Keadaan Ekonomi Frekuensi Penggunaan Internet menurut Faktor Eksternal

68 Mahasiswa yang tidak mengikuti organisasi mempunyai frekuensi penggunaan internet yang tidak jauh berbeda dengan mahasiswa yang mengikuti organisasi kemahasiswaan, baik saat ujian maupun saat libur. Baik mahasiswa yang mengikuti ataupun tidak mengikuti organisasi, mayoritas tidak menggunakan internet saat ujian. Saat liburpun, mahasiswa yang ikut ataupun tidak ikut organisasi sama-sama menggunakan internet dengan frekuensi rendah, sehingga tidak ada perbedaan yang mendasar antara frekuensi penggunaan internet mahasiswa yang ikut ataupun tidak ikut organisasi dalam hal frekuensi penggunaan internet saat ujian dan saat libur.

5.1.2 Frekuensi Penggunaan Internet menurut Faktor Eksternal

Faktor lain yang diduga mempunyai hubungan dengan pola mahasiswa dalam menggunakan internet pada bab ini khususnya frekuensi penggunaan internet adalah faktor eksternal. Pada Tabel 8, dipaparkan faktor eksternal dan frekuensi penggunaan internet mahasiswa tahun 2008.

5.1.2.1 Keadaan Ekonomi

Responden yang ayahnya berpenghasilan tinggi, sedang, rendah, ataupun tidak berpenghasilan umumnya menggunakan internet dengan frekuensi rendah pada awal semester. Tabel 8 di atas menunjukkan, responden dengan penghasilan ayah yang sedanglah paling banyak menggunakan internet pada awal semester, meskipun dengan frekuensi yang rendah. Tabel 8. Jumlah Mahasiswa FEMA IPB Bogor menurut Frekuensi Menggunakan Internet dan Faktor Eksternal Tahun 2008 61 Frekuensi Penggunaan Internet Awal Semester Saat Ujian Saat Libur Faktor Eksternal Tinggi Sedang Rendah Tidak Meng- akses Tinggi Sedang Rendah Tidak Meng- akses Tinggi Sedang Rendah Tidak Meng- akses Tinggi 12,5 31,3 56,2 25 75 31,2 12,5 43,8 12,5 Sedang 13,2 41,2 45,6 2,9 0 33,8 63,3 17,6 27,9 44,1 10,4 Rendah 4,2 33,3 62,5 0 0 4,2 33,3 62,5 4,2 37,5 41,7 16,6 Peng- hasilan Ayah Tidak Berpeng- hasilan 8,3 25 66,7 0 0 25 75 33,3 8,3 41,7 16,7 Tinggi 25 12,5 62,5 0 25 0 25 50 62,5 12,5 25 0 Sedang 9,6 34,6 55,8 0 0 0 34,6 65,4 21,2 21,2 48 9,6 Rendah 12,5 50 37,5 0 0 0 50 50 12,5 50 25 12,5 Peng- hasilan Ibu Tidak Berpeng- hasilan 9,6 40,4 50 0 1,9 26,9 71,2 9,6 28,8 44,2 17,4 Tinggi 22,2 27,8 50 5,6 0 38,9 55,5 38,9 27,8 33,3 0 Sedang 7,6 40,9 51,5 0 1,5 1,5 31,8 65,2 13,6 27,3 47 12,1 Keadaan Ekonomi Uang Saku Rendah 11,1 33,3 55,6 0 27,8 72,2 16,7 22,2 41,7 19,4 Teman 11,6 33,3 55,1 1,4 0 29 69,6 20,3 20,3 47,8 11,6 Kerabat 12,5 31,25 56,25 0 0 43,75 56,25 18,75 37,5 31,25 12,5 Dorongan Menggunakan Internet Sendiri 8,6 45,7 45,7 62,8 31,4 2,9 2,9 14,3 31,4 40 14,3 Ya 11,4 36,8 51,8 1,8 0,9 32,5 64,8 18,4 26,3 42,1 13,2 Dorongan DosenAsisten Dosen Tidak 0 33,3 66,7 0 16,7 83,3 16,7 16,7 66,6 0 62 Tabel 8 menggambarkan, responden yang ayahnya berpenghasilan tinggi sebesar 56,2 persen, sedang sebesar 45,6 persen, rendah sebesar 62,5 persen ataupun tidak berpenghasilan sebesar 66,7 persen mayoritas menggunakan internet dengan frekuensi yang rendah. Hal tersebut membuktikan bahwa, baik responden yang ayahnya berpenghasilan tinggi, sedang, rendah, dan tidak berpenghasilan, akan tetap menggunakan internet pada awal semester dalam memenuhi kebutuhan informasi yang berguna untuk mengerjakan tugas, meskipun frekuensinya rendah, seperti yang dikatakan oleh informan berikut: “Kalo menurut aku, keadaan ekonomi gak berpengaruh. Soalnya mau gak mau, semua mahasiswa harus pake internet kalo mau cepat menyelesaikan tugas. Jadi, biarpun mahasiswa itu kurang mampu, pasti dia bakal pake internet juga ”.E, IKK, ’42 Saat ujian, sebagian besar responden yang ayahnya berpenghasilan tinggi sebesar 75 persen, sedang sebesar 63,3 persen, rendah sebesar 62,5 persen, dan tidak berpenghasilan sebesar 75 persen, tidak menggunakan internet. Selebihnya, responden masih menggunakan internet saat ujian, tetapi frekuensinya tergolong rendah. Baik responden dengan penghasilan ayah yang tinggi sebesar 43,8 persen, sedang sebesar 44,1 persen, rendah sebesar 41,7 persen, dan tidak berpenghasilan sebesar 41,7 persen, umumnya tergolong pada frekuensi penggunaan internet saat libur yang rendah. Responden yang ayahnya berpenghasilan sedang paling banyak menggunakan internet dengan frekuensi sedang saat libur. Responden yang ayahnya tidak berpenghasilan ataupun berpenghasilan tinggi, sedang, dan rendah, masih ada yang tidak menggunakan internet saat libur. 63 Responden dengan penghasilan ibu yang tinggi sebesar 62,5 persen, sedang sebesar 55,8 persen, dan tidak berpenghasilan sebesar 50 persen cenderung menggunakan internet dengan frekuensi rendah pada awal semester, sedangkan responden yang ibunya berpenghasilan rendah menggunakan internet dengan frekuensi yang sedang, yaitu sebesar 50 persen. Penghasilan ibu yang tinggi sebesar 50 persen, sedang sebesar 65,4 persen, rendah sebesar 50 persen, dan tidak berpenghasilan sebesar 71,2 persen tetap membuat responden tidak menggunakan internet saat ujian. Fakta di atas menunjukkan, responden yang ibunya tidak berpenghasilan paling banyak tidak menggunakan internet saat ujian. Belajar merupakan salah satu alasan dari responden yang ibunya berpenghasilan tinggi, sedang, rendah ataupun tidak berpenghasilan untuk tidak menggunakan internet saat ujian. Sebesar 62,5 persen responden yang ibunya berpenghasilan tinggi, umumnya menggunakan internet dengan frekuensi yang tinggi saat libur. Penghasilan ibu yang sedang dan tidak berpenghasilan membuat responden menggunakan internet dengan frekuensi yang rendah saat libur, masing-masing sebesar 48 dan 44,2 persen. Penghasilan ibu yang rendah dapat membuat responden menggunakan internet dengan frekuensi sedang saat libur. Umumnya, responden yang memiliki uang saku dengan kategori tinggi sebesar 50 persen, sedang sebesar 51,5 persen, dan rendah sebesar 55,6 persen menggunakan internet dengan frekuensi yang rendah pada awal semester. Ternyata responden yang memiliki uang saku rendah paling banyak menggunakan internet dengan frekuensi rendah pada awal semester. Bagaimanapun keadaan ekonominya, responden tetap menggunakan internet pada awal semester untuk 64 memenuhi kebutuhan informasi akademik ataupun non-akademik dan korespondensi. Mayoritas responden yang memiliki uang saku tinggi sebesar 55,5 persen, sedang sebesar 65,2 persen, atau rendah sebesar 72,2 persen tidak menggunakan internet saat ujian. Selebihnya, responden dengan uang saku yang tinggi sebesar 38,9 persen, sedang sebesar 31,8 persen, dan rendah sebesar 27,8 persen tetap menggunakan internet saat ujian dan sebagian besar tergolong pada frekuensi penggunaan internet yang rendah. Saat ujian, responden dengan keadaan ekonomi apapun mayoritas tidak menggunakan internet, karena sebagian besar responden lebih fokus untuk belajar. Berikut adalah pernyataan dari salah seorang informan mengenai penggunaan internet saat ujian: “Oh Kalo ujian gak pake internet donk. Kan harus belajar buat ujian. Nanti nilainya jelek lagi kalo gak belajar ”. NR, GM ’43 Responden dengan uang saku yang tinggi, menggunakan internet dengan frekuensi tinggi saat libur, dengan persentase responden tersebut sebesar 38,9 persen. Lain halnya dengan responden yang memiliki uang saku sedang dan rendah, mayoritas menggunakan internet dengan frekuensi yang rendah saat libur, dengan persentase masing-masing responden sebesar 47 dan 41,7 persen. Saat libur, biasanya responden menggunakan internet untuk mencari informasi akademik, mencari informasi non-akademik ataupun berkorespondensi. Beberapa informan mengatakan, internet digunakan saat libur untuk sekedar bertukar kabar dengan teman-teman, seperti yang dikatakan oleh salah seorang informan berikut: “Liburan pake internet. Biasanya buka email sih atau cari kabar temen- temen ”. LI, IKK ’44 65 “Pake kadang-kadang. Kalo lagi mau aja”. P, KPM ’44 Bagaimanapun keadaan ekonominya, masih terdapat responden yang tidak menggunakan internet saat libur. Salah seorang informan mengatakan bahwa penggunaan internet saat libur bukan suatu keharusan. Pernyataan informan tersebut adalah sebagai berikut: “Gak sih. Soalnya gak harus juga pake internet, kecuali penting banget, mau cari apa gitu ”. W, GMSK ’41 Hasil uji Korelasi Spearman menunjukkan nilai hubungan antara penghasilan ayah dengan frekuensi penggunaan internet pada awal semester adalah 0,211; nilai hubungan antara penghasilan ibu dengan frekuensi penggunaan internet pada awal semester adalah 0,617; dan nilai hubungan antara uang saku dengan frekuensi penggunaan internet pada awal semester adalah 0,554. Hasil uji statistik tersebut menunjukkan bahwa antara penghasilan ayah, penghasilan ibu, dan uang saku berhubungan tidak nyata dengan frekuensi penggunaan internet pada awal semester. Dapat disimpulkan bahwa keadaan ekonomi tidak menentukan frekuensi mahasiswa menggunakan internet pada awal semester. Responden menggunakan internet untuk memenuhi kebutuhan informasi yang berhubungan dengan tugas atau penelitian pada awal semester, meskipun frekuensinya rendah. Baik responden dengan penghasilan ayah dan penghasilan ibu yang tinggi, sedang, rendah, dan tidak berpenghasilan ataupun responden dengan uang saku yang tinggi, sedang, dan rendah sebagian besar termasuk pada frekuensi penggunaan internet yang rendah, karena responden yang dikatakan mampu atau tidak mampu keadaan ekonominya, pasti akan menggunakan internet 66 untuk keperluan pembuatan tugas atau lainnya pada awal semester. Seperti yang dibuktikan oleh pernyataan informan berikut: “Kayanya keadaan ekonomi gak pengaruh deh. Soalnya di warnet aja biayanya murah, lagian mau gak mau, mahasiswa yang ekonominya lemah juga harus pake internet buat ngerjain tugas. Jadi, gak pengaruh ”. R, KPM ’43 Nilai dari hubungan antara penghasilan ayah dengan frekuensi penggunaan internet saat ujian adalah 0,846, nilai hubungan antara penghasilan ibu dengan frekuensi penggunaan internet saat ujian adalah 0,255; dan nilai hubungan antara uang saku dengan frekuensi penggunaan internet saat ujian adalah 0,19. Hasil uji Korelasi Spearman membuktikan bahwa antara penghasilan ayah, penghasilan ibu, dan uang saku berhubungan tidak nyata dengan frekuensi penggunaan internet saat ujian. Fakta di atas menunjukkan, keadaan ekonomi yang diukur melalui penghasilan ayah, penghasilan ibu, dan uang saku tidak menentukan frekuensi mahasiswa menggunakan internet saat ujian. Keadaan ekonomi responden berbeda-beda, tetapi hal tersebut tidak membuat frekuensi penggunaan internet responden juga berbeda secara signifikan. Saat ujian, sebagian besar responden dengan keadaan ekonomi apapun tidak menggunakan internet, karena harus belajar. Informan yang telah diwawancarai mengemukakan bahwa penggunaan internet di saat ujian adalah untuk refreshing dan mencari informasi untuk mengerjakan tugas. Hal tersebut dibuktikan oleh pernyataan berikut: “Pake, soalnya suka masih ada tugas yang harus dikumpulin, karena suka mepet waktunya kalo mau dikumpul. Jadi, biar cepet cari bahannya dari internet aja ”. G, IKK ’43 67 Hasil uji Korelasi Spearman menunjukkan bahwa antara penghasilan ayah dengan frekuensi penggunaan internet oleh mahasiswa saat libur berhubungan tidak nyata, dengan nilai 0,487. Nilai hubungan antara penghasilan ibu dan uang saku dengan frekuensi penggunaan internet saat libur masing-masing adalah 0,028 dan 0,035. Artinya, hubungan antara penghasilan ibu dan uang saku adalah nyata, karena nilai tersebut lebih kecil dari tetapan signifikansinya. Namun, hubungan antara penghasilan ibu ataupun uang saku dengan frekuensi penggunaan internet saat libur tidak terlalu kuat, karena nilai yang ditunjukkan oleh r hit untuk masing- masing hubungan secara berurutan adalah 0,201 dan 0,192. Berarti, semakin tinggi penghasilan Ibu dan uang saku, maka semakin tinggi frekuensi penggunaan internet saat libur. Saat libur, biasanya responden tidak diberikan uang secara teratur seperti pada awal semester atau saat berkuliah, sehingga untuk memenuhi kebutuhannya termasuk menggunakan internet, responden memintanya kepada ibu. Begitupun dengan uang saku, biasanya orang tua memberikan uang saku kepada responden secara tidak teratur seperti pada awal semester atau saat berkuliah, sehingga untuk memenuhi kebutuhannya responden harus meminta uang saku dari salah satu orang tuanya. Kebanyakan responden menggunakan internet dari warnet di sekitar rumah mereka saat libur, dan biaya untuk mengakses internet di tempat tersebut lebih mahal daripada biaya yang ditawarkan oleh penyedia fasilitas warnet di sekitar kampus IPB Dramaga, sehingga hal tersebut dapat mempengaruhi frekuensi responden dalam menggunakan internet saat libur. Apabila penghasilan ibu atau 68 uang saku tinggi, maka frekuensi penggunaan internet oleh responden saat libur juga tinggi. Hal tersebut dibuktikan oleh pernyataan dari beberapa informan berikut: “Aku minta ke mamah buat pake internet, soalnya kalo libur gak dikasih uang jajan ”. RA, KPM ’44 “Minta orang tua, soalnya agak mahal sih warnet di dekat rumah aku per jamnya ”. LI, IKK ’44

5.1.2.2 Dorongan Menggunakan Internet