang Nomor 32 Tahun 2004 dan kemudian UU No. 23 Tahun
2014.. Dibuatnya undang- undang ini tidak lain adalah demi menjaga keharmonisan antara pusat dan daerah dalam berbagai bidang serta
meningkatkan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat yang semakin baik, mengembangkan kehidupan demokrasi, keadilan dan pemerataan serta
memelihara hubungan yang serasi antara Pusat dan Daerah serta antar Daerah dalam rangka menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia NKRI. Hubungan Pusat-Daerah dapat diartikan sebagai hubungan kekuasaan
pemerintah pusat dan daerah sebagai konsekuensi dianutnya asas desentralisasi dalam pemerintahan negara. Secara umum hubungan antara
pusat dan daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan adalah sebagai berikut:
a. Pemerintah Pusat yang mengatur hubungan antara Pusat dan Daerah yang dituangkan dalam peraturan perundangan yang bersifat mengikat
kedua belah pihak. Namun dalam pengaturan hubungan tersebut haruslah memperhatikan aspirasi daerah sehingga tercipta sinerji antara
kepentingan pusat dan daerah b. Tanggung
jawab akhir
dari penyelenggaraan
urusan-urusan pemerintahan yang diserahkan kepada daerah adalah menjadi tanggung
jawab pemerintah pusat karena dampak akhir dari penyelenggaraan urusan tersebut akan menjadi tanggung jawab negara
c. Peran pusat dalam kerangka otonomi daerah akan banyak bersifat menentukan kebijakan makro, melakukan supervisi, monitoring, evaluasi,
kontrol dan pemberdayaan sehingga daerah dapat menjalankan otonominya secara optimal. Sedangkan peran daerah akan lebih banyak
bersifat pelaksanaan
otonomi tersebut.
Dalam melaksanakan
otonominya, daerah berwenang membuat kebijakan daerah. Kebijakan yang diambil daerah adalah dalam batas-batas otonomi yang diserahkan
kepadanya dan tidak boleh bertentangan dengan peraturan perundangan yang lebih tinggi.
Lingkup hubungan pusat dan daerah antara lain meliputi hubungan kewenangan, kelembagaan, keuangan, pelayanan publik, pembangunan dan
pengawasan.
43
D. Aktivitas Pembelajaran