Pembahasan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

signifikan ρ=0,558 0,05 pada taraf signifikansi 5, berarti tidak ada pengaruh penerapan business entity terhadap hubungan antara kecerdasan emosional dan efektivitas mengelola usaha. Hasil analisis selengkapnya terdapat pada lampiran 6 halaman 199. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa derajad hubungan antara kecerdasan emosional dan efektivitas mengelola usaha baik pada wirausaha dengan penerapan business entity tinggi maupun rendah tidak berbeda secara signifikan.

D. Pembahasan

1. Pengaruh Permodalan Terhadap Hubungan Antara Jiwa Kewirausahaan dan Efektivitas Mengelola Usaha Hasil pengujian menunjukan bahwa tidak ada pengaruh permodalan terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dan efektivitas mengelola usaha. Hal ini didukung hasil analisis yang menunjukan koefisien regresi interaksi variabel permodalan D dan variabel jiwa kewirausahaan X 1 sebesar -0,106 ternyata tidak signifikan ρ=0,2510,05. Berarti permodalan tidak berpengaruh terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dan efektivitas mengelola usaha karena derajad hubungan antara jiwa kewirausahaan dan efektivitas mengelola usaha baik pada wirausaha yang bermodal besar maupun kecil tidak berbeda secara signifikan. Para wirausaha menjalankan usahanya dengan tekun dan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI sungguh-sungguh sehingga dapat mencapai efektivitas dalam mengelola usahanya. Tuntutan kebutuhan hidup yang beranekaragam diduga mendorong para wirausaha baik yang bermodal besar maupun kecil untuk mendapatkan penghasilan yang dapat mencukupi kebutuhan hidup tersebut sehingga dalam menjalankan usaha dijalankan dengan seefektif mungkin. Untuk mencapai efektivitas mengelola usaha dibutuhkan jiwa kewirausahaan yang merupakan rasa percaya diri, berinisiatif, memiliki motif berprestasi, memiliki jiwa kepemimpinan dan berani mengambil resiko dengan penuh perhitungan karena itu suka akan tantangan Suryana, 2003. Para wirausaha yang memiliki jiwa kewirausahaan yang tinggi adalah orang yang kreatif dan inovatif sehingga mampu mengelola modal dengan sebaik mungkin. Baik pada wirausaha yang bermodal besar maupun kecil mampu mengelola modal dan mengembangkan usaha dengan baik sehingga sama-sama efektif dalam mengelola usahanya. Selain itu juga ada kemungkinan bahwa responden kurang bersungguh- sungguh dalam mengisi kuesioner yang dibagikan sehingga turut berpengaruh terhadap hasil penelitian ini, diduga responden menganggap bahwa penelitian ini tidak memberikan manfaat bagi mereka sehingga ketika mengisi kuesioner tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya tetapi asal diisi dan cepat selesai saja. Jadi jawaban dari responden yang kurang maksimal juga bisa menyebabkan hasil penelitian yang mengakibatkan tidak adanya pengaruh permodalan terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dan efektivitas mengelola usaha. 2. Pengaruh Permodalan Terhadap Hubungan Antara Kecerdasan Emosional dan Efektivitas Mengelola Usaha Berdasarkan hasil analisis data dengan bantuan komputer program SPSS versi 11.5 diketahui rata-rata efektivitas mengelola usaha 55,97 dengan standar deviasi 5,206. Rata-rata kecerdasan emosional 75,06 dengan standar deviasi 6,468. Analisis hubungan antara variabel kecerdasan emosional dan efektivitas mengelola usaha diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,639. Hal ini menunjukan ada hubungan yang erat antara variabel kecerdasan emosional dan efektivitas mengelola usaha. Arah hubungan yang positif tidak ada tanda negatif pada angka 0,639 menunjukan semakin besarpositif kecerdasan emosional akan membuat makin besar pula efektivitas mengelola usaha. Demikian juga sebaliknya, makin kecil kecerdasan emosional, makin kecil pula efektivitas mengelola usaha. Tingkat signifikansi koefisien korelasi menghasilkan angka 0,000. Oleh karena probabilitas jauh dibawah 0,05, maka korelasi antara kecerdasan emosional dan efektivitas mengelola usaha sangat nyata. Selanjutnya untuk menguji ada tidaknya pengaruh permodalan terhadap hubungan antara kecerdasan emosional dan efektivitas mengelola usaha dilakukan analisis regresi dengan variabel dummy permodalan dan diperoleh persamaan regresi sebagai berikut: Y = 9,470 + 24,552 D i + 0,614 X 2 – 0,309 D i X 2 Hasil pengujian menunjukan bahwa ada pengaruh permodalan terhadap hubungan antara kecerdasan emosional dan efektivitas mengelola usaha. Hal ini didukung hasil analisis yang menunjukan koefisien regresi interaksi variabel permodalan D dan variabel kecerdasan emosional X 2 sebesar -0,309 ternyata signifikan ρ=0,017 0,05. Angka negatif sebesar -0,309 pada koefisien regresi interaksi variabel permodalan D dan variabel kecerdasan emosional X 2 menunjukkan bahwa ada pengaruh negatif permodalan terhadap hubungan antara kecerdasan emosional dengan efektivitas mengelola usaha. Berarti ada pengaruh negatif permodalan terhadap hubungan antara kecerdasan emosional dan efektivitas mengelola usaha. Pada wirausaha yang bermodal besar derajad hubungan antara kecerdasan emosional dan efektivitas mengelola usaha lebih lemah. Demikian juga sebaliknya pada wirausaha yang bermodal kecil derajad hubungan antara kecerdasan emosional dan efektivitas mengelola usaha lebih kuat. Seorang pengusaha yang memiliki kecerdasan emosional lebih mampu mengendalikan dan memotivasi diri. Hidup sangat berarti baginya, mengelola dan menyatakan emosi dengan tepat, bersifat tegas tetapi tetap seimbang, merasa nyaman dengan diri mereka sendiri, orang lain dan lingkungan sosial dimana pengusaha itu tinggal, cenderung suka berteman, spontan, jenaka dan terbuka terhadap pengalaman inderawi Andan, 2006. Pengusaha yang memilki kecerdasan emosional tinggi akan mampu mengelola modal yang dimilikinya dengan baik. Pada wirausaha yang bermodal kecil memiliki PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI derajad hubungan antara kecerdasan emosional dan efektivitas mengelola usaha yang lebih kuat, jumlah modal yang kecil terlebih modal tersebut didapatkan dengan susah payah akan memotivasi para wirausaha bagaimana caranya agar modal tersebut bisa berkembang dan digunakan dengan seefektif mungkin. Segala penggunaan modal pasti dikelola dengan penuh perhitungan mengingat sulitnya memperoleh dan menghimpun modal terutama hal ini sangat dirasakan oleh para pengusaha yang bermodal kecil. Sehingga bagi para wirausaha yang bermodal kecil dengan kecerdasan emosional yang baik, penambahan jumlah modal yang sedikit saja akan megakibatkan meningkatnya efektivitas mengelola usaha yang jauh lebih kuat dibandingkan dengan wirausaha yang memiliki modal besar. Demikian juga sebaliknya pada wirausaha yang bermodal besar biasanya menggampangkan perolehan modal yang tidak sulit sehingga dalam mengelola usaha cenderung asal-asalan dan suka bertindak kurang bijaksana sehingga derajad hubungan antara kecerdasan emosional dan efektivitas mengelola usahanya lebih lemah. 3. Pengaruh Tingkat Pendidikan Terhadap Hubungan Antara Jiwa Kewirausahaan dan Efektivitas Mengelola Usaha Hasil pengujian menunjukan bahwa tidak ada pengaruh tingkat pendidikan terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dan efektivitas mengelola usaha. Hal ini didukung hasil analisis yang menunjukan koefisien regresi interaksi variabel tingkat pendidikan D dan variabel jiwa kewirausahaan X 1 sebesar 0,076 ternyata tidak signifikan ρ=0,398 0,05. Berarti tingkat pendidikan tidak berpengaruh terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dan efektivitas mengelola usaha karena derajad hubungan antara jiwa kewirausahaan dan efektivitas mengelola usaha baik pada wirausaha dengan tingkat pendidikan tinggi maupun rendah tidak berbeda secara signifikan. Pendidikan merupakan salah satu sarana belajar yang dapat digunakan untuk membangun hidup manusia dengan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan. Pengetahuan dan keterampilan tidak hanya bisa kita peroleh melalui pendidikan formal saja melainkan juga bisa diperoleh dengan pengalaman hidup. Jiwa kewirausahaan dapat dikembangkan dengan terus belajar dan tidak takut dalam menghadapi tantangan. Pada wirausaha dengan tingkat pendidikan tinggi maupun rendah derajad hubungan antara jiwa kewirausahaan dan efektivitas mengelola usaha tidak berbeda secara signifikan karena pada dasarnya para wirausaha menjalankan usaha dengan sungguh-sungguh dan tekun sehingga dapat mencapai efektivitas dalam mengelola usahanya. Pengalaman ketika menjalankan usaha juga turut mempengaruhi pola ketika menghadapi kesulitan dalam usahanya, ketika pengusaha menghadapi masalah mampu memecahkan masalah tersebut karena sudah pernah mengalami hal yang sama dimasa lalu sehingga dapat belajar dari pengalaman ataupun kegagalan dimasa yang lalu. Pada dasarnya ketika berusaha semua orang tidak menghendaki kerugian sehingga menuntut para wirausaha baik dengan tingkat pendidikan tinggi maupun rendah untuk mengelola usahanya dengan seefektif mungkin. Hasil penelitian yang menunjukkan tidak ada pengaruh tingkat pendidikan terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dan efektivitas mengelola usaha diduga juga turut dipengaruhi oleh jawaban kuesioner dari responden, ada kemungkinan responden dalam mengisi kuesioner tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, kurang bersungguh-sungguh dan cenderung menganggap bahwa penelitian ini tidak memberikan manfaat bagi mereka sehingga berdampak pada hasil penelitian ini. 2. Pengaruh Tingkat Pendidikan Terhadap Hubungan Antara Kecerdasan Emosional dan Efektivitas Mengelola Usaha Hasil pengujian menunjukan bahwa tidak ada pengaruh tingkat pendidikan terhadap hubungan antara kecerdasan emosional dan efektivitas mengelola usaha. Hal ini didukung hasil analisis yang menunjukan koefisien regresi interaksi variabel tingkat pendidikan D dan variabel kecerdasan emosional X 2 sebesar 0,081 ternyata tidak signifikan ρ=0,521 0,05. Berarti tingkat pendidikan tidak berpengaruh terhadap hubungan antara kecerdasan emosional dan efektivitas mengelola usaha karena derajad hubungan antara kecerdasan emosional dan efektivitas mengelola usaha baik pada wirausaha dengan tingkat pendidikan tinggi maupun rendah tidak berbeda secara signifikan. Pendidikan pada dasarnya merupakan usaha untuk membangun hidup manusia, melalui pendidikan orang bisa belajar pengetahuan baru. Dalam berusaha para wirausaha dituntut untuk terampil mengelola emosi sehingga dapat menjalin relasi dengan baik, kemampuan seseorang dalam mengelola emosi memang bisa diperoleh melalui pendidikan disekolah tetapi sebenarnya kemampuan tersebut dapat lebih dikembangkan melalui pergaulan dan interaksi yang baik dalam bermasyarakat. Dalam berusaha orang dituntut untuk bisa megelola dan menyatakan emosi yang merupakan inti dari kecerdasan emosional secara tepat sehingga dalam mengelola usaha dapat berjalan secara efektif. Pada wirausaha dengan tingkat pendidikan tinggi maupun rendah sama-sama memiliki kecerdasan emosional pada tingkat tinggi sehingga dalam mengelola usaha juga dapat mencapai efektivitas. Diduga hasil penelitian yang menunjukkan tidak ada pengaruh tingkat pendidikan terhadap hubungan antara kecerdasan emosional dan efektivitas mengelola usaha juga bisa disebabkan jawaban dari responden ketika mengisi kuesioner, ada kemungkinan bahwa ketika mengisi kuesioner responden sedang sibuk melayani pelanggan sehingga kuesioner diisi dengan asal- asalan dan tidak menunjukkan keadaan yang sebenarnya sehingga berdampak pada hasil penelitian ini. 3. Pengaruh Penerapan Business Entity Terhadap Hubungan Antara Jiwa Kewirausahaan dan Efektivitas Mengelola Usaha Hasil pengujian menunjukan bahwa tidak ada pengaruh penerapan business entity terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dan efektivitas mengelola usaha. Hal ini didukung hasil analisis yang menunjukan koefisien regresi interaksi variabel penerapan business entity D dan variabel jiwa kewirausahaan X 1 sebesar -0,056 ternyata tidak signifikan ρ=0,556 0,05. Berarti penerapan business entity tidak berpengaruh terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dan efektivitas mengelola usaha karena derajad hubungan antara jiwa kewirausahaan dan efektivitas mengelola usaha baik pada wirausaha dengan penerapan business entity tinggi maupun rendah tidak berbeda secara signifikan. Seorang wirausaha yang memiliki sikap berorientasi ke depan akan selalu mengontrol atau melihat sampai sejauh mana perkembangan usaha secara finansial. Oleh sebab itu penerapan business entity bisa digunakan untuk mengontrol perkembangan usaha secara finansial karena merupakan pemisahan antara kepentingan pribadi pemilik dengan kepentingan usaha. Pada wirausaha dengan penerapan business entity tinggi maupun rendah sama-sama efektif dalam mengelola usaha karena pada umumnya para wirausaha menjalankan usaha dengan tekun dan sungguh-sungguh. Semua orang menghendaki agar usaha yang dijalankan dapat memberikan keuntungan yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup maupun untuk mengembangkan usaha menjadi lebih besar lagi. Semangat untuk mengembangkan usaha inilah yang dijadikan pemicu para wirausaha agar usaha yang dijalankan semakin efektif dan maju karenanya baik pada wirausaha dengan penerapan business entity tinggi maupun rendah sama- sama efektif dalam menjalankan usaha. Tidak adanya pengaruh penerapan business entity terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dan efektivitas mengelola usaha diduga juga turut disebabkan oleh jawaban kuesioner dari responden, ada kemungkinan responden tidak bersungguh- sungguh dalam mengisi kuesioner sehingga berdampak pada hasil penelitian ini. Kurangnya kesadaran dari responden bahwa penelitian ini memberikan manfaat bagi mereka diduga membuat responden dalam mengisi kuesioner cenderung asal-asalan dan tidak bersungguh-sungguh sehingga tidak menunjukkan kaadaan yang sebenarnya. Jumlah item pertanyaan dari penerapan business entity diduga juga turut berpengaruh terhadap hasil penelitian ini, jumlah item sebesar 12 butir pertanyaan diduga masih terlalu sedikit karena semakin sedikit jumlah item, kurang memiliki daya pembeda sehingga berdampak pada hasil penelitian ini. 4. Pengaruh Penerapan Business Entity Terhadap Hubungan Antara Kecerdasan Emosional dan Efektivitas Mengelola Usaha Hasil pengujian menunjukan bahwa tidak ada pengaruh penerapan business entity terhadap hubungan antara kecerdasan emosional dan efektivitas mengelola usaha. Hal ini didukung hasil analisis yang menunjukan koefisien regresi interaksi variabel penerapan business entity D dan kecerdasan emosional X 2 sebesar -0,078 ternyata tidak signifikan ρ=0,558 0,05. Berarti penerapan business entity tidak berpengaruh terhadap hubungan antara kecerdasan emosional dan efektivitas mengelola usaha karena derajad hubungan antara kecerdasan emosional dan efektivitas mengelola usaha baik pada wirausaha dengan penerapan business entity tinggi maupun rendah tidak berbeda secara signifikan. Dengan memiliki kecerdasan emosional seorang pengusaha dapat mengambil keputusan secara bijaksana. Ketika seorang pengusaha mengontrol usahanya dan menemukan adanya krisis, dengan kecerdasan emosional yang baik ia akan mampu mengatasi berbagai krisis dengan bijaksana. Penerapan business entity diperlukan untuk mengontrol perkembangan usaha. Pada wirausaha dengan penerapan business entity tinggi maupun rendah derajad hubungan antara kecerdasan emosional dan efektivitas mengelola usaha tidak berbeda secara signifikan karena pada dasarnya para wirausaha menjalankan usaha dengan tekun dan sungguh-sungguh. Ketika memutuskan untuk berusaha yang diharapkan oleh para pengusaha adalah keuntungan dan hasil yang baik oleh sebab itu mereka menjalankan usaha dengan seefektif mungkin, hal ini juga didukung dari hasil penelitian bahwa efektivitas mengelola usaha baik pada wirausaha dengan penerapan business entity tinggi maupun rendah termasuk dalam kategori tinggi. Jawaban kuesioner dari responden diduga juga turut berpengaruh terhadap hasil penelitian ini sehingga tidak ada pengaruh penerapan business entity terhadap hubungan antara kecerdasan emosional dan efektivitas mengelola usaha. Ada kemungkinan responden dalam mengisi kuesioner kurang bersungguh-sungguh sehingga jawaban yang didapat tidak menunjukkan keadaan yang sebenarnya. Jumlah item pertanyaan dari penerapan business entity diduga juga turut berpengaruh terhadap hasil penelitian ini, jumlah item sebesar 12 butir pertanyaan diduga masih terlalu sedikit karena semakin sedikit jumlah item, kurang memiliki daya pembeda sehingga berdampak pada hasil penelitian ini. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Dokumen yang terkait

Pengaruh permodalan, pendidikan dan kultur lingkungan kerja terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan efektivitas mengelola usaha.

0 2 188

Pengaruh etnis, permodalan, dan pendidikan terhadap hubungan antar jiwa kewirausahaan dan kecerdasan emosional dengan keefektifan mengelola usaha : studi kasus pada pedagang konveksi di Pasar Beringharjo.

0 0 192

Pengaruh permodalan, tingkat pendidikan dan penerapan business entity terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dan kecerdasan emosional dengan efektivitas mengelola usaha : survei pada counter HP di Kecamatan Depok survei pada usaha counter HP di lingk

0 3 216

PENGARUH PERMODALAN, TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENERAPAN BUSINESS ENTITY TERHADAP HUBUNGAN ANTARA JIWA KEWIRAUSAHAAN DAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN EFEKTIVITAS MENGELOLA USAHA: SURVEI PADA TOKO KELONTONG SKALA KECIL DAN MENENGAH DI KECAMATAN DEPOK

0 0 225

PENGARUH PERMODALAN, PENDIDIKAN, DAN KULTUR LINGKUNGAN KERJA TERHADAP HUBUNGAN ANTARA JIWA KEWIRAUSAHAAN DENGAN EFEKTIVITAS MENGELOLA USAHA

0 0 175

SKRIPSI PENGARUH PERMODALAN, PENDIDIKAN, DAN KULTUR LINGKUNGAN KERJA TERHADAP HUBUNGAN ANTARA JIWA KEWIRAUSAHAAN DENGAN EFEKTIVITAS MENGELOLA USAHA

0 0 214

PENGARUH PERMODALAN, PENDIDIKAN, DAN KULTUR LINGKUNGAN KERJA TERHADAP HUBUNGAN ANTARA JIWA KEWIRAUSAHAAN DENGAN EFEKTIVITAS MENGELOLA USAHA

0 0 163

PENGARUH PERMODALAN, TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENERAPAN BUSINESS ENTITY TERHADAP HUBUNGAN ANTARA JIWA KEWIRAUSAHAAN DAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN EFEKTIVITAS MENGELOLA USAHA: SURVEI PADA COUNTER HP DI KECAMATAN DEPOK

0 0 214

PENGARUH ETNIS, PERMODALAN, DAN PENDIDIKAN TERHADAP HUBUNGAN ANTARA JIWA KEWIRAUSAHAAN DAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN KEEFEKTIFAN MENGELOLA USAHA

0 1 190

Pengaruh permodalan, pendidikan dan kultur lingkungan kerja terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan efektivitas mengelola usaha - USD Repository

0 0 186