31 Bengkel ATPM adalah bengkel yang hanya melayani kendaraan
dengan merk tertentu yang merupakan produk dari perusahaan tersebut. Pelayanan yang ditawarkan oleh bengkel resmi meliputi perawatan berkala
hingga perbaikan berat atau overhoul. Bengkel jenis ini biasanya terdiri dari beberapa bagian khusus yang memberikan pelayanan perawatan atau
perbaikan tertentu pada komponen mobil mesin, spooring dan balance, perbaikan bodi. Oleh karena itu, mekanik yang bekerja pada bengkel ini
juga memiliki spesialisasi tertentu dan dilengkapi peralatan yang mendukung pekerjaannya.
Bengkel umum kebanyakan merupakan bengkel dengan status kepemilikan pribadi perorangan. Di bengkel umum melayani pekerjaan
perawatan dan perbaikan pada segala jenis mobil. Bengkel umum bukan merupakan bagian bengkel resmi oleh karena itu pelayanan yang diberikan
bengkel ini tidak ditujukan untuk pelayanan purna jual sebuah produk ATPM tertentu. Selain itu bengkel umum biasanya memberikan pelayanan
perawatan dan perbaikan berbagai merk kendaraan. Bengkel pelayanan khusus adalah bengkel otomotif yang memiliki
spesialisasi dalam hal perawatan dan perbaikan salah satu sistem atau komponen pada sebuah kendaraan bermotor. Sebagai contoh bengkel
khusus adalah bengkel perbaikan bodi kendaraan, radiator, Air Conditioner AC, spooring, dan balance. Spesialisasi yang diberikan pada bengkel
tersebut menuntut peralatan khusus sesuai dengan jenis pekerjaan yang
32 akan dilakukan. Bengkel pelayanan khusus memiliki spesialisasi keahlian
tenaga kerja sesuai dengan kualifikasi pekerjaan yang dilakukan.
10. Relevansi Kurikulum
Relevansi merupakan salah satu kriteria terpenting dalam pengajaran. Bruner dalam Zainur Rofiq 1996 menyatakan bahwa relevansi
merupakan hubungan antara yang diharapkan dengan yang dicapai. Mengutip dari Soetopo, Ruswid 2000 mendefinisikan relevansi sebagai
kesesuaian, kesepadanan, keserasian program pendidikan dengan tuntutan kehidupan. Dengan kata lain pendidikan dapat dikatakan relevan bila hasil
yang diperoleh pendidikan berguna atau fungsional bagi kehidupan. Pendapat-pendapat tersebut diperkuat oleh Basuki Wibawa 2005:142
yang mengatakan relevansi isi kurikulum pendidikan teknologi dan kejuruan meliputi dua aspek yaitu relevansi kurikulum terhadap konteks
pendidikan dan relevansi kurikulum terhadap konteks lapangan kerja. Pentingnya kurikulum SMK yang relevan dengan industri disebabkan
banyaknya kritikan terhadap rendahnya mutu lulusan SMK dan banyaknya lowongan tenaga kerja yang tidak terpenuhi karena ketidakcocokan
kemampuan yang dimiliki pencari kerja dengan penguasaan kompetensi pekerjaan tertentu.
Dalam rangka mengantisipasi masalah tersebut maka perlu dikembangkan program pembelajaran yang sesuai untuk dilaksanakan di
SMK. Dikembangkannya program tersebut bertujuan untuk meningkatkan pencapaian ketuntasan kompetensi kejuruan dalam hal ini kompetensi mata
33 pelajaran produktif yang relevan dengan tuntutan pembangunan,
masyarakat, dan industri. Prakerin merupakan salah satu program dalam KTSP yang bertujuan untuk mencapai tingginya mutu dan relevansi
lembaga pendidikan melalui peran serta industri. Relevansi adalah tingkat kesesuaian, sehingga dapat disimpulkan bahwa kesesuaian yang dimaksud
dalam penelitian ini adalah tingkat kesesuaian antara kompetensi mata pelajaran produktif yang telah diberikan kepada siswa dengan pekerjaan
yang dilakukan saat melaksanakan prakerin.
B. Penelitian yang Relevan
Beberapa hasil penelitian yang mendukung mengenai relevansi kurikulum dengan kebutuhan industri antara lain penelitian Zainur Rofiq 1996:93
tentang relevansi materi kejuruan SMK program studi mesin produksi dengan tugas-tugas jabatan setingkat operator di industri permesinan. Hasil penelitian
tersebut menyimpulkan bahwa ditinjau dari standar normatif tingkat relevansi menunjukkan bahwa 29,7 materi kejuruan sangat relevan, 11,4 cukup
relevan, dan 58,9 kurang relevan. Tingkat relevansi menurut standar industri menunjukkan bahwa 56,6 materi kejuruan sangat relevan, 22 cukup
relevan, dan 21,4 kurang relevan. Penelitian Ruswid 2000 tentang relevansi kurikulum dan peralatan
pelatihan kerja kejuruan mekanik motor bensin pada BLKKP Yogyakarta dengan kebutuhan industri otomotif di Daerah Istimewa Yogyakarta. Pada
penelitian tersebut disimpulkan bahwa tingkat relevansi kurikulum dengan