Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keaktifan

21 2 Keadaan Fungsi-fungsi Pancaindera Pancaindera merupakan alat yang mampu menangkap rangsangan untuk segera diproses dalam diri siswa. Keadaan fungsi pancaindera yang baik menjadi salah satu faktor yang penting bagi siswa dalam melakukan keaktifan. b Aspek Psikis Sumadi Suryabrata 2011:45 menyebutkan bahwa faktor psikologis yang mempengaruhi seseorang untuk melakukan keaktifan belajar ada 8 yaitu : 1 Perhatian Perhatian merupakan tingkat kesadaran siswa yang dipusatkan pada suatu objek. Semakin sempurna perhatian siswa, maka akan semakin sempurna keaktifan yang dilakukan oleh siswa. 2 Pengamatan Menurut Sardiman 2012: 45 “pengamatan adalah cara mengenal dunia riil, baik dirinya sendiri, maupun lingkungannya dengan segenap panca indera”. 3 Tanggapan Menurut Sardiman 2012:45 tanggapan adalah gambaran ingatan setelah melakukan pengamatan. Jadi, tanggapan merupakan kesan-kesan dari proses pengamatan. 22 4 Fantasi Fantasi merupakan kemampuan untuk membentuk tanggapan-tanggapan baru. Menurut Sardiman 2012:45 dengan fantasi ini, maka dalam belajar akan memiliki wawasan yang lebih. 5 Ingatan Ingatan atau memori adalah kekuatan jiwa untuk menerima, menyimpan, dan memproduksi kesan-kesan. Adanya kemampuan manusia untuk mengingat, berarti ada indikasi bahwa manusia mampu menyimpan dan menimbulkan kembali dari sesuatu yang pernah dialami. 6 Bakat Menurut Sardiman 2012: 46, “bakat adalah satu kemampuan manusia untuk melakukan suatu kegiatan dan sudah ada sejak manusia itu ada. Hal ini dekat dengan persoalan inteligensia yang merupakan struktur mental yang melahirkan kemampuan untuk memahami sesuatu. Kemampuan ini menyangkut : achievement, capacity dan aptitude ”. 7 Berfikir Menurut Sardiman 2012:46, “berfikir adalah aktivitas mental untuk merumuskan pengertian, mensintesis, dan menarik kesimpulan”. 23 8 Motif Motif adalah daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu Sardiman, 2012: 73. Sumadi Suryabrata 2011: 236-237 menyebutkan bahwa sesuatu yang mendorong seseorang dalam melakukan keaktifan belajar adalah adanya rasa ingin tahu, adanya sifat kreatif, adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan, adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman, dan adanya ganjaran pada akhir proses pembelajaran. 2 Faktor Eksternal Menurut Sumadi Suryabrata 2011: 233-234 faktor-faktor yang berasal dari luar diri siswa dibagi menjadi dua, yaitu: a Faktor-faktor Nonsosial dalam Belajar Faktor-faktor nonsosial dalam belajar antara lain: suhu udara, cuaca, waktu, tempat, alat-alat yang dipakai siswa, bangunan, dan sebagainya. b Faktor-faktor Sosial dalam Belajar Muhibbin Syah 2010:135 menyebutkan beberapa hal yang masuk dalam faktor-faktor sosial yaitu: guru, staf administrasi, teman sekelas, faktor lingkungan siswa, dan teman sepermainan. 24

e. Manfaat Keaktifan Belajar

Menurut Oemar Hamalik 2011: 175-176, penggunaan asas keaktifan dalam proses pembelajaran memiliki manfaat tertentu, antara lain : 1 Siswa mencari pengalaman sendiri dan langsung mengalami sendiri. 2 Berbuat sendiri akan mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa. 3 Memupuk kerjasama yang harmonis di kalangan para siswa yang pada gilirannya dapat memperlancar kerja kelompok. 4 Siswa belajar dan bekerja berdasarkan minat dan kemampuan sendiri, sehingga sangat bermanfaat dalam rangka pelayanan perbedaan individu. 5 Memupuk disiplin belajar dan suasana belajar yang demokratis dan kekeluargaan, musyawarah dan mufakat. 6 Membina dan memupuk kerjasama antara sekolah dan masyarakat, dan hubungan antara guru dan orang tua siswa, yang bermanfaat dalam pendidikan siswa. 7 Pembelajaran dan belajar dilaksanakan secara realistic dan konkrit, sehingga mengembangkan pemahaman dan berpikir kritis. 8 Pembelajaran dan kegiatan belajar menjadi hidup sebagaimana halnya kehidupan dalam masyarakat yang penuh dinamika. 25

2. Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Teams Games Tournament

a. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif

Model merupakan salah satu komponen penting dalam pembelajaran. Model secara harfiah berarti “bentuk”, dalam pemakaian secara umum model merupakan interpretasi terhadap hasil observasi dan pengukurannya yang diperoleh dari beberapa sistem, sedangkan menurut Agus Suprijono 2011: 45, model diartikan sebagai bentuk representasi akurat sebagai proses aktual yang memungkinkan seseorang atau sekelompok orang mencoba bertindak berdasarkan model itu. Model pembelajaran ialah pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas maupun tutorial Agus Suprijono, 2011: 46. Salah satu model pembelajaran yang berkembang saat ini adalah pembelajaran kooperatif. Slavin dalam Isjoni 2013: 15 pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya 5 orang dengan struktur kelompok heterogen. Menurut Sunal dan Hans dalam Isjoni 2013:15 mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan suatu cara pendekatan atau serangkaian strategi yang khusus dirancang untuk memberi dorongan kepada siswa agar bekerja sama selama proses pembelajaran. Dalam model ini siswa mempunyai dua tanggungjawab, yaitu mereka belajar untuk dirinya sendiri dan membantu sesama