agar ikut bekerja membantu perekonomian keluarga dengan menjadi PKL, permintaan ibu Tuti disetujui oleh pak Rudy dan melalui bantuan modal dari Ibu
Rima yang merupakan teman akrab ibu Tuti, maka jadilah ibu Tuti menjadi Pedagang Kaki Lima yang berjualan Es kolak durian di sekitar Pintu I USU dengan
kisaran penghasilan bersih rata-rata perharinya sekitar sembilan puluh ribu rupiah.
2. Profil Informan 2 DermawanD
Darmawan merupakan seorang pemuda yang menjadi penjual shiomay di depan komplek USU, Pintu I ini lahir pada tanggal 14 September 1997 di kota
Medan. Kepada peneliti ia mengaku tinggal bersama dengan pemilik usaha shiomay yang ia jual di jalan Sei Berutu, No. 17 A. Dermawan merupakan anak
bungu dari 6 bersaudara dan tinggal terpisah dari kedua orang tuanya sejak ia kecil. Ia mengaku selama ini tinggal berdua di rumah kontrakan di sekitar jalan
Pelita I bersama dengan ayahnya. Namun, sejak ayahnya meninggal, ia tidak lagi tinggal di rumah tersebut. Sementara saudara dan saudarinya yang lain tinggal
bersama ibunya di Lampung alhasil ia sudah tidak lagi mengenal saudara- saudarinya karena terpisah dari kecil. Dermawan yang memiliki darah suku Jawa
dari kedua orang tuanya ini mendapatkan penghasilan sekitar lima puluh lima ribu rupiah Rp. 55.000 per hari, dengan setoran rata-rata sekitar dua ratus tujuh puluh
lima ribu rupiah Rp. 275.000 per harinya kepada pemilik usaha shiomay tempat ia bekerja. Informan peneliti yang kedua ini mengaku telah berjualan selama tiga
setengah tahun di depan komplek Universitas Sumatra Utara, Pintu I.
3. Profil Informan 3 ChandraC
Informan peneliti yang ketiga adalah Chandra Hutapea, seorang pemuda berdarah batak yang lahir di kota Sibolga pada tanggal 3 Mei 1990 ini berprofesi
sebagai penjual sticker di sekitar pintu III USU. Pemuda yang berusia 25 tahun ini masih berstatus lajang belum menikah dan kepada peneliti mengaku jika
pekerjaan sebelumnya tidak ada atau pengangguran. Chandra tinggal di Binjai, jalan Pekan Selesai bersama abangnya yang berprofesi sebagai penjual sticker
juga di simpang Universitas Negeri Medan. Chandra dan abangnya Ranto Hutapea mendapatkan modal untuk berjualan sticker dari pamannya. Anak bungsu dari tiga
bersaudara ini mengaku sudah berjualan selama empat tahun lebih di depan komplek USU, sekitar pintu III USU.
Universitas Sumatera Utara
4. Profil Informan 4 IndraI
Indra adalah informan peneliti yang keempat. Informan peneliti yang keempat ini bernama lengkap Indra Hutapea dan juga berasal dari sibolga. Pria
yang telah berusia 33 tahun pada tanggal 7 januari 2016 lalu tinggal di marindal, gang aksara bersama dengan 2 orang temannya yang juga berprofesi sebagai
pedagang sticker dan supir angkutan kota angkot, bersama dengan teman- temannya ia mengontrak kost di sekitar gang aksara dengan harga kamar dua ratus
ribu rupiah Rp.200.000 per bulannya. Indra telah berdagang sticker selama lebih dari 5 tahun di depan komplek USU, pintu III, pria yang perawakannya sedikit
brewokan ini mengaku belum menikah dan tidak memiliki hubungan darah secara kandung dengan Chandra Hutapea meskipun mereka berdua sama-sama bermarga
Hutapea dan sama-sama dari sibolga pula. Informan keempat peneliti ini mengatakan kepada peneliti jika penghasilannya tidak tetap dalam satu hari, ia
menyebutkan pendapatan bersihnya paling rendah dari menjual sticker dalam satu hari sekitar dua puluh ribu rupiah Rp. 20.000 dan pendapatan bersihnya paling
tinggi bisa mencapai seratus ribu rupiah Rp. 100.000 dalam satu hari.
5. Profil Informan 5 MangananM