Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
yang berkaitan dengan kepuasan karyawan yaitu banyaknya karyawan yang merasa jenuh dan bosan dengan pekerjaan mereka sebagai pengrajin topeng
kayu sehingga banyak dari pengrajin yang beralih profesi. Kurangnya motivasi menjadi pemicu penurunan kinerja yang dapat dilihat dari tidak diberlakukannya
sistem reward and punishment yang menyebabkan karyawan kurang bersemangat dalam bekerja.
Ada beberapa faktor-faktor yang memengaruhi kinerja seorang karyawan, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu faktor
yang berhubungan dengan sifat-sifat seseorang, meliputi sikap, sifat-sifat kepribadian, sifat fisik, keinginan atau motivasi, umur, jenis kelamin,
pendidikan, pengalaman kerja, latar belakang budaya dan variabel-variabel personal lainnya. Sedangkan faktor eksternal yaitu faktor-faktor yang
mempengaruhi kinerja karyawan yang berasal dari lingkungan, meliputi kebijakan organisasi, kepemimpinan, tindakan-tindakan rekan kerja, jenis
latihan dan pengawasan supervisi, sistem upah kompensasi dan lingkungan sosial.
Industri kerajinan topeng ini merupakan salah satu sektor industri unggulan yang berada di wilayah Kabupaten Gunungkidul. Industri ini
merupakan industri dengan produk utamanya adalah kerajinan topeng yang terbuat dari bahan baku kayu pule dan sengon yang diambil dari wilayah
Gunungkidul. Hingga saat ini 95 warga Bobung berprofesi sebagai pengrajin topeng kayu. Untuk pemasaran produk topeng ini sudah mencapai kota-kota
besar seperti Jakarta, Surabaya dan Bali bahkan produk topeng Bobung ini sudah menembus pangsa Internasional seperti Amerika dan Eropa.
Sumber daya manusia merupakan aset penting dalam sebuah organisasi bisnis atau sebuah perusahaan, karena perannya sebagai subyek pelaksana
kebijakan dan kegiatan operasional perusahaan. Sumber daya yang dimiliki perusahaan seperti modal, metode dan mesin tidak bisa memberikan hasil yang
optimal apabila tidak didukung oleh sumber daya manusia yang mempunyai kinerja yang optimal sumber daya menusia harus dikelola dan di manage
dengan sebaik mungkin, sehingga sumber daya manusia dalam sebuah perusahaan merasa nyaman dalam menjalankan tugasnya dan mendapatkan hasil
yang maksimal. Sinamora 2006 menyatakan bahwa manajemen sumber daya manusia
human resources
management adalah
pendayagunaan, pengembangan, penilaian, pemberian balas jasa, dan pengelolaan individu
anggota organisasi atau kelompok karyawan. Untuk dapat meraih prestasi sesuai dengan cita-cita dan harapan
perusahaan maka seorang pemimpin dituntut untuk memiliki sebuah kebijakan maupun program yang ditujukan kepada para karyawannya agar setiap individu
karyawan mendapatkan tingkat kepuasan kerja yang tinggi sehingga dapat berkontribusi secara optimal kepada perusahaan. Langkah yang diambil oleh
pimpinan perusahaan diantaranya adalah pemberian kompensasi pada setiap peningkatan prestasi yang telah diberikan oleh karyawan kepada perusahaan.
Harapannya, hal ini dapat meningkatkan kepuasan kerja dan menumbuhkan semangat kerja pada diri karyawan tersebut.
Berdasarkan observasi dapat diketahui bahwa industri kerajinan topeng kayu Bobung belum menerapkan sistem kompensasi non materi yang baik
seperti pujian, cuti, pelatihan dan pengembangan. Selain itu sistem kompensasi berupa upah karyawan masih sangat rendah berkisar antara Rp 40.000,00
– Rp 50.000,00 perharinya, tetapi tidak setiap hari karyawan tersebut bekerja
tergantung kemauan dari karyawan itu sendiri serta belum adanya sistem asuransi kesehatan. Selain faktor pemberian kompensasi faktor lain yang dapat
meningkatkan kepuasan kerja dan menumbuhkan semangat kerja pada diri karyawan adalah faktor motivasi kerja, apabila seorang karyawan merasa
termotivasi dalam menjalankan pekerjaannya maka seorang karyawan memiliki semangat kerja yang tinggi dan memberikan kontribusi yang besar pada
perusahaan. Motivasi kerja juga tentunya akan memberikan kepuasan tersediri bagi karyawan salah satunya untuk selalu hadir di kantor dan berkontribusi
secara maksimal ditempatnya bekerja. Dalam hal ini pemimpin juga dituntut untuk memiliki kebijakan yang bertujuan untuk memberikan kepuasan kerja
pada setiap karyawan. Motivasi dan semangat kerja pada diri setiap karyawan sangat memberikan dampak yang positif atau negatif pada hasil pekerjaan
karyawan, sehingga apabila seorang karyawan memiliki semangat yang baik maka juga akan memberikan hasil dan kontribusi yang baik bagi perusahaan
begitu juga sebaliknya. Karyawan yang ada industri kerajinan topeng kayu Bobung cenderung
merasa tidak puas terhadap pekerjaan yang dijalaninya hal ini dapat dilihat dari tingkat disiplin yang rendah hal ini dapat dilihat dari beberapa hal antara lain:
1 masih terdapat beberapa karyawan yang membolos dalam bekerja, 2 masih terdapat karyawan yang terlambat ketika masuk kerja, 3 tidak adanya
pengawasan maka prosedur kerja dalam menghasilkan produk kurang diperhatikan. Selain itu kondisi pekerjaan, beban kerja dan gaji atau upah yang
diterima oleh karyawan yang bekerja di industri Topeng Kayu Bobung yang masih rendah.
Motivasi kerja yang dimiliki setiap karyawan pada UMKM di desa Wisata Bobung Gunungkidul berbeda-beda dilihat dari proses kerjanya.
Terdapat beberapa pengrajin yang bersedia untuk bekerja dengan lembur guna menghasilkan output lebih banyak dan ada juga pengrajin yang selalu
melakukan inovasi-inovasi dalam produknya, namun terdapat juga pengrajin yang cenderung hanya menghasilkan produk yang selalu sama sehingga
konsumen akan bosan dengan produk yang dihasilkan. Gaya kepemimpinan menjadi hal yang penting pada organisasi baik pada
saat perencanaan, pengkondisian, pelaksanaan kerja dan evaluasi kerja. Gaya kepemimpinan yang berbeda juga mempengaruhi para manajer dalam
memimpin organisasi yang berdampak pada perubahan keprilakuan organisasi. Gaya kepemimpinan digunakan untuk mengarahkan tindakan karyawan yang
berada dibawahnya. Pada satuan unit kerja, staf tersebut mau dan bersedia untuk menjalankan apa yang menjadi kehendak atau perintah atasan untuk mencapai
tujuan organisasi walaupun secara pribadi bertentangan. Gaya kepemimpinan mempunyai pengaruh positif yang kuat terhadap
kinerja. Pada sebuah lembaga, faktor keprilakuan organisasi juga berpengaruh
langsung maupun tidak langsung terhadap kinerja, hal tersebut disebabkan adanya perputaran kepentingan antara pemimpin dengan karyawan. Contoh
yang berhubungan dengan gaya kepemimpinan adalah kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan pimpinan kurang atau tidak dapat diterima dan dijalankan oleh
stafbawahan sehingga sering terjadi perbedan pandangan antara kedua belah pihak. Gaya kepemimpinan pimpinan yang diterapkan UMKM di desa Wisata
Bobung Gunungkidul masih kurang memuaskan, ini dapat dilihat dari masih kurangnya pengawasan yang dilakukan oleh pimpinan. Partisipasi karyawan
dalam pengambilan keputusan dan penentuan kebijakan masih sangat minim, sehingga keluhan yang dirasakan serta saran dari karyawan tidak tersalurkan
dengan baik. Berdasarkan permasalahan mengenai kinerja karyawan di atas, selain itu
mengenai kompensasi yang rendah, terdapat karyawan yang tidak puas dengan pekerjaannya dan motivasi kerja yang rendah serta gaya kepemimpinan yang
kurang sesuai, sehingga perlu dilakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh
kompensasi, kepuasan kerja, motivasi kerja dan gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan pada UMKM di desa Wisata Bobung Gunungkidul
Yogyakarta”.