Perilaku Konsumen Persepsi Konsumen Sensitivitas Respon

berdasarkan hasil perhitungan sensitivitas respon produk yaitu sebesar 1.04 yang dinyatakan dalam kategori sensitif karena lebih besar dari 1 satu. Perubahan kekuatan respon Perluasan merek brand extension sebelum perubahan Ro dan sesudah perubahan Rl, maka dapat diketahui bahwa Arah respon konsumen adalah positif. Artinya konsumen atau responden berperilaku sesuai dengan yang diinginkan oleh pihak perusahaan So Klin yaitu konsumen mengenal So Klin Lantai sebagai produk pembersih lantai yang mudah diingat, dikenal dan memiliki ciri khas, konsumen memiliki pengetahuan yang cukup tentang So Klin Lantai, konsumen berminat dan menyukai So Klin Lantai, menjadikan So Klin Lantai sebagai produk pembersih lantai pilihan, memiliki keyakinan kepada So Klin Lantai sebagai produk pembersih lantai, serta konsumen akan membeli So Klin Lantai.

B. Perilaku Konsumen

Menurut Nugroho 2003:3: “Perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk atau jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan ini.” Menurut American Marketing Association dalam Nugroho 2003:4, “Perilaku konsumen merupakan interaksi dinamis antara afeksi dan kognisi, perilaku dan lingkungannya dimana manusia melakukan kegiatan pertukaran dalam hidup mereka.” Berdasarkan kedua defenisi diatas, dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumen dalam memilih maupun membeli suatu produk pasti melalui proses yang cukup rumit. Dikatakan rumit karena banyak variasi produk yang Universitas Sumatera Utara memungkinkan konsumen sulit dalam pembuatan keputusan. Salah satu cara yang dapat ditempuh untuk mempengaruhi keputusan konsumen adalah dengan melakukan bauran pemasaran marketing mix, bisa berupa perubahan produk beserta elemen-elemennya atau melalui penyampaian kata-kata, gambar, atau simbol yang berkaitan dengan produk yang ditawarkan kepada konsumen. Kegiatan bauran pemasaran tersebut pada akhirnya dapat mempengaruhi persepsi konsumen.

C. Respon Konsumen

1. Pengertian Respon Konsumen

Respon memainkan peranan utama dalam membentuk perilaku, dimana respon terhadap merek sering mempengaruhi apakah konsumen akan membeli atau tidak. Respon positif terhadap merek tertentu akan memungkinkan konsumen melakukan pembelian terhadap merek itu, dan sebaliknya respon negatif akan menghalangi konsumen dalam melakukan pembelian. Menurut Simamora 2003:126: “Respon adalah reaksi konsumen terhadap stumuli, baik yang berasal dari faktor internal maupun faktor eksternal”. “Stimuli atau stimulus adalah setiap bentuk fisik, visual atau komunikasi verbal yang dapat mempengaruhi tanggapan individu Nugroho, 2005:160.”

2. Hubungan Respon Konsumen dan Perilaku Konsumen

Implikasi pemasaran dari hubungan respon dan perilaku berkaitan dengan pengukuran komponen-komponen kognitif berpikir dan afektif perasaan dari respon pembeli, hasil pengukuran dapat didayagunakan untuk meramalkan Universitas Sumatera Utara perilaku. Perilaku pembeli juga dapat dipengaruhi melalui komponen kognitif dan afektif.

3. Dimensi-dimensi Respon

Menurut Simamora 2003:134 dimensi-dimensi respon meliputi hal-hal sebagai berikut: a. Tahap Model apapun yang digunakan, yang namanya respon, selalu terbagi ke dalam tiga area, yaitu area kognitif, area afektif, dan area perilaku. Ketiga area ini bisa dibagi ke dalam tahap, tergantung model yang digunakan. Dalam model AIDA misalnya, respon memiliki empat tahap, yaitu attention, interest, desire, dan action. Sebuah stimulus dapat mempengaruhi satu, beberapa, atau semua tahap. b. Panjang Sebuah stimulus dapat menciptakan respon yang panjang atau pendek. Panjang sebuah respon adalah jumlah tahap yang dipengaruhi stimulus. Misalkan peneliti menggunakan model AIDA, maka panjang maksimal respon adalah empat. Dengan model hierarchy-of-effect, panjang respon adalah enam. Panjang maksimal stimulus tergantung model yang digunakan. Panjang maksimal dan minimal respons pada setiap model adalah sama. c. Arah Bila menggunakan sudut pandang perusahaan, ada dua arah respon, yaitu positif dan negatif. Respon positif terjadi apabila respon mengarah pada perilaku yang diinginkan perusahaan. Jika menggunakan model AIDA, respon positifnya adalah perhatian, berminat, ingin dan bertindak. Sedangkan respon Universitas Sumatera Utara negatifnya adalah menjadi bingung, tidak berminat, tidak ingin, dan tidak bertindak. d. Lebar Lebar menyatakan seberapa besar respon yang terjadi di tiap tahap. Lebar maksimal tergantung pada skala yang digunakan. Banyaknya kelas tergantung kemampuan untuk membentuk kategori lebar respon. Yang perlu diperhatikan adalah perbedaan nyata, perbedaan ini harus bersifat bertingkat dan perbedaan tingkatan terjadi secara merata. Tingkatan-tingkatan responnya dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 2.1 Tingkatan-tingkatan Respon Positif Tahap Respon Lebar = 1 Lebar = 2 Lebar = 3 Kesadaran Mengenal merek Merek yang sudah sangat dikenal Top-of mind Pengetahuan Tahu sedikit Tahu banyak Tahu semuanya Kesukaan Cukup suka Suka Sangat suka Kecenderungan Merek alternatif kedua Together with other brand divided brand preference Satu-satunya merek alternatif Keyakinan Cukup yakin Yakin Sangat yakin Pembelian Sekedar mencoba Pembeli teratur Pembeli teratur sekaligus mempromosikan produk kepada orang lain Sumber : Simamora 2003:137 Universitas Sumatera Utara Tabel 2.2 Tingkatan-tingkatan Respon Negatif Tahap Respon Lebar = 1 Lebar = 2 Lebar = 3 Kesadaran Samar-samar antara ingat dan lupa Lupa tapi masih bisa diingat Lupa sama sekali Pengetahuan Cukup bingung Bingung Sangat bingung Kesukaan Cukup tidak suka Tidak suka Sangat tidak suka Kecenderungan Merek yang tidak dipilih Menghindari merek Memusuhi merek Keyakinan Cukup tidak yakin Tidak yakin Sangat tidak yakin Pembelian Mengurangi pembelian Berhenti membeli kembali Mengembalikan produk yang sudah dibeli Sumber : Simamora 2003:137 e. Kekuatan Iklan sebuah merek sangat erat kaitannya dengan respon konsumen. Semakin kuat respon tersebut dalam mempengaruhi konsumen maka respon dari konsumen terhadap merek produk yang diiklankan juga semakin besar, demikian juga sebaliknya. Mengukur kekuatan respon, harus memperhatikan dua dimensi, yaitu panjang dan lebar, dengan mengalikan kedua dimensi ini, maka akan diperoleh kekuatan respon. f. Kecepatan Kecepatan dalam memberikan respon berbeda-beda pada tiap konsumen. Ada yang sampai pada tahap pembelian begitu mendapat stimuli, adapula yang setelah waktu yang sangat lama baru melakukan pembelian. Bahkan, ada yang tidak sampai pada tahap pembelian sama sekali. g. Lama bertahan Ada respon sesaat, adapula respon yang berlangsung dalam waktu jangka panjang. Persepsi respon yang berlangsung sesaat dinamakan sensasi. Universitas Sumatera Utara Promosi yang dapat merangsang respon dalam waktu singkat digolongkan promosi yang sensasional.

D. Persepsi Konsumen

Menurut Kotler 2003:197: “Persepsi merupakan suatu proses dimana individu memilih, mengorganisasikan, dan menginterpretasikan rangsangan menjadi suatu gambar ayng berarti dan saling terkait terhadap obyek yang dihadapi.” Sedangkan menurut Nugroho 2003:160: “Persepsi konsumen dapat didefinisikan sebagai makna yang kita pertalikan berdasarkan pengalaman masa lalu, stimulus rangsangan-rangsangan yang kita terima melalui lima indera.”

E. Sensitivitas Respon

Menurut Simamora 2003: 201 sensitivitas respon adalah “tingkat perubahan respon sebagai dampak perubahan stimuli. Tingkat perubahan dihitung dengan persentase. Jadi, sensitivitas respon adalah persentase perubahan stimuli”. Secara sistematis, kalimat ini dapat ditulis menjadi : Δ R Sr = --------- ΔS Dimana : Sr = Sensitivitas Respon ΔR = Perubahan Respon ΔS = Perubahan Stimuli Universitas Sumatera Utara Dalam menganalisis tingkat sensitivitas dan arah respon konsumen terhadap fenomena perluasan merek brand extension digunakan model analisa Hierarchy-of-effect yang meliputi enam tahap respon yaitu: kesadaran awareness, pengetahuan knowledge, kesukaan liking, kecenderungan preference, keyakinan conviction dan pembelian purchase. Model Hierarchy of Effect Area Cognitive Area Affective Area Behavior Sumber: Simamora 2003:128 Gambar 2.1 Model Hierarchy of Effect Menurut Gambar 2.3 tahapan dalam model Hierarchy of Effect terdiri dari tiga area yaitu: 1. Area Kognitif Cognitive Area Area ini adalah area dimana konsumen menyadari akan kebenaran suatu produk atau jasa kemudian konsumen mulai mengerti dan mengetahui fungsi produk atau jasa tersebut. Area kognitif meliputi: knowledge Awareness Liking Preference Conviction purchase Universitas Sumatera Utara a. Kesadaran brand awareness Kesadaran merek brand awareness adalah kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali atau mengingat merek itu kembali bahwa suatu merek merupakan bagian dari katagori produk tertentu. Kesadaran merek merupakan kemampuan merek untuk muncul dalam benak konsumen ketika mereka sedang memikirkan produk tertentu dan seberapa mudahnya nama tersebut dimunculkan. Jika pasar sasaran belum mengenal produk, maka perusahaan perlu membuat promosi agar mereka mulai mengenal produk. Dengan kata lain, pasar sasaran sadar bahwa produk itu ada. Kegiatan promosi seperti ini perlu untuk produk-produk baru. b. Pengetahuan knowledge Secara umum, pengetahuan konsumen adalah semua informasi yang dimiliki konsumen mengenai berbagai macam produk dan jasa serta pengetahuan lainnya yang terkait dengan produk dan jasa tersebut dan informasi yang berhubungan dengan fungsinya sebagai konsumen. Pengetahuan konsumen akan mempengaruhi keputusan pembelian. Ketika konsumen memiliki pengetahuan yang lebih banyak, maka ia akan lebih baik dalam mengambil keputusan, ia akan lebih efisien dan lebih tepat dalam mengolah informasi dan mampu menyampaikan informasi dengan lebih baik. Pengetahuan Konsumen terbagi menjadi tiga yaitu : 1 Pengetahuan mengenai produk 2 Pengetahuan Pembelian 3 Pengetahuan Pemakaian Universitas Sumatera Utara Bisa saja pasar sasaran kenal, sadar atau ingat nama produk, tetapi tidak tahu banyak mengenai produk. Pengetahuan merupakan respon kedua setelah kesadaran. Setelah mencapai tahap ini, tentu perusahaan harus membuat promosi yang informatif. 2. Area Afektif Affective Area Area ini mencakup tahap dimana konsumen mulai timbul perasaan suka dan yakin akan produk atau jasa yang disukainya, setelah produk atau jasa tersebut menjadi pilihannya untuk dikonsumsi. Area afektif meliputi: a. Kesukaan liking Kalau mereka suka atau berminat terhadap produk tersebut, artinya target pasar sasaran sudah sampai pada tahap ketiga dalam model yang digunakan. Bisa saja pasar sasaran menyukai produk tetapi tidak menempatkannya lebih penting dibanding produk-produk lain yang sama. b. Pilihan preference Jika target sasaran menyukai produk namun tidak menempatkan pada posisi yang utama dan masih membandingkan dengan produk lain, maka konsumen perlu preferensi terhadap produk untuk menempatkan produk pada posisi yang penting dibandingkan produk – produk yang lain. Kalau target pasar sasaran sudah menempatkan produk sebagai pilihan pertama, maka pasar sasaran sudah sampai pada tahap preferensi dalam model. Konsumen mungkin menyukai produk itu tapi tidak lebih dari produk lain, sehingga pemasar harus membangkitkan preferensi konsumen akan produk yang ditawarkan. Pemasar akan mempromosikan kualitas produk, nilai value, performance dan karakter lain. Universitas Sumatera Utara c. Keyakinan conviction Apabila pasar sasaran sudah menjadikan produk sebagai pilihan, tetapi tidak memiliki keyakinan yang pasti mengenai produk, biasanya orang- orang akan lebih mempromosikan juga kepada orang lain, sehingga perusahaan dapat memperoleh promosi gratis melalui komunikasi dari mulut ke mulut word-of mouth communication. Konsumen mungkin sudah lebih menyukai produk yang ditawarkan tapi tidak membangun keyakinan untuk membelinya . Tugas pemasar adalah membangun keyakinan konsumen untuk melakukan tindakan yang terbaik, yaitu membeli. 3. Area Tindakan Behavior Area Area ini merupakan tahap akhir konsumen yaitu konsumen akan mulai melakukan pembelian, area ini adalah Pembelian purchase. Inilah tahap terakhir dalam proses. Pada akhirnya, pasar sasaran yang sudah kenal, tahu menjadikan produk sebagai pilihan dan yakin akan pilihannya akan membeli produk pada saat yang tepat. Sebagian dari konsumen mungkin memiliki keyakinan tetapi belum juga membeli produk itu. Mereka menunggu informasi tambahan atau masih merencanakan tindakan selanjutnya. Pemasar harus mendorong konsumen untuk melakukan langkah akhir dengan cara menawarkan produk dengan harga yang lebih rendah, atau menawarkan hadiah. Universitas Sumatera Utara

F. Merek

Dokumen yang terkait

Analisis Strategi Perluasan Merek (Brand Extension) Gatsby Hair Gel ke Gatsby Splash Cologne Terhadap Sensitivitas Respon Konsumen pada Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara

8 112 141

Analisis Sensitifitas Respon Konsumen Pada Perluasan Merek (brand extension) Sabun Mandi Merek Lifebuoy (Studi Kasus Mahasiswa Fakultas Ilmu Komputer Universitas Sumatera Utara).

1 61 103

ANALISIS BRAND ASSOCIATION (ASOSIASI MEREK) PADA PRODUK SABUN MANDI MEREK LIFEBUOY, LUX, DAN NUVO DIKALANGAN MAHASISWA S.1 REGULER FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS JEMBER

0 16 9

Pengaruh strategi brand extension terhadap intensi membeli konsumen: studi kasus pemakaian brand extension Lifebuoy untuk sampul

1 81 146

ANALISIS EFEKTIFITAS IKLAN SHAMPOO MEREK LIFEBUOY TERHADAP RESPON KONSUMEN.

0 0 8

Analisis Pengaruh Sensitivitas Respon Konsumen terhadap Perluasan Merek (Brand Extension) pada Produk Sabun Mandi Bayi Merek Mittu (Studi Kasus pada Ibu Muda di Young Moms Community Bandung).

1 3 20

Analisis Pengaruh Sensitivitas Respon Konsumen terhadap Perluasan Merek (Brand Extension) (Studi Kasus pada Produk Sabun Merek Gatsby di Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen Universitas Kristen Maranatha).

2 10 23

Analisis Sensitivitas Respon Konsumen terhadap Perluasan Merek (Brand Extension) pada Shampoo Merek Lifebuoy (Studi Kasus di Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Maranatha).

0 1 21

ANALISIS RESPON KONSUMEN TERHADAP PEMANF

0 1 7

ANALISA SENSITIVITAS RESPON KONSUMEN DARI EKSTENSIFIKASI MEREK (BRAND EXTENSION) PADA SABUN MANDI CAIR MEREK CITRA (STUDI PADA MAHASISWA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO) - repository perpustakaan

0 0 16