19 argumentasi, c karangan eksposisi, d karangan narasi, dan e karangan
persuasi. Berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa bentuk karangan
dibagi menjadi lima, yaitu: a deskripsi, b eksposisi, c narasi, d argumentasi, dan e persuasi. Penelitian ini lebih difokuskan pada karangan narasi.
3. Karangan Narasi
Dalman 2014: 106 memberikan pengertian bahwa narasi merupakan cerita yang berusaha menciptakan, mengisahkan, merangkaikan tindak tanduk
manusia dalam sebuah peristiwa atau pengalaman manusia dari waktu ke waktu juga di dalamnya terdapat tokoh yang menghadapi suatu konflik yang
disusun secara sistematis. Menurut Alek A. Achmad H.P. 2010: 183 karangan narasi yaitu
penulisan yang sifatnya bercerita, baik berdasarkan pengamatan maupun perekaan, dan tujuannya lebih banyak menghimpun, tergolong kategori
pengisahan. Menurut Gorys Keraf Dalman, 2014: 106, karangan narasi merupakan
suatu bentuk karangan yang sasaran utamanya adalah tindak tanduk yang dijalin dan dirangkai menjadi sebuah peristiwa yang terjadi dalam suatu
kesatuan waktu. Atau dapat juga dirumuskan bahwa karangan narasi adalah suatu bentuk karangan yang menggambarkan secara jelas kepada pembaca
suatu peristiwa yang telah terjadi. Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
karangan narasi adalah suatu bentuk karangan yang membentuk satu kesatuan
20 pikiran yang berisi cerita atau kronologis suatu peristiwa yang berlangsung
dalam satu kesatuan waktu.
4. Unsur-Unsur Karangan Narasi
Menurut Suparno dan Yunus Dalman, 2014: 107 karangan narasi perlu memperhatikan beberapa unsur yang membentuknya, yaitu sebagai berikut.
a. Alur plot
Alur atau plot merupakan rangkaian pola tindak tanduk yang berusaha memecahkan konflik yang terdapat dalam narasi. Alur menggerakkan
kejadian dalam narasi dan suatu kejadian dan cerita tersebut dapat disebut narasi kalau di dalamnya terdapat perkembangan kejadian.
b. Penokohan
Penokohan mengisahkan tokoh cerita bergerak dalam suatu rangkaian peristiwa dan kejadian.
c. Latar
Latar yaitu tempat dan atau waktu terjadinya perbuatan tokoh atau peristiwa yang dialami tokoh.
d. Titik pandang
Titik pandang ini akan menentukan gaya dan corak cerita sebab watak dan pribadi si pencerita akan banyak menentukan cerita yang dituturkan pada
pembaca. Sudut pandang dalam narasi akan menjawab pertanyaan siapakah yang menceritakan kisah tersebut.
Struktur karangan narasi dibentuk oleh komponen-komponen yang meliputi perbuatan, penokohan, latar, dan sudut pandang. Akan tetapi, setiap
21 narasi memiliki plot atau alur yang didasarkan pada kesambung-sinambungan
peristiwa dalam narasi itu dalam hubungan sebab-akibat Gorys Keraf, 2007: 145.
Menurut Burhan Nurgiyantoro 2013: 222 – 286, terdapat beberapa unsur
dalam sebuah karangan narasi, yaitu: 1 tokoh, 2 alur, 3 latar, 4 tema, 5 moral, 6 sudut pandang, dan 7 stile nada.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa karangan narasi dibentuk oleh beberapa unsur, yaitu: a alur, b tokoh, c latar, dan d
sudut pandang.
5. Tahap-Tahap Menulis Karangan Narasi
Proses menulis perlu mengikuti alur yang terdiri dari beberapa tahap, McKay Haryadi Zamzani, 1997: 78 mengemukakan tujuh tahapan tersebut,
yaitu: a
pemilihan dan pembatasan masalah, b
pengumpulan bahan, c
penyusunan bahan, d
pembuatan kerangka karangan, e
penulisan naskah awal, f
revisi, dan g
penulisan naskah akhir. Sedikit berbeda dengan pendapat di atas, Dalman 2013: 15
– 19 menerangkan bahwa tahap menulis dibagi menjadi tiga, yaitu sebagai berikut.