Kerangka Berpikir KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

penelitian, dan teknik analisis data. Adapun teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara pembagian kuesionee. Pengujian Asumsi klasik yang digunakan peneliti meliputi uji normalitas, uji multikolinieritas, dan uji heterokedastisitas. Sedangkan model penelitian yang digunakan peneliti adalah dengan menggunakan analisis statistik persamaan Regresi Linear Berganda, adapun pengujian hipotesis dilakukan dengan uji signifikansi simultan, uji signifikansi parsial, dan koefisien determinan. Perbedaan dari penelitian ini adalah subjek, objek, tempat dan waktu penelitian. Variabel bebas dari penelitian ini adalah penyajian neraca SKPD dan aksesibilitas laporan keuangan SKPD, penulis modifikasi menjadi kewajaran penyajian laporan keuangan.

C. Kerangka Berpikir

Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari suatu proses akuntansi. Laporan keuangan inilah yang menjadi bahan informasi bagi para pemakainya sebagai salah satu bahan dalam proses pengambilan keputusan. Di samping sebagai suatu informasi, laporan keuangan juga sebagai pertanggungjawaban atau accountability dan juga dapat menggambarkan indikator kesuksesan suatu organisasiinstansi dalam mencapai tujuannya. Kewajaran penyajian laporan keuangan meliputi kesesuaian dengan SAP, kecukupan pengungkapan, kepatuhan terhadap Undang-Undang, dan efektifitas sistem pengendalian internal. Hubungan antara kewajaran penyajian laporan keuangan dengan akuntabilitas keuangan, yakni: 1. Pengaruh aspek kesesuaian dengan Standar Akuntansi Pemerintah SAP terhadap akuntabilitas keuangan Standar akuntansi pemerintahan SAP merupakan prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010, Standar Akuntansi Pemerintah SAP berubah dari berbasis kas menjadi berbasis akrual. SAP memuat ketentuan penyusunan laporan keuangan pemerintah. SAP merupakan persyaratan yang mempunyai kekuatan hukum dalam upaya meningkatkan kualitas laporan keuangan pemerintah di Indonesia. Akuntabilitas keuangan merupakan pertanggungjawaban entitas atas penggunaan anggaran kepada masyarakat dan legislator. Atas pertanggungjawaban tersebut maka laporan keuangan harus berterima umum dengan sesuai standar yang berlaku. Penyajian laporan keuangan yang sesuai dengan standar akuntansi pemerintah yang berterima umum memfasilitasi terciptanya akuntabilitas keuangan. Sebaliknya, apabila penyajian laporan keuangan tidak sesuai dengan standar akuntansi pemerintah akan dapat menurunkan akuntabilitas keuangan. 2. Pengaruh aspek kecukupan pengungkapan terhadap akuntabilitas keuangan Kecukupan pengungkapan merupakan pengungkapan informasi relevan yang melengkapi penyajian informasi keuangan. Informasi dikatakan “cukup” apabila ketiadaan informasi tersebut mengakibatkan pengguna laporan keuangan salah mengambil keputusan. Kecukupan pengungkapan tidak ditentukan dari banyaknya informasi yang diungkapkan dalam laporan keuangan. Informasi yang diungkapkan sesuai dengan standar minimum yang diwajibkan terutama informasi yang menurut lembaga terkait wajib disajikan. Akuntabilitas keuangan dapat tercipta melalui pelaporan keuangan. Tujuan pelaporan keuangan pemerintah adalah menyajikan informasi yang bermanfaat bagi para pengguna terkait pengambilan keputusan. Ketidakcukupan pengungkapan dapat mengakibatkan pengguna salah dalam mengambil keputusan. Hal tersebut menjadi bukti kurangnya akuntabilitas keuangan atas laporan keuangan tersebut. Sebaliknya, apabila laporan keuangan telah cukup dalam pengungkapannya, maka dapat tercipta akuntabilitas keuangan. 3. Pengaruh aspek kepatuhan pada peraturan perundang-undangan terhadap akuntabilitas keuangan Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan menjadi salah satu kriteria kewajaran penyajian laporan keuangan. Peraturan perundang-undangan yang dapat mempengaruhi opini pemeriksa adalah peraturan terkait dengan penyajian laporan keuangan. Ketidakpatuhan terdapat peraturan perundang-undangan dapat berdampak pada salah saji dalam laporan keuangan. Lebih lanjut, akan menurunkan kualitas laporan keuangan yang berdampak pada opini kewajaran oleh BPK yang akan diterima atas laporan keuangan tersebut. Penyajian laporan keuangan secara wajar merupakan salah satu bentuk akutabilitas keuangan. Akuntabilitas keuangan dapat tercipta melalui penyajian laporan keuangan secara wajar. Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan merupakan salah satu cara menyajikan laporan keuangan secara wajar. Sehingga, dengan mematuhi peraturan perundang-undangan dapat menghasilkan penyajian laporan keuangan yang wajar. 4. Pengaruh aspek efektivitas sistem pengendalian internal terhadap akuntabilitas keuangan Efektivitas sistem pengendalian internal sebuah entitas adalah apabila mampu memberikan keyakinan memadai atas tercapainya efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan entitas, keandalan pelaporan keuangan, keamanan aset Negara, dan kepatuhan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Keandalan laporan keuangan dapat tercipta jika sistem pengendalian internal berjalan dengan efektif. Sebaliknya, apabila sistem pengendalian internal lemah akan berpengaruh pada efektivitas sistem tersebut untuk menyajikan laporan keuangan secara wajar dan cukup. Kewajaran dan kecukupa laporan keuangan merupakan syarat terciptanya akuntabilitas keuangan. Dengan sistem pengendalian intenal yang efektif, laporan keuangan dapat disajikan wajar dan cukup. Hal tersebut akan berdampak pada akuntabilitas keuangan. Namun sebaliknya, sistem pengendalian internal lemah akan berpengaruh pada kewajaran dan kecukupan penyajian laporan keuangan.

D. Paradigma Penelitian

Dokumen yang terkait

PENGARUH PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN DAERAH DAN AKSESIBILITAS LAPORAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP AKUNTABILITAS KEUANGAN DAERAH PADA KABUPATEN PRINGSEWU

7 46 63

PENGARUH PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN DAERAH DAN AKSESIBILITAS LAPORAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP AKUNTABILITAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN KLATEN.

2 5 14

PENGARUH PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN DAERAH DAN AKSESIBILITAS LAPORAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PENGARUH PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN DAERAH DAN AKSESIBILITAS LAPORAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP AKUNTABILITAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN KLATEN.

3 8 14

PENDAHULUAN PENGARUH PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN DAERAH DAN AKSESIBILITAS LAPORAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP AKUNTABILITAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN KLATEN.

0 4 8

PENUTUP PENGARUH PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN DAERAH DAN AKSESIBILITAS LAPORAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP AKUNTABILITAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN KLATEN.

0 3 34

ANALISIS AKUNTABILITAS KINERJA KEUANGAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH KOTA SURAKARTA Analisis Akuntabilitas Kinerja Keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta.

0 6 22

PENGARUH PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN, AKSESIBILITAS LAPORAN KEUANGAN DAN PENYAJIAN NERACA TERHADAP AKUNTABILITAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH ( Studi Empiris Pada Pemerintah Kabupaten Kudus )

0 0 12

PENGARUH KOMPETENSI PENGELOLA KEUANGAN DAN AKUNTABILITAS TERHADAP KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH (Studi pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Pemerintah Kabupaten Aceh Utara)

1 2 8

PENGARUH KUALITAS PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN, SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DAN AKSESIBILITAS LAPORAN KEUANGAN TERHADAP AKUNTABILITAS KEUANGAN DAERAH (Studi Kasus Pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kota Pangkalpinang)

1 2 20

Pengaruh kualitas penyajian laporan keuangan, sistem pengendalian intern pemerintah dan aksesibilitas laporan keuangan terhadap akuntabilitas keuangan daerah (studi kasus pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kota Pangkalpinang) - Repository Universitas Bang

0 0 10