BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori dan Penelitian Terdahulu
2.1.1 Teori Keperilakuan dalam Pengembangan dan Implementasi Teknologi Informasi
Menurut Pratama 2009, penerapan suatu sistem dan teknologi informasi tidak terlepas dari aspek perilaku karena pengembangan sistem terkait dengan
masalah individu dan organisasional sebagai pengguna sistem tersebut, sehingga sistem yang dikembangkan harus berorientasi pada penggunanya. Lina 2007
menyatakan bahwa keberhasilan penerimaan sistem informasi tidak hanya ditentukan oleh bagaimana sistem tersebut bisa memproses suatu informasi
dengan baik, tapi juga ditentukan oleh tingkat penerimaan individu terhadap penerapan sistem informasi tersebut.
Sistem informasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sistem e- filling yang merupakan sebuah layanan pengiriman atau penyampaian Surat
Pemberitahuan SPT secara elektronik baik untuk Wajib Pajak Orang Pribadi maupun Badan ke Direktorat Jendral Pajak melalui sebuah Application Service
Provider ASP atau Penyedia Jasa Aplikasi dengan memanfaatkan jalur komunikasi internet secara online dan realtime. Penerapan sistem e-filling ini
dapat memudahkan Wajib Pajak dalam melaporkan Surat Pemberitahuan SPT di mana dan kapan saja. Selain itu, system e-filling ini dapat digunakan oleh
Direktorat Jendral Pajak sebagai pengendalian dalam mencegah terjadinya praktek
Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme KKN. Lina 2007 menyatakan bahwa jika pengguna memiliki pengalaman yang
cukup memadai dalam menggunakan e-filling, maka kepercayaan diri pengguna tersebut terhadap penggunaan e-filling semakin tinggi sehingga akan menganggap
pengoperasian e-filling cukup mudah. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku penerimaan dan penggunaan sistem e-filling oleh pemakai yang terlibat langsung
dalam penggunaan sistem informasi harus diperhatikan dalam penyusunan, pengembangan, dan penerapannya agar sistem e-filling berhasil dan sukses
walaupun reaksi pengguna sistem e-filling seringkali tidak dapat diprediksi. Sistem informasi yang baik dan bermutu dari e-filling akan berpengaruh terhadap
kebiasaan dan perilaku pengguna dalam meningkatkan kinerja individu dan organisasi.
Menurut Malone 1997 dalam Laudon 2005, berdasarkan teori keperilakuan, diajukan teori yang mengatakan bahwa teknologi informasi mampu
mengubah hierarki dari pengambilan keputusan pada organisasi dengan cara menekan biaya yang diperlukan oleh informasi dan memperluas distribusi
informasi. Terkait dengan e-filling, dengan diciptakannya e-filling dalam Direktorat Jenderal Pajak DJP dapat merampingkan posisi-posisi dalam
organisasi tersebut. Teknologi informasi mampu membawa informasi langsung dari unit-unit operasi ke atasan, dengan demikian mengurangi pekerja data yang
terkait. Teknologi informasi juga dapat mendistribusikan informasi secara langsung kepada para pekerja di level yang lebih rendah.
Aspek keperilakuan dalam implementasi teknologi informasi juga berkaitan dengan penerimaan pengguna terhadap teknologi informasi yang
diterapkan. Teori penerimaan pengguna terhadap suatu teknologi informasi disebut Technology Acceptance Model TAM. Beberapa model telah dibangun
untuk menganalisis dan memahami faktor-faktor diterimanya penggunaan teknologi informasi.
Technology Acceptance Model TAM awalnya dikembangkan Davis 1989 yang merupakan salah satu model yang paling banyak digunakan dalam
penelitian sistem informasi karena model ini lebih sederhana dan mudah diterapkan. Technology Acceptance Model TAM yang dikembangkan Davis
1989 lebih spesifik pada Theory of Reasoned Action TRA dalam menerangkan dan memprediksi perilaku pengguna teknologi informasi. Model tersebut
kemudian digunakan untuk menjelaskan adopsi teknologi pada penggunaan software.
Menurut Davis 1989, Technology Acceptance Model TAM merupakan model yang digunakan untuk memprediksi penerimaan pengguna terhadap
teknologi berdasarkan dua variabel, yaitu persepsi kemanfaatan perceived usefulness dan persepsi kemudahan penggunaan perceived ease of use. Persepsi
kemanfaatan perceived usefulness didefinisikan sebagai tingkat kepercayaan pengguna bahwa dengan menggunakan sistem, maka akan dapat meningkatkan
kinerja pengguna tersebut. Sedangkan persepsi kemudahan penggunaan perceived ease of use didefinisikan sebagai tingkat kepercayaan pengguna
bahwa sistem dapat digunakan dengan mudah dan dapat dipelajari sendiri.
Berdasarkan penjelasan di atas diketahui bahwa kedua variabel Technology Acceptance Model TAM tersebut dapat menjelaskan aspek
keperilakuan pengguna bahwa alasan pengguna dalam melihat manfaat dan kemudahan penggunaan teknologi informasi menyebabkan tindakan pengguna
tersebut dapat menerima penggunaan teknologi informasi.
2.1.2 Teori Dasar Pemanfaatan Teknologi Informasi