68 secara lengkap dalam tabel 34 pada lampiran XVII halaman 150. Berikut
ini dijelaskan tentang tingkat relevansi kompetensi mata pelajaran produktif SMK Perindustrian dalam pelaksanaan prakerin:
Tabel 35. Tingkat Relevansi Kompetensi Mata Pelajaran Produktif SMK Perindustrian dalam Pelaksanaan Prakerin
No Kompetensi Mata Pelajaran Kelompok Produktif
Persentase Kriteria
1
Dasar Kompetensi Kejuruan
98 Sangat Relevan
2
Kompetensi Kejuruan
91 Sangat Relevan
Rerata Kompetensi Mata Pelajaran Kelompok Produktif 94
Sangat Relevan
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa rata-rata kompetensi mata pelajaran kelompok produktif dalam pelaksanaan prakerin sebesar
94 dengan kriteria sangat relevan. Tingkat relevansi dasar kompetensi kejuruan pada pelaksanaan prakerin sebesar 98 termasuk dalam kriteria
sangat relevan. Tingkat relevansi kompetensi kejuruan dalam pelaksanaan prakerin sebesar 91 termasuk dalam kriteria sangat relevan. Penjelasan
secara lengkap mengenai tingkat relevansi kompetensi mata pelajaran kelompok produktif SMK Perindustrian dalam pelaksanaan prakerin
terdapat dalam tabel 36 pada lampiran XVIII halaman 151.
B. Pembahasan Relevansi antara Kompetensi Mata Pelajaran Produktif
dengan Pekerjaan Siswa dalam Pelaksanaan Prakerin
Peraturan Pemerintah No.29 Tahun 1990 mengatakan bahwa pendidikan menengah kejuruan mengutamakan penyiapan siswa untuk memasuki
lapangan kerja serta mengembangkan sikap professional. Berdasarkan rumusan tujuan SMK tersebut desain kurikulum dan pembelajaran di SMK
69 disusun untuk dapat merangkum semua pengalaman belajar yang diperlukan
oleh siswa selama menempuh studi. Di dalam desain kurikulum dan pembelajaran, terintegrasi sejumlah ilmu pengetahuan dan sejumlah aktivitas
pembelajaran yang diberikan kepada siswa. Maksud pemberian tersebut agar siswa menguasai suatu jenis pekerjaan, melalui penguasaan SK dan KD yang
telah dirumuskan. Kurikulum SMK memiliki tujuan pada pembentukan kompetensi lulusan
berkaitan dengan penguasaan kompetensi kerja di industri. Inti kompetensi pada SMK didapatkan pada kompetensi program mata pelajaran produktif
dengan dilandasi dasar keilmuan pada program adaptif, dan nilai-nilai pada program normatif. Dalam pidato pengukuhan guru besar Sukamto 2001: 16
mengatakan bahwa pendidikan kejuruan dianggap efektif kalau semaksimal mungkin merupakan replika dari dunia kerja, baik ditinjau dari pokok-pokok
kurikulumnya, rencana pembelajarannya, sampai kepada evaluasinya Adanya keterkaitan dengan industri itulah maka kurikulum SMK
khususnya kelompok program mata pelajaran produktif sangat dinamis. Kompetensi yang dipelajari siswa selalu berkembang beriringan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam hal ini kebutuhan dari industri. Penelitian relevansi antara kompetensi mata pelajaran produktif
dengan pekerjaan siswa dalam pelaksanaan prakerin ini merupakan salah satu bentuk usaha untuk menutupi kesenjangan yang terjadi antara dunia
pendidikan dengan dunia industri selama ini.