Formulasi Strategi Usaha Jasa Merangkai Bunga sebagai Sub Sistem Agribisnis Hilir (Down Stream Agribusiness) Pada Janur Kuning Jakarta.

(1)

FORMULASI STRATEGI USAHA JASA MERANGKAI BUNGA

SEBAGAI SUBSISTEM AGRIBISNIS HILIR

(DOWN STREAM AGRIBUSINESS) PADA JANUR KUNING,

JAKARTA

Oleh

RENNA ROSDIANI A 14105592

PROGRAM EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2008


(2)

RINGKASAN

RENNA ROSDIANI, Formulasi Strategi Usaha Jasa Merangkai Bunga sebagai Sub Sistem Agribisnis Hilir (Down Stream Agribusiness) pada Janur Kuning Jakarta, dibawah bimbingan JOKO PURWONO.

Tanaman hias (florikultura) merupakan salah satu komoditas hortikultura yang berpotensi untuk dikembangkan. Berbagai ragam tanaman hias mulai dari jenis bunga yang mudah berbunga hingga jenis yang tergolong sulit berbunga saat ini sudah umum dibudidayakan. Konsumen terbesar tanaman hias adalah konsumen industri yaitu florist dan dekorator. Florist membeli tanaman hias untuk kemudian dijual kembali kepada konsumen lainnya. Sementara dekorator, tanaman hias digunakan sebagai input untuk membuat berbagi produk dekorasi. Usaha dekorasi adalah suatu usaha yang mengkombinasikan keterampilan seseorang untuk menghasilkan produk berupa rangkaian bunga yang sesuai dengan permintaaan konsumen. Faktor estetika menjadi sangat penting untuk menarik konsumen agar membeli rangkaian bunga yang dijual. Usaha dekorasi harus memiliki pengetahuan mengenai prilaku konsumen terhadap output yang dihasilkan dalam kegiatan penjualannya. Pengetahuan ini diperlukan demi mempertahankan pasar yang dimiliki, serta untuk meningkatkan kualitas produk dan pelayanan.

Salah satu perusahaan yang bergerak pada usaha jasa dekorasi di Jakarta adalah Janur Kuning. Perusahaan harus selalu siap untuk menghadapi kondisi lingkungan yang selalu berubah-ubah baik internal maupun eksternal yang dapat mempengaruhi pelaksanaan strategi perusahaan. Permasalahan dan resiko dalam dunia usaha menjadi suatu hal yang lazim dialami oleh perusahaan. Kendala-kendala serta permasalahan yang dialami oleh Janur Kuning adalah banyaknya jumlah pesaing. Pesaing dari Janur Kuning di Jakarta dikategorikan pada perusahaan dekorasi dengan sasaran konsumen yang sama yaitu kelas atas. Tingginya persaingan bisnis jasa dekorasi akan mempengaruhi pendapatan perusahaan, oleh karena itu perlu menerapkan strategi alternatif agar kegiatan perusahaan dapat terus berjalan bahkan berkembang. tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah (1) Mengidentifikasi faktor eksternal yang menjadi peluang dan ancaman yang berpengaruh terhadap usaha jasa dekorasi Janur Kuning; (2)Mengidentifikasi faktor internal yang menjadi kekuatan dan kelemahan bagi Janur Kuning dalam menjalankan aktivititas usaha jasa dekorasi; (3) Menyusun rekomendasi alternatif strategi yang paling sesuai bagi Janur Kuning untuk mengembangkan usahanya.

Penelitian ini dilakukan pada perusahaan dekorasi Janur Kuning. Lokasi Janur kuning adalah di Jalan Sulaiman No. 49A Rawa Belong Jakarta Barat. Data yang digunakan meliputi data primer dan data sekunder. Data primer yang digunakan bersumber dari data wawancara dan juga pengamatan langsung. Data sekunder dikumpulkan dari dalam dan luar perusahaan. Data yang diperoleh dari dalam perusahaan yaitu meliputi data yang relevan dengan kegiatan bisnis


(3)

dekorasi. Analisis data ini dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis secara kualitatif dilakukan untuk melihat proses pelaksanaan produksi dekorasi. Analisis data kuantitatif yaitu menggunakan perolehan data-data hasil dari identifikasi faktor eksternal dan internal dengan menggunakan pembobotan. Alat analisis yang digunakan yaitu analisis IFE, EFE, IE, SWOT, dan QSPM.

Berdasarkan analisis faktor eksternal, maka terdapat enam faktor peluang dan delapan faktor ancaman. Faktor-faktor yang menjadi peluang adalah: (1) Wilayah pasar yang masih luas; (2) Teknologi informasi melalui internet; (3) Kemudahan mendapatkan pasokan bahan baku; (4) Keanekaragaman budaya; (5) Kecenderungan masyarakat menggunakan jasa WO serta (6) Tidak adanya produk substitusi untuk jasa dekorasi. Sedangkan faktor yang menjadi ancaman bagi Janur Kuning adalah: (1) Iklim usaha yang kurang kondusif; (2) Kebijakan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM); (3) Jumlah pesaing dan tingkat persaingan yang ketat; (4) Hambatan masuk usaha yang masih kecil; (5) Konsumen baru memiliki kekuatan menentukan pilihan.

Berdasarkan hasil analisis faktor internal, maka terdapat enam faktor kunci kekuatan internal dan lima faktor kunci kelemahan Janur Kuning. Faktor-faktor kunci kekuatan Janur Kuning adalah: (1) Kualitas produk yang baik; (2) Media promosi yang beragam; (3) Sumberdaya manusia yang terampil dalam membuat produk dekorasi; (4) Kemampuan modal usaha yang memadai; (5) Lokasi usaha yang strategis; (6) Mitra kerja yang meiliki spesialisasi. Sedangkan faktor-faktor kelemahan Janur Kuning adalah (1) Tidak adanya spesialisasi pekerjaan; (2) Belum melakukan pembukuan secara terorganisir; (3) Pembayaran konsumen yang terlambat; (4) Lokasi gudang yang terpisah-pisah. Hasil dari analisis IE menempatkan perusahaan pada kuadaran V yaitu strategi pertahankan dan pelihara, sehingga strategi yang sesuai untuk dilakukan adalah penetrasi pasar dan pengembangan produk. Hasil analisis SWOT menghasilkan lima alternatif strategi yang dapat dijalankan Janur Kuning, yaitu: (1) Penetrasi pasar melalui strategi promosi; (2) Diversifikasi paket dekorasi; (3) Melakukan kerjasama dengan mitra; (4) Memaksimalkan fungsi gudang; (5) Perbaikan sistem pembayaran dan pembukuan. Proses pengambilan keputusan dalam penentuan alternatif strategi terbaik dilakukan melalui analisis QSPM. Hasil analisis ini menunjukkan bahwa strategi terbaik yang harus dilakukan saat ini adalah penetrasi pasar melalui strategi promosi dengan nilai STAS tertinggi yaitu sebesar 3.116.

Janur Kuning dapat mengimplementasikan strategi yang direkomendasikan dengan terlebih dahulu melakukan penyesuaian terhadap kondisi internal perusahaan terutama faktor kelemahan yaitu tidak adanya spesialisasi pekerjaan, belum melakukan pembukuan secara terorganisir, pembayaran konsumen yang terlambat, serta lokasi gudang yang terpisah-pisah. Implementasi strategi utama yang muncul dari hasil analisis harus ditunjang oleh strategi lainnya karena merupakan satu kesatuan utuh dalam mengembangkan usaha jasa dekorasi. Janur Kuning harus mampu berkomunikasi dalam menjalin hubungan yang baik kepada semua pihak terutama mitra usaha dan pesaing. Hal ini dilakukan dalam rangka menciptakan iklim usaha dan persaingan yang sehat.


(4)

FORMULASI STRATEGI USAHA JASA MERANGKAI BUNGA

SEBAGAI SUBSISTEM AGRIBISNIS HILIR

(DOWN STREAM AGRIBUSINES) PADA JANUR KUNING,

JAKARTA

Oleh:

RENNA ROSDIANI A 14105592

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada

Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

PROGRAM EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2008


(5)

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL ”FORMULASI STRATEGI USAHA JASA MERANGKAI BUNGA SEBAGAI SUBSISTEM AGRIBISNIS HILIR (DOWN STREAM AGRIBUSINES) PADA JANUR KUNING, JAKARTA” BENAR-BENAR HASIL KARYA SENDIRI DAN BELUM PERNAH DIAJUKAN PADA PERGURUAN TINGGI LAIN ATAU LEMBAGA LAIN MANAPUN.

Bogor, Agustus 2008

Renna Rosdiani A14105592


(6)

INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS PERTANIAN

PROGRAM EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS

Kami menyatakan bahwa Skripsi yang ditulis oleh :

Nama Mahasiswa : Renna Rosdiani

Nomor Pokok : A14105592

Judul : Formulasi Strategi Usaha Jasa Merangkai Bunga sebagai Sub Sistem Agribisnis Hilir (Down Stream Agribusiness) Pada Janur Kuning Jakarta.

dapat diterima sebagai salah satu syarat kelulusan pada Ekstensi Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Agustus 2008 Menyetujui Dosen Pembimbing

Ir. Joko Purwono, MS NIP. 131 578 844

Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M.Agr NIP. 131 124 019


(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kota Montpellier Perancis pada tanggal 21 Januari 1985 yang merupakan anak pertama dari tiga bersaudara, dari pasangan Bapak Ikhwanudin Mawardi dan Ibu Intan Hidayatin.

Pendidikan formal penulis dimulai di SDN 08 Pagi Jakarta dan lulus pada tahun 1997. Selanjutnya penulis menimba ilmu di SMPIT Al-Hikmah Jakarta dan SMU Bina Bangsa Sejahtera (BBS) Bogor. Pada tahun 2002, penulis diterima pada Program Studi Diploma III Manajemen Agribisnis, Departemen Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Selanjutnya penulis menempuh pendidikan sarjana di Program Ekstensi Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor pada tahun 2005.

Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif pada pelatihan motivasi sumberdaya manusia, Emotional Spritual Quotient (ESQ) sebagai Alumni Training Support (ATS) pada penyelenggaraan training ESQ. Penulis juga aktif pada berbagai kegiatan kepanitian dan organisasi kemahasiswaan.


(8)

KATA PENGANTAR

Puji Syukur dan segala kemuliaan hanya milik Allah SWT Tuhan semesta alam. Dialah Allah Ar-Rasyid Yang Maha Cerdas dan Dialah Al-Alim Yang Maha Berilmu Pengetahuan karena dengan kehendak, anugerah serta karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul Formulasi Strategi Usaha Jasa Merangkai Bunga Sebagai Subsistem Agribisnis Hilir (Down Stream Agribusiness) Pada Janur Kuning, Jakarta dapat diselesaikan. Skripsi ini diajukan untuk memenuhi syarat dalam menjalankan pendidikan pada Program Ekstensi Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor.

Topik dan judul penelitian ini dilatarbelakangi oleh minat penulis terhadap tanaman hias dalam hal ini usaha jasa dekorasi. Rasa tertarik ini tidak terlepas dari besarnya potensi usaha jasa dekorasi yang didasari jumlah dan laju pertumbuhan penduduk serta keragaman budaya yang ada di masyarakat Indonesia. Namun demikian, potensi ini bukannya tanpa ancaman dan rintangan terutama dihadapkan pada jumlah pesaing dan tingkat persaingan yang ketat. Untuk itu diperlukan strategi yang tepat agar perusahaan mampu berkembang lebih maju dalam menangkap potensi usaha jasa dekorasi.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memerlukan penyempurnaan di masa yang akan datang. Oleh karena itu, harapan adanya saran dan kritik konstruktif dari pembaca untuk perbaikan. Akhir kata, semoga skripsi ini bermanfaat bagi Janur Kuning dan semua pihak yang berkepentingan.

Bogor, Agustus 2008


(9)

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji Syukur dan segala kemuliaan hanya milik Allah SWT Tuhan semesta alam. Dialah Allah Ar-Rasyid Yang Maha Cerdas dan Dialah Al-Alim Yang Maha Berilmu Pengetahuan karena dengan kehendak, anugerah serta karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Shalawat dan salam untuk Rosululloh SAW, seorang Nabi yang mengajarkan cinta pada ilmu pengetahuan dan kasih sayang. Penyelesaian penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada bagian ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada:

1. Mama, Papa dan adik-adikku (bang Azhar dan bang Allam) yang memberikan doa, dukungan moril dan materil yang sangat berharga kepada penulis serta Tante dan Om ku tersayang yang telah memberikan doa dan semangatnya. 2. Bapak Ir. Joko Purwono, MS selaku dosen pembimbing atas arahan, masukan

serta doa yang diberikan hingga skripsi ini dapat diselesaikan.

3. Ibu Ir. Netty Tinaprilla, MSi dan Ibu Ir. Popong Nurhayati, MSi selaku dosen penguji utama dan penguji komisi pendidikan atas saran dan masukan bagi perbaikan skripsi ini.

4. Pemilik Janur Kuning, Mas ferry yang telah memberikan kesempatan untuk melakukan penelitian. Mas Anton, Mas Bahar, beserta seluruh kru yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga silaturahmi kita tetap terjaga.

5. Ka Budi beserta keluarga Sultika yang memberikan doa dan membantu menyelesaikan skripsi ini dengan masukan, saran, doa dan arahan yang sangat


(10)

berarti bagi penulis. Staf Bappenas : Om Kardi, Aa Ferdi, Ka Dody dan Teh Yuli atas saran, masukan dan bantuan dalam pengambilan data-data. Prof Anwar Sunari atas doa dan masukannya.

6. Staf MAB dan Ekstensi MAB: Hamid, Pian, angga, Mba Rahmi, Mba Maya, Mba Nur dan Mas Way atas dukungan, bantuan dan peminjaman buku-buku yang berguna bagi penulisan skripsi ini.

7. Taufan Jamal yang telah memberikan semangat, masukan, saran dan doa bagi penulis. Semoga Allah menbalas semua kebaikan kaka. Amien.

8. Sahabat-sahabatku seperjuangan: Liea, Thia, Eko, Renie, Wawan dan Ridwan atas bantuannya dalam pengumpulan dan pengolahan data serta saran dan kritikan.

9. Keluarga Bapak Soesiyanto: Tante Anggur, Aa, Baso, dan De’Andi, atas doa, dukungan dan semangat yang diberikan selama ini. Semoga Allah membalas semua kebaikan Om sekeluarga.

10.Mas Arif saung atas sayur mayur gratisnya, Mba Ratih, Mang Pandi, Wa Dar dan Rus yang telah banyak membantu menyiapkan semua kebutuhan penulis dan semoga menjadi amal ibadah.

11.Rekan-rekan ekstensi yang turut membantu dan pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Akhirnya penulis mengucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya, semoga kebaikan Bapak, Ibu, dan rekan-rekan mendapat balasan dari Allah SWT.

Bogor, Agustus 2008


(11)

FORMULASI STRATEGI USAHA JASA MERANGKAI BUNGA

SEBAGAI SUBSISTEM AGRIBISNIS HILIR

(DOWN STREAM AGRIBUSINESS) PADA JANUR KUNING,

JAKARTA

Oleh

RENNA ROSDIANI A 14105592

PROGRAM EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2008


(12)

RINGKASAN

RENNA ROSDIANI, Formulasi Strategi Usaha Jasa Merangkai Bunga sebagai Sub Sistem Agribisnis Hilir (Down Stream Agribusiness) pada Janur Kuning Jakarta, dibawah bimbingan JOKO PURWONO.

Tanaman hias (florikultura) merupakan salah satu komoditas hortikultura yang berpotensi untuk dikembangkan. Berbagai ragam tanaman hias mulai dari jenis bunga yang mudah berbunga hingga jenis yang tergolong sulit berbunga saat ini sudah umum dibudidayakan. Konsumen terbesar tanaman hias adalah konsumen industri yaitu florist dan dekorator. Florist membeli tanaman hias untuk kemudian dijual kembali kepada konsumen lainnya. Sementara dekorator, tanaman hias digunakan sebagai input untuk membuat berbagi produk dekorasi. Usaha dekorasi adalah suatu usaha yang mengkombinasikan keterampilan seseorang untuk menghasilkan produk berupa rangkaian bunga yang sesuai dengan permintaaan konsumen. Faktor estetika menjadi sangat penting untuk menarik konsumen agar membeli rangkaian bunga yang dijual. Usaha dekorasi harus memiliki pengetahuan mengenai prilaku konsumen terhadap output yang dihasilkan dalam kegiatan penjualannya. Pengetahuan ini diperlukan demi mempertahankan pasar yang dimiliki, serta untuk meningkatkan kualitas produk dan pelayanan.

Salah satu perusahaan yang bergerak pada usaha jasa dekorasi di Jakarta adalah Janur Kuning. Perusahaan harus selalu siap untuk menghadapi kondisi lingkungan yang selalu berubah-ubah baik internal maupun eksternal yang dapat mempengaruhi pelaksanaan strategi perusahaan. Permasalahan dan resiko dalam dunia usaha menjadi suatu hal yang lazim dialami oleh perusahaan. Kendala-kendala serta permasalahan yang dialami oleh Janur Kuning adalah banyaknya jumlah pesaing. Pesaing dari Janur Kuning di Jakarta dikategorikan pada perusahaan dekorasi dengan sasaran konsumen yang sama yaitu kelas atas. Tingginya persaingan bisnis jasa dekorasi akan mempengaruhi pendapatan perusahaan, oleh karena itu perlu menerapkan strategi alternatif agar kegiatan perusahaan dapat terus berjalan bahkan berkembang. tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah (1) Mengidentifikasi faktor eksternal yang menjadi peluang dan ancaman yang berpengaruh terhadap usaha jasa dekorasi Janur Kuning; (2)Mengidentifikasi faktor internal yang menjadi kekuatan dan kelemahan bagi Janur Kuning dalam menjalankan aktivititas usaha jasa dekorasi; (3) Menyusun rekomendasi alternatif strategi yang paling sesuai bagi Janur Kuning untuk mengembangkan usahanya.

Penelitian ini dilakukan pada perusahaan dekorasi Janur Kuning. Lokasi Janur kuning adalah di Jalan Sulaiman No. 49A Rawa Belong Jakarta Barat. Data yang digunakan meliputi data primer dan data sekunder. Data primer yang digunakan bersumber dari data wawancara dan juga pengamatan langsung. Data sekunder dikumpulkan dari dalam dan luar perusahaan. Data yang diperoleh dari dalam perusahaan yaitu meliputi data yang relevan dengan kegiatan bisnis


(13)

dekorasi. Analisis data ini dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis secara kualitatif dilakukan untuk melihat proses pelaksanaan produksi dekorasi. Analisis data kuantitatif yaitu menggunakan perolehan data-data hasil dari identifikasi faktor eksternal dan internal dengan menggunakan pembobotan. Alat analisis yang digunakan yaitu analisis IFE, EFE, IE, SWOT, dan QSPM.

Berdasarkan analisis faktor eksternal, maka terdapat enam faktor peluang dan delapan faktor ancaman. Faktor-faktor yang menjadi peluang adalah: (1) Wilayah pasar yang masih luas; (2) Teknologi informasi melalui internet; (3) Kemudahan mendapatkan pasokan bahan baku; (4) Keanekaragaman budaya; (5) Kecenderungan masyarakat menggunakan jasa WO serta (6) Tidak adanya produk substitusi untuk jasa dekorasi. Sedangkan faktor yang menjadi ancaman bagi Janur Kuning adalah: (1) Iklim usaha yang kurang kondusif; (2) Kebijakan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM); (3) Jumlah pesaing dan tingkat persaingan yang ketat; (4) Hambatan masuk usaha yang masih kecil; (5) Konsumen baru memiliki kekuatan menentukan pilihan.

Berdasarkan hasil analisis faktor internal, maka terdapat enam faktor kunci kekuatan internal dan lima faktor kunci kelemahan Janur Kuning. Faktor-faktor kunci kekuatan Janur Kuning adalah: (1) Kualitas produk yang baik; (2) Media promosi yang beragam; (3) Sumberdaya manusia yang terampil dalam membuat produk dekorasi; (4) Kemampuan modal usaha yang memadai; (5) Lokasi usaha yang strategis; (6) Mitra kerja yang meiliki spesialisasi. Sedangkan faktor-faktor kelemahan Janur Kuning adalah (1) Tidak adanya spesialisasi pekerjaan; (2) Belum melakukan pembukuan secara terorganisir; (3) Pembayaran konsumen yang terlambat; (4) Lokasi gudang yang terpisah-pisah. Hasil dari analisis IE menempatkan perusahaan pada kuadaran V yaitu strategi pertahankan dan pelihara, sehingga strategi yang sesuai untuk dilakukan adalah penetrasi pasar dan pengembangan produk. Hasil analisis SWOT menghasilkan lima alternatif strategi yang dapat dijalankan Janur Kuning, yaitu: (1) Penetrasi pasar melalui strategi promosi; (2) Diversifikasi paket dekorasi; (3) Melakukan kerjasama dengan mitra; (4) Memaksimalkan fungsi gudang; (5) Perbaikan sistem pembayaran dan pembukuan. Proses pengambilan keputusan dalam penentuan alternatif strategi terbaik dilakukan melalui analisis QSPM. Hasil analisis ini menunjukkan bahwa strategi terbaik yang harus dilakukan saat ini adalah penetrasi pasar melalui strategi promosi dengan nilai STAS tertinggi yaitu sebesar 3.116.

Janur Kuning dapat mengimplementasikan strategi yang direkomendasikan dengan terlebih dahulu melakukan penyesuaian terhadap kondisi internal perusahaan terutama faktor kelemahan yaitu tidak adanya spesialisasi pekerjaan, belum melakukan pembukuan secara terorganisir, pembayaran konsumen yang terlambat, serta lokasi gudang yang terpisah-pisah. Implementasi strategi utama yang muncul dari hasil analisis harus ditunjang oleh strategi lainnya karena merupakan satu kesatuan utuh dalam mengembangkan usaha jasa dekorasi. Janur Kuning harus mampu berkomunikasi dalam menjalin hubungan yang baik kepada semua pihak terutama mitra usaha dan pesaing. Hal ini dilakukan dalam rangka menciptakan iklim usaha dan persaingan yang sehat.


(14)

FORMULASI STRATEGI USAHA JASA MERANGKAI BUNGA

SEBAGAI SUBSISTEM AGRIBISNIS HILIR

(DOWN STREAM AGRIBUSINES) PADA JANUR KUNING,

JAKARTA

Oleh:

RENNA ROSDIANI A 14105592

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada

Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

PROGRAM EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2008


(15)

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL ”FORMULASI STRATEGI USAHA JASA MERANGKAI BUNGA SEBAGAI SUBSISTEM AGRIBISNIS HILIR (DOWN STREAM AGRIBUSINES) PADA JANUR KUNING, JAKARTA” BENAR-BENAR HASIL KARYA SENDIRI DAN BELUM PERNAH DIAJUKAN PADA PERGURUAN TINGGI LAIN ATAU LEMBAGA LAIN MANAPUN.

Bogor, Agustus 2008

Renna Rosdiani A14105592


(16)

INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS PERTANIAN

PROGRAM EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS

Kami menyatakan bahwa Skripsi yang ditulis oleh :

Nama Mahasiswa : Renna Rosdiani

Nomor Pokok : A14105592

Judul : Formulasi Strategi Usaha Jasa Merangkai Bunga sebagai Sub Sistem Agribisnis Hilir (Down Stream Agribusiness) Pada Janur Kuning Jakarta.

dapat diterima sebagai salah satu syarat kelulusan pada Ekstensi Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Agustus 2008 Menyetujui Dosen Pembimbing

Ir. Joko Purwono, MS NIP. 131 578 844

Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M.Agr NIP. 131 124 019


(17)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kota Montpellier Perancis pada tanggal 21 Januari 1985 yang merupakan anak pertama dari tiga bersaudara, dari pasangan Bapak Ikhwanudin Mawardi dan Ibu Intan Hidayatin.

Pendidikan formal penulis dimulai di SDN 08 Pagi Jakarta dan lulus pada tahun 1997. Selanjutnya penulis menimba ilmu di SMPIT Al-Hikmah Jakarta dan SMU Bina Bangsa Sejahtera (BBS) Bogor. Pada tahun 2002, penulis diterima pada Program Studi Diploma III Manajemen Agribisnis, Departemen Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Selanjutnya penulis menempuh pendidikan sarjana di Program Ekstensi Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor pada tahun 2005.

Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif pada pelatihan motivasi sumberdaya manusia, Emotional Spritual Quotient (ESQ) sebagai Alumni Training Support (ATS) pada penyelenggaraan training ESQ. Penulis juga aktif pada berbagai kegiatan kepanitian dan organisasi kemahasiswaan.


(18)

KATA PENGANTAR

Puji Syukur dan segala kemuliaan hanya milik Allah SWT Tuhan semesta alam. Dialah Allah Ar-Rasyid Yang Maha Cerdas dan Dialah Al-Alim Yang Maha Berilmu Pengetahuan karena dengan kehendak, anugerah serta karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul Formulasi Strategi Usaha Jasa Merangkai Bunga Sebagai Subsistem Agribisnis Hilir (Down Stream Agribusiness) Pada Janur Kuning, Jakarta dapat diselesaikan. Skripsi ini diajukan untuk memenuhi syarat dalam menjalankan pendidikan pada Program Ekstensi Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor.

Topik dan judul penelitian ini dilatarbelakangi oleh minat penulis terhadap tanaman hias dalam hal ini usaha jasa dekorasi. Rasa tertarik ini tidak terlepas dari besarnya potensi usaha jasa dekorasi yang didasari jumlah dan laju pertumbuhan penduduk serta keragaman budaya yang ada di masyarakat Indonesia. Namun demikian, potensi ini bukannya tanpa ancaman dan rintangan terutama dihadapkan pada jumlah pesaing dan tingkat persaingan yang ketat. Untuk itu diperlukan strategi yang tepat agar perusahaan mampu berkembang lebih maju dalam menangkap potensi usaha jasa dekorasi.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memerlukan penyempurnaan di masa yang akan datang. Oleh karena itu, harapan adanya saran dan kritik konstruktif dari pembaca untuk perbaikan. Akhir kata, semoga skripsi ini bermanfaat bagi Janur Kuning dan semua pihak yang berkepentingan.

Bogor, Agustus 2008


(19)

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji Syukur dan segala kemuliaan hanya milik Allah SWT Tuhan semesta alam. Dialah Allah Ar-Rasyid Yang Maha Cerdas dan Dialah Al-Alim Yang Maha Berilmu Pengetahuan karena dengan kehendak, anugerah serta karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Shalawat dan salam untuk Rosululloh SAW, seorang Nabi yang mengajarkan cinta pada ilmu pengetahuan dan kasih sayang. Penyelesaian penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada bagian ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada:

1. Mama, Papa dan adik-adikku (bang Azhar dan bang Allam) yang memberikan doa, dukungan moril dan materil yang sangat berharga kepada penulis serta Tante dan Om ku tersayang yang telah memberikan doa dan semangatnya. 2. Bapak Ir. Joko Purwono, MS selaku dosen pembimbing atas arahan, masukan

serta doa yang diberikan hingga skripsi ini dapat diselesaikan.

3. Ibu Ir. Netty Tinaprilla, MSi dan Ibu Ir. Popong Nurhayati, MSi selaku dosen penguji utama dan penguji komisi pendidikan atas saran dan masukan bagi perbaikan skripsi ini.

4. Pemilik Janur Kuning, Mas ferry yang telah memberikan kesempatan untuk melakukan penelitian. Mas Anton, Mas Bahar, beserta seluruh kru yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga silaturahmi kita tetap terjaga.

5. Ka Budi beserta keluarga Sultika yang memberikan doa dan membantu menyelesaikan skripsi ini dengan masukan, saran, doa dan arahan yang sangat


(20)

berarti bagi penulis. Staf Bappenas : Om Kardi, Aa Ferdi, Ka Dody dan Teh Yuli atas saran, masukan dan bantuan dalam pengambilan data-data. Prof Anwar Sunari atas doa dan masukannya.

6. Staf MAB dan Ekstensi MAB: Hamid, Pian, angga, Mba Rahmi, Mba Maya, Mba Nur dan Mas Way atas dukungan, bantuan dan peminjaman buku-buku yang berguna bagi penulisan skripsi ini.

7. Taufan Jamal yang telah memberikan semangat, masukan, saran dan doa bagi penulis. Semoga Allah menbalas semua kebaikan kaka. Amien.

8. Sahabat-sahabatku seperjuangan: Liea, Thia, Eko, Renie, Wawan dan Ridwan atas bantuannya dalam pengumpulan dan pengolahan data serta saran dan kritikan.

9. Keluarga Bapak Soesiyanto: Tante Anggur, Aa, Baso, dan De’Andi, atas doa, dukungan dan semangat yang diberikan selama ini. Semoga Allah membalas semua kebaikan Om sekeluarga.

10.Mas Arif saung atas sayur mayur gratisnya, Mba Ratih, Mang Pandi, Wa Dar dan Rus yang telah banyak membantu menyiapkan semua kebutuhan penulis dan semoga menjadi amal ibadah.

11.Rekan-rekan ekstensi yang turut membantu dan pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Akhirnya penulis mengucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya, semoga kebaikan Bapak, Ibu, dan rekan-rekan mendapat balasan dari Allah SWT.

Bogor, Agustus 2008


(21)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR TABEL ... iii

DAFTAR GAMBAR ... iv

LAMPIRAN ... v

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 6

1.3. Tujuan dan Kegunaan ... 9

1.4. Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian ... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Deskripsi Tanaman Hias ... 11

2.1.1. Berdasarkan Bagian Tanaman... 11

2.1.2. Berdasarkan Panjang Harinya ... 12

2.1.3. Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman ... 12

2.2. Penelitian Terdahulu ... 14

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis ... 19

3.1.1. Konsep Manajemen Strategis ... 19

3.1.2. Proses Manajemen Strategis ... 19

3.1.3. Model Manajemen Strategis ... 20

3.1.4. Formulasi Strategis... 21

3.1.5. Faktor Internal Perusahaan ... 22

3.1.6. Faktor Eksternal Persahaan ... 24

3.1.7. Alternatif Strategi Utama ... 28

3.1.8. Matriks IFE, EFE dan IE ... 31

3.1.9. Matriks SWOT ... 32

3.1.10. Matriks QSPM ... 32

3.2. Kerangka Pemikiran Konseptual ... 33

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 36

4.2. Jenis dan Sumber Data ... 36

4.3. Pengumpulan Data ... 37

4.4. Metode Pengolahan dan Analisis Data ... 37

4.4.1. Analisis EFE dan IFE ... 38

4.4.2. Matriks IE ... 41

4.4.3. Analisis SWOT ... 43

4.4.4. Matriks QSPM ... 46

BAB V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5.1. Sejarah Singkat Perusahaan ... 48


(22)

5.3. Struktur Organisasi ... 49 5.4. Fasilitas Usaha ... 51 5.5. Aktivitas Usaha ... 53 5.5.1. Pengadaan Bahan Baku ... 53 5.5.2. Proses Produksi ... 54 5.5.3. Pemasaran ... 56 5.6. Karakteristik Produk ... 59 BAB VI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR EKSTERNAL DAN

INTERNAL PERUSAHAAN

6.1. Analisis Lingkungan Makro ... 61 6.1.1. Politik dan Kebijakan Pemerintah ... 61 6.1.2. Ekonomi ... 62 6.1.3. Sosial Budaya dan Lingkungan ... 62 6.1.4. Teknologi ... 64 6.2. Analisis Lingkungan Industri ... 64 6.2.1. Persaingan Usaha Jasa Dekorasi ... 65 6.2.2 Ancaman Masuk Pendatang Baru ... 65 6.2.3 Posisi Tawar Pemasok ... 67 6.2.4 Posisi Tawar Pelanggan ... 68 6.2.5 Ancaman Produk Substitusi... 68 6.3. Analisis Lingkungan Perusahaan ... 69

6.3.1 Analisis Manajemen ... 69 6.3.2 Analisis Keuangan ... 70 6.3.3 Analisis Pemasaran ... 71 6.3.4 Analisis Sumberdaya Manusia ... 74 6.3.5 Analisis Produksi ………... 76 6.4. Identifikasi Faktor Eksternal dan Internal ... 77 6.4.1 Identifikasi Peluang dan Ancaman Perusahaan ... 77 6.4.2 Identifikasi Kekuatan dan Kelemahan ... 78 BAB VII FORMULASI STRATEGI

7.1. Analisis Matriks EFE dan IFE ... 80 7.1.1. Analisis Matriks EFE ... 81 7.1.2. Analisis Matriks IFE ... 83 7.1.3. Analisis Matriks IE ... 85 7.2. Analisis Matriks SWOT ... 85 7.3. Analisis QSPM ... 90 BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN

8.1. Kesimpulan ... 92 8.2. Saran ... 93

DAFTAR PUSTAKA ... 95 LAMPIRAN ... 96


(23)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Data Permintaan Gedung di Jakarta Pada Tahun 2007 dan 2008 ... 2 2. Perkembangan Luas Panen, Produksi, Produktifitas Tanaman

Hias di Indonesia Tahun 2001-2005 ... 3 3. Perkembangan Volume dan Nilai Ekspor-Impor Tanaman Hias

Tahun 2001-2005 ... 4 4. Jumlah Pengusaha Dekorasi di Lima Kota Besar dan Lainnya

Tahun 2006-2007 ... 7 5. Perusahaan Pesaing Dekorasi di Jakarta Tahun 2008 ... 8 6. Penelitian Terdahulu ... 18 7. Matriks Evaluasi Faktor Internal ... 39 8. Matriks Evaluasi Faktor Eksternal ... 40 9. Matriks SWOT ... 45 10.Matriks Perencanaan Kuantitatif (QSPM) ... 47 11.Daftar Aset Janur Kuning di Rawa Belong, Jakarta Barat Tahun 2008 52 12.Jenis dan Harga Bunga yang Digunakan Sebagai Bahan Baku di Janur Kuning Pada Tahun 2008 ... 54 13.Alokasi Waktu Jasa Dekorasi di Janur Kuning, Jakarta Tahun 2008 .. 55 14.Paket Jasa Dekorasi yang Ditawarkan Janur Kuning Tahun 2008 ... 60 15.Karakteristik Tenaga Kerja Tetap Pada Janur Kuning, Rawa Belong, Jakarta Barat Tahun 2008... 75 16.Identifikasi Faktor Eksternal Janur Kuning ... 78 17.Identifikasi Faktor Internal Janur Kuning ... 79 18.Faktor Strategis Eksternal Janur Kuning ... 81 19.Faktor Strategis Internal Janur Kuning ... 83 20.Analisis Matriks SWOT pada Janur Kuning 2008 ... 86


(24)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Model Komprehensif Manajemen Strategis ... 21 2. Model Lima kekuatan Porter ... 26 3. Kerangka Pemikiran Operasional ... 35 4. Matriks IE ... 43 5. Struktur Organisasi Janur Kuning di Rawa Belong, Jakarta Barat 2008 ... 50 6. Proses Pemesanan Produk Jasa Dekorasi Pada Janur Kuning... 56 7. Proses Pemahatan Steriofoam Pada Janur Kuning... 57 8. Proses Pembuatan Jasa Dekorasi Pada Janur Kuning... 58 9. Contoh Penyebaran Brosur dan Kartu Nama

Pada Saat Acara Pernikahan Berlangsung ... 59 10.Analisis Matriks IE ... 85


(25)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Teks Halaman

1. Contoh Media Promosi Janur Kuning Jakarta ... 96 2. Contoh Produk Dekorasi Pernikahan pada Janur Kuning Jakarta ... 97 3. Pembobotan Terhadap Faktor Strategis Eksternal (Peluang dan Ancaman) pada Janur Kuning ... 99 4. Pembobotan Terhadap Faktor Strategis Internal (Kekuatan dan Kelemahan) pada Janur Kuning ... 100 5. Rating Faktor Strategis Eksternal (Peluang dan Ancaman) pada

Janur Kuning ... 101

6. Rating Faktor Strategis Internal (Kekuatan dan Kelemahan) pada

Janur Kuning ... 102 7. Matriks QSPM pada Janur Kuning Jakarta ... 103


(26)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia sebagai negara agraris sangat berpotensi untuk pengembangan usaha berbagai komoditas pertanian. Kondisi alam yang subur menjadi modal dasar dalam usaha pertanian. Hortikultura, yang termasuk didalamnya buah-buahan, sayuran, tanaman hias dan tanaman obat-obatan merupakan komoditas pertanian yang mempunyai potensi besar untuk dikembangkan dalam mendukung peningkatan kesejahteraan petani maupun ekonomi secara nasional.

Tanaman hias (florikultura) merupakan salah satu komoditas hortikultura yang berpotensi untuk dikembangkan. Berbagai ragam tanaman hias mulai dari jenis bunga yang mudah berbunga hingga jenis yang tergolong sulit berbunga saat ini sudah umum dibudidayakan. Produk tanaman hias dapat berupa bunga ataupun daun. Bunga yang dihasilkan tanaman hias umumnya berupa bunga potong. Jenis tanaman hias yang menghasilkan bunga antara lain krisan, mawar, anyelir,

garbera, anthurium, lily, anggrek dan lainnya. Berbagai jenis daun juga sering digunakan sebagai pelengkap dekorasi, seperti phillo, lether leaf, gardenia, silver dollar, dan lainnya.

Kemajuan teknologi dan tuntutan akan keindahan menyebabkan konsumsi tanaman hias semakin meningkat terutama di kota-kota besar. Hal ini disebabkan makin pentingnya kebutuhan orang akan nilai estetika sebagai salah satu hiburan dan bahkan kebutuhan. Unsur budaya juga turut menjadi pemicu kenaikan konsumsi tanaman hias. Pada saat ini penggunaan tanaman hias dan bunga telah menjadi budaya dalam kehidupan masyarakat dan dipergunakan dalam kehidupan


(27)

sehari-hari mulai dari kelahiran, pesta, seminar, perkawinan, upacara adat hingga kematian.

Budaya penggunaan tanaman hias mampu mengubah pola usahatani dari sekedar hobi menjadi usaha komersial yang menjanjikan. Selain dijual di pasar swalayan atau outlet dan disewakan sebagai tanaman pot penghias ruangan, prospek bisnis tanaman hias adalah sebagai input dalam dekorasi ruangan. Tanaman hias memberikan nilai tambah bagi para dekorator sehingga harga dapat lebih tinggi apabila menggunakan tanaman hias yang beraneka ragam dan berkualitas.

Tabel 1. Data Permintaan Gedung di Jakarta Pada Tahun 2007 dan 2008

No Bulan Dhanapala (orang) Balai Sudirman (orang) Manggala Wanabakti (orang) Masjid At-Tin TMII (orang) Masjid MPR DPR (orang) 07 08 07 08 07 08 07 08 07 08

1 Januari 9 9 20 20 16 16 7 9 9 9 2 Februari 9 9 16 18 11 14 5 7 4 6 3 Maret 4 7 18 17 10 11 5 8 7 7 4 April 2 4 18 13 11 13 7 7 5 7 5 Mei 3 7 15 20 16 16 8 9 8 8 6 Juni 3 8 18 20 14 16 8 9 8 8 7 Juli 5 8 18 18 13 14 7 7 7 8 8 Agustus 3 9 16 18 14 14 7 9 5 7 9 September 2 2 6 10 6 9 2 - - - 10 Oktober 2 2 10 10 7 8 4 6 4 4 11 November 4 5 12 15 12 11 8 8 8 8 12 Desember 5 6 14 19 14 14 6 10 8 8

Total 51 76 181 198 144 156 74 89 73 80

Sumber: Data Diolah, 2008

Meningkatnya jumlah gedung-gedung seperti perkantoran, convention centre, hotel, apartemen, dan rumah sakit menyebabkan permintaan tanaman hias sebagai penghias ruangan cenderung meningkat. Pemakaian gedung-gedung saat ini lebih ditujukan untuk acara pernikahan. Jumlah permintaan di beberapa


(28)

gedung favorit di Jakarta menunjukkan peningkatan. Secara rinci permintaan pemakaian gedung dapat dilihat pada Tabel 1 diatas.

Kecenderungan ini ikut menyebabkan semakin meningkatnya permintaan akan tanaman hias dan produk-produknya baik satuan atau dalam berbentuk rangkaian. Seiring dengan meningkatnya permintaan tanaman hias mengakibatkan adanya peningkatan dalam produksi tanaman hias di Indonesia yang dapat dilihat pada Tabel 2. Peningkatan permintaan tersebut membuat industri florikultura semakin berkembang. Tahun 2001 luas panen tanaman hias di Indonesia sebesar 15.978.050 M2 dengan jumlah produksi 113.942.291 tangkai dan produktivitas sebesar 7.13 tangkai/M2, walaupun tahun 2003 terjadi penurunan luas panen sebesar 11.813.098 M2, produksi sebesar 115.739.880 tangkai/M2, akan tetapi dalam tahun-tahun berikutnya kembali menunjukkan adanya peningkatan yang fluktuatif.

Tabel 2. Perkembangan Luas Panen, Produksi, dan Produktivitas Tanaman Hias di Indonesia Tahun 2001-2005

Tahun Luas Panen (M2) Produksi (Tangkai) Produktivitas (Tangkai/M2)

2001 15.978.050 113.942.291 7.13

2002 16.825.586 118.855.089 7.06

2003 11.813.098 115.739.880 9.79

2004 15.219.133 158.522.843 10.41

2005 14.791.004 173.240.364 11.71

Sumber: Statistik Tanaman Obatan-obatan dan Hias, Badan Pusat Statistik, 2007

Tanaman hias Indonesia sangat potensial menjadi komoditas ekspor seperti yang ditunjukkan pada Tabel 3 yang menunjukan volume dan nilai ekspor tanaman hias lebih tinggi dari impor. Dari tabel 3, dapat dilihat volume ekspor tanaman hias cenderung fluktuatif, akan tetapi jumlahnya lebih besar daripada


(29)

impor. Perbedaan jumlah ekspor dan impor yang sangat signifikan terjadi pada tahun 2001 yaitu dengan jumlah ekspor sebesar 16.662 ton dan jumlah impor 403 ton.

Tabel 3. Perkembangan Volume dan Nilai Ekspor-Impor Tanaman Hias Tahun 2001-2005

Tahun Volume (Ton) Nilai (000 US$)

Ekspor Impor Ekspor Impor

2001 16,662 403 9,834 1,054

2002 15,905 808 12,134 1,019

2003 14,671 818 13,871 1,151

2004 14,671 896 14,446 1,054

Sumber: Badan Pusat Statistik, 2007

Ditinjau dari sisi konsumennya, konsumen tanaman hias dapat dibagi menjadi konsumen rumah tangga dan konsumen industri. Konsumen rumah tangga adalah konsumen yang mengkonsumsi tanaman hias untuk kebutuhan sendiri. Sementara konsumen industri yaitu konsumen yang menggunakan tanaman hias kemudian disalurkan dan dijual dalam bentuk yang lebih menarik seperti florist, dekorasi dan sebagainya.

Konsumen terbesar tanaman hias adalah konsumen industri yaitu florist

dan dekorator. Florist membeli tanaman hias untuk kemudian dijual kembali kepada konsumen lainnya. Sementara dekorator, tanaman hias digunakan sebagai input untuk membuat berbagi produk dekorasi. Produk dekorasi yang dibuat antara lain rangkaian bunga, krans, letter dan dekorasi ruangan untuk berbagai acara misalnya pesta pernikahan, ulang tahun, seminar dan lainnya.

Semakin besarnya prospek bunga potong maka akan membawa dampak peluang pasar baik bagi para pelaku usaha bunga potong (perusahaan dekorator, petani bunga, serta pihak-pihak yang terkait). Jumlah produsen bunga potong


(30)

dipercaya akan selalu bertambah setiap tahunnya. Hal tersebut menunjukkan bahwa sesungguhnya keadaan pasar masih relatif terbuka. Pengembangan industri bunga potong juga didorong oleh kecenderungan meningkatnya konsumsi masyarakat atas komoditas bunga terutama di ibu kota.

Meningkatnya penghasilan perkembangan pembangunan kota dan ilmu pengetahuan turut mendukung peningkatan permintaan konsumen akan nilai serta kualitas bunga potong yang dibeli. Konsumen bunga potong mulai mencari florist

yang mampu menyediakan bunga potong dalam bentuk rangkaian yang beraneka ragam. Hal tersebut dicermati oleh para pelaku bisnis bunga potong, salah satunya adalah usaha dekorasi.

Usaha dekorasi adalah suatu usaha yang mengkombinasikan keterampilan seseorang untuk menghasilkan produk berupa rangkaian bunga yang sesuai dengan permintaaan konsumen. Faktor estetika menjadi sangat penting untuk menarik konsumen agar membeli rangkaian bunga yang dijual. Usaha dekorasi harus memiliki pengetahuan mengenai prilaku konsumen terhadap output yang dihasilkan dalam kegiatan penjualannya. Pengetahuan ini diperlukan demi mempertahankan pasar yang dimiliki, serta untuk meningkatkan kualitas produk dan pelayanan.

Jumlah gedung pertemuan dan penyelenggara pernikahan di Jakarta saat ini berjumlah 185 gedung1. Gedung tersebut sebagai tempat pertemuan serta pernikahan baik untuk kelas menengah dan kelas atas. Acara-acara yang diselenggarakan membutuhkan jasa dekorasi sebagai penghias dan pemanis ruangan, oleh karena itu usaha jasa dekorasi pernikahan sangat prospektif. Dekorasi yang digunakan pada acara pesta pernikahan atau lainnya dapat

1


(31)

meningkatkan prestise pihak penyelenggara acara. Pengusaha dekorasi baik kelas menengah dan kelas atas masing-masing akan menunjukkan kelebihan-kelebihan yang dimiliki dalam persaingan usaha.

Salah satu perusahaan yang bergerak di usaha jasa dekorasi di Jakarta adalah Janur Kuning. Perusahaan tersebut yang didirikan oleh Ferry Azhari pada 23 Agustus 2002. Pendiri Janur Kuning dapat membaca peluang bahwa prospek bisnis di bidang usaha dekorasi lebih menguntungkan dan memiliki resiko yang lebih kecil dibandingkan dengan membudidayakan. Selain itu diprediksikan permintaan usaha dekorasi pesta berpeluang baik untuk dikembangkan. Perusahaan tersebut mengutamakan kualitas dalam penggunaan bahan baku serta kreatifitas desain sehingga sasaran konsumen dari Janur Kuning adalah konsumen menengah keatas.

1.2. Perumusan Masalah

Perkembangan usaha komoditas tanaman hias mengalami pertumbuhan yang cukup baik. Komoditas bunga adalah komoditas yang membutuhkan penanganan lebih baik daripada komoditas lainnya karena komoditas ini memiliki resiko usaha yang lebih besar. Komoditas bunga potong diminati karena kesegarannya, warna yang indah, bentuk mahkota yang baik dan tidak memiliki bercak, jumlah atau panjang tangkai yang sesuai dan sebagainya, memerlukan penanganan yang lebih baik jika dibandingkan dengan produk agribisnis lainnya mulai dari panen, grading dan sortasi, penyimpanan dan pengangkutan. Produk ini sangat sensitif terhadap perubahan cuaca, suhu, bahkan sentuhan.


(32)

Bisnis bunga tampak berkembang seiring dengan banyaknya permintaan terhadap bunga dan pesanan rangkaian bunga, terutama dikota-kota besar. Trend

dekorasi bunga yang sedang berkembang adalah rangkaian minimalis. Rangkaian ini sederhana dan tidak terlalu banyak menggunakan bunga tetapi dikombinasikan dengan berbagai jenis daun.

Bisnis yang bergerak di bidang jasa dekorasi pernikahan dan party equipment sangat prospektif untuk dijalankan. Hal tersebut dapat dilihat dengan adanya peningkatan jumlah pengusaha dekorasi di lima kota besar dan kota lainnya periode tahun 2006-2008. Tabel 4 menunjukkan Jakarta merupakan kota dengan jumlah pengusaha dekorasi terbesar. Jumlah tersebut berdampak pada tingginya persaingan di dunia usaha dekorasi pernikahan.

Tabel 4. Jumlah Pengusaha Dekorasi di Lima Kota Besar dan Lainnya Tahun 2006-2008

NO KOTA

JUMLAH PENGUSAHA DEKORASI 2006

(pengusaha)

2007 (pengusaha)

2008* (pengusaha)

1 Jakarta 217 229 244

2 Bandung 23 30 32

3 Surabaya 61 63 66

4 Semarang 27 28 31

5 Bali 10 11 15

6 Lainnya 14 15 16

Sumber: Weddingku.com

Keterangan: * sampai dengan bulan Maret 2008

Sebagai perusahaan baru yang bergerak dalam bidang jasa merangkai bunga, Janur Kuning merupakan perusahaan dekorasi yang sudah mempunyai peran dalam memenuhi tingkat permintaan di pasar di tengah persaingan yang cukup ketat. Perusahaan berupaya memenuhi permintaan konsumen dengan cara membuat rangkaian sesuai dengan pesanan atau tema yang diinginkan oleh


(33)

konsumen. Namun demikian, upaya untuk menjadikan Janur Kuning sebagai perusahaan yang kompetitif menemui beberapa kendala baik yang bersifat internal maupun eksternal. Perusahaan harus selalu siap untuk menghadapi kondisi lingkungan yang selalu berubah-ubah baik internal maupun eksternal yang dapat mempengaruhi pelaksanaan strategi perusahaan.

Permasalahan dan resiko dalam dunia usaha menjadi suatu hal yang lazim dialami oleh perusahaan. Kendala-kendala serta permasalahan yang dialami oleh Janur Kuning adalah banyaknya jumlah pesaing. Pesaing dari Janur Kuning di Jakarta dikategorikan pada perusahaan dekorasi dengan sasaran konsumen yang sama yaitu kelas atas. Perusahaan pesaing Janur Kuning terdapat pada Tabel 5. Tingginya persaingan bisnis jasa dekorasi mempengaruhi pendapatan perusahaan, oleh karena itu perlu menerapkan strategi alternatif agar kegiatan perusahaan dapat terus berjalan bahkan berkembang.

Tabel 5. Perusahaan Pesaing Dekorasi di Jakarta Tahun 2008

No Nama Perusahaan Pesaing Lokasi Usaha

1 Suryanto Decoration Jakarta Selatan

2 Agung Decoration Jakarta Selatan

3 Meriah Decoration Jakarta Selatan

4 Nancy Decoration Jakarta Barat

5 Rumah Bunga Jakarta Barat

6 Dewa Decoration Jakarta Selatan

7 Rumah Kampung Jakarta Selatan

8 Ebimoekti Jakarta Selatan

9 Des Iskandar Jakarta Timur

Sumber: Janur Kuning, 2008

Janur Kuning perlu meminimalkan berbagai kelemahan dan memanfaatkan kekuatan untuk menghindari ancaman dan meraih peluang dalam mencapai posisi yang diinginkan. Perusahaan diharapkan dapat merumuskan formulasi strategi


(34)

pengembangan usaha, dengan mengenali kondisi internal dan eksternal perusahaan, sehingga kebijakan strategi yang akan dipilih perusahaan dapat meningkatkan posisi bersaing.

Berdasarkan uraian di atas, permasalahan penelitian yang akan dikaji adalah sebagai berikut:

(1) Faktor eskternal apa saja yang menjadi peluang dan ancaman yang berpengaruh terhadap usaha jasa dekorasi Janur Kuning?

(2) Faktor internal apa yang menjadi kekuatan dan kelemahan yang berpengaruh terhadap usaha jasa dekorasi Janur Kuning?

(3) Alternatif strategi apa yang paling sesuai bagi Janur Kuning untuk mengembangkan usahanya?

1.3. Tujuan Dan Kegunaan

Sejalan dengan latar belakang dan perumusan masalah yang telah dirumuskan di atas maka tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah: (1) Mengidentifikasi faktor eksternal yang menjadi peluang dan ancaman yang

berpengaruh terhadap usaha jasa dekorasi Janur Kuning;

(2) Mengidentifikasi faktor internal yang menjadi kekuatan dan kelemahan bagi Janur Kuning dalam menjalankan aktivititas usaha jasa dekorasi;

(3) Menyusun rekomendasi alternatif strategi yang paling sesuai bagi Janur Kuning untuk mengembangkan usahanya;

Adapun kegunaan dari penulisan skripsi ini adalah:

(1) Bagi Janur Kuning, yaitu sebagai bahan rujukan, implementasi strategi, serta alat pengambilan keputusan untuk pengembangan usaha;


(35)

(2) Bagi penulis, yaitu agar mampu mengimplementasikan teori-teori yang diberikan saat kuliah dengan praktek yang terjadi di lapangan;

(3) Bagi dunia akademis adalah sebagai bahan bacaan dan sumbangan informasi bagi para peminat pengembangan usaha pada usaha merangkai bunga dan dekorasi.

1.4. Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian

Penelitian ini terfokus pada tahap kondisi internal dan eksternal

perusahaan. Penelitian dilaksanakan sampai pada tahap rekomendasi strategi pengembangan usaha yang dapat dilakukan oleh perusahaan, sedangkan implementasinya diserahkan kepada Janur Kuning.


(36)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Deskripsi Tanaman Hias

Pada umumnya tanaman hias dapat digolongkan menjadi tanaman hias bunga dan tanaman hias daun. Tanaman hias yang ditanam di lingkungan sekitar rumah atau taman adalah jenis yang memiliki keindahan pada daun selain kemampuannya berbunga. Akan tetapi tanaman hias yang ditanam dalam pot umumnya dipilih dari jenis yang memiliki kemampuan berbunga dan berfungsi sebagai penghias ruangan (Endah, 2002).

2.1.1 Berdasarkan Bagian Tanaman (1) Tanaman Hias Daun

Tanaman hias daun adalah tanaman hias yang memiliki warna warni daun yang indah dengan bentuk daun atau tajuk bervariasi, unik, dan eksotik. Meskipun tidak berbunga tetapi keindahan warna dan bentuk daunnya mampu menghadirkan keasrian di lingkungan sekitar rumah, perkantoran, dan apartemen. Tanaman hias daun umumnya merupakan tanaman semi naungan. Sehingga dapat ditempatkan dalam ruangan atau ditempatkan di antara pepohonan yang masih memungkinkan mendapatkan cahaya matahari.

(2) Tanaman Hias Bunga

Tanaman hias bunga tanaman hias yang memiliki kemampuan menghasilkan bunga dengan aneka warna, ukuran dan keharuman yang unik. Keanekaragaman bung yang dihasilkan sangat indah dan pantas dinikmati dan ditempatkan sebagai komponen untuk mempercantik halaman rumah, perkantoran


(37)

atau apartemen. Tantangan terbesar untuk mendapatkan tanaman hias bunga adalah proses dan kontinuitas pembungaannya.

2.1.2 Berdasarkan Panjang Harinya (1) Tanaman Hari Panjang

Tanaman hias hari panjang adalah tanaman hias yang proses pembungaannya akan terjadi bila memperoleh penyinaran lebih dari 14 jam sehari atau mendapatkan siang hari yang panjangnya lebih dari 14 jam. Seperti

Spathiphyllum dan Anthurium. (2) Tanaman Hari Pendek

Tanaman hias hari pendek adalah tanaman hias yang proses pembungaannya akan terjadi bila memperoleh penyinaran kurang dari 12 jam sehari atau mendapatkan siang hari yang panjangnya kurangdari 12 jam. Seperti krisan dan garbera.

(3) Tanaman Hari Netral

Tanaman hias hari netral adalah tanaman hias yang proses pembungaannya tidak dipengaruhi oleh lama tidaknya penyinaran atau pendeknya siang hari. Proses pembungaan tanaman hias hari netral dapat dirangsang dengan rekayasa penyinaran terhadapnya.

2.1.3 Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman

Tanaman hias memiliki fase-fase tertentu dalam proses pertumbuhan dan perkembangannya, yaitu fase vegetatif dan fase generatif. Pengetahuan mengenai kedua fase tersebut dapat menjadi pedoman dalam memperlakukan tanaman hias,


(38)

sehingga ketepatan usaha perawatan yang dilakukan sesuai dengan perilaku tumbuh dan berkembangnya.

(1) Fase Vegetatif

Fase Vegetatif adalah fase pertumbuhan yang dimulai sejak perkecambahan biji hingga tanaman menjadi besar atau dewasa. Pada fase ini terjadi pembentukan akar, batang, dan daun. Dalam fase ini tanaman mempergunakan sebagian besar karbohidrat yang dibentuk melalui proses fotosintesa untuk pembelahan sel, perpanjangan sel dan pembentukan jaringan. (2) Fase Generatif atau Fase Reproduktif

Fase generatif adalah fase pertumbuhan yang terjadi pada saat pembentukan dan perkembangan kuncup-kuncup bunga, bunga, buah, dan biji atau pada pembesaran dan pendewasaan struktur penyimpanan makanan, akar, dan batang. Pada fase ini dibutuhkan suplai karbohidrat yang diperoleh dari hasil penimbunan ketika fase vegetatif berlangsung.

Kedua fase tersebut tidak terjadi secara terpisah. Sehingga pada saat fase generatif berlangsung maka fase vegetatifnya pun berlangsung, hanya lebih dominan pertumbuhan generatif. Fase vegetatif dan fase generatif dapat dipengaruhi oleh keadaan luar. Peralihan dari fase vegetatif ke fase generatif ditentukan oleh faktor dalam, yaitu sifat turun temurun, dan faktor luar seperti suhu, cahaya, jumlah air, pupuk dan sebagainya. Bila salah satu syarat yang dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhannya tidak terpenuhi, tanaman akan cenderung pada fase vegetatif terus menerus.


(39)

2.2 Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai tanaman hias sudah banyak dilakukan. Bisnis tanaman hias prospektif untuk dijalankan, terlihat dengan banyaknya perusahaan yang bergerak di bidang tanaman hias. Perusahaan yang bergerak di bidang tanaman hias atau menggunakan tanaman hias sebagai bahan baku misalnya produsen bunga, florist, usaha dekorasi, dan lain-lain.

Imran (2003) melakukan penelitian dengan judul “Strategi Pengembangan Usaha Kecil Dodol Nenas Mekar Sari di Desa Tambak Mekar, Subang, Jawa Barat” menggunakan matriks IFE, EFE, IE, SWOT dan PHA. Besdasarkan matriks IFE dan EFE, menempatkan industri pada posisi kuadran V pada matriks IE yang merupakan tahapan hold and maintain. Berdasarkan matriks SWOT dihasilkan strategi SO yang terdiri dari memperluas jaringan distribusi dan pemasaran, merekrut tenaga kerja pemasaran, dan memaksimalkan penjualan di sepanjang jalur lalu lintas utama. Pada strategi WO diperoleh strategi membuat promosi dan iklan serta menerapkan sistem akuntansi secara bertahap dalam keuangan. Strategi ST menghasilkan strategi meningkatkan kualitas produk dan melakukan pengembangan produk. Strategi WT menghasilkan strategi melakukan efisiensi biaya dan meningkatkan kualitas sumberdaya manusia dalam kemampuan manajemen dan teknologi. Berdasarkan PHA, strategi yang memiliki prioritas tertinggi adalah SOP yang merupakan strategi prioritas yang menggunakan kekuatan internal industri dalam memanfaatkan peluang eksternal.

Penelitian yang dilakukan Safitri (2004) dengan judul “Hubungan Faktor-Faktor Internal Perusahaan yang Menpengaruhi Harga Jual dengan Keuntungan Pada Usaha Perdagangan Buket Bunga Hebras Holland di Pasar Bunga Wastu


(40)

Kencana, Bandung”, menyimpulkan berdasarkan analisis uji korelasi rank spearman dengan tingkat alpha 5 persen faktor-faktor internal yang memiliki hubungan dengan keuntungan buket Habras adalah strategi bauran pemasaran dan biaya organisasi. Berdasarkan analisis korelasi antara faktor-faktor yang mempengaruhi harga jual dengan keuntungan buket Hebras, keuntungan yang lebih tinggi dapat diperoleh dengan pelaksanaan strategi bauran pemasaran yang lebih baik khususnya harga, strategi produk dan strategi promosi.

Syarif (2005) melakukan penelitian di perusahaan florist S Bogor mengenai analisis kepuasan konsumen bunga potong dalam bentuk rangkaian. Hasil penelitian menggunakan Importance Performance Analisys (IPA) pada analisis kepuasan konsumen atribut yang harus diprioritaskan perusahaan adalah ketahanan dan kualitas bunga, harga dan kesesuaian rangkaian berdasarkan pesanan. Atribut yang kinerjanya harus dipertahankan adalah keramahan dan kesopanan operator/resepsionis dan kecepatan pengantaran bunga.

Pesona Daun Mas Asri merupakan perusahaan yang memproduksi daun potong sebagai pelengkap dekorasi. Penelitian Rositasari (2006) melakukan penelitian mengenai analisis strategi pemasaran tanaman hias daun pada perusahaan tersebut. Berdasarkan analisis menggunakan metode Proses Hierarki Analitik (PHA) prioritas strategi perusahaan secara berturut-turut adalah (1) menetapkan kebijakan harga yang fleksibel, (2) diversifikasi dan pengembangan produk, (3) memperhatikan kontinuitas produksi, (4) membuka retail daun potong di akarta, (5) membentuk bagian riset pemasaran, (6) penetrasi pasar di wilayah DKI Jakarta dan, (7) membuat kebijakan SDM.


(41)

Pengukuran kinerja manajemen penting untuk dilakukan. Sari (2006) melakukan penelitian menggunakan Balance Scorecard sebagai alternatif sistem manajemen strategis dan instrumen pengukuran kinerja pada Papa Ron’s Pizza. Berdasarkan hasil penelitian pengukuran kinerja yang dilakukan perusahaan saat ini menggunakan ukuran finansial, kepuasan pelanggan, pengukuran jumlah pelanggan tetap, dan pengukuran prestasi karyawan. Berdasarkan analisis matriks IE diketahui bahwa Papa Ron’s Pizza sedang berada pada tahap pertumbuhan, sehingga sasaran strategis perspektif keuangan yaitu pertumbuhan profit melalui peningkatan penjualan. Balance scorecard menjadi pilihan terbaik sebagai sistem manajemen strategis, karena menggunakan pengukuran yang menunjang bagi keberhasilan finansial perusahaan dalam jangka panjang.

Sinulingga (2006) melakukan penelitian analisis manajemen strategis pada PT Anggrek Persada. Tingkat persaingan dalam bisnis anggrek potong semakin ketat sehingga diperlukan melakukan analisis manajemen strategis dan mengidentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal perusahaan. Berdasarkan nilai EFE dan IFE pada matriks IE perusahaan dapat menggunakan strategi pertahankan dan pelihara. Berdasarkan analisis QSPM alternatif strategi yang dilaksanakan terlebih dahulu adalah memaksimumkan kapasitas pasokan produk untuk memasuki pasar-pasar potensial yang belum dimasuki.

Budiman (2007) melakukan penelitian dengan judul “Analisis Strategi Pengembangan Usaha PT Madu Pramuka, Jakarta”. Berdasarkan matriks IFE menggambarkan bahwa perusahaan berada dalam kondisi internal rata-rata, berdasarkan matriks EFE menggambarkan bahwa respon perusahaan terhadap lingkungan eksternal tergolong sedang. Selain matriks IFE dan EFE penulis


(42)

menggunakan matriks SWOT yang menghasilkan strategi SO (1) Memperluas daerah pemasaran, (2) Mempromosikan jasa pendidikan dan pelatihan serta terapi sengat lebah, dan (3) Meningkatkan mutu pelayanan terhadap konsumen. Strategi WO (1) Melakukan kegiatan promosi melalui media massa dan internet dan (2) Mengoptimalkan divisi litbang dalam melakukan diversifikasi produk. Strategi ST (1) Memperkuat hubungan dengan para peternak binaan dan pengecer serta (2) Melakukan lobi kepada pemerintah agar lebih serius dalam memperhatikan industri perlebahan. Strategi WT (1) Memperbaiki dan meningkatkan kinerja kegiatan produksi. Berdasarkan Proses Hierarki Analisis (PHA) diperoleh empat kriteria strategi, yaitu (1) strategi meningkatkan profit perusahaan, (2) mengatasi persaingan, (3) SDM dan manajemen yang professional, serta (4) pusat pendidikan dan informasi perlebahan.

Penelitian-penelitian terdahulu di atas mengenai strategi pengembangan, bisnis tanaman hias dan usaha dekorasi. Berdasarkan penelitian tersebut penelitian di Janur Kuning belum pernah dilakukan. Penelitian mengenai strategi pengembangan usaha dekorasi ditempat lain pun belum pernah dilakukan. Ringkasan mengenai penelitian terdahulu dapat dilihat pada Tabel 6.


(43)

Tabel 6. Penelitian Terdahulu

No Nama /Tahun

Judul Hasil

1 Imran /2003

Strategi Pengembangan Usaha Kecil Dodol Nenas Mekar Sari di Desa Tambak Mekar, Subang, Jawa Barat

Berdasarkan matriks IFE&EFE menempatkan industri pada kuadran V pada matriks IE yaitu tahapan hold&maintain

2 Safitri /2004

Hubungan Faktor-faktor Internal Perusahaan yang Mempengaruhi Harga Jual dengan Keuntungan Pada Usaha Perdagangan Buket Bunga Hebras Holland di Pasar Bunga Wastu Kencana, Bandung.

Berdasarkan analisis korelasi keutungan yang lebih tinggi dapat diperoleh dengan pelaksanaan strategi bauran pemasaran

3 Syarif /2005

Analisis Kepuasan Konsumen Bunga Potong Dalam Bentuk Rangkaian Pada Florist S Bogor.

Berdasarkan Analisis IPA pada kepuasan konsumen atribut yang diprioritaskan adalah ketahanan, kualitas, dan harga

4 Rositasari /2006

Analisis Strategi Pemasaran Tanaman Hias Daun Dalam Pemanfaatan Sebagai Daun Potong Pada Pesona Daun Mas Asri, Ciawi Kabupaten Bogor.

Berdasarkan analisis PHA prioritas strategi adalah kebijakan harga, diversivikasi, kontinuitas produk, membuka retail, membentuk riset pemasaran, penetrasi pasar&kebijakan SDM

5 Sari /2006

Balanced Scorecard Sebagai Alternatif Sistem Manajemen Strategis dan Instrumen Pengukuran Kinerja Pada Restoran Papa Ron’s Pizza Bogor

Matriks IE menunjukkan perusahaan berada pada tahap pertumbuhan yaitu dengan meningkatkan penjualan.

6 Sinulingga /2006

Analisis manajemen strategis pada PT Anggrek Persada. “Analisis Strategi Pengembangan Usaha PT Madu Pramuka, Jakarta”.

Tingkat persaingan dalam bisnis anggrek potong semakin ketat sehingga diperlukan melakukan analisis manajemen strategis dan mengidentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal perusahaan.

7. Budiman /2007

“Analisis Strategi Pengembangan Usaha PT Madu Pramuka, Jakarta”.

Berdasarkan Proses Hierarki Analisis (PHA) diperoleh empat kriteria strategi, yaitu (1)strategi meningkatkan profit perusahaan,

(2) mengatasi persaingan, (3) SDM dan

manajemen yang professional, serta (4) pusat pendidikan dan informasi perlebahan.


(44)

BAB III

KERANGKA PEMIKIRAN

3.1 Kerangka Troritis

3.1.1 Konsep Manajemen Strategis

Menurut David (2006) manajemen strategis dapat didefinisikan sebagai seni dan ilmu untuk memformulasi, mengimplementasikan, dan mengevaluasi keputusan lintas fungsi yang memungkinkan organisasi dapat mencapai tujuannya. Fokus manajemen strategis terletak pada mengintegrasikan manajemen, pemasaran, keuangan atau akuntansi, produksi atau operasi, penelitian dan pengembangan, serta sistem informasi komputer untuk mencapai keberhasilan organisasi. Proses manajemen strategis adalah usaha untuk mengurangi apa yang terjadi dalam pikiran orang cerdas, intuisi yang mengetahui bisnis dan mengaitkannya dengan analisis. Tujuan manajemen strategis adalah untuk mengeksploitasi serta memanfaatkan dan menciptakan peluang-peluang baru untuk masa depan, meliputi aktivitas membuat perumusan sasaran-sasaran organisasi, strategi-strategi, dan pengembangan rencana-rencana tindakan, dan kebijakan untuk mencapai sasaran.

3.1.2 Proses Manajemen Strategis

David (2006), menyatakan proses manajemen strategis terdiri dari tiga tahap yaitu formulasi strategi, implementasi strategi dan evaluasi strategi. Formulasi strategi termasuk pengembangan visi dan misi bisnis, mengidentifikasi peluang dan ancaman eksternal perusahaan, menentukan kekuatan dan kelemahan


(45)

internal, menetapkan tujuan jangka panjang, merumuskan alternatif strategi, dan memilih strategi yang cocok dilaksanakan.

Implementasi strategi menuntut perusahaan untuk menetapkan tujuan tahunan, membuat kebijakan, memotivasi karyawan, dan mengalokasikan sumberdaya sehingga strategi yang diformulasikan dapat dilaksanakan. Evaluasi strategi adalah tahap akhir dalam manajemen strategi. Dalam tahap ini akan mengevaluasi hasil pelaksanaan dan strategi yang telah dirumuskan dalam mencapai tujuan perusahaan. Tiga macam aktivitas mendasar untuk mengevaluasi strategi adalah (1) meninjau faktor-faktor eksternal dan internal, (2) mengukur kinerja dan (3) mengambil tindakan korektif.

3.1.3 Model Manajemen Strategis

David (2006), menyatakan proses manajemen strategi yang paling baik dipelajari dan diterapkan adalah dengan menggunakan satu model yang menggambarkan suatu proses. Model ini tidak menjamin keberhasilan yang diraih, tetapi menggambarkan pendekatan yang jelas dan praktis dalam merumuskan, melaksanakan, dan mengevaluasi strategi.

Perubahan yang terjadi pada komponen utama dalam model, dapat memaksa perubahan komponen lainnya. Kerangka kerja yang terdapat pada Gambar 1 menampilkan hubungan antar bagian-bagian utama dalam proses manajemen strategis.


(46)

Sumber David, 2006

Gambar 1. Model Koprehensif Manajemen Strategis

3.1.4 Formulasi Strategi

Penentuan visi dan misi perusahaan merupakan langkah awal dalam proses perencanaan. Kedua komponen tersebut mempunyai hubungan yang saling menunjang. Menurut Umar (2003), visi adalah suatu cita-cita tentang keadaan di masa mendatang yang diinginkan untuk terwujud oleh seluruh personel perusahaan, mulai dari jenjang paling atas sampai yang paling bawah.

Merumuskan strategi diperlukan pernyataan misi. Pernyataan misi adalah pernyataan jangka panjang mengenai tujuan yang membedakan sebuah bisnis dari perusahaan lain yang serupa. Pernyataan misi yang baik menggambarkan tujuan organisasi pelanggan, produk atau jasa, pasar, falsafah, dan teknologi pasar. Menurut Vern McGinnis dalam David (2006), suatu pernyataan misi harus:

Melakukan Audit Eksternal

Menetapkan Sasaran

Jangka Panjang

Membuat, Mengevaluasi

Dan Memilih Strategi

Melaksanakan Strategi: Isu-Isu

Manajemen

Melaksanakan Strategi : Isu-Isu

Pemasaran, Keuangan, Litbang, Akuntansi, SIM

Mengukur Dan Mengevalusi

Kinerja

Melakukan Audit Internal Membuat

Pernyataan Visi dan Misi


(47)

(1) Menetapkan apa sebenarnya organisasi dan tujuan organisasi; (2) Dibatasi lingkup ruang usaha dan menonjolkan kreatifitas; (3) Membedakan suatu organisasi dengan organisasi lainnya;

(4) Digunkan sebagai kerangka kerja untuk mengevaluasi aktifitas saat ini dan masa depan;

(5) Cukup jelas untuk dipahami secara meluas di seluruh organisasi.

3.1.5 Faktor Internal Perusahaan

Semua organisasi mempunyai kekuatan dan kelemahan dalam berbagai bidang fungsional bisnis. Sasaran dan srategi ditetapkan dengan maksud memanfaatkan kekuatan internal dan mengatasi kelemahan. Strategi sebagian di desain untuk memperbaiki kelemahan perusahaan, mengubahnya menjadi kekuatan, dan mungkin bahkan menjadi kompetensi pembeda.

David (2006) membagi bidang fungsional bisnis menjadi beberapa variabel dalam analisis lingkungan internal, antara lain:

(a) Manajemen

Manajemen merupakan suatu sistem pengaturan organisasi yang mencakup sistem produksi, pemasaran, pengelolaan sumberdaya manusia, dan keuangan. Fungsi manajemen terdiri dari lima aktifitas dasar yaitu perencanaan, pengorganisasian, pemotivasian, penunjukkan staf, dan pengendalian.

(b) Pemasaran

Pemasaran dapat diuraikan sebagai proses menetapkan, menciptakan, dan memenuhi kebutuhan serta keiinginan pelanggan akan produk. Tujuh fungsi dasar


(48)

pemasaran yaitu analisis pelanggan, menjual produk, merencanakan produk dan jasa, menetapkan harga, distribusi, dan analisis peluang.

(c) Keuangan

Kondisi keuangan yang baik akan mempengaruhi posisi bersaing perusahaan dan daya tarik bagi investor. Penetapan kekuatan dan kelemahan keuangan sangat penting untuk merumuskan strategi secara efektif.

(d) Produksi dan Operasi

Fungsi produksi terdiri dari aktifitas yang mengubah input atau masukan menjadi output (barang dan jasa). Manajemen produksi dan operasi mnangani masukan, pengubahan dan keluaran yang bervariasi.

(e) Penelitian dan Pengembangan

Penelitian dan pengembangan digunakan unutk menggambarkan berbagai kekuatan. Para ilmuwan melakukan penelitian dan pengembangan dasar di laboratorium dan berkonsentrasi pada masalah teoritis, sementara diperusahaan para ahli melakukan pengembangan produk dengan berkonsentrasi pada peningkatan kualitas produk.

(f) Sumberdaya Manusia

Sumberdaya manusia merupakan hal terpenting bagi suatu perusahaan. Strategi yang baik akan dapat berjalan jika suatu perusahaan memiliki sumber daya manusia yang terampil dan handal. Kualitas sumber daya manusia berpengaruh terhadap kinerja, kepuasan karyawan, dan perputaran tenaga kerja. (g) Sistem Informasi Manajemen

Sistem informasi manajemen bertujuan untuk meninkatkan kinerja perusahaan dengan cara menigkatkan kualitas keputusan manajerial. Sistem


(49)

informasi manajemen yang efektif berusaha mengumpulkan, memberi kode, menyimpan, mensitesa, dan menyajikan informasi database, sehingga dapat melaksanakan kegiatan operasional dan menyusun strategi yang tepat.

3.1.6 Faktor Eksternal Perusahaan

Menurut David (2006), analisis terhadap lingkungan eksternal bertujuan untuk mengidentifikasi peluang dan ancaman yang dihadapi suatu perusahaan, sehingga perusahaan memiliki kemampuan untuk dapat merumuskan suatu strategi. Menurut Umar (2003), analisis lingkungan eksternal menekankan kepada evaluasi terhadap peristiwa di luar kendali sebuah perusahaan. Lingkungan eksternal terdiri dari :

(1) Lingkungan Jauh

Lingkangan jauh perusahaan terdiri dari faktor-faktor yang pada dasarnya di luar dan terlepas dari perusahaan. Faktor-faktor utama yang biasa diperhatikan adalah faktor politik, Ekonomi, Sosial, dan Teknologi; yang sering disingkat (PEST). Lingkungan jauh ini memberikan kesempatan besar dari perusahaan untuk maju, sekaligus dapat menjadi hambatan dan ancaman untuk maju.

(a) Faktor Politik

Arah, kebijakan, dan stabilitas politik pemerintah menjadi faktor penting bagi para perusahaan untuk berusaha. Situasi politik yang tidak kondusif akan berdampak negatif bagi dunia usaha, begitupun sebalilknya. Beberapa hal utama yang perlu diperhatikan dari faktor politik agar bisnis dapat berkembang dengan baik yaitu Undang-undang tentang lingkungan dan


(50)

perburuhan, stabilitas pemerintahan, peraturan tentang keamanan dan kesejahteraan kerja, dan sistem perpajakan.

(b) Faktor Ekonomi

Beberapa faktor kunci yang perlu diperhatikan dalam menganalisis ekonomi suatu daerah atau negara yaitu siklus bisnis, ketersediaan energi, harga-harga produk dan jasa, produktivitas, dan tenaga kerja

(c) Faktor Sosial

Faktor sosial sangat penting untuk disadari oleh pengambil keputusan strategis. Berbagai faktor seperti keyakinan, nilai dan sistem sosial, sikap, opini, dan gaya hidup. Faktor-faktor tersebut biasanya dikembangkan dari kondisi kultural, demografis religius, etnis, dan pendidikan. Proses pengenalan ini tidak mudah karena kenyataan menunjukkan bahwa faktor-faktor tersebut selalu berubah dengan intensitas yang tinggi.

(d) Faktor Teknologi

Perkembangan teknologi mengalami kemajuan yang pesat, baik di bidang bisnis maupun di bidang yang mendukung kegiatan bisnis. Teknologi tidak hanya mencakup penemuan-penemuan baru tetapi juga meliputi cara pelaksanaan atau metode baru dalam mengerjakan suatu pekerjaan. Setiap kegiatan usaha harus selalu mengikuti perkembangan teknologi yang dapat diterapkan pada produk atau jasa yang dihasilkan.

(2) Lingkungan Industri

Menurut David (2006), lingkungan industri merupakan faktor-faktor yang yang dapat mempengaruhi eksistensi dan kerja suatu industri, namun secara relatif masih berada dalam wilayah kontrol perusahaan. Lingkungan industri


(51)

meliputi pelanggan, pesaing, dan pemasok. Selain itu, yang harus diperhatikan adalah pihak-pihak yang berkepintingan di luar pihak yang terkait langsung dengan aktivitas-aktivitas pelaku bisnis (stakeholder).

Lima hal dalam kondisi industri (kekuatan persaingan) yang harus dinilai dan diperhitungkan, yaitu: (1) Persaingan antar perusahaan dalam industri, (2) Kemungkinan masuknya pesaing baru, (3) Potensi pengembangan produk substitusi, (4) Kekuatan tawar menawar penjual atau pemasok, dan (5) Kekuatan taawar menawar pembeli atau konsumen.

Model lima kekuatan persaingan Porter dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Model Lima Kekuatan Porter

Sumber: David, 2006

Melakukan evaluasi peluang dan ancaman eksternal membuat organisasi mampu mengembangkan misi yang jelas serta merancang strategi untuk mencapai sasaran jangka panjang. Kekuatan eksternal mempengaruhi secara langsung pemasok dan distributor. Porter dalam David (2006) mengemukakan bahwa sifat

Kekuatan tawar-menawar Penjual atau pemasok

Potensi pengembangan produk substitusi

Persaingan antar perusahaan sejenis

Kekuatan tawar-menawar Pembeli atau konsumen


(52)

persaingan dalam suatu industri dilihat sebagai gabungan dari lima kekuatan yaitu:

(1) Persaingan antara perusahaan

Intensitas persaingan di antara perusahaan bersaing cenderung meningkat apabila jumlah pesaing bertambah. Tingkat persaingan juga bertambah apabila konsumen dengan mudah beralih ke produk lain, hambatan untuk meninggalkan tinggi, serta harga yang tinggi.

(2) Kemungkinan masuknya pesaing baru

Apabila ada perusahaan baru dengan mudah masuk ke dalam industri tertentu, maka intensitas persaingan di antara perusahaan meningkat. Walaupun adanya hambatan untuk masuk ke dalam persaingan, masuknya pendatang baru ke dalam industri dengan membuat kualitas produk lebih tinggi, harga lebih rendah, dan pemasaran yang luas. Oleh karena itu pihak manajemen harus mengenali perusahaan baru yang potensial memasuki pasar, memonitor strategi perusahaan baru yang menjadi pesaing, serta memanfaatkan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki.

(3) Potensi pengembangan produk stubtitusi atau pengganti

Perusahaan bersaing ketat dengan produsen produk pengganti dalam industri lain. Tekanan persaingan dari produk pengganti meningkat apabila harga relatif dari produk pengganti turun. Kekuatan persaingan dari produk dari produk pengganti paling baik diukur dengan pangsa pasar yang telah direbut oleh pesaing.


(53)

Kekuatan menawar dari pemasok mempengaruhi intensitas persaingan dalam suatu industri terutama apabila jumlah pemasok banyak. Perusahaan menjalankan strategi dan pendekatan untuk memperoleh kendali atau kepemilikan pemasok.

(5) Kekuatan menawar dari pembeli atau konsumen

Kekuatan menawar konsumen akan lebih besar apabila produk yang dibeli standart atau tidak berbeda. Konsumen akan dapat melakukan negosiasi harga jual, jaminan, dan aksesori kemasan sampai tingkat tertentu.

3.1.7 Alternatif Strategi Utama

Menurut David (2006), strategi alternatif yang dapat digunakan oleh perusahaan, dapat dibagi kedalam empat kelompok yaitu strategi integrasi, intensif, diversifikasi, dan defensif. Strategi tersebut akan dijelaskan sebagai berikut:

(1) Strategi Integrasi

Strategi integrasi ke depan (forward integration) adalah upaya memiliki atau meningkatkan kendali atas distributor atau pengecer. Integrasi ke depan berkaitan dengan tindakan mengubah sifat distribusi hasil dari perusahaan menuju pemakai terakhir.

Integrasi ke belakang (backward integration) adalah strategi untuk mencoba memiliki atau meningkatkan kontrol terhadap perusahaan pemasok. Integrasi ini berhubungan dengan strategi yang mempengaruhi pasokan perusahaan. Strategi ini dapat diterapkan ketika pemasok tidak dapat diandalkan, terlalu mahal, atau tidak dapat memenuhi kebutuhan perusahaan.


(54)

Integrasi horisontal adalah strategi yang mencoba memiliki atau meningkatkan kendali perusahaan pesaing. Bentuk integrasi ini berupa merger, akusisi, dan pengambil alihan pesaing, yang bertujuan unutk menigkatkan skala ekonomis dan alih sumber daya secara kompetensi.

(2) Strategi Intensif

Strategi penetrasi pasar (market penetration) meningkatkan pangsa pasar untuk produk yang telah ada di pasar, melalui usaha pamasaran yang maksimal. Strategi penetrasi pasar terdiri dari upaya untuk menambah pramuniaga, menambah belanja iklan, melakukan promosi penjualan intensif.

Pengembangan pasar (market development) merupakan upaya memperkenalkan produk yang telah ada ke wilayah geografis baru dengan cara memperluas penjualan produknya dengan mencari jenis pelanggan tambahan atau bergerak ke dalam wilayah geografis tambahan. Strategi ini dilakukan ketika perusahaan memiliki jaringan dan pasar yang belum jenuh.

Pengembangan produk (product development) adalah strategi yang mengupayakan peningkatan penjualan dengan memperbaiki atau memodifikasi produk yang sudah ada dan yang terkait dengan proses rekayasa produk.Strategi pengembangan produk seringkali digunakan untuk memperpanjang daur hidup produk yang sudah ada ataupun untuk memanfaatkan reputasi atau merk favorit. (3) Strategi Diversifikasi

Strategi diversifikasi konsentris adalah kegiatan menambah produk baru, namun masih berkaitan. Pada umumnya strategi ini diterapkan ketika perusahaan berada pada industri yang tidak tumbuh atau pertumbuhannya lambat. Strategi


(55)

diversifikasi horisontal adalah kegiatan dengan menambah produk baru, tetapi tidak saling berkaitan untuk ditawarkan kepada para pelanggan yang sudah ada.

Strategi diversifikasi konglomerat adalah kegiatan menambah produk baru yang tidak terkait. Strategi ini dapat diterapkan, ketika perusahaan sedang mengalami penjualan dan laba tahunan yang merosot (pasar yang jenuh), namun mempunyai modal dan SDM yang diperlukan untuk bersaing dalam industri baru yang dianggap berprospek.

(4) Strategi Defensif

Strategi defensif atau pasif adalah strategi yang memiliki ciri utama dimana perencana strategi bereaksi terhadap tekanan lingkungan akibat keadaan yang memaksa. Strategi-strategi yang dapat di masukan ke dalam kategori defensif antara lain rasionalisasi biaya, divestasi, dan likuidasi,

Strategi penyusutan dilakukan melalui penghematan biaya dan aset perusahaan untuk mendongkrak penjualan dan laba yang menurun. Strategi ini dilakukan, ketika perusahaan sering mengalami kegagalan, padahal sumberdaya yang dimiliki cukup tersedia, kurang efisien, atau diperlukan reorganisasi internal.

Strategi kolaborasi terjadi, apabila dua atau lebih perusahaan yang terpisah melakukan kerjasama untuk mencapai tujuan tertentu. Hal ini, dilakukan ketika perusahaan tidak mampu bersaing dengan perusahaan lain yang lebih besar, atau bermaksud mendaptkan kemudahan-kemudahan lain.

Strategi divestasi adalah kegiatan menjual suatu divisi atau bagian dari perusahaan dengan tujuan untuk menigkatkan model, yang selanjutnya akan digunakan dalam akuisisi atau investasi strategi lebih lanjut. Strategi divestasi


(1)

Lampiran 6. Rating Faktor Strategis Internal (Kekuatan dan Kelemahan) pada Janur Kuning

No Faktor Strategis Internal Responden

1

Responden 2

Responden 3

Responden 4

Rating Rata-Rata KEKUATAN

1 Kualitas produk yang baik 4 4 4 4 4.00

2 Media promosi yang beragam 4 3 4 4 3.75

3 Sumberdaya manusia yang terampil dalam membuat produk dekorasi 4 4 4 4 4.00

4 Kemampuan modal usaha yang memadai 4 3 4 3 3.50

5 Lokasi usaha yang strategis 4 3 4 4 3.75

6 Mitra kerja yang memiliki spesilisasi 4 4 4 4 4.00

KELEMAHAN

7 Tidak adanya spesialisasi pekerjaan 1 2 1 1 1.25

8 Belum melakukan pembukuan secara terorganisir 2 1 2 1 1.50

9 Pembayaran konsumen yang terlambat 2 1 2 2 1.75

10 Lokasi gudang yang terpisah-pisah 2 1 1 1 1.25


(2)

Lampiran 7. Matriks QSPM pada Janur Kuning, Jakarta

Responden 1

No Faktor-Faktor Kunci Bobot

S1 S2 S3 S4 S5 AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS KEKUATAN

1 Kualitas produk yang baik 0.068 3 0.204 3 0.204 1 0.068 0 0.000 3 0.204

2 Media promosi yang beragam 0.068 3 0.204 3 0.204 1 0.068 0 0.000 3 0.204

3

Sumberdaya manusia yang terampil dalam membuat produk

dekorasi 0.065 3 0.195 1 0.065 3 0.195 0 0.000 3 0.195

4 Kemampuan modal usaha yang memadai 0.074 2 0.148 3 0.222 1 0.074 0 0.000 3 0.222

5 Lokasi usaha yang strategis 0.072 2 0.144 3 0.216 1 0.072 4 0.288 1 0.072

6 Mitra kerja yang memiliki spesilisasi 0.066 2 0.132 3 0.198 1 0.066 0 0.000 1 0.066 KELEMAHAN

1 Tidak adanya spesialisasi pekerjaan 0.091 1 0.091 1 0.091 3 0.273 0 0.000 0 0.000 2 Belum melakukan pembukuan secara terorganisir 0.088 1 0.088 1 0.088 3 0.264 1 0.088 0 0.000 3 Pembayaran konsumen yang terlambat 0.073 1 0.073 1 0.073 3 0.219 1 0.073 0 0.000 4 Lokasi gudang yang terpisah-pisah 0.096 0 0.000 0 0.000 1 0.096 3 0.288 0 0.000 PELUANG

1 Wilayah pasar yang masih luas 0.077 3 0.231 3 0.231 1 0.077 1 0.077 0 0.000 2 Teknologi informasi melalui internet 0.06 1 0.060 3 0.180 3 0.180 0 0.000 0 0.000

3 Keterjaminan pasokan bahan baku 0.06 1 0.060 0 0.000 1 0.060 3 0.180 0 0.000

4 Keanekaragaman budaya 0.06 3 0.180 3 0.180 3 0.180 2 0.120 3 0.180

5 Kecenderungan masyarakat menggunakan jasa WO 0.075 2 0.150 2 0.150 2 0.150 2 0.150 2 0.150 ANCAMAN

1 Iklim usaha yang kurang kondusif 0.08 2 0.160 2 0.160 2 0.160 2 0.160 2 0.160

2 Kebijakan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) 0.061 2 0.122 3 0.183 3 0.183 3 0.183 2 0.122 3 Jumlah pesaing dan tingkat persaingan yang ketat 0.093 3 0.279 2 0.186 2 0.186 2 0.186 2 0.186 4 Hambatan masuk usaha yang masih kecil 0.076 3 0.228 2 0.152 2 0.152 3 0.228 3 0.228 5 Konsumen baru memiliki kekuatan menentukan pilihan 0.078 2 0.156 2 0.156 1 0.078 2 0.156 1 0.078


(3)

Responden 2

No Faktor-Faktor Kunci Bobot

S1 S2 S3 S4 S5 AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS KEKUATAN

1 Kualitas produk yang baik 0.068 4 0.272 3 0.204 1 0.068 0 0.000 3 0.204

2 Media promosi yang beragam 0.068 3 0.204 4 0.272 2 0.136 0 0.000 2 0.136

3

Sumberdaya manusia yang terampil dalam membuat produk

dekorasi 0.065 3 0.195 1 0.065 3 0.195 0 0.000 3 0.195

4 Kemampuan modal usaha yang memadai 0.074 2 0.148 3 0.222 0 0.000 0 0.000 3 0.222

5 Lokasi usaha yang strategis 0.072 1 0.072 3 0.216 0 0.000 3 0.216 0 0.000

6 Mitra kerja yang memiliki spesilisasi 0.066 1 0.066 3 0.198 0 0.000 0 0.000 0 0.000 KELEMAHAN

1 Tidak adanya spesialisasi pekerjaan 0.091 0 0.000 0 0.000 3 0.273 0 0.000 0 0.000 2 Belum melakukan pembukuan secara terorganisir 0.088 0 0.000 0 0.000 3 0.264 0 0.000 0 0.000 3 Pembayaran konsumen yang terlambat 0.073 0 0.000 0 0.000 3 0.219 0 0.000 0 0.000 4 Lokasi gudang yang terpisah-pisah 0.096 0 0.000 0 0.000 0 0.000 3 0.288 0 0.000 PELUANG

1 Wilayah pasar yang masih luas 0.077 3 0.231 4 0.308 0 0.000 0 0.000 0 0.000

2 Teknologi informasi melalui internet 0.06 1 0.060 3 0.180 3 0.180 0 0.000 0 0.000

3 Keterjaminan pasokan bahan baku 0.06 2 0.120 1 0.060 0 0.000 3 0.180 0 0.000

4 Keanekaragaman budaya 0.06 3 0.180 3 0.180 0 0.000 0 0.000 0 0.000

5 Kecenderungan masyarakat menggunakan jasa WO 0.075 0 0.000 3 0.225 0 0.000 0 0.000 2 0.150 ANCAMAN

1 Iklim usaha yang kurang kondusif 0.08 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 2 0.160

2 Kebijakan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) 0.061 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 2 0.122 3 Jumlah pesaing dan tingkat persaingan yang ketat 0.093 3 0.279 3 0.279 0 0.000 0 0.000 2 0.186 4 Hambatan masuk usaha yang masih kecil 0.076 0 0.000 3 0.228 0 0.000 2 0.152 0 0.000 5 Konsumen baru memiliki kekuatan menentukan pilihan 0.078 0 0.000 3 0.234 0 0.000 0 0.000 0 0.000


(4)

Responden 3

No Faktor-Faktor Kunci Bobot

S1 S2 S3 S4 S5

AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS

KEKUATAN

1 Kualitas produk yang baik 0.068 4 0.272 4 0.272 0 0 0 0 3 0.204

2 Media promosi yang beragam 0.068 3 0.204 3 0.204 1 0.068 1 0.068 1 0.068 3

Sumberdaya manusia yang terampil dalam membuat produk

dekorasi 0.065 4 0.26 4 0.26 3 0.195 1 0.065 1 0.065

4 Kemampuan modal usaha yang memadai 0.074 2 0.148 2 0.148 1 0.074 1 0.074 2 0.148 5 Lokasi usaha yang strategis 0.072 3 0.216 3 0.216 2 0.144 1 0.072 2 0.144 6 Mitra kerja yang memiliki spesilisasi 0.066 3 0.198 3 0.198 2 0.132 2 0.132 2 0.132 KELEMAHAN

1 Tidak adanya spesialisasi pekerjaan 0.091 1 0.091 1 0.091 2 0.182 2 0.182 1 0.091 2 Belum melakukan pembukuan secara terorganisir 0.088 1 0.088 1 0.088 2 0.176 1 0.088 1 0.088 3 Pembayaran konsumen yang terlambat 0.073 2 0.146 2 0.146 2 0.146 2 0.146 1 0.073 4 Lokasi gudang yang terpisah-pisah 0.096 2 0.192 2 0.192 2 0.192 2 0.192 1 0.096 PELUANG

1 Wilayah pasar yang masih luas 0.077 3 0.231 3 0.231 1 0.077 1 0.077 3 0.231 2 Teknologi informasi melalui internet 0.06 2 0.120 2 0.120 1 0.060 1 0.060 2 0.120 3 Keterjaminan pasokan bahan baku 0.06 3 0.180 3 0.180 1 0.060 1 0.060 3 0.180

4 Keanekaragaman budaya 0.06 3 0.180 3 0.180 0 0.000 3 0.180 3 0.180

5 Kecenderungan masyarakat menggunakan jasa WO 0.075 1 0.075 1 0.075 1 0.075 1 0.075 1 0.075 ANCAMAN

1 Iklim usaha yang kurang kondusif 0.08 2 0.160 2 0.160 0 0.000 2 0.160 2 0.160 2 Kebijakan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) 0.061 2 0.122 2 0.122 0 0.000 2 0.122 2 0.122 3 Jumlah pesaing dan tingkat persaingan yang ketat 0.093 3 0.279 3 0.279 0 0.000 2 0.186 2 0.186 4 Hambatan masuk usaha yang masih kecil 0.076 3 0.228 3 0.228 0 0.000 2 0.152 2 0.152 5 Konsumen baru memiliki kekuatan menentukan pilihan 0.078 3 0.234 3 0.234 0 0.000 2 0.156 2 0.156


(5)

Responden 4

No Faktor-Faktor Kunci Bobot

S1 S2 S3 S4 S5 AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS KEKUATAN

1 Kualitas produk yang baik 0.068 3 0.204 3 0.204 2 0.136 4 0.272 3 0.204

2 Media promosi yang beragam 0.068 4 0.272 4 0.272 3 0.204 3 0.204 3 0.204

3

Sumberdaya manusia yang terampil dalam membuat produk

dekorasi 0.065 3 0.195 3 0.195 3 0.195 3 0.195 2 0.130

4 Kemampuan modal usaha yang memadai 0.074 2 0.148 1 0.074 2 0.148 2 0.148 3 0.222

5 Lokasi usaha yang strategis 0.072 3 0.216 4 0.288 3 0.216 3 0.216 4 0.288

6 Mitra kerja yang memiliki spesilisasi 0.066 3 0.198 3 0.198 3 0.198 2 0.132 2 0.132 KELEMAHAN

1 Tidak adanya spesialisasi pekerjaan 0.091 0 0.000 1 0.091 3 0.273 1 0.091 3 0.273 2 Belum melakukan pembukuan secara terorganisir 0.088 0 0.000 0 0.000 1 0.088 1 0.088 1 0.088

3 Pembayaran konsumen yang terlambat 0.073 0 0.000 1 0.073 1 0.073 0 0.000 0 0.000

4 Lokasi gudang yang terpisah-pisah 0.096 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000

PELUANG

1 Wilayah pasar yang masih luas 0.077 3 0.231 3 0.231 2 0.154 2 0.154 2 0.154

2 Teknologi informasi melalui internet 0.060 4 0.240 4 0.240 3 0.180 3 0.180 3 0.180

3 Keterjaminan pasokan bahan baku 0.060 3 0.180 3 0.180 2 0.120 4 0.240 3 0.180

4 Keanekaragaman budaya 0.060 4 0.240 3 0.180 2 0.120 2 0.120 3 0.180

5 Kecenderungan masyarakat menggunakan jasa WO 0.075 1 0.075 1 0.075 1 0.075 2 0.150 2 0.150 ANCAMAN

1 Iklim usaha yang kurang kondusif 0.080 1 0.080 1 0.080 1 0.080 0 0.000 0 0.000 2 Kebijakan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) 0.061 2 0.122 1 0.061 2 0.122 1 0.061 0 0.000 3 Jumlah pesaing dan tingkat persaingan yang ketat 0.093 2 0.186 3 0.279 3 0.279 3 0.279 3 0.279 4 Hambatan masuk usaha yang masih kecil 0.076 2 0.152 2 0.152 2 0.152 2 0.152 2 0.152 5 Konsumen baru memiliki kekuatan menentukan pilihan 0.078 2 0.156 2 0.156 2 0.156 2 0.156 3 0.234


(6)

Lampiran 8. Rekapitulasi Nilai STAS pada Matriks QSPM Janur Kuning

Responden

Nilai STAS

S1 S2 S3 S4 S5

I 2.905 2.939 2.801 2.177 2.067

II 1.827 2.871 1.335 0.836 1.375

III 3.624 3.624 1.581 2.247 2.671

IV 2.895 3.029 2.969 2.838 3.050

Jumlah 11.251 12.463 8.686 8.098 9.163 Jumlah Rata-Rata 2.813 3.116 2.172 2.025 2.291

Prioritas Strategi 2 1 4 5 3

Keterangan

S1

: Diversifikasi paket dekorasi

S2

: Memperluas wilayah pasar

S3

: Melakukan kerjasama dengan mitra

S4

: Memaksimalkan fungsi gudang