neighborhood development,
minimalisasi ketergantungan
pada kekuasaan structural autonomous development, dan bersifat lestari
sustainable development. Program pemberdayaan dilakukan atas dasar refleksi kemiskinan dan pemetaan swadaya, baru kemudian disusun
dalam wujud PJM Pronangkis Perencanaan Jangka Menengah Program Penanggulangan Kemiskinan. Faturochman, et al, 2007: 25
b. Tujuan PNPM-MP
Tujuan umum PNPM telah ditetapkan di Pedoman Umum PNPM yaitu ”Meningkatnya kesejahteraan dan kesempatan kerja masyarakat
miskin secara m andiri”.Secara khusus tujuan PNPM MP yaitu
”Membantu masyarakat miskin perkotaan di kelurahan desa peserta program mendapatkan manfaat dari peningkatan kondisi lingkungan dan
tata kepemerintahan yang baik”.Pedoman Pelaksanaan PNPM-MP, 2012: 13
Tujuan PNPM Mandiri Perkotaan dalam Program Penanggulangan Kemiskinan Kabinet Indonesia Bersatu II adalah:
1 Terbangunnya lembaga masyarakat berbasis nilai-nilai universal kemanusiaan, prinsip-prinsip kemasyarakatan dan berorientasi
pembangunan berkelanjutan, yang aspiratif, representatif, mengakar, mampu memberikan pelayanan kepada masyarakat miskin dalam
proses pengambilan keputusan lokal, dan mampu menjadi wadah sinergi masyarakat dalam penyelesaian permasalahan yang ada di
wilayahnya. 2 Meningkatnya akses bagi masyarakat miskin perkotaan ke pelayanan
sosial, prasarana dan sarana serta pendanaan modal, termasuk membangun kerjasama dan kemitraan sinergi ke berbagai pihak
terkait, dengan menciptakan kepercayaan pihak-pihak terkait tersebut terhadap lembaga masyarakat.
3 Mengedepankan peran Pemerintah KotaKabupaten agar mereka makin mampu memenuhi kebutuhan masyarakat miskin, baik melalui
pengokohan Komite Penanggulangan Kemiskinan KPK di wilayahnya, maupun kemitraan dengan masyarakat serta kelompok
peduli setempat.Freddy H. Tulung, 2011: 30-31
c. Prinsip, Pendekatan dan Dasar Hukum PNPM-MP
Secara umum prinsip, pendekatan dan dasar hukum PNPM-Mandiri Perkotaan menganut yang sudah ditetapkan dalam Pedoman Umum
PNPM Mandiri sebagai berikut: a Prinsip
Prinsip dasar PNPM-MP yang tertera dalam Pedoman Pelaksanaan
PNPM-MP 2012: 11 yaitu:
1 Pedoman bertumpu pada pembangunan manusia. Pelaksanaan PNPM senantiasa bertumpupada peningkatan harkat dan martabat
manusia seutuhnya.
2 Berorientasi pada masyarakat miskin. Semua kegiatan yang dilaksanakan
mengutamakan kepentingan
dan kebutuhan
masyarakat miskin dan kelompok masyarakat yang kurang beruntung.
3 Partisipasi. Masyarakat terlibat secara aktif pada setiap proses pengambilan keputusan pembangunan dan secara gotong royong
menjalankan pembangunan. 4 Otonomi. Dalam pelaksanaan PNPM, masyarakat memiliki
kewenangan secara mandiri dan partisipatif untuk menentukan dan mengelola kegiatan pembangunan secara swakelola.
5 Desentralisasi. Kewenangan pengelolaan kegiatan pembangunan sektoral dan kewilayahan dilimpahkan kepada pemerintah daerah
atau masyarakat sesuai dengan kapasitasnya. 6 Kesetaraan dan keadilan gender. Laki-laki dan perempuan
mempunyai kesetaraan dalam perannya di setiap tahap pembangunan dan dalam menikmati secara adil manfaat kegiatan
pembangunan. 7 Demokratis. Setiap pengambilan keputusan pembangunan
dilakukan secara musyarawah dan mufakat dengan tetap berorientasi pada kepentingan masyarakat miskin.
8 Transparansi dan Akuntabel. Masyarakat harus memiliki akses yang memadai terhadap segala informasi dan proses pengambilan
keputusan sehingga pengelolaan kegiatan dapat dilaksanakan secara terbuka dan dipertanggunggugatkan baik secaramoral,
teknis, legal maupun administratif. 9 Prioritas. Pemerintah dan masyarakat harus memprioritaskan
pemenuhan kebutuhan untuk pengentasan kemiskinan dengan mendayagunakan secara optimal berbagai sumberdaya yang
terbatas. 10 Kolaborasi.
Semua pihak
yang berkepentingan
dalam penanggulangan kemiskinan didorong untuk mewujudkan
kerjasama dan sinergi antar pemangku kepentingan dalam penanggulangan kemiskinan.
11 Keberlanjutan. Setiap
pengambilan keputusan
harus mempertimbangkan kepentingan peningkatan kesejahteraan
masyarakat tidak hanya saat ini tapi juga dimasa depan dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan.
12 Sederhana. Semua aturan, mekanisme dan prosedur dalam pelaksanaan PNPM harus sederhana, fleksibel, mudah dipahami,
dan mudah dikelola oleh masyarakat.
b Pendekatan Penanggulangan kemiskinan membutuhkan penanganan yang
menyeluruh dalam skala perwilayahan yang memadai yang memungkinkan terjadinya keterpaduan antara pendekatan sektoral,
perwilayahan dan partisipatif yang dalam hal ini dipilih kecamatansebagai lokus program yang mampu mempertemukan
perencanaan dari tingkat Pemerintah kotakabupaten dan dari tingkat masyarakat.
Di tataran kecamatan inilah rencana pembangunan yang direncanakan oleh SKPD Satuan Kerja Pembangunan Daerah
bertemu dengan perencanaan dari masyarakat dalam Musrenbang Musyawarah Perencanaan Pembangunan Kecamatan sehingga dapat
digalang perencanaan pembangunan yang menyeluruh, terpadu dan selaras waktu. Dengan demikian PNPM-MP akan menekankan
pemanfaatan Musrenbang Kecamatansebagai mekanisme harmonisasi kegiatan berbagai program yang ada sehingga peranan Forum
BKMLKM tingkat kecamatan menjadi sangat vital. Bersadarkan pemikiran tersebut di atas maka pendekatan atau
upaya-upaya rasional dalam mencapai tujuan program dengan memperhatikan
prinsip-prinsip pengelolaan
program adalah
pembangunan yang berbasis masyarakat dengan: 1 Menggunakan kecamatan sebagai lokus program.
2 Memposisikan masyarakat sebagai pelaku utama pembangunan. 3 Mengutamakan nilai-nilai universal dan budaya lokal dalam
proses pembangunan partisipatif. 4 Menggunakan pendekatan pemberdayaan masyarakat yang sesuai
dengan karakteristik sosial dan geografis. 5 Melalui proses pemberdayaan yang terdiri atas pembelajaran,
kemandirian dan keberlanjutan. c Dasar Hukum
Yang menjadi dasar hukum PNPM MP sebagaimana menjadi dasar hukum PNPM Mandiri adalah Peraturan Presiden Nomor 15
Tahun 2010 tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan dan Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2010 tentang Program
Pembangunan yang Berkeadilan.
4. Pinjaman Bergulir PNPM Mandiri Perkotaan