Komponen Dasar Pelaksanaan Pendidikan Islam 1. Pedidik Anak didik

8. Komponen Dasar Pelaksanaan Pendidikan Islam 1. Pedidik

Menurut Langeveld, “pendidik adalah orang yang bertanggung jawab terhadap pendidikan atau kedewasaan seorang anak”. Jadi sebenarnya seseorang disebut pendidik itu karena adanya peranan dan tanggung jawab dalam mendidik seorang anak. Mendidik adalah suatu tugas yang luhur. Oleh karena itu seseorang yang bertugas sebagai pendidik haruslah mempunyai kesenangan bekerjabergaul dengan orang lainanak serta mempunyai sifat kasih sayang kepada orang lainanak. 22 Seperti yang dimiliki guru pendidikan agama Islam di SMP Darussalam Muhibuddin Mutawali. Muhibuddin adalah sesosok pendidik yang sudah dewasa, sehat jasmani rohani, jujur, bertanggung jawab, juga sabar dan sayang terhadap anak didiknya. Dalam islam kedudukan pendidik sangat tinggi sehingga ditempatkan dibawah kedudukan nabi dan rasul, itu karena guru selalu terkait dengan ilmu pengetahuan, sedangkan islam amat sangat menghargai pengetahuan.

2. Anak didik

Sebutan “anak didik” dalam ilmu pendidikan tidak terlepas kaitannya dengan sifat ketergantungan seorang anak terhadap pendidik tertentu, atau dengan kata lain, tiap anak disebut anak didik apabila ia menjadi tanggung jawab pendidik tertentu. 23 Dilingkungan sekolah, anak didik haruslah berperan sebagai masyarakat sekolah dan menjalankan semua peraturan yang ada disekolah tersebut. 22 Alisuf Sabri, Ilmu Pendidikan, hal. 8 23 Alisuf Sabri, Ilmu Pendidikan, hal. 10

B. Konsep Ibadah Dalam Islam 1. Pengertian Ibadah

Kata ibadah berasal dari kata „abada, yu‟aabidu, „ibadatan, artinya menyembah, mempersembahkan, tunduk, patuh, taat. Seseorang yang tunduk patuh, merendahkan diri dan hina dihadapan yang disembah yang disembah disebut “abid” yang beribadah. Budak disebut „abd karena dia harus tunduk patuh, dan merendahkan diri kepada majikannya. 24 Ibadah adalah wujud ketundukan dan pemujaan manusia kepada Allah. Hanya dengan Allahlah manusia bisa manusia bisa menjamin hubungan semacam itu, tidak dengan yang lain-Nya. Jika kita mengetahui bahwa Allah adalah satu-satunya pencipta dan penguasa alam semesta, kita harus mengabdi kepada-Nya, dan tidak menyekutukannya dengan sesuatu apapun. Al-Quran menegaskan bahwa ibadah hanya wajib dilakukan untuk Allah. 25 Ibadah bisa berupa ucapan lafzhiyyah atau tindakan amaliyyah. Ibadah lafal adalah rangkaian kalimat dan zikir yang diucapkan dengan lidah, seperti bacaan hamdalah, al-Quran, zikir dalam sujud, rukuk dan tahiyat dalam salat, atau membaca talbiyah dalam ibadah haji. Sedangkan ibadah amal adalah seperti rukuk dan sujud dalam salat, wukuf di padang Arafah dan tawaf. Dan kebanyakan ibadah dalam Islam merupakan perpaduan antara ibadah lafal dan amal, seperti salat dan haji. 26 Menurut Abu al A’la Al Maududi, secara kebahasaan kata „abada pada mulanya mempunyai pengertian ketundukan seseorang kepada orang lain dan orang tersebut menguasainya. Oleh karena itu ketika disebut kata al „abdu dan al‟ibadah, yang cepat tertangkap dalam pikiran orang adalah ketundukan dan kehinaan budak di hadapan majikan dan mengikuti segala macam perintahnya. Ketundukan itu tidak hanya berbentuk menundukkan kepala saja tetapi juga menundukkan hati. Dengan kata lain ketundukan 24 Zurinal Z dan Aminuddin, Fiqih Ibadah, Ciputat: Lemlit UIN Jakarta, 2008, hal. 26 25 Murtadha Muthahhari, Energi Ibadah, Jakarta: Serambi Ilmu Semesta, 2007, cet. Ke- 1, hal. 14 26 Murtadha Muthahhari, Energi Ibadah, hal. 15