Nindia Darnoto, 2014 PENGGUNAAN METODE PERMAINAN BAHASA TEKA-TEKI SILANG UNTUK MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR SISWA PADA MATERI SINONIM DAN ANTONIM Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
C. Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas tersebut, agar masalah peneliti ini lebih jelas, maka permasalahan penelitian dibuat dalam
bentuk pertanyaan sebagai berikut: a.
Bagaimana meningkatkan aktivitas siswa pada materi sinonim dan antonim dengan menggunakan metode permainan bahasa teka-teki
silang pada siswa kelas V SD YP KS V Cilegon? b.
Bagaimanakah hasil pembelajaran siswa setelah menggunakan metode permainan bahasa teka-teki silang pada siswa kelas V SD
YP KS V Cilegon?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai melalui penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Ingin meningkatkan aktivitas siswa pada materi sinonim dan antonim
dengan menggunakan metode permainan bahasa teka-teki silang pada kelas V SD YP KS V Cilegon.
b.
Ingin mendeskripsikan hasil belajar siswa setelah menggunakan metode permainan bahasa teka-teki silang pada siswa kelas V SD YP
KS V Cilegon.
E. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian sebagaimana yang telah didpaparkan sebelumnya, maka hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:
1. Manfaat bagi Peneliti
a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengalaman empiris dalam
menerapkan metode permainan bahasa teka-teki silang pada pembelajaran sinonim dan antonim sehingga berdasarkan kekuatan dan kelemahan yang
Nindia Darnoto, 2014 PENGGUNAAN METODE PERMAINAN BAHASA TEKA-TEKI SILANG UNTUK MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR SISWA PADA MATERI SINONIM DAN ANTONIM Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
ditemukan menjadi masukan bagi peneliti dan guru dalam pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar.
b. Untuk menambah pengetahuan tentang metode permainan bahasa teka-
teki silang dalam pemebelajaran bahasa Indonesia, khususnya dalam pembahasan materi sinonim dan antonim.
c. Mengetahui kemampuan guru dalam menerapkan metode permainan
bahasa teka-teki silang. d.
Ingin mengembangkan pengetahuan yang dimiliki.
2. Manfaat bagi Guru
a. Dapat mengetahui kesulitan siswa dalam memahami pengertian sinonim
dan antonim pada mata pelajaran bahasa Indonesia di SDYP KS V Kecamatan Cilegon.
b. Dapat mengembangkan strategi pembelajaran bahasa Indonesia dengan
menggunakan metode permainan bahasa. c.
Dapat mengetahu peran guru yang sebenarnya.
3. Manfaat bagi Siswa
a. Dapat meningkatkan kemampuan dalam menemukan kata bersinonim dan
berantonim dalam pembelajaran bahasa Indonesia. b.
Membantu siswa dalam memahami kesulitan belajar dalam menentukan dan menemukan kata bersinonim dan berantonim.
c. Dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
4. Manfaat bagi Pembaca
a. Sebagai bahan perbandingan dan pengetahuan
b. Dapat mengetahui penelitian dengan menggunakan metode permainan
bahasa pada mata pelajaran bahasa Indonesia dalam menemukan kata bersinonim dan berantonim.
5. Manfaat bagi Instansi Pendidikan
a. Sebagai pemicu bahwa pendidikan itu sangat penting.
b. Sebagai bahan atau acuan untuk meningkatkan hasil belajar dalam dunia
pendidikan, terutama di sekolah tempat peneliti melakukan penelitian.
Nindia Darnoto, 2014 PENGGUNAAN METODE PERMAINAN BAHASA TEKA-TEKI SILANG UNTUK MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR SISWA PADA MATERI SINONIM DAN ANTONIM Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
F. Struktur Organisasi Skripsi
Agar penulisan skripsi mengarah pada maksud yang sesuai dengan judul, maka penulisan ini peneliti susun berdasarkan struktur organisasi skripsi
yang telah ditentukan dalam Pedoman Penulisan Karya Ilmiah UPI 2013, struktur organisasi skripsi tersebut adalah sebagai berikut:
BAB I
Pendahuluan, pada bab ini peneliti menguraikan tentang latar belakang penelitian, identifikasi masalah penelitian, rumusan masalah
penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi.
BAB II
Kajian pustaka, berisi mengenai teori-teori, model-model yang mendukung penelitian, berisikan pula penelitian terdahulu yang relevan
dengan bidang yang diteliti, kerangka pemikiran, dan hipotesis penelitian.
BAB III
Metode penelitian, berisi lokasi dan subjek populasisampel penelitian, metoed penelitian, definisi operasional, instrument penelitian,
proses pengembangan instrument, teknik pengumpulan data, dan analisis data berupa laporan secara rinci.
BAB IV
Hasil penelitian dan pembahasan, berisi data dalam bentuk hasil didalamnya terdapat pengolahan atau analisis data berkaitan dengan masalah
penelitian, menjawab pertanyaan dari permasalahan yang telah peneliti rumuskan, hipotesis, tujuan penelitian, dan pembahasan atau analisis temuan
yang telah peneliti lakukan.
BAB V
Pada bab ini peneliti akan memberikan simpulan dan rekomendasi
berdasarkan hasil penelitian.
Nindia Darnoto, 2014 PENGGUNAAN METODE PERMAINAN BAHASA TEKA-TEKI SILANG UNTUK MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR SISWA PADA MATERI SINONIM DAN ANTONIM Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Nindia Darnoto, 2014 PENGGUNAAN METODE PERMAINAN BAHASA TEKA-TEKI SILANG UNTUK MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR SISWA PADA MATERI SINONIM DAN ANTONIM Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
BAB II KAJIAN TEORITIK
A. Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar
Pembelajaran bahasa Indonesia, terutama di sekolah dasar tidak akan terlepas dari empat keterampilan berbahasa, yaitu menyimak, berbicara,
membaca, dan menulis. Kemampuan berbahasa sangat diperlukan.Sebagai makhluk sosial, manusia berinteraksi, berkomunikasi dengan manusia lain
menggunakan bahasa lisan, juga berkomunikasi menggunakan bahasa tulis. Empat kemampuan berbahasa yang dilakukan manusia yang berupa
menyimak, berbicara, membaca, dan menulis yang dimodali kekayaan kosakata.
Penggunaan bahasa dalam interaksi dapat dibedakan menjadi dua, yakni lisan dan tulisan. Agar individu dapat menggunakan bahasa dalam suatu
interaksi, maka ia harus memiliki kemampuan berbahasa. Kemampuan itu digunakan untuk mengkomunikasikan pesan.
Kemampuan berbahasa lisan meliputi kemampuan berbicara dan menyimak, sedangkan kemampuan bahasa tulisan meliputi kemampuan
membaca dan menulis. Pada saat manusia berkomunikasi secara lisan, maka ide-ide, pikiran, gagasan, dan perasaan dituangkan dalam bentuk kata dengan
tujuan untuk dipahami oleh lawan bicaranya. Ketika siswa memasuki usia sekolah dasar, siswa akan terkondisikan
untuk mempelajari bahasa tulis. Pada masa ini, siswa dituntut untuk berpikir lebih dalam lagi kemampuan berbahasa, siswa pun mengalami
perkembangan. Perkembangan
bahasa siswa
berkembang seiring
dengan perkembangan intelektual siswa. Artinya, siswa yang perkembangan
bahasanya cepat, exposed pada „bantuan‟ yang meskipun tak tampak nyata,
memperlihatkan lingkungan yang kondusif dalam arti emosional positif. Oleh karena itu, perkembangan bahasa memiliki keterkaitan dengan perkembangan
intelektual siswa tersebut.