rahasia dan transendental. Maka syarat-syarat utama spiritual yang paling utama harus dimiliki adalah bermakrifat kepada Allah SWT.
28
Dengan bermakrifat dan dekat dengan Allah SWT., maka semua tabir alam transendental khusus insan akan terbuka dan dibukakan oleh-Nya. Masalah
ini merupakan kunci yang paling utama, karena apabila makrifat yang utama ini sukses, pasti akan membuka tabir-tabir selanjutnya. Seseorang yang telah dapat
menemukan Tuhannya, ridha-Nya, cinta-Nya dan wajah-Nya, maka Dia bukakan segala rahasia perbuatan dan kebijaksanaan-
Nya af’al, rahasia nama-nama-Nya yang Maha Baik al Asma’ al Husna dan nama-nama-Nya yang agung Ismul
A’zham, rahasia sifat-sifat-Nya dan rahasia-rahasia Dzat-Nya. Melalui itulah akan tersibak rahasia seluruh makhluk dan alam.
29
Suatu kewajiban bagi seseorang yag mendalami dunia spiritual harus memahami dan mampu mengamalkan ilmu tentang makrifat, karena seorang
pembimbing sudah seharusnya mengajak kliennya ke jalan Allah, bukan hanya sekedar pemberian solusi terhadap masalah yang dihadapi akan tetapi memberikan
suatu cara bagaimana cara menyelesaikan masalah diri sendiri dengan benar dan baik. Prinsip zikrullah harus ditanamkan dalam hati dan benak klien sebagai
bentuk psikoterapis dalam kehidupannya sehari-hari. Prinsip psikoterapi islam hendaknya selalu membawa klien untuk ingat
kepada Allah, dalam keadaan bagaimanapun ia selalu ingat kepada-Nya. Bila
28
M. Hamdani Bakrah Adz-Dzaky, Konseling dan Psikoterapi Islam Penerapan Metode Sufistik, Yogyakarta: Fajar Pustaka Baru, Cet ke-2, 2002, h. 300.
29
Ibid, h. 300.
klien mengalami dan menghadapi suatu kesusahan, sifat Allah yang teringat olehnya adalah Allah Maha Penolong, Maha Penyayang dan Maha Kuasa, hatinya
harus bergetar ketika menyebut Asma’ Allah, lidahnya mengucapkan do’a. Bila
klien sedang mendapat nikmat dan kesenangan, hatinya bersyukur kepada Allah dan lisannya mengucapkan hamdalah. Hati yang selalu ingat kepada Allah, akan
mendatangkan kelegaan dan ketentraman di dalam hati serta memberikan manfaat terhadap jasmani.
30
H. TAHAP PERKEMBANGAN SPIRITUAL
Untuk mencapai suatu ketenangan dalam hidup Tuhan menganugerahi manusia dengan diciptakannya ruh dan Nur Muhammad di dalam dirinya.
Kemudian Tuhan menciptakan qalbu sebagai sarana menuju ruh dan Nur Muhammad tersebut, karena melalui qalbu tersebut manusia bisa beraudiensi dan
berkomunikasi dengan Tuhan dalam kehidupan sehari-hari. Jika seseorang ingin memahami dasar kehidupan dan mencapai tujuan perjalanan kosmik, ia harus
memahami spiritualitas secara keseluruhan, baik dari awal memulai spiritualitas hingga tahap perkembangan spiritual itu sendiri.
Mengenai tahap perkembangan spiritual banyak para tokoh yang mengembangkan teori spiritual, di antaranya adalah:
1. Tahap perkembangan kepercayaan Fowler
31
30
Zakiah Daradjat, Psikoterapi Islami, Jakarta: Bulan Bintang, 2002, h. 139.
31
Aliah B. Purwakania Hasan, Psikologi Perkembangan Islami, Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2008, h. 297.
Menurut Fowler kepercayaan merupakan orientasi holistik yang menunjukkan hubungan antara individu dengan alam semesta. Teori
perkembangan spiritual Fowler terbagi atas enam tahap, yang meliputi kepercayaan intuitif-proyektif intuitive-projective, mythikal-literal mythical-
literal, sintetik-konvensional synthetic-conventional, individuatif-reflektif individuative-reflective,
konjungtif conjungtive
dan universal
universalizing. Pada tahap pertama, kepercayaan intuitif proyektif usia 3
– 7 tahun, masih terdapat karakter kejiwaan yang belum terlindungi dari ketidaksadaran.
Anak masih belajar untuk membedakan khayalannya dengan realitas yang sesungguhnya. Pada tahap kedua, kepercayaan mythikal-literal usia sekolah,
seseorang telah mulai mengembangkan keimanan yang kuat dalam kepercayaannya. Anak juga sudah mengalami prinsip saling ketergantungan
dalam alam semesta, namun ia masih melihat kekuatan kosmik dalam bentuk seperti yang terdapat pada manusia. Pada tahap ketiga, kepercayaan sintetik-
konvensional usia remaja, seseorang mengembangkan karakter keimanan terhadap kepercayaan yang dimilikinya. Ia mempelajari sistem kepercayaan
dari orang lain di sekitarnya, namun masih terbatas pada sistem kepercayaan yang sama.
32
Tahap keempat, kepercayaan individuatif-reflektif usia dua puluhan samapi awal empat puluhan, merupakan tahap percobaan dan pergolakan, di
32
Aliah B. Purwakania Hasan, Psikologi Perkembangan Islami, Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2008, h. 297.
mana individu mulai mengembangkan tanggung jawab pribadi terhadap kepercayaan dan perasaannya. Individu memperluas pandangannya untuk
mencapai jalan dalam kehidupannya. Pada tahap kelima kepercayaan konjungtif, seseorang mulai mengenali berbagai pertentangan yang terdapat
dalam realitas kepercayaannya. Terjadi transedensi terhadap kenyataan dibalik simbol-simbol yang diwariskan oleh sistem. Pada tahap keenam, kepercayaan
universal, terjadi sesuatu yang disebut pencerahan. Manusia mengalami transedensi pada tingkat pengalaman yang lebih tinggi sebagai hasil dari
pemahamannya terhadap lingkungan yang konfliktual dan penuh paradoksal.
2. Tahap perjalanan pertumbuhan spiritual Peck
33
Menurut M. Scott Peck 1997, perkembangan spiritual bersifat sukarela. Seseorang akan mengalami perkembangan spiritual atau tidak adalah
merupakan pilihan otonom. Peck banyak mendasari teorinya dalam buku Further Along The Road Less Traveled
– The Unending Journey Toward Spiritual Growth berdasarkan pemikiran Karl Gustav Jung. Peck, dengan
melakukan analisis hubungan yang terjadi pada spiritualitas seseorang, menyatakan bahwa perjalanan spiritual seseorang terdiri dari empat tahap
perkembangan, yaitu:
kekacauanantisosial, formalinstitusional,
skeptikindividual, dan mistikalkomunal. a.
Kekacauanantisosial
33
Aliah B. Purwakania Hasan, Psikologi Perkembangan Islami, Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2008, h. 299.