Pajak yang bisa dipulihkan kembali lanjutan

218 andal, KoKoh, EfISIEn PT ADARO ENERGY Tbk DAN ENTITAS ANAK Lampiran 558 CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 Dinyatakan dalam ribuan Dolar AS, kecuali dinyatakan lain

34. PERPAJAKAN lanjutan

b. Pajak yang bisa dipulihkan kembali lanjutan

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 1442000, yang berlaku efektif sejak 1 Januari 2001, batubara sebelum melalui proses menjadi briket, tidak lagi dikenakan PPN. Sejak tanggal tersebut, Adaro tidak dapat lagi memperoleh restitusi PPN masukan. Untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2013, Adaro telah mengkompensasi klaim atas penggantianpembayaran kembali PPN masukan sebesar AS44.466 2012: AS157.121 terhadap pembayaran royalti yang terutang kepada Pemerintah Indonesia. Dari 1 Januari 2001 sampai dengan 31 Desember 2013, Adaro telah mengkompensasikan kumulatif klaim atas penggantianpembayaran kembali PPN masukan sebesar AS752.266. Berdasarkan PKP2B, pajak penjualan atas jasa yang diterima menjadi tanggung jawab Adaro, sesuai dengan undang-undang dan peraturan yang berlaku. Namun demikian, dengan diberlakukannya UU No. 8 tahun 1983 mengenai PPN menyebabkan peraturan pajak penjualan sudah tidak berlaku. Adaro berpendapat bahwa pajak penjualan berbeda dengan PPN baik dalam bentuk maupun substansi, sehingga PPN merupakan pajak baru. Berdasarkan PKP2B, Pemerintah seharusnya membayar dan tidak mengenakan pajak baru ini kepada Adaro. Berdasarkan PKP2B, manajemen berpendapat bahwa Adaro dapat memperoleh kembali PPN masukan dengan cara tersebut di atas dan mengharapkan sisa saldo yang belum diterima dapat diperoleh seluruhnya. Laporan keuangan konsolidasian ini tidak termasuk penyesuaian yang mungkin terjadi atas keputusan yang dibuat oleh Pemerintah sehubungan dengan masalah ini. Lihat Catatan 40c untuk penjelasan lebih terperinci. Pada tahun 2008, Pemerintah Indonesia melalui Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan “BPKP” memulai pemeriksaan untuk menyelesaikan permasalahan kompensasi PPN yang telah dikompensasikan dengan utang royalti dari tahun 2001 sampai dengan 2007. Namun, sampai dengan tanggal laporan keuangan konsolidasian, hasil resmi dari pemeriksaan ini belum dikeluarkan oleh Pemerintah Indonesia. Pada bulan September 2008, Adaro telah menempatkan dana sebesar Rp 150 miliar setara dengan AS12.301 kepada Pemerintah Indonesia sebagai titipan sehubungan dengan proses penyelesaian permasalahan ini. Lihat Catatan 40c untuk penjelasan lebih terperinci. Pada bulan Agustus 2009, BPKP melanjutkan pemeriksaan sehubungan dengan PPN dan pajak penjualan untuk tahun pajak sebelum 2001, dan juga tahun pajak 2008. Pada tanggal laporan keuangan konsolidasian, proses pemeriksaan masih berjalan. Manajemen berkeyakinan bahwa hasil pemeriksaan tidak memiliki dampak material terhadap posisi keuangan dan arus kas Grup. Pada tanggal 6 Desember 2012, Menteri Keuangan menerbitkan Peraturan No. 194.PMK.032012 “PMK 194”, yang mengatur prosedur pemungutan, pembayaran dan pelaporan Pajak Penjualan dan perlakuan atas PPN danatau Pajak Pertambahan Nilai Barang Mewah ”PPNBM” untuk pemegang PKP2B generasi pertama termasuk Adaro and berlaku efektif sejak tanggal 1 Januari 2013. PMK 194 mengatur bahwa pemegang PKP2B generasi pertama harus memungut, membayar, dan melaporkan Pajak Penjualan atas penggunaan jasa tertentu seperti yang dijabarkan pada peraturan terkait. PMK 194 juga mengatur bahwa PPN danatau PPN BM tidak dipungut pada saat penyerahan barang atau jasa kena pajak oleh pengusaha kena pajak kepada kontraktor. Grup telah mematuhi PMK 194 sejak 1 Januari 2013. Piutang Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor “PBBKB” merupakan saldo PBBKB yang dapat dikompensasikan kepada Pemerintah Indonesia, karena PBBKB merupakan pajak baru berdasarkan PKP2B. Untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2013, Adaro telah mengkompensasikan klaim atas PBBKB dengan utang royalti yang masih terutang kepada Pemerintah Indonesia sebesar AS80.264 2012: AS29.803. Sampai dengan 31 Desember 2013, Adaro telah mengkompensasikan klaim atas PBBKB dengan utang royalti yang masih terutang kepada Pemerintah Indonesia sebesar AS127.562. p r o f Il K a M I p E S an K aM I B IS nI S K a MI t IM K a M I Ko M u nI ta S K a MI tat a K E l o l a K a M I In v E S to r K a M I K E u an g an K aM I laporan tahunan adaro EnErgy 2013 219 PT ADARO ENERGY Tbk DAN ENTITAS ANAK Lampiran 559 CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 Dinyatakan dalam ribuan Dolar AS, kecuali dinyatakan lain

34. PERPAJAKAN lanjutan