Pembahasan Deskripsi Hasil Penelitian

commit to user 92

4. Pembahasan

Berdasarkan data yang diperoleh pada siklus I rata-rata hasil belajar siswa adalah 68,8 dengan Kriteria Ketuntasan Minimal KKM adalah 65. Siswa yang mendapat nilai lebih dari KKM adalah 22 siswa 62,86 dinyatakan sudah tuntas dan 13 siswa 37,14 dinyatakan belum tuntas dalam pembelajaran untuk indikator kinerja ketuntasan sebesar 75. Sedangkan pada pembelajaran siklus II diperoleh data rata-rata hasil belajar siswa adalah 77. Siswa yang mendapat nilai lebih dari KKM adalah 29 siswa 82,86 dinyatakan sudah tuntas dan 6 siswa 17,14 mendapat nilai kurang dari KKM atau belum tuntas. Sehingga dalam pembelajaran siklus II sudah berhasil karena lebih dari 75 siswa telah tuntas dalam belajar, seperti terlihat pada tabel berikut : Tabel 30. Perbandingan Ketuntasan Siswa Kelas VII-D SMP Negeri 2 Sumberlawang. No. Kriteria Jumlah Siswa Kondisi Awal Siklus I Siklus II 1. 2. Tuntas Belum Tuntas 15 20 22 13 29 6 Sumber : Data Primer PTK Tahun 2010. Kondisi tersebut dapat digambarkan sebagai berikut : Gambar 25. Diagram Ketuntasan Hasil Belajar dalam Pembelajaran pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II. commit to user 93 Motivasi siswa pada siklus II juga meningkat karena diberikan perbaikan permainan yaitu turnamen TTS dapat dilihat pada lampiran 12. Untuk lebih jelasnya perbandingan dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 31. Peningkatan Motivasi Siswa pada Siklus I dan Siklus II. No. Kegiatan Siswa Jumlah Siswa Siklus I Siklus II Peningka- tan 1. Kehadiran siswa. 35 35 - 2. Siap dengan peralatan belajarnya dan membuka bukunya. 32 33 +1 3. Siswa saling berebut menjawab pertanyaan dari guru. 8 9 +1 4. Siswa terdorong untuk bertanya pada guru. 6 7 +1 5. Siswa mencatat materi yang disampaikan guru. 17 18 +1 6. Siswa secara individu berperan dalam kelompok untuk mendapatkan skor maksimal. 20 21 +1 7. Siswa mengerjakan setiap tugas yang diperintahkan guru. 29 29 - 8. Siswa mengerjakan soal individu dengan sungguh-sungguh untuk mendapatkan nilai maksimal. 27 31 +4 9. Siswa terdorong untuk aktif dalam kegiatan permainan di kelas. 19 20 +1 10. Siswa antusias dengan kegiatan belajar yang menyenangkan. 17 19 +2 11. Mengerjakan pekerjaan lain. 10 4 -6 12. Siswa tampak lesu 11 9 -3 13 Siswa mengantuk 15 17 +2 14. Menganggu teman lain dan membuat gaduh dalam kelas. 7 7 - 15. Siswa bicara sendiri saat pelajaran 6 6 - Sumber : Data Primer PTK Tahun 2010. Keterangan : + = adanya peningkatan jumlah siswa. - = adanya penurunan jumlah siswa. commit to user 94 Tabel diatas menunjukkan peningkatan jumlah siswa sesuai dengan aspek- aspek motivasi yang diamati. Sebagai contoh, aspek negatif No 11 dan 12 dapat dilihat adanya perubahan jumlah siswa dari siklus I ke siklus II. Hal ini menunjukkan siswa termotivasi walaupun masih ada kekurangan yaitu bertambahnya jumlah siswa pada aspek No 12 siswa tampak lesu bertambah dari 15 orang menjadi 17 orang. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh penulis, sebagian besar siswa yang mengantuk ini tempat duduknya berada pada deretan belakang karena posisi duduk yang jauh membuat siswa tersebut menjadi mengantuk. Kondisi tersebut dapat digambarkan sebagai berikut : Gambar 26. Diagram Hasil Pengamatan Motivasi Siswa dalam Pembelajaran pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II. Selain meningkatkan motivasi secara individu perbaikan turnamen TTS pada siklus II juga dinilai meningkatkan motivasi secara kelompok. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 32. Perbandingan Motivasi Siswa dalam kelompok pada Siklus I dan Siklus II. No. Kegiatan Siswa Rata-rata Siklus I Siklus II Peningka- tan 1. Siswa antusias bergabung dengan kelompoknya sesuai dengan instruksi guru. 77 80 +3 commit to user 95 2. Siswa menerima anggota kelompoknya dengan baik. 74 83 +9 3. Siswa terdorong rasa ingin tahu terhadap lembar kerja yang diberikan guru. 80 83 +3 4. Siswa semangat menyelesaikan lembar kerja dengan kelompoknya. 40 49 +9 5. Siswa bekerjasama secara aktif dengan anggota kelompoknya untuk menyelesaikan lembar kerja. 51 54 +3 6. Siswa berdiskusi dengan anggota kelompoknya saat menemukan kesulitan dalam menemukan mengerjakan lembar kerja. 54 71 +17 7. Siswa terdorong untuk menyelesaikan dengan sungguh-sungguh lembar kerja yang diberikan oleh guru 60 80 +20 8. Siswa memusatkan perhatian dalam menyelesaikan lembar kerja. 69 83 +14 9. Siswa tertantang untuk mendapatkan skor yang maksimal bagi kelompoknya. 43 49 +6 10. Siswa bersaing dengan kelompok lain untuk menjadi super team dan good team. 43 51 +8 Sumber : Data Primer PTK Tahun 2010. Keterangan : + = adanya peningkatan jumlah siswa. - = adanya penurunan jumlah siswa. Pada siklus I motivasi siswa dalam kelompok memang cenderung rendah, berdasarkan pengamatan ini dikarenakan siswa kelas VII-D masih terlihat malu dan segan untuk bergabung dengan anggota kelompok lainnya ini terlihat pada beberapa kelompok yaitu kelompok IV, V dan VII. commit to user 96 Gambar 27. Siswa segan bergabung dengan anggota kelompok yang lain Sumber : Dokumen Penulis. Namun setelah siklus II keadaan seperti pada siklus I sudah mulai berkurang karena masing-masing siswa sudah terbiasa dengan keadaan yang ada pada kelompoknya, sehingga kekompakan dalam kelompok sudah mulai terlihat baik. Dengan begitu maka kerjasama dalam kelompok akan semakin baik dengan tujuan bersama yaitu mencapai skor maksimal dalam turnamen. Gambar 28. Siswa sudah tidak segan bergabung dengan kelompoknya Sumber : Dokumen Penulis. Dari uraian diatas ditunjukkan bahwa pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus I belum tercapai dengan baik selain karena siswa masih canggung dengan model pembelajaran TGT yang baru diterapkan juga karena masih terdapat kelemahan-kelemahan terutama pada kinerja guru. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini : commit to user 97 Tabel 33. Perbandingan Observasi Kinerja Guru pada Siklus I dan Siklus II. NO. INDIKATOR ATAU ASPEK YANG DIAMATI SKOR Siklus I Siklus II Pening- katan I. PRA PEMBELAJARAN 1. Guru mengkondisikan kelas 4 4 - 2. Guru mempersiapkan siswa untuk belajar 4 4 - 3. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dengan menggunakan metode Teams Games Tournament 3 5 +2 4. Melakukan kegiatan apersepsi 3 4 +1 5. Memberikan motivasi 3 4 +1 II. KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN

A. Penguasaan materi pelajaran

Dokumen yang terkait

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams-Games Tournament) terhadap pemahaman konsep matematika siswa

1 8 185

Komparasi hasil belajar metode teams games tournament (TGT) dengan Student Teams Achievement Division (STAD) pada sub konsep perpindahan kalor

0 6 174

Pengaruh kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe Teams-Games-Tournament (TGT) dengan make a match terhadap hasil belajar biologi siswa

2 8 199

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di MTs Islamiyah Ciputat

1 40 0

The Effectiveness of Using Teams Games Tournaments (TGT) in Teaching Reading of Narrative Text, (A Quasi-Experimental Study at the Second Year Students of SMPN I Pakuhaji)

0 10 0

Upaya meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas 3 melalui metode pembelajaran kooperatif tipe TGT : teams games tournament di MI Darul Muqinin Jakarta Barat

0 29 169

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAMS GAMES TOURNAMENTS UNTUK PENINGKATAN HASIL BELAJAR BIOLOGI POKOK BAHASAN KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP PADA SISWA SMP.

0 0 16

EFEKTIFITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA.

0 2 28

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (Teams Games Tournaments) Peningkatan Motivasi Belajar Ips Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams Games Tournaments) Siswa Kelas IV MI M Gading 1 Klaten Utara

0 0 16

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENTS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA.

0 0 19