Instrumen Penelitian METODE PENELITIAN

49 pertanyaan-pertanyaan yang digunakan peserta didik untuk berdiskusi agar dapat mempermudah dalam memahami konsep atau materi yang diajarkan. 2. Instrumen Pengumpul Data a. Tes Instrumen tes pada penelitian ini terdiri dari soal pilihan ganda yang diberikan pada masing-masing kelas saat kegiatan pretest dan posttest dilaksanakan. Tes ini digunakan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar fisika pada aspek kognitif. Kisi-kisi soal tes yang digunakan dapat dilihat pada tabel 3 berikut ini. Pokok Bahasan Hukum-Hukum Newton tentang Gerak Indikator C1 C2 C3 C4 Hukum I Newton a. Peserta didik dapat menjelaskan prinsip hukum I Newton b. Peserta didik dapat menghitung besarnya gaya yang bekerja pada suatu benda 11 2, 5, 21, 22 9 10, 12 Hukum II Newton a. Peserta didik dapat menjelaskan prinsip hukum II Newton b. Peserta didik dapat menganalisis besaran fisis yang terkait dengan hukum II Newton 4, 18, 19, 24, 29 1, 14, 17 3, 6, 7 Hukum III Newton a. Peserta didik dapat menjelaskan prinsip hukum III Newton b. Peserta didik dapat menganalisis besaran fisis yang terkait hukum III Newton 20, 25, 8, 13, 15, 18, 23 27 16, 26, 28 Tabel 3. Kisi-Kisi Instrumen Soal Tes 50 b. Angket Minat Belajar Fisika Angket minat belajar fisika dalam penelitian ini menggunakan skala likert dengan rentang skor 4,3,2,1. Angket minat ini digunakan untuk menjaring data minat belajar peserta didik pada mata pelajaran fisika. Angket minat diberikan sebanyak dua kali pada masing-masing kelas yaitu di awal pertemuan dan di akhir pertemuan. Pada instrumen angket minat ini telah mencakup faktor minat internal dan eksternal, sehingga dapat diketahui peningkatan minat belajar peserta didik dari perbedaan yang terjadi antara hasil minat akhir dengan minat awal. Berikut ini adalah kisi- kisi angket yang digunakan. No Indikator Nomor Butir Pernyataan Jumlah Soal Positif Negatif 1 Perasaan senang siswa dalam mengikuti pembelajaran 3, 5, 14, 24, 27 9, 18, 21 7 2 Pemusatan perhatian siswa pada pembelajaran 4, 8, 10, 11 2, 15, 19, 28 7 3 Partisipasi siswa dalam pembelajaran 13, 17, 22, 25 6, 16, 26, 29 6 4 Fasilitas yang digunakan 1, 7, 20 12, 23, 30 5 Jumlah Total 30 c. Lembar Observasi Keterlaksanaan Kegiatan Pembelajaran Lembar observasi keterlaksanaan kegiatan pembelajaran digunakan untuk mengetahui kesesuaian kegiatan yang dilakukan guru dengan rencana pelaksanaan pembelajaran RPP yang telah dibuat. Pada penelitian ini, pengisian lembar observasi dilakukan oleh bantuan observer Tabel 4. Kisi-Kisi Instrumen Angket Minat Belajar 51

F. Analisis Instrumen Pengumpul Data

Sebuah instrumen dikatakan baik dan layak digunakan ketika instrumen tersebut mempunyai validitas dan reliabilitas yang baik. Untuk mengetahui apakah instrumen yang digunakan dalam penelitian ini valid dan reliabel, maka dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas. Dalam penelitian ini juga dilakukan uji coba empirik yang dilaksanakan pada kelas XI MIA di SMA Negeri 2 Sleman. Kelas ini dipilih karena pada kelas XI sudah pernah mendapatkan materi Hukun Newton. Berikut ini adalah uji validitas dan uji reliabilitas pada instrumen yang telah dibuat. a. Validitas Instrumen Menurut Suharsimi Arikunto 2007: 167, validitas adalah keadaan yang menggambarkan tingkat instrumen yang bersangkutan mampu mengukur apa yang akan diukur. Oleh karena itu, perlu dilakukan uji validitas instrumen untuk mengetahui sejauh mana instrumen yang akan digunakan tersebut mampu mengukur apa yang ingin diukur. Pada penelitian ini dilakukan dua jenis uji validitas yaitu validitas isi dan validitas empirik. Validitas isi merupakan validitas yang menunjukkan kesesuaian antara isi instrumen yang digunakan dengan bahan materi pembelajaran yang diajarkan, sedangkan validitas empirik merupakan hasil validitas berdasarkan uji coba soal. Pengujian validitas isi pada penelitian ini dimulai dengan mengkonsultasikan instrumen penelitian dengan dosen pembimbing, setelah itu menyerahkan instrumen penelitian kepada validator atau dosen ahli untuk divalidasi. Dosen ahli disini adalah dosen dari jurusan pendidikan fisika 52 UNY. Selanjutnya, instrumen yang telah divalidasi diuji cobakan pada kelas XI MIA. Hasil uji coba tersebut kemudian dianalisi dengan bantuan program ITEMAN versi 3.0. Baik tidaknya butur soal dapat dilihat dari korelasi point biserial Ebel dan Frisbie, 1991 dengan kriteria seperti pada tabel berikut. Point Biserial Kriteria Soal ≥ 0,4 Sangat Baik 0,3 – 0,39 Baik 0,2 – 0,29 Diperbaiki ≤ 0,19 Jelek dan ditolak Sumber: Ebel dan Frisbie, 1991 Dalam sebuah instrumen soal tes, soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Pada penelitian ini juga dilakukan uji tingkat kesukaran butir soal menggunakan program ITEMAN versi 3.0. Berikut ini adalah tabel katagori tingkat kesukaran butir soal yang digunakan. b. Reliabilitaas instrumen Reliabilitas suatu instrumen berkaitan dengan tingkat kepercayaan dan tingkat konsistensi. Reliabilitas dapat dikatakan sebagai tingkat kemantapan Tingkat Kesukaran Butir Soal Katagori Soal P 0,70 Mudah 0,30 ≤ P ≤ 0,70 Sedang P 0,30 Sukar Tabel 5. Katagori Validitas Butir Soal Tabel 6. Katagori Indeks Kesukaran Butir Soal sumber : Mundilarto, 2012:94

Dokumen yang terkait

Pengaruh Model Pembelajaran Konstruktivis-Metakognitif terhadap Hasil Belajar Kognitif dan Retensi Peserta Didik IMG 20151207 0018

0 0 1

PERBEDAAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL COURSE REVIEW HORAY DAN MODEL DIRECT INSTRUCTION.

0 4 224

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA ASPEK KOGNITIF DAN AFEKTIF PESERTA DIDIK KELAS X SMA N 2 BANTUL.

0 0 287

PERBEDAAN MODEL PROJECT BASED LEARNING DAN MODEL DIRECT INSTRUCTION DITINJAU DARI ASPEK KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PENINGKATAN PENGUASAAN MATERI FISIKA PESERTA DIDIK SMA.

0 1 243

PERBEDAAN MINAT DAN HASIL BELAJAR KOGNITIF PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN MEDIA VIDEO DAN MEDIA CETAK PESERTA DIDIK KELAS X SMA NEGERI 1 SEWON.

0 1 291

PERBEDAAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR FISIKA ASPEK KOGNITIF DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA KELAS X SMA ANTARA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DAN KONVENSIONAL PADA MATERI SUHU DAN KALOR.

1 8 41

PERBEDAAN MINAT DAN HASIL BELAJAR ASPEK KOGNITIF ANTARA PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN MEDIA VIDEO DENGAN PEMBELAJARAN FISIKA TANPA MEDIA PADA PESERTA DIDIK KELAS X SMA NEGERI 2 YOGYAKARTA.

0 0 1

PERBEDAAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR FISIKA ASPEK KOGNITIF DAN SIKAP KERJASAMA ANTARA PEMBELAJARAN BERBASIS OUTBOUND DAN KONVENSIONAL PADA PESERTA DIDIK KELAS XI MAN YOGYAKARTA II.

0 0 1

PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN PRESTASI BELAJAR KIMIA PESERTA DIDIK KELAS X SMA NEGERI 2 SLEMAN.

0 0 1

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF KANCING GAMERINCING TERHADAP PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK MATERI FISIKA KELAS VIII SMP NEGERI 1 BARAKA KABUPATEN ENREKANG

1 2 172