D. Perbedaan Kemandirian Belajar Pada Anak TK Ditinjau Dari Gaya
Kelekatan.
Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa kemandirian merupakan unsur kepribadian yang dianggap penting dalam kehidupan manusia. Semua
orang tanpa terkecuali, mulai dari anak-anak sampai orang dewasa dituntut untuk bisa bersikap mandiri. Menurut Masrun dkk 1986, kemandirian secara
psikologis dianggap penting, karena seseorang berusaha untuk menyesuaikan diri secara aktif dengan lingkungannya. Tanpa kemandirian, seseorang tidak
mungkin mempengaruhi atau menguasai lingkungan dan dikuasai lingkungan. Dengan kata lain, kemandirian merupakan modal dasar bagi manusia dalam
menentukan sikap dan perbuatan terhadap lingkungannya. Kemandirian mendorong seseorang untuk berusaha dan berprestasi, karena itu kemandirian
dapat mengantar orang menjadi makhluk yang produktif dan efisien serta membawa dirinya ke arah kemajuan.
Adapun pengertian kemandirian itu sendiri mengandung aspek bebas atau tidak mudah terpengaruh, mempunyai inisiatif, gigih, percaya pada diri
sendiri dan pengendalian diri Nashori, 1999. Karena itu, maka orang diharapkan dapat melakukan suatu perbuatan yang dilaksanakan atas kehendak
sendiri, bebas tanpa tekanan dari pihak lain, dilakukan dengan penuh percaya diri serta adanya pengendalian diri yang baik karena setiap manusia juga harus
bisa memperhatikan kepentingan orang lain. Salah satu kemandirian yang harus dilaksanakan adalah belajar. Adapun
kemandirian belajar dalam penelitian ini adalah suatu keadaan atau kondisi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
aktivitas belajar dengan kemampuan sendiri, tanpa selalu bergantung kepada orang lain yang dilakukan oleh seorang anak ketika berada di sekolah Abas,
2007. Kemandirian itu sendiri dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain; usia,jenis kelamin, status sosial, serta pola asuh orang tua. Berbicara mengenai
pola asuh orang tua, maka erat kaitannya dengan adanya kelekatan. Karena dalam pola asuh terjadi interaksi antara anak dan orang tua, maka akan
menimbulkan kelekatan. Adapun yang dimaksud dengan kelekatan yaitu suatu ikatan yang bersifat
emosional pada seseorang yang ditunjukkan pada orang-orang tertentu atau figur lekat dan berlangsung secara terus menerus. Perkembangan gaya
kelekatan dipengaruhi oleh sensitivitas dan responsivitas figur lekat terhadap kebutuhan seorang anak. Kelekatan pada manusia terjadi sepanjang rentang
kehidupannya. Pada semua tahap kehidupannya seseorang selalu membutuhkan figur lekatnya. Kelekatan pada masa awal anak-anak mempunyai peranan
penting bagi anak itu sendiri. Bukti-bukti penelitian yang menunjukkan pentingnya hubungan awal yang baik antara ibu dan anak terhadap kemampuan
berinteraksi sosial merupakan penjelasan-penjelasan dari teori-teori kelekatan yang dicetuskan pertama kali oleh John Bowlby 1981. Kelekatan awal ini
dipandang sebagai sesuatu yang penting bagi kompetensi interaksi sosial dan kemampuan untuk membentuk hubungan yang dekat pada masa dewasa
Sroufe dalam Bell dkk, 1983. Ainsworth, Bowlby dan Sroufe dalam Bell dkk, 1983, mengatakan bahwa fungsi kelekatan bagi anak-anak melibatkan
perkembangan rasa percaya diri yang mendorong individu untuk berinteraksi dengan lingkungan dengan cara yang tepat.
Telah diketahui bahwa setiap individu memiliki gaya kelekatan yang berbeda-beda. Masing-masing gaya kelekatan ini terbukti dapat mewarnai
kemampuan anak dalam berinteraksi dengan orang lain sebagai akibat dari bekerjanya model mental yaitu penilaian, kepercayan dan harapan individu
baik terhadap dirinya sendiri maupun terhadap orang lain. Para penyelidik telah membuktikan bahwa ada hubungan antara gaya kelekatan dengan adaptasi dan
emosional seseorang pada masa dewasa Belsky dan Rutten dalam Bartholomew dan Horowitz, 1991.
Gaya kelekatan aman merupakan gaya kelekatan dimana pengasuh sensitif dan responsif terhadap kebutuhan anak, serta memberikan perhatian
dan kasih sayang yang tepat, hangat dan konsisten kepada anak. Anak yang secure memberikan respon yang positif terhadap pengasuh, dan memiliki
keyakinan dalam bertindak. Mereka sebenarnya tidak menyukai perpisahan dengan pengasuh dan akan menjadi terbatas dalam mengekplorasi lingkungan
ketika pengasuh tidak bersamanya, namun mereka memiliki kemampuan untuk menyambut secara positif pengauhnya ketika terjadi pertemuan kembali dan
merasa tenang. Anak yang secure mampu mengeksplorasi lingkungan secara bebas dan percaya diri dengan adanya pengawasan dari pengasuh. Mereka juga
mengembangkan citra diri yang positif dan percaya diri terhadap kemampuannya. Hal tersebut dapat membentuk anak menjadi pribadi yang
aktif, mempunyai kepercayaan diri dan harga diri yang cukup tinggi serta PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
memiliki sifat yang bersahabat dan mau bekerja sama serta memiliki kemampuan membina hubungan yang hangat, mengasihi sesama dan peduli
pada orang lain serta disiplin Dengan adanya penilaian dan harapan terhadap diri sendiri dan orang lain secara positif maka individu mempunyai
kepercayaan diri dan harga diri yang cukup tinggi. Dengan demikian, anak akan memiliki kemandirian belajar yang tinggi, karena semua aspek
kemandirian belajar dapat terpenuhi. Gaya kelekatan menghindar berkembang disebabkan karena pengasuh
dalam memberikan pengasuhan cenderung cenderung menjaga jarak dengan anak, bahkan cenderung mengabaikan kebutuhan anak, memperlihatkan sikap
memusuhi serta sering meninggalkan anak, dan juga terkadang mengabaikan kontak mata dengan anak. Anak yang mengalami kelekatan menghindar akan
menyebabkan anak kurang bisa bekerja sama, dalam mengeksplorasi lingkungan dangkal, selain itu karena kurangnya pengawasan dari pengasuh
menyebabkan anak menjadi terlalu bebas dan kurang terkendali sehingga menyebabkan dia menjadi anak yang suka menentang dan kurang disiplin.
Dengan demikian, kemandirian belajar anak avoidant cukup tinggi dan lebih baik dibandingkan anak yang memiliki kelekatan cemas meskipun tidak sebaik
kemandirian belajar anak yang memiliki kelekatan aman. Gaya kelekatan cemas berkembang karena pengasuh dalam
memberikan pengasuhan kurang tepat dalam memberi respon, unpredictabillity tidak dapat ditebak. Di satu sisi dia terlalu dekat dan cemas
terhadap kebutuhan bayi sehingga dia akan terlalu mencampuri semua hal PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mengenai kebutuhan anak, namun disisi lain dia tidak terlibat dengan anak. Hal ini dapat menyebabkan ketidaknyamanan pada si anak. Dalam gaya kelekatan
ini, anak akan mengembangkan model mental sebagai anak yang mempunyai keyakinan negatif mengenai diri sendiri dan orang lain, kepercayaan diri
rendah, kurang asertif dan merasa takut dtinggal atau dicintai orang lain, memandang orang lain sebagai orang yang kurang menolong dan susah untuk
dimengerti. Sehingga dengan demikian dapat menyebabkan anak menjadi individu yang tidak mandiri, tidak berani megeksplorasi lingkungan. Selain itu,
dia juga termasuk anak yang kurang bisa menjalin hubungan dengan teman- temannya karena terlalu lekat dengan pengasuhnya, akibatnya dia tidak bisa
bekerja sama dengan teman-temannya. Karena hal tersebut, maka dapat dikatakan bahwa kemandirian belajar anak yang memiliki kelekatan cemas
cukup rendah, karena banyak aspek dari kemandirian belajar yang belum terpenuhi.
Berdasarkan hal ini, peneliti berasumsi bahwa gaya kelekatan yang dialami oleh seorang anak pada masa bayi, akan berpengaruh terhadap
kemandirian belajar anak di dalam kelas. Secara singkat, dapat dilihat pada bagan dinamika psikologis berikut ini:
SKEMA DINAMIKA PSIKOLOGIS PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
E. HIPOTESIS