Gambaran Komitmen Organisasi Berdasarkan Data Responden

Usia Rendah Frekuensi Sedang Frekuensi Tinggi Frekuensi 17 – 26 Tahun 0 0 7 11.47 1 1.64 27 – 36 Tahun 1 1.64 2 3.28 1 1.64 37 – 46 Tahun 5 6.56 11 18.03 6 9.83 47 Tahun 2 3.28 23 37.70 2 3.28 Berdasarkan tabel 4.25 kategori komitmen organisasi berdasarkan usia, dari 8 responden yang berusia 17 – 26 tahun, 7 orang masuk kategori sedang, dan 1 orang dalam kategori tinggi. Dari 4 responden yang berusia 27 – 36 tahun, 1 orang dalam kategori rendah, 2 orang dalam kategori sedang, dan 1 orang dalam kategori tinggi. Dari 22 responden yang berusia 37 – 46 tahun, 5 orang dalam kategori rendah, 11 orang dalam kategori sedang, dan 6 orang dalam kategori tinggi. Dari 27 responden yang berusia 47 tahun, 2 orang masuk dalam kategori rendah, 23 orang dalam kategori sedang, dan 2 orang dalam kategori tinggi. Tabel 4.26 Kategori komitmen organisasi berdasarkan jenis kelamin Jenis kelamin Rendah Frekuensi Sedang Frekuensi Tinggi Frekuensi Pria 6 9.83 25 40.98 6 9.83 Wanita 2 3.28 18 29.50 4 6.56 Berdasarkan tabel 4.26 kategori komitmen organisasi berdasarkan jenis kelamin, dari 37 responden yang berjenis kelamin pria, 6 orang masuk dalam kategori rendah, 25 orang dalam kategori sedang, dan 6 orang dalam kategori tinggi. Dari 24 responden yang berjenis kelamin wanita, 2 orang dalam kategori rendah, 18 orang dalam kategori sedang, dan 4 orang dalam kategori tinggi. Tabel 4.27 Kategori komitmen organisasi berdasarkan pendidikan terakhir Pendidikan Terakhir Rendah Frekuensi Sedang Frekuensi Tinggi Frekuensi SLTAMA 4 6.56 20 32.78 4 6.56 D1D2D3 0 0 12 19.67 1 1.64 S1 3 4.91 9 14.75 5 6.56 S2S3 1 1.64 2 3.28 0 0 Berdasarkan tabel 4.27 kategori komitmen organisasi berdasarkan pendidikan terakhir, dari 28 responden yang berpendidikan terakhir SLTAMA, 4 orang dalam kategori rendah, 20 orang dalam kategori sedang, dan 4 orang dalam kategori tinggi. Dari 13 responden yang berpendidikan terakhir D1D2D3, 12 orang dalam kategori sedang, dan 1 orang dalam kategori tinggi. Dari 17 responden yang berpendidikan terakhir S1, 3 orang dalam kategori rendah, 9 orang dalam kategori sedang, dan 5 orang dalam kategori tinggi. Dari 3 responden yang berpendidikan terakhir S2S3, 1 orang dalam kategori rendah, dan 2 orang dalam kategori sedang. Tabel 4.28 Kategori komitmen organisasi berdasarkan suku bangsa Suku Bangsa Rendah Frekuensi Sedang Frekuensi Tinggi Frekuensi Sunda 0 0 5 6.56 1 1.64 Jawa 1 1.64 10 16.39 3 4.91 Betawi 5 6.56 21 34.42 4 6.56 Lainnya 2 3.28 7 11.47 2 3.28 Berdasarkan tabel 4.28 kategori komitmen organisasi berdasarkan suku bangsa, dari 6 responden yang bersuku bangsa Sunda, 5 orang dalam kategori sedang, dan 1 orang dalam kategori tinggi. Dari 14 responden yang bersuku bangsa Jawa, 1 orang dalam kategori rendah, 10 orang dalam kategori sedang,dan 3 orang dalam kategori tinggi. Dari 30 responden yang bersuku bangsa Betawi, 5 orang dalam kategori rendah, 21 orang dalam kategori sedang, dan 4 orang dalam kategori tinggi. Dari 11 responden yang bersuku bangsa lainnya Minang, Batak, Mandaling, 2 orang dalam kategori rendah, 7 orang dalam kategori sedang, dan 2 orang dalam kategori tinggi Tabel 4.29 Kategori komitmen organisasi berdasarkan agama Agama Rendah Frekuensi Sedang Frekuensi Tinggi Frekuensi Islam 7 11.47 42 68.85 9 14.75 Kristen 1 1.64 11.64 1 1.64 Hindu 0 0 0 0 0 0 Berdasarkan tabel 4.29 kategori komitmen organisasi berdasarkan agama, dari 58 responden yang beragama Islam, 7 orang dalam kategori rendah, 42 orang dalam kategori sedang, dan 9 orang dalam kategori tinggi. Dari 3 responden yang beragama Kristen, 1 orang dalam kategori rendah, 1 orang dalam kategori sedang, dan 1 orang dalam kategori tinggi. Tabel 4.30 Kategori komitmen organisasi berdasarkan status pernikahan Status Rendah Frekuensi Sedang Frekuensi Tinggi Frekuensi Menikah 8 13.11 35 57.37 9 14.75 Tidak Menikah 0 0 8 13.11 1 1.64 Berdasarkan tabel 4.30 kategori komitmen organisasi berdasarkan status pernikahan, dari 52 responden yang bersetatus menikah, 8 dalam kategori rendah, 35 orang dalam kategori sedang, dan 9 orang dalam kategori tinggi. Dari 9 responden yang berstatus tidak menikah, 8 dalam kategori sedang, dan 1 dalam kategori tinggi Tabel 4.31 Kategori komitmen organisasi berdasarkan pendapatan per bulan Pendapatan per bulan Rendah Frekuensi Sedang Frekuensi Tinggi Frekuensi Rp.500.000 – Rp.2.000.001 0 0 4 6.56 0 0 Rp.2.000.001 – Rp.4.000.001 3 4.91 14 22.95 2 3.28 Rp.4.000.001 – Rp.6.000.001 2 3.28 17 27.86 3 4.91 Rp.6,000,001 3 4.91 8 13.11 5 6.56 Berdasarkan tabel 4.31 kategori komitmen organisasi berdasarkan pendapatan perbulan, dari 4 responden yang berpenghasilan Rp.500.000 – Rp.2.000.001, semuanya dalam kategori sedang. Dari 19 responden yang berpenghasilan RP.2.000.001 – Rp.4.000.001, 3 orang dalam kategori rendah, 14 orang dalam kategori sedang, dan 2 orang dalam kategori tinggi. Dari 22 responden yang berpenghasilan Rp.4.000.001 – Rp.6.000.001, 2 orang dalam kategori rendah, 17 orang dalam kategori sedang, dan 3 orang dalam kategori tinggi. Dari 16 responden yang berpenghasilan Rp.6.000.001, 3 orang dalam kategori rendah, 8 orang dalam kategori sedang, dan 5 orang dalam kategori tinggi.

BAB V DISKUSI, KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Diskusi

Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara komitmen organisasi dan disiplin kerja pegawai Kantor Kecamatan Kembangan Jakarta Barat. Hal ini didukung data statistik yang menjelaskan bahwa nilai r hitung lebih besar dari r tabel yaitu sebesar 0.553 0.254. Maka dapat dikatakan bahwa antara komitmen organisasi dengan disiplin kerja Pegawai Negeri Sipil Kantor Kecamatan Kembangan Jakarta Barat memiliki suatu hubungan yang signifikan dan saling berkaitan atau mempengaruhi satu sama lain. Keteraturan adalah ciri utama organisasi dan disiplin adalah salah satu metode untuk memelihara keteraturan tersebut. Tujuan utama disiplin adalah untuk meningkatkan efesiensi semaksimal mungkin dengan cara mencegah pemborosan waktu dan energi. Selain itu, disiplin mencoba untuk mencegah kerusakan atau kehilangan harta benda, mesin, peralatan, dan perlengkapan kerja yang disebabkan oleh ketidak hati-hatian, senda gurau atau pencurian. Disiplin mencoba mengatasi kesalahan dan keteledoran yang disebabkan karena kurang perhatian, ketidakmampuan dan keterlambatan. Disiplin berusaha mencegah permulaan kerja yang lambat atau terlalu awal mengakhiri kerja yang disebabkan karena keterlambatan atau kemalasan. Disiplin juga berusaha untuk mengatasi perbedaan pendapat antar karyawan dan mencegah ketidak taatan yang disebabkan oleh salah pengertian dan salah penafsiran Sutrisno, 2009. Dalam pencapaian disiplin kerja seseorang tidak lepas dari komitmen organisasi yang dimilikinya. Karena dalam pencapaian disiplin kerja yang baik adalah dibutuhkan komitmen organisasi yang baik pula. Artinya dapat dikatakan semakin tinggi komitmen organisasi pegawai semakin tinggi pula disiplin kerjanya sebaliknya jika komitmen organisasi rendah maka rendah pula disiplin kerjanya. Komitmen organisasi yang rendah biasanya mereka suka bermalas-malas, tidak hati-hati dan tidak suka bekerja dengan baik, hal seperti itu akan berdampak pula terhadap disiplin kerjanya. Seorang yang memiliki komitmen organisasi adalah pegawai yang berkeinginan untuk menjunjung tinggi tugas kepegawaiannya dengan menjalankan tugas yang diberikan kepadanya dengan melakukan pekerjaan yang terbaik. Hal ini mempengaruhi segala aktifitas pegawai dalam menjalankan segala tugas-tugasnya dan berusaha memberikan kontribusi yang baik pula kepada instansi dimana ia bekerja. Pada dasarnya komitmen organisasi masuk pada diri setiap pegawai itu sendiri dan mempengaruhi segala aktifitas-aktifitas dalam bekerja serta berkontribusi dalam pencapaian disiplin kerja. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian sebelumya yang membuktikan bahwa terdapat hubungan positif yang sangat signifikan antara komitmen

Dokumen yang terkait

Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Stres Kerja Pegawai Negeri Sipil Di Kanwil Kementrian Agama Medan

9 59 131

Analisis Pengaruh Pelatihan Dan Disiplin Terhadap Kinerja Pegawai Negeri Sipil Dengan Kompetensi Sebagai Variabel Intervening Pada Sekretariat Daerah Kabupaten Labuhanbatu Selatan

5 119 152

HUBUNGAN ANTARA KOMITMEN ORGANISASI DENGAN PERSEPSI TERHADAP DISIPLIN KERJA PADA PEGAWAI NEGERI SIPIL Hubungan Antara Komitmen Organisasi Dengan Persepsi Terhadap Disiplin Kerja Pada Pegawai Negeri Sipil.

0 2 14

HUBUNGAN ANTARA KOMITMEN ORGANISASI DENGAN PERSEPSI TERHADAP DISIPLIN KERJA PADA PEGAWAI NEGERI SIPIL Hubungan Antara Komitmen Organisasi Dengan Persepsi Terhadap Disiplin Kerja Pada Pegawai Negeri Sipil.

0 2 19

PENDAHULUAN Hubungan Antara Komitmen Organisasi Dengan Persepsi Terhadap Disiplin Kerja Pada Pegawai Negeri Sipil.

0 2 7

HUBUNGAN ANTARA KOMITMEN ORGANISASI DENGAN PERSEPSI TERHADAP DISIPLIN KERJA HUBUNGAN ANTARA KOMITMEN ORGANISASI DENGAN PERSEPSI TERHADAP DISIPLIN KERJA PADA PEGAWAI NEGERI SIPIL.

0 0 15

PENDAHULUAN HUBUNGAN ANTARA KOMITMEN ORGANISASI DENGAN PERSEPSI TERHADAP DISIPLIN KERJA PADA PEGAWAI NEGERI SIPIL.

0 0 8

DAFTAR PUSTAKA HUBUNGAN ANTARA KOMITMEN ORGANISASI DENGAN PERSEPSI TERHADAP DISIPLIN KERJA PADA PEGAWAI NEGERI SIPIL.

0 0 5

HUBUNGAN ANTARA KOMITMEN ORGANISASI DENGAN DISIPLIN KERJA PADA PEGAWAI NEGERI SIPIL - Unika Repository

0 0 17

HUBUNGAN ANTARA KOMITMEN ORGANISASI DENGAN DISIPLIN KERJA PADA PEGAWAI NEGERI SIPIL - Unika Repository

0 0 60