47
Tabel 9. Pedoman Interpretasi Koefisien
Besarnya nilai r Interpretasi
0,800 sampai dengan 1,000 Tinggi
0,600 sampai dengan 0,800 Cukup
0,400 sampai dengan 0,600 Agak Rendah
0,200 sampai dengan 0,400 Rendah
0,000 sampai dengan 0,200 Sangat rendah Tak berkorelasi
Suharsimi Arikunto, 2010: 319 Instrumen dikatakan reliabel jika r
hitung
lebih besar atau sama dengan r
tabel
dan sebaliknya jika r
hitung
lebih kecil dari r
tabel
instrumen dikatakan tidak reliabel atau nilai r
hitung
dikonsultasikan dengan tabel interpretasi r dengan ketentuan dikatakan reliabel jika r
hitung
≥ 0,600. Hasil uji coba instrumen yang telah dilakukan pada siswa kelas X
Kompetensi Keahlian
Akuntansi di
SMK Boedi
Oetomo 2
Gandrungmangu Tahun Ajaran 20142015, sebanyak 38 siswa dianalisis menggunakan bantuan software Iteman 3.0. Berdasarkan hasil perhitungan
pada lampiran 2 halaman 121 nilai Alpha sebesar 0,815. Jika dilihat dari pedoman interpretasi koefisien di atas dapat disimpulkan bahwa
reliabelitas instrumen tinggi.
3. Analisis Butir Soal
Analisis butir soal digunakan untuk mengetahui kualitas soal tes prestasi belajar Akuntansi Perusahaan Dagang yang digunakan. Data yang
diperoleh kemudian dianalisis dengan bantuan Software ITEMAN 3.0.
a. Daya Pembeda
Menurut Suharsimi Arikunto 2013: 211, ”daya pembeda soal
adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang
48
pandai berkemampuan
tinggi dengan
siswa yang
bodoh berkemampuan rendah
”. Rumus yang digunakan untuk mencari Daya
Pembeda yaitu:
DP = B
A
- B
B
x 100 N
A
Keterangan: DP = Indeks Daya Pembeda butir soal tertentu satu butir
B
A
= Jumlah jawaban benar pada kelompok atas B
B
= Jumlah jawaban benar pada kelompok bawah N
A
= Jumlah siswa pada salah satu kelompok atas atau bawah Karno To, 2003: 14
Selanjutnya Daya Pembeda diklasifikasikan sebagai berikut: Tabel 10. Klasifikasi Daya Pembeda
Karno To, 2003: 14 Berdasarkan hasil analisis Soal Tes Prestasi Belajar pada post-test kelas
eksperimen SMK Boedi Oetomo 2 Gandrungmangu Tahun Ajaran 20142015, dilihat pada lampiran 2 hal 129 diketahui bahwa butir soal
dengan daya pembeda sangat buruk berjumlah 6 butir 15, buruk berjumlah 2 butir 5, cukup berjumlah 0 butir 0, baik 9 butir 22,5
dan sangat baik berjumlah 23 butir 57,5. Indeks Daya Pembeda
Interpretasi Negatif
– 9 Sangat buruk, harus dibuang
10 - 19 Buruk, sebaiknya dibuang
20 - 29 Cukup baik, perlu direvisi
30 - 49 Baik
50 ke atas Sangat baik
49
b. Tingkat Kesukaran
Tingkat kesukaran soal adalah pengukuran seberapa besar derajat kesukaran suatu soal Zainal Arifin, 2013: 266. Tingkat
Kesukaran soal adalah bilangan yang menunjukkan sukar atau mudahnya suatu soal. Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu
mudah atau tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha memecahkannya.
Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi kesulitan menjawab soal dan cenderung tidak mempunyai semangat
untuk mencoba memecahkannya. Berikut merupakan rumus untuk mencari tingkat kesukaran:
Tingkat Kesukaran dapat dihitung dengan rumus: TK = B
A
+ B
B
x 100 N
A
+ N
B
Keterangan: TK = indeks Tingkat Kesukaran butir soal tertentu satu butir
B
A
= jumlah siswa yang menjawab benar pada kelompok Atas B
B
= jumlah siswa yang menjawab benar pada kelompok Atas N
A
= jumlah siswa pada kelompok A atasunggul N
B
= jumlah siswa pada kelompok B bawahasor Karno To, 2003: 15
Kriteria indeks kesukaran soal adalah sebagai berikut: Tabel 11. Kriteria Indeks Kesukaran
Karno To, 2003: 15 Indeks Kesukaran
Interpretasi 0 - 15
Sangat sukar, sebaiknya dibuang 16 - 30
Sukar 31 - 70
Sedang 71 - 85
Mudah 86 - 100
Sangat mudah, sebaiknya dibuang
50
Berdasarkan hasil analisis Soal Tes Prestasi Belajar pada post-test kelas eksperimen SMK Boedi Oetomo 2 Gandrungmangu Tahun
Ajaran 20142015, dilihat pada lampiran 2 hal 129 diketahui bahwa butir soal sangat sukar berjumlah 3 butir 7,5, sukar berjumlah 4
butir 10, sedang berjumlah 15 butir 37,5, mudah berjumlah 12 butir 30, dan sangat mudah berjumlah 6 butir 15.
c. Efektivitas Pengecoh atau Distractor