FAST FOOD dan FRANCHISEE

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. FAST FOOD dan FRANCHISEE

Dengan semakin meningkatnya arus informasi dan globalisasi, di Indonesia akhir-akhir ini terdapat kecenderungan minat berbagai kalangan masyarakat akan fast food atau restoran cepat saji yang semakin meningkat. Hal ini dapat terlihat dari semakin banyaknya jumlah outlet gerai dari restoran cepat saji fast food di berbagai penjuru terutama di kota-kota besar. Pengertian fast food sendiri adalah “ food such as hamburgers and cooked chicken that is quickly and easily prepared , and sold by a restaurant to be eaten at once or taken away ”. Dalam terjemahan bahasa Indonesia, pengertian fast food adalah makanan seperti hamburger dan ayam yang dimasak secara cepat dan dipersiapkan dengan mudah dan dijual di restoran untuk dimakan pada saat itu juga atau dibawa pulang Longman dalam Sumarto, 2002. Sebagian besar fast food atau restoran cepat saji yang ada di Indonesia merupakan restoran waralaba franchisee yang berasal dari luar negeri seperti KFC pelopor fast food dan franchisee, McDonald’s, AW Restaurant dan lainnya. Di Indonesia sendiri franchisee dikenal dengan istilah waralaba dan sebagian kecil dari dalam negeri seperti Es Teler 77 dan Restoran Padang Sederhana. Menurut Suryana 1994, franchisee adalah persetujuan lisensi menurut hukum antara suatu perusahaan lain untuk melaksanakan usaha. Sedangkan franchising sendiri adalah kerjasama manajemen untuk menjalankan perusahaan cabang atau penyalur. Inti dari franchising adalah memberi hak monopoli untuk menyelenggarakan usaha dari perusahaan induk. Perusahaan pemberi lisensi disebut franchisor dan yang diberi lisensi disebut franchisee. Sementara itu, menurut Deperindag 1997, franchisee waralaba adalah perikatan dimana salah satu pihak diberikan hak untuk memanfaatkan dan atau menggunakan hak atas kekayaan intelektual atau penemuan atau ciri khas usaha yang dimiliki pihak lain dengan suatu imbalan berdasarkan persyaratan yang ditetapkan pihak lain tersebut, dalam rangka penyediaan dan atau penjualan barang dan jasa. Kotler 1997, membedakan waralaba franchisee berdasarkan tiga karakteristik : 1. Pemberi waralaba memiliki merek dagang atau merek jasa dalam melisensikannya kepada pewaralaba franchisee dan imbalannya adalah pemberian royalti. 2. Pewaralaba diharuskan untuk membayar hak-hak untuk menjadi bagian dari sistem tersebut. Akan tetapi, iuran awal initial fee ini hanyalah bagian kecil dari jumlah total yang pewaralaba investasikan ketika ia menandatangani suatu kontrak waralaba. 3. Pemberi waralaba menyediakan suatu sistem pemasaran dan operasi untuk menjalankan bisnisnya. Dalam format bisnis seperti ini, perusahaan yang diberi hak monopoli menyelenggarakan perusahaan seolah-olah merupakan bagian dari perusahaan pemberi lisensi yang dilengkapi dengan nama produk, merek dagang logo, dan prosedur penyelenggaraan secara standar. Pada umumnya dukungan yang diberikan meliputi dukungan awal seperti pemilihan lokasi, rencana bangunan, pembelian peralatan, pola arus kerja, pemilihan karyawan, periklanan, grafik, dan bantuan pada acara opening. Dukungan lain yang berlanjut seperti pencatatan dan akuntansi, konsultasi, pemeriksaan dan standar, promosi, pengendalian kualitas, nasihat hukum, riset, dan material lainnya Suryana, 1994.

B. PEMASARAN

Dokumen yang terkait

Perilaku Makan Siap Saji (Fast Food) dan Kejadian Obesitas pada Remaja Putri di SMAN 1Barumun Kecamatan Barumun Kabupaten Padang Lawas Tahun 2014

4 54 114

Hubungan Kebiasaan Konsumsi Makanan Cepat Saji (Fast Food) dengan Obesitas pada siswa Kelas V dan VI SD Shafiyyatul Amaliyyah Medan

8 93 83

Hubungan Kebiasaan Konsumsi Fast Food Dan Aktivitas Fisik Dengan Indeks Massa Tubuh Pada Remaja Di SMA Santo Thomas 1 Medan

4 62 87

Analisis Brand Association CocaCola dalam Pembentukan Brand Image Konsumen (Studi Kasus Pada Mahasiswa Universitas Sumatera Utara)

11 55 105

Ekuitas Merek Dan Brand Loyalty Blackberry (Studi Deskriptif tentang Pengaruh Ekuitas Merek Blackberry terhadap Brand Loyalty pada Kalangan Mahasiswa FISIP USU)

1 44 136

Analisis Sensitivitas Respon Konsumen Terhadap Ekstensifikasi Merek (Brand Extention) Pada Vaseline Hand & Body Lotion (Studi Kasus Mahasiswi Fakultas Ilmu Komputer Universitas Sumatera Utara)

2 79 103

Pengaruh Penempatan Posisi (Positioning) Terhadap Citra Merek (Brand Image) Pada Clear Men Shampoo (Studi Kasus : Mahasiswa S-1 Reguler Fakultas Ekonomi USU Medan)

2 65 105

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi perpindahan merk (brand switching )pada konsumen biore facial foam facial fit-expert : studi kasus pada perempuan di daerah ciputat

2 22 310

Pengaruh persepsi tentang fungsi iklan fast food kentucky fried chicken (kfc) di televisi terhadap intensi membell pada remaja majus dzikir dan tawasulan forum sllaturahmi remaja bogor

0 9 80

ANALISIS KEBUTUHAN MENCARI VARIASI TERHADAP KEPUTUSAN PERPINDAHAN MEREK (BRAND SWITCHING) - Unissula Repository

0 1 16