31 kepuasan  kerja  tidak  akan  pernah  mencapai  kematangan  psikologis  dan  pada
gilirannya akan menjadi frustasi. Kepuasan  kerja  karyawan  menurut  Hariandja  2002:142  dapat  dilihat  dari
pekerjaan  yang  dilakukan,  bahwa  pekerjaan  tidak  hanya  sekadar  melakukan pekerjaan,  tetapi  terkait  juga  dengan  aspek  lain,  seperti  interaksi  dengan  rekan
sekerja,  atasan,  mengikuti  aturan-aturan  dan  lingkungan  kerja  tertentu  yang  sering kali  tidak  memadai  atau  kurang  disukai.  Lebih  lanjut  dinyatakan  oleh  Hasibuan
2005:202  bahwa  kepuasan  kerja  adalah  sikap  emosional  yang  menyenangkan  dan mencintai  pekerjaannya.Sikap  ini  dicerminkan  oleh  moral  kerja,  kedisiplinan,  dan
prestasi kerja. Dari beberapa pengertian tersebut di atas tentang kepuasan kerja maka dapat
dikatakan bahwa kepuasan kerja kerja karyawan  adalah penilaian seorang karyawan terhadap seberapa puas dan tidak puasnya dengan pekerjaannya.
2.2.2 Teori Kepuasan Kerja
Maslow  dalam  Dessler  2001:46  mengemukakan  bahwa  manusia  memiliki lima  kategori  kebutuhan  pokok,  yaitu  kebutuhan  psikologis,  rasa  aman,  sosial,  ego,
dan  perwujudan  diri.  Kebutuhan-kebutuhan  tersebut  membentuk  suatu  hirarki  atau tangga,  dan  masing-masing  kebutuhan  itu  hanya  akan  aktif  apabila  kebutuhan  yang
lebih  rendah  telah  dipenuhi.  Kuswadi  2004:119  menyatakan  bahwa  kepuasan karyawan  merupakan  ukuran  sampai  seberapa  jauh  perusahaan  dapat  memenuhi
harapan  karyawannya  yang  berkaitan  dengan  berbagai  aspek  dalam  pekerjaan  dan jabatannya.
Universitas Sumatera Utara
32 Lebih lanjut dijelaskan bahwa karyawan yang tidak puas biasanya mempunyai
motivasi  kerja  yang  rendah,  sehingga  dalam  bekerja  mereka  biasanya  kurang bersemangat, malas, lambat, bahkan dapat banyak melakukan kesalahan dan lain-lain
hal  yang  bersifat  negatif  sehingga  akan  menimbulkan  pemborosan  biaya,  waktu, tenaga, dan sebagainya.
Sedangkan  menurut  Wexley  dan  Yulk  dalam  As ’ad  2003:105  teori-teori
tentang kepuasan ada 3 tiga macam yang lazim dikenal, yaitu: 1.  Teori Perbandingan Intrapersonal Discrepancy Theory
Kepuasan  atau  ketidakpuasan  yang  dirasakan  oleh  individu  merupakan  dari perbandingan atau kesenjangan yang dilakukan oleh diri sendiri terhadap berbagai
macam hal yang sudah diperolehnya dari pekerjaan dan yang menjadi harapannya. 2.  Teori Keadilan Equity Theory
Seseorang  akan  merasa  puas  atau  tidak  puas  tergantung  apakah  ia  merasakan adanya  keadilan  atau  tidak  atas  suatu  situasi.  Perasaan  equity  atau  inequityatas
suatu  situasi  diperoleh  seseorang  dengan  cara  membandingkan  dirinya  dengan orang lain yang sekelas, sekantor, maupun ditempat lain.
3.  Teori Dua Faktor Two factor Theory Teori  ini  berasal  dari  Herzberg  dalam  As
’ad  2003  yang  intinya  adalah  bahwa kepuasan dan ketidakpuasan kerja merupakan dua hal yang berbeda. Menurut teori
ini, karakteristik pekerjaan dapat dikelompokkan menjadi dua kategori,  yang satu dinamakan  Dissatisfier  atau  Hygiene  Factors,  dan  yang  lain  dinamakan  Satisfier
atau Motivators.
Universitas Sumatera Utara
33 Hygiene factors
adalah faktor-faktor yang terbukti menjadi sumber kepuasan, terdiri  dari  gaji,  insentif,  pengawasan,  hubungan  pribadi,  kondisi  kerja,  dan  status.
Keberadaan  kondisi-kondisi  ini  tidak  selalu  menimbulkan  kepuasan  bagi  karyawan, tetapi ketidakberadaannya dapat menyebabkan ketidakpuasan bagi karyawan As
’ad, 2003:106.  Satisfier  atau  Motivators  adalah  faktor-faktor  atau  situasi  yang
dibuktikannya  sebagai  sumber  kepuasan  kerja  yang  terdiri  dari  prestasi,  pengakuan, wewenang, tanggung jawab dan promosi. Dikatakan tidak adanya kondisi-kondisi ini
bukan  bukan  berarti  membuktikan  kondisi  sangat  tidak  puas,  tetapi  kalau  ada,  akan membentuk motivasi kuat yang menghasilkan prestasi kerja yang baik.
2.2.3. Pengukuran Kepuasan Kerja