Pengembangan buku suplemen muatan pelajaran bahasa Indonesia untuk siswa kelas II semester 2 Sekolah Dasar Negeri Boto.

(1)

Suryani, Septyani. Dwi. (2016). Pengembangan Buku Suplemen Muatan pelajaran Bahasa Indonesia untuk Siswa Kelas II Semester 2 SD Negeri Boto. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma.

Keterampilan membaca dan menulis merupakan keterampilan yang perlu dikuasai dengan baik, karena keterampilan membaca dan menulis merupakan dasar utama seseorang untuk mampu menguasai ilmu pengetahuan dalam bidang studi yang diajarkan di sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan bahan ajar berupa buku suplemen muatan pelajaran Bahasa Indonesia untuk siswa kelas II semester 2 yang terkait dengan keterampilan membaca dan menulis.

Penelitian pengembangan ini menggunakan prosedur pengembangan yang menggabungkan model Borg and Gall dan langkah pengembangan perangkat pembelajaran Dick & Carey. Ada tujuh langkah dalam penelitian pengembangan ini yaitu (1) potensi dan masalah (2) pengumpulan data (3) desain produk (4) validasi produk (5) revisi desain (6) uji coba produk secara terbatas (7) revisi produk berdasarkan uji coba terbatas. Instrumen dalam penelitian ini adalah daftar pertanyaan wawancara dan kuesioner. Wawancara digunakan untuk analisis kebutuhan kepada guru kelas II SD Negeri Boto, sedangkan kuesioner digunakan untuk validasi kualitas dan kelayakan buku suplemen oleh ahli Bahasa Indonesia, dua guru kelas II SD, dan 6 siswa kelas II SD.

Berdasarkan hasil validasi dari ahli Bahasa Indonesia 1 diperoleh skor 4,2 dengan kategori baik, pakar bahasa Indonesia 2 diperoleh skor 4,1 dengan kategori baik, guru kelas II SD 1 diperoleh skor 4,34 dengan kategori sangat baik, guru kelas II SD 2 diperoleh skor 4,44 dengan kategori sangat baik, dan enam siswa kelas II SD diperoleh skor 4,25 dengan kategori sangat baik. Rerata skor yang diperoleh dari keseluruhan validasi adalah 4,26 dengan kategori sangat baik. Hal tersebut ditinjau dari (1) tujuan dan pendekatan, (2) desain dan pengorganisasian, (3) isi kebahasaan, (4) keterampilan, dan (5) metodologi. Dengan demikian buku suplemen yang dikembangkan telah layak untuk digunakan dalam proses belajar mengajar mata pelajaran bahasa Indonesia untuk siswa kelas II semester 2 di SD Negeri Boto. Kata kunci: R&D, buku suplemen, bahasa indonesia, kelas II semester 2 SD


(2)

Suryani, Septyani. Dwi. (2016). The Development of Indonesia Supplementary Book for the Second Grade of Second Semester in Boto Elementary School. Thesis. Yogyakarta: Departement of Elementary School Teacher Education, Sanata Dharma University. Reading and writing is the skill that needs to be mastered properly by students because reading and writing skills are the main basis for someone to be able to master science in the field of study that is taught in the school. This study aims to produce the material of supplementary book of Indonesian Language for student in the second grade of second semester which is influence with reading and writing skills.

This study uses a model development procedure Borg and Gall and model of Dick & Carey. There are seven steps (1) potential and problem, (2) data gathering, (3) product design, (4) product validation, (5) design revision, (6) product trial implementation, (7) product revision. The instrument of this study using a list of interview and questionnaires. Interviews used to analyze of the needs to teacher, while the questionnaires is used to validate the quality and feasibility of Indonesian supplementary book to Indonesian experts, teacher of grade II, and student of grade II.

Based on the result of expert validation Indonesian 1 obtained score of 4,2 with good category, an Indonesia expert 2 obtained score of 4,1 with good category, teacher of grade two 1 obtained score 4,34 with very good category, teacher of grade two 2 obtained score 4,44 with very good category, and six student of grade two Boto Elementary School obtained score 4,25 with very good category. The average of all score is 4,26 with very good category. It is on the aspects in the validation instruments including the (1) goal and approach, (2) design and organization, (3) language content, (4) language skill, and (5) methodology. Therefore the supplementary book is appropriate to be used teaching and learning Indonesian in Boto Elementary School.

Key word: R&D, supplementary book, indonesian, the second grade of second semester


(3)

PENGEMBANGAN BUKU SUPLEMEN

MUATAN PELAJARAN BAHASA INDONESIA

UNTUK SISWA KELAS II SEMESTER 2

SEKOLAH DASAR NEGERI BOTO

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mempe roleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Septyani Dwi Suryani NIM 121134234

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2016


(4)

SKRIPSI

PENGEMBANGAN Btt SUPLEDIEEN

MUATAN PELAJARAN BAⅡ

ASA INDONESIA

UNTUK SISWA KELAS

SEMESTER 2

SEKOLAH DASAR NEGERIBOTO

Pembimbing I

omo, M.Si

Galih Kusumo,S.Pd,M.Pd

Tanggal: 26

lanuai20l6

υ‐

r・′・・ Ⅲ

'エ

'''0…′ ●●●

^

ヽTTヽイ 1う112Иう24

ヽlJVl: lZll,4Z,4

ヽヽ ′ ′■.´ `●

"綺

`…

= がint・

`●

■■ ―

Tclatt disetttui oleh:

%独

K♂


(5)

Ketua

Sekretaris

Anggota Anggota Anggota

SKRIPSI

PENGEMBANGAN BIIKU SUPLEMEN

MUATAN PELAJARAN BAHASA INDONESIA

llNTUK SISWA KELASIISEMESTER 2

SEKOLAE DASAR NEGERI BOTO

Drs.Ptti PurnOm。,M Si

Galih Kusurncl,S.Pd,M.Pd

Brigha Erlita T五 Anggadc¬1,S Psi.,ヽ〔Psi

Yogyakart4 02 Februari 2016

Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Sanata Dharma SCIDIyar

12

Telah dipertahan■a

pada tangga

dan dinyatakan

Suslllaatl


(6)

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan kepada:

1. ALLAH SWT dzat yang telah memberikanku kehidupan hingga hari ini 2. Nabi Muhammad SAW penuntun umatnya dari alam jahiliyah menuju

alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan dan peradaban yang sesuai dengan syariat ALLAH SWT

3. Ibuku, Ibuku, dan Ibuku pemberi semangat dan selalu mendoakanku sepanjang waktu

4. Bapakku pemberi dukungan dan nasihat petuah dalam hidupku 5. Kakak dan adekku pelawak amatir yang selalu menghiburku

6. Teman hidupku orang yang hingga hari ini selalu membuatku banyak belajar


(7)

MOTTO

Bismillahhirohmanirohim

Katakanlah: “Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezki bagi siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba- hamba-Nya dan menyempitkan bagi (siapa yang dikehendaki-Nya)”. Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dialah Pemberi rezki yang sebaik-baiknya (QS. Saba: 39)

Dan (ingatlah juga) tatkala Tuhanmu memaklumkan: "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah (nikmat) kepadamu (QS. Ibrahim: 7)

Dan tidaklah pantas bagi orang yang beriman lelaki atau perempuan, untuk memiliki pilihan lain dari urusan mereka pada saat Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu perkara. Barang siapa yang durhaka kepada Allah dan Rasul-Nya sungguh dia telah sesat dengan kesesatan yang nyata (QS. Al Ahzab: 36)

Being different can mean making a difference (Daisy Agent of SHIELD)

You start with something pure, something exciting. Then, come the mistakes. The compromises. We create our own demons (Tony Stark).


(8)

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 26 Januari 2016 Penulis,


(9)

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Septyani Dwi Suryani

Nomor Mahasiswa : 121134234

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

“Pengembangan Buku Suple men Muatan Pelajaran Bahasa Indonesia Untuk Siswa Kelas II Semester 2 Sekolah Dasar Negeri Boto”

beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 26 Januari 2016 Yang menyatakan


(10)

ABSTRAK

Suryani, Septyani. Dwi. (2016). Pengembangan Buku Suplemen Muatan pelajaran Bahasa Indonesia untuk Siswa Kelas II Semester 2 SD Negeri Boto. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma.

Keterampilan membaca dan menulis merupakan keterampilan yang per lu dikuasai dengan baik, karena keterampilan membaca dan menulis merupakan dasar utama seseorang untuk mampu menguasai ilmu pengetahuan dalam bidang studi yang diajarkan di sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan bahan ajar berupa buku suplemen muatan pelajaran Bahasa Indonesia untuk siswa kelas II semester 2 yang terkait dengan keterampilan membaca dan menulis.

Penelitian pengembangan ini menggunakan prosedur pengembangan yang menggabungkan model Borg and Gall dan langkah pengembangan perangkat pembelajaran Dick & Carey. Ada tujuh langkah dalam penelitian pengembangan ini yaitu (1) potensi dan masalah (2) pengumpulan data (3) desain produk (4) validasi produk (5) revisi desain (6) uji coba produk secara terbatas (7) revisi produk berdasarkan uji coba terbatas. Instrumen dalam penelitian ini adalah daftar pertanyaan wawancara dan kuesioner. Wawancara digunakan untuk analisis kebutuhan kepada guru kelas II SD Negeri Boto, sedangkan kuesioner digunakan untuk validasi kualitas dan kelayakan buku suplemen oleh ahli Bahasa Indonesia, dua guru kelas II SD, dan 6 siswa kelas II SD.

Berdasarkan hasil validasi dari ahli Bahasa Indonesia 1 diperoleh skor 4,2 dengan kategori baik, pakar bahasa Indonesia 2 diperoleh skor 4,1 dengan kategori baik, guru kelas II SD 1 diperoleh skor 4,34 dengan kategori sangat baik, guru kelas II SD 2 diperoleh skor 4,44 dengan kategori sangat baik, dan enam siswa kelas II SD diperoleh skor 4,25 dengan kategori sangat baik. Rerata skor yang diperoleh dari keseluruhan validasi adalah 4,26 dengan kategori sangat baik. Hal tersebut ditinjau dari (1) tujuan dan pendekatan, (2) desain dan pengorganisasian, (3) isi kebahasaan, (4) keterampilan, dan (5) metodologi. Dengan demikian buku suplemen yang dikembangkan telah layak untuk digunakan dalam proses belajar mengajar mata pelajaran bahasa Indonesia untuk siswa kelas II semester 2 di SD Negeri Boto.


(11)

ABSTRACT

Suryani, Septyani. Dwi. (2016). The Development of Indonesia Supplementary Book for the Second Grade of Second Semester in Boto Elementary School. Thesis. Yogyakarta: Departement of Elementary School Teacher Education, Sanata Dharma University.

Reading and writing is the skill that needs to be mastered properly by students because reading and writing skills are the main basis for someone to be able to master science in the field of study that is taught in the school. This study aims to produce the material of supplementary book of Indonesian Language for student in the second grade of second semester which is influence with reading and writing skills.

This study uses a model development procedure Borg and Gall and model of Dick & Carey. There are seven steps (1) potential and problem, (2) data gathering, (3) product design, (4) product validation, (5) design revision, (6) product trial implementation, (7) product revision. The instrument of this study using a list of interview and questionnaires. Interviews used to analyze of the needs to teacher, while the questionnaires is used to validate the quality and feasibility of Indonesian supplementary book to Indonesian experts, teacher of grade II, and student of grade II.

Based on the result of expert validation Indonesian 1 obtained score of 4,2 with good category, an Indonesia expert 2 obtained score of 4,1 with good category, teacher of grade two 1 obtained score 4,34 with very good category, teacher of grade two 2 obtained score 4,44 with very good category, and six student of grade two Boto Elementary School obtained score 4,25 with very good category. The average of all score is 4,26 with very good category. It is on the aspects in the validation instruments including the (1) goal and approach, (2) design and organization, (3) language content, (4) language skill, and (5) methodology. Therefore the supplementary book is appropriate to be used teaching and learning Indonesian in Boto Elementary School.

Key word: R&D, supplementary book, indonesian, the second grade of second semester


(12)

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan berkah-Nya, sehingga skripsi yang berjudul

“Pengembangan Buku Suple men Muatan Pelajaran Bahasa Indonesia Untuk Siswa Kelas II Se mester 2 SD Negeri Boto” ini dapat penulis selesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis mendapatkan banyak bimbingan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak baik secara langsung ataupun tidak langsung sehingga skripsi dapat terselesaikan dengan baik. Maka pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Romo Gregorius Ari Nugrahanta, SJ.B.S.T.MA. selaku Ketua Program Studi PGSD yang lama.

3. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd selaku Ketua Program Studi PGSD yang baru.

4. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd selaku Wakil Program Studi PGSD yang baru.


(13)

5. Drs. Puji Purnomo, M.Si. selaku Dosen Pembimbing I yang telah membimbing dan memberi dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

6. Galih Kusumo, S.Pd., M.Pd. selaku Dosen Pembimbing II yang telah membimbing dan memberi dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

7. Para dosen dan Staf PGSD yang telah melayani peneliti dengan baik. 8. Ibu Sri Sudaryanti, S.Pd selaku kepala seko lah SD Negeri Boto yang telah

memberikan ijin penelitian kepada peneliti untuk mengadakan penelitian di sekolah.

9. Ibu Fatkhul Karomah, selaku guru kelas II SD Negeri Boto yang telah memberikan bantuan selama peneliti melakukan penelitian di sekolah. 10.Dua pakar Bahasa Indonesia yang telah bersedia meluangkan waktu untuk

memvalidasi dan memberikan komentar dan saran perbaikan produk penelitian yang peneliti buat.

11.Dua guru kelas II SD yang telah bersedia meluangkan waktu untuk memvalidasi dan memberikan komentar dan saran perbaikan produk yang peneliti buat.

12.Siswa kelas II SD Negeri Boto tahun ajaran 2015/2016 yang telah membantu selama penelitian berlangsung.

13.Keluargaku yang memberikan dukungan, semangat dan doa dalam menyelesaikan skripsi ini.


(14)

15.Teman-teman mahasiswa Universitas Sanata Dharma sehati dan seperjuangan.

16.Segenap pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terimakasih untuk bantuan dan dukungannya selama ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak keterbatasandan kekurangannya, maka penulis sangat membutuhkan kritik dan saran dari berbagai pihak. Akhirnya penulis mengucapkan selamat membaca semoga bermanfaat bagi kita semua.

Yogyakarta, 26 Januari 2016 Peneliti


(15)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ...iv

HALAMAN MOTTO ...v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS... vii

ABSTRAK... viii

ABSTRACT ...ix

KATA PENGANTAR ...x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL... xvii

DAFTAR GAMBAR ...xix

DAFTAR LAMPIRAN ...xx

BAB I PENDAHULUAN ...1

1.1 Latar Belakang...1

1.2 Rumusan Masalah ...4

1.3 Tujuan Penelitian ...5

1.4 Manfaat Penelitian ...5

1.5 Batasan Istilah ...6

1.6 Spesifikasi Produk yang dikembangakan ...7

BAB II LANDASAN TEORI ...8

2.1 Kajian Pustaka ...8

2.1.1 Karakteristik Perkembangan Anak SD Kelas Rendah ...8


(16)

2.1.3 Karakteristik Pembelajaran Bahasa Indonesia SD Kelas Rendah...22

2.1.4 Pendekatan Komunikatif ...24

2.1.5 Keterampilan Membaca dan Menulis ...25

2.1.5.1 Keterampilan Membaca ...25

2.1.5.2 Keterampilan Menulis ...27

2.1.6 Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) ...28

2.1.7 Buku Suplemen ...32

2.1.8 Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran ...33

2.2 Penelitian yang Relevan ...38

2.3 Kerangka Bepikir ...41

2.4 Pertanyaan Penelitian ...42

BAB III METODE PENELITIAN ...44

3.1 Jenis Penelitian ...44

3.2 Prosedur Pengembangan ...45

3.2.1 Potensi dan Masalah ...47

3.2.2 Pengumpulan Data...47

3.2.3 Desain Produk ...47

3.2.4 Validasi Desain...48

3.2.5 Revisi Desain ...48

3.2.6 Uji Coba Produk ...48

3.2.7. Revisi Produk ...48

3.3 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian ...49

3.3.1 Waktu Pelaksanaan Penelitian ...49

3.3.2 Tempat Pelaksanaan Penelitian ...50

3.4 Uji Coba Terbatas...50

3.4.1 Desain Uji Coba Terbatas ...50

3.4.2 Subjek Uji Coba Terbatas ...50

3.4.3 Teknik Pengumpulan Data ...51


(17)

3.4.3.2 Kuesioner ...52

3.4.4 Instrumen Penelitian...52

3.4.4.1 Wawancara ...52

3.4.4.2 Kuesioner ...53

3.4.5 Teknik Analisis Data ...56

3.4.5.1 Data Kualitatif ...56

3.4.5.2 Data Kuantitatif ...56

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...60

4.1 Analisis Kebutuhan ...60

4.1.1 Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan ...61

4.1.2 Pembahasan Wawancara Analisis Kebutuhan...64

4.2 Deskripsi Produk Awal...65

4.2.1 Cover atau Sampul Buku ...65

4.2.2 Isi Buku Suplemen ...66

4.2.2.1 Kata Pengantar...66

4.2.2.2 Kemampuan yang Akan Dicapai ...67

4.2.2.3 Petunjuk Umum Penggunaan Buku...67

4.2.2.4 Latihan ...68

4.2.2.5 Review...68

4.2.2.6 Refleksi ...69

4.2.2.7 Daftar Referensi...70

4.3 Data Validasi dan Revisi ...70

4.3.1 Data Validasi Pakar Bahasa Indonesia ...71

4.3.2 Data Validasi Guru Kelas II SD ...73

4.3.3 Revisi Produk ...75

4.3.4 Data Validasi Uji Coba Terbatas ...77

4.3.5 Revisi Produk ...79

4.4 Kajian Produk Akhir...81


(18)

4.4.2 Isi Buku Suplemen ...82

4.4.2.1 Kata Pengantar...82

4.4.2.2 Kemampuan yang Akan Dicapai ...82

4.4.2.3 Petunjuk Umum Penggunaan Buku...83

4.4.2.4 Latihan ...84

4.4.2.5 Review...84

4.4.2.6 Refleksi ...85

4.4.2.7 Daftar Referensi...85

4.5 Pembahasan ...85

BAB V PENUTUP ...90

5.1 Kesimpulan...90

5.2 Keterbatasan Penelitian ...91

5.3 Saran ...91

DAFTAR PUSTAKA ...93

LAMPIRAN ...96


(19)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Indikator, dan Materi Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dan Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) ………... 29 Tabel 2.2 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Hasil Modifikasi

Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dan Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) ………... 32

Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian Pengembangan Buku

Suplemen ………... 49

Tabel 3.2 Daftar Pertanyaan Wawancara Analisis Kebutuhan di

Lapangan………... 53

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Koesioner Validasi untuk Ahli Bahasa Indonesia

dan Guru Kelas II SD ……… 54

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Kuesioner Validasi untuk Siswa Kelas II SD ……… 55 Tabel 3.5 Konversi Nilai Skala Lima ……… 57 Tabel 3.6 Kriteria Skor Skala Lima ………... 59 Tabel 4.1 Rekapitulasi Hasil Kuesioner Validasi Buku Suplemen oleh

Ahli Bahasa Indonesia ………... 72 Tabel 4.2 Komentar Umum dan Saran Perbaikan Oleh Ahli Bahasa

Indonesia ………... 73

Tabel 4.3 Rekapitulasi Hasil Kuesioner Validasi Buku Suplemen oleh

Guru Kelas II SD ………... 74

Tabel 4.4 Komentar Umum dan Saran Perbaikan oleh Guru Kelas II SD 75 Tabel 4.5 Revisi Buku Suplemen Berdasarkan Komentar Umum dan

Saran Perbaikan oleh Ahli Bahasa Indonesia dan Guru Kelas

II SD ……….. 76

Tabel 4.6 Rekapitulasi Hasil Kuesioner Validasi Buku Suplemen oleh

Siswa Kelas II SD Negeri Boto ………. 78

Tabel 4.7 Komentar Buku Suplemen oleh Siswa Kelas II SD Negeri


(20)

Tabel 4.8 Revisi Buku Suplemen Berdasarkan Komentar Siswa Kelas II

SD Negeri Boto ………. 80


(21)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Model Pengembangan Perangkar Dick & Carey ………….. 34 Gambar 2.2 Literature Map Penelitian yang Relevan ……….. 40 Gambar 3.1 Langkah Prosedure Pengembangan Borg and Gall (Dalam

Sugiyono) ………. 45

Gambar 3.2 Penggabungan Prosedure Pengembangan Borg and Gall


(22)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan ………... 97 Lampiran 2. Hasil Validasi Ahli Bahasa Indonesia 1 ………. 100 Lampiran 3. Hasil Validasi Ahli Bahasa Indonesia 2 ………. 104 Lampiran 4. Hasil Validasai Guru Kelas II SD 1 ………... 108 Lampiran 5. Hasil Validasi Guru Kelas II SD 2 ………... 112 Lampiran 6. Hasil Uji Coba Siswa Kelas II SD ………... 116 Lampiran 7. Surat Izin Penelitian ………... 129 Lampiran 8. Surat Keterangan Melakukan Penelitian ……… 131 Lampiran 9. Dokumentasi Penelitian ………. 133 Lampiran 10 Buku Suplemen (dicetak terpisah) 136


(23)

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini akan membahas mengenai (1) latar belakang, (2) rumusan masalah, (3) tujuan penelitian, (4) manfaat penelitian, (5) batasan istilah, dan (6) spesifikasi produk.

1.1Latar Belakang

Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah dasar. Pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah diarahkan untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis (Sufanti, 2010: 12). Paparan tersebut menunjukkan bahwa fokus pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah berupa aktivitas keterampilan berbahasa.

Membaca dan menulis merupakan dua diantara empat keterampilan berbahasa. Penguasaan keterampilan membaca dan menulis yang baik harus ditanamkan sejak dini. Keterampilan membaca dan menulis yang baik hanya dapat diperoleh dan dikuasai dengan jalan praktek dan banyak berlatih (Tarigan, 1985: 1).

Keterampilan membaca dan menulis menjadi dasar utama, tidak hanya untuk pembelajaran Bahasa Indonesia sendiri, tetapi juga untuk keperluan pembelajaran bidang-bidang studi lainnya, karena hampir seluruh pengetahuan pada masing-masing bidang studi disajikan dalam bentuk tertulis (Ngalimun , 2014: 34). Dengan membaca dan menulis, siswa akan memperoleh dan menguasai


(24)

pengetahuan dan keterampilan yang bermanfaat bagi pertumbuhan dan perkembangan daya nalar, sosial, dan kreasinya serta dapat bermanfaat untuk mencapai tujuan belajar yang diinginkannya. Mengingat pentingnya peranan membaca dan menulis untuk siswa, hendaknya komponen-komponen pembelajaran yang mampu menunjang penguasaan keterampilan membaca dan menulis yang baik di sekolah dasar kelas rendah harus terus dikembangkan. Salah satu komponen yang dimaksudkan adalah bahan ajar.

Bahan ajar merupakan salah satu komponen pembelajaran yang mampu menunjang pencapaian tujuan dari proses pembelajaran yang dilakukan. Bahan ajar adalah seperangkat materi yang disusun secara sistematis baik tertulis maupun tidak sehingga tercipta lingkungan/suasana yang memungkinkan siswa untuk belajar (Depdiknas, 2007: 146). Buku merupakan salah satu bahan ajar berbasis cetak (Prastowo, 2014: 149).

Pemerintah telah berusaha menyediakan bahan ajar berupa buku elektronik sekolah (BSE) untuk menunjang penguasaan keterampilan membaca dan menulis. Buku elektronik sekolah (BSE) ini biasanya digunakan oleh guru maupun siswa sebagai bahan ajar utama pada proses pembelajaran. De ngan adanya bahan ajar berupa buku ini, diharapkan dapat membantu siswa menguasai keterampilan membaca dan menulis dengan baik.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada hari Senin, 30 Maret 2015 dengan Ibu Fatkhul Karomah selaku guru kelas II SD memaparkan bahwa, SD Negeri Boto merupakan salah satu SD yang menggunakan bahan ajar berupa buku elektronik sekolah (BSE) untuk menguasai keterampilan membaca dan menulis.


(25)

Namun di SD Negeri Boto masih dijumpai beberapa siswa yang mengalami kesulitan terkait dengan keterampilan membaca dan menulis. Kesulitan-kesulitan tersebut diantaranya adalah masih ditemui siswa yang membaca dengan mengeja per huruf dan per suku kata. Selain itu terdapat pula siswa yang kesulitan dalam menulis huruf tegak bersambung. Pada saat diberikan latihan yang terkait dengan membaca dan menulis siswa kurang termotivasi. Hal tersebut terlihat saat ada beberapa siswa yang mengeluh saat diminta untuk mengerjakan tugas yang terkait dengan keterampilan membaca dan menulis. Ibu Fatkhul Karomah mengatakan bahwa bahan ajar berupa buku elektronik sekolah yang disediakan pemerintah sudah cukup baik membantu dalam penguasaan membaca dan menulis untuk siswa kelas II. Namun perlu menambahkan cerita yang menarik berserta gambar yang berwarna-warni supaya siswa dapat lebih tertarik dan termotivasi saat berlatih membaca dan menulis. Guru kelas II merasa membutuhkan buku suplemen yang mana di dalam buku tersebut berisi beberapa hal diantaranya adalah cerita pendek bergambar kartun, berwarna-warni, dan uptodate supaya siswa lebih tertarik dan termotivasi untuk berlatih keterampilan membaca dan menulis.

Berdasarkan kenyataan yang telah dipaparkan, bahan ajar berupa buku merupakan salah satu komponen yang penting dalam membangun minat dan motivasi siswa dalam berlatih keterampilan membaca dan menulis. Oleh sebab itu, peneliti mencoba mengembangkan bahan ajar berupa buku suplemen yang sesuai dengan kebutuhan siswa di SD Negeri Boto. Penelitian pengembangan


(26)

yang dilakukan oleh peneliti berjudul “Pengembangan Buku Suplemen Muatan Pelajaran Bahasa Indonesia Untuk Siswa Kelas II Semester 2 SD Negeri Boto”.

Bahan ajar berupa buku suplemen ini dikembangkan sebagai buku tambahan dari buku pokok belajar keterampilan membaca dan menulis. Buku suplemen yang dikembangkan, berisi kegiatan belajar dan gambar- gambar yang bervariatif untuk menarik dan memotivasi siswa dalam berlatih keterampilan membaca dan menulis. Buku suplemen yang dikembangkan juga berisi latihan-latihan keterampilan membaca dan menulis yang cukup, supaya dapat membantu siswa yang kesulitan membaca dan menulis untuk terus berlatih. Buku suplemen yang dikembangkan ini disesuaikan dengan tingkat perkembangan dan bahasa siswa supaya memudahkan siswa untuk belajar secara mandiri.

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti merumuskan masalah sebagai berikut.

1.2.1 Bagaimana mengembangkan buku suplemen keterampilan membaca dan menulis dalam muatan pelajaran Bahasa Indonesia untuk siswa kelas II semester 2 SD Negeri Boto?

1.2.2 Bagaimana kualitas buku suplemen keterampilan membaca dan menulis dalam muatan pelajaran Bahasa Indonesia untuk siswa kelas II semester 2 SD Negeri Boto?


(27)

1.3Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

1.3.1 Untuk mengembangkan buku suplemen keterampilan membaca dan menulis dalam muatan pelajaran Bahasa Indonesia untuk siswa kelas II semester 2 SD Negeri Boto.

1.3.2 Untuk mendeskripsikan kualitas buku suplemen keterampilan membaca dan menulis dalam muatan pelajaran Bahasa Indonesia untuk siswa kelas II semester 2 SD Negeri Boto.

1.4Manfaat Penelitian

Penelitian pengembangan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi: 1.4.1 Bagi mahasiswa

Penelitian ini memberikan pengalaman dan pengetahuan baru tentang pengembangan buku suplemen muatan pelajaran Bahasa Indonesia yang terkait dengan keterampilan membaca menulis permulaan di kelas II semeser 2.

1.4.2 Bagi guru

Penelitian pengembangan ini dapat dijadikan sebagai salah satu buku alternatif latihan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia yang terkait dengan keterampilan membaca menulis permulaan di kelas II semester 2 SD.


(28)

1.4.3 Bagi siswa

Buku suplemen ini membantu siswa kelas II semester 2 dalam pembelajaran Bahasa Indonesia yang terkait dengan keterampilan membaca menulis permulaan di kelas maupun di rumah.

1.4.4 Bagi sekolah

Penelitian pengembangan ini dapat dijadikan referensi bagi sekolah dalam mengembangkan buku suplemen muatan pelajaran Bahasa Indonesia terkait dengan keterampilan membaca menulis permulaan di kelas II semester 2 SD.

1.4.5 Bagi Prodi PGSD

Penelitian pengembangan ini dapat menambah pustaka bagi prodi PGSD Universitas Sanata Dharma terkait dengan pengembangan buku suplemen muatan pelajaran Bahasa Indonesia keterampilan membaca menulis permulaan di kelas II semester 2 SD.

1.5Batasan Istilah

1.5.1 Membaca dan menulis pada muatan pelajaran Bahasa Indonesia SD kelas rendah adalah keterampilan berbahasa yang harus dikuasai siswa kelas rendah sebagai bekal untuk menguasai ilmu pengetahuan bidang studi lainnya.

1.5.2 Buku suplemen muatan pelajaran Bahasa Indonesia adalah bahan ajar berbasis cetak yang digunakan untuk melengkapi buku teks utama oleh guru dan siswa dalam proses pembelajaran.


(29)

1.5.3 Muatan pelajaran Bahasa Indonesia adalah salah satu mata pelajaran yang diajarkan pada jenjang sekolah dasar.

1.6Spesifikasi Produk yang dikembangakan

1.6.1 Buku suplemen mengandung komponen kata pengantar, petunjuk penggunaan buku, kemampuan yang akan dicapai (KD baru hasil analisis KBK dan Panduan KTSP), indikator, kegiatan belajar (berupa Lembar Kerja Siswa (LKS)), refleksi, dan review.

1.6.2 Buku suplemen disusun dengan memperhatikan perkembangan bahasa anak (konkret dan dari yang sederhana ke yang kompleks)

1.6.3 Buku suplemen bersifat kontekstual (mengaitkan dengan lingkungan sekitar anak)

1.6.4 Buku suplemen disusun dengan memperhatikan karakteristik pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas rendah.

1.6.5 Buku suplemen dilengkapi dengan media yang mendukung yaitu CD. 1.6.6 Buku suplemen berisi kegiatan belajar yang bervariatif

(menirukan-membaca, membaca bersama, membaca mandiri, membaca dalam hati, mengisi benar-salah pada kalimat, menyusun kalimat cerita, menyusun kata, menjodohkan, tebak kata, dan menulis cerita berdasarkan gambar). 1.6.7 Buku suplemen berisi kegiatan belajar yang disusun dari tingkat yang


(30)

BAB II

LANDASAN TEORI

Bab ini akan membahas (1) kajian pustaka, (2) penelitian yang relevan, (3) kerangka berpikir, dan (4) pertanyaan-pertanyaan penelitian.

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Karakteristik Perke mbangan Anak SD Kelas Rendah

Tujuan pembelajaran di sekolah akan tercapai apabila guru dalam merencanakan pembelajaran mempertimbangakan karakteristik perkembangan peserta didiknya. Hal ini menjadi penting karena dalam siklus hidupnya, manusia senantiasa mengalami perkembangan, baik perkembangan pada aspek fisik-motorik, intelektual, bahasa, emosi, dan sosial (Yusuf;Sugandhi, 2011 : 59). Perkembangan yang terjadi pada manusia berlangsung secara berurutan melalui beberapa tahap mulai dari usia anak hingga usia dewasa (Monks; dkk, 2006: 45). Setiap tahap yang dilalui manusia ini memiliki karakteristik tertentu pada setiap aspek perkembangannya.

Tahap sekolah dasar merupakan salah satu tahap yang dilalui oleh individu (Yusuf, 2010: 23). Tingkat kelas sekolah dasar dapat dibagi menjadi dua, yaitu kelas rendah dan kelas tinggi. Kelas rendah yaitu kelas satu, dua, dan tiga, sedangkan kelas tinggi adalah kelas empat, lima dan enam. Di Indonesia, rentang usia siswa sekolah dasar sekitar 6 atau 7 hingga 11 tahun (Yusuf; Sugandhi, 2011:


(31)

12). Usia siswa pada kelompok kelas rendah berkisar antara 6 atau 7 tahun hingga atau 9 atau 10 tahun (Yusuf, 2010: 24).

Pada tahap sekolah dasar terdapat beberapa aspek perkembangan anak yang berkembang. Yusuf (2011: 59-68) mengemukakan bahwa terdapat enam aspek perkembangan anak sekolah dasar yang berkembang diantaranya yaitu:

a. Perkembangan Fisik- motorik

Perkembangan anak usia sekolah dasar dari aspek fisik ditandai dengan gerak atau aktivitas motorik yang lincah (Yusuf, 2011: 59). Pertumbuhan fisik anak yang beranjak matang membuat koordinasi perkembangan motorik anak menjadi lebih baik. Pada usia sekolah dasar setiap gerakan yang anak lakukan sudah sesuai dengan kebutuhan dan minatnya. Anak menggerakkan anggota badannya untuk tujuan tertentu seperti (1) menggerakka n tangan untuk menulis, menggambar, mengambil makanan, melempar bola dan sebagaianya; dan (2) menggerakkan kaki untuk menendang bola, lari mengejar teman saat bermain, dan sebagainya (Yusuf, 2011: 60). Oleh karena itu, usia ini merupakan masa yang ideal untuk belajar keterampilan yang berkaitan dengan motorik halus maupun kasar.

b. Perkembangan Intelektual

Pada usia sekolah dasar, anak telah mampu melaksanakan tugas belajar yang menuntut kemampuan intelektual (Yusuf, 2011: 61). Piaget menamakan tahap ini sebagai tahap operasi konkret. Pada tahap ini anak mulai berpikir tentang hal- hal yang berkaitan dengan hal- hal nyata yang ada disekitarnya. Piaget mengatakan tahap operasi konkret ini ditandai dengan beberapa kemampuan.


(32)

Kemampuan-kemampuan tersebut diantaranya (1) mengklasifikasi benda berdasarkan ciri yang sama; (2) menyusun atau mengasosiasi (menghubungkan atau menghitung) bilangan; (3) memecahkan masalah yang sederhana (Yusuf, 2011: 61)..

Kemampuan intelektual pada tahap ini sudah cukup untuk menjadi dasar diberikannya berbagai kecakapan yang dapat mengembangkan daya nalar anak (Yusuf, 2011: 62). Anak pada tahap ini sudah dapat diberikan dasar keilmuan seperti membaca, menulis, dan berhitung. Anak pada tahap ini juga telah dapat diberikan dasar-dasar pengetahuan yang terkait dengan kehidupan manusia, hewan, lingkungan alam, lingkungan sosial budaya, dan agama.

c. Perkembangan Bahasa

Tahap usia sekolah dasar merupakan tahap berkembang pesatnya kemampuan mengenal dan menguasai perbendaharaan kata (Yusuf, 2011: 61). Pada awal tahap ini anak telah menguasai 2.500 pada kelas rendah dan pada kelas tinggi anak telah dapat menguasai sekitar 5.000 kata. Pada tahap ini kata tanya yang digunakan anak mulai berkembang yang semula menggunakan hanya “apa”, sekarang sudah diikuti dengan pertanyaan “dimana”, “dari mana”, “bagaimana”, “ke mana”, dan “mengapa”.

Di sekolah, perkembangan bahasa anak diperkuat dengan diberikannya pelajaran bahasa untuk menambah perbendaharaan kata, menyusun struktur kalimat, dan mengembangkan kemampuan keterampilan menulis melalui kegiatan mengarang pengalaman pribadi. Dengan dibekali pelajaran bahasa, diharapkan anak mampu menguasai dan mempergunakannya sebagai alat untuk (Yusuf, 2011: 63):


(33)

1. Berkomunikasi secara baik dengan orang lain.

2. Mengekspresikan pikiran, perasaan, sikap atau pendapatnya.

3. Memahami keterampilan mengolah informasi yang diterimanya baik dari media cetak maupun orang lain.

d. Perkembangan Emosi

Pada tahap ini, anak mulai belajar bahwa ungkapan emosi secara kasar tidaklah diterima oleh masyarakat (Yusuf, 2011: 63). Pada tahap ini anak belajar untuk mengendalikan ungkapan-ungkapan emosi yang kurang dapat diterima tersebut. Kemampuan mengendalikan emosi tersebut diperoleh oleh anak melalui peniruan dari orang-orang yang ada disekitarnya. Anak yang dikembangkan di lingkungan yang emosinya stabil, maka perkembangan emosi anak cenderung stabil, tetapi sebaliknya apabila anak dikembangkan di lingkungan yang emosi kurang stabil, maka perkembangan emosi anak pun menjadi kurang stabil.

Emosi merupakan faktor yang mempengaruhi perilaku belajar anak (Yusuf, 2011: 64). Emosi positif seperti perasaan senang, bersemangat dan rasa ingin tahu yang tinggi akan mempengaruhi anak untuk dapat memusatkan dirinya terhadap proses atau aktivitas belajar, tetapi sebaliknya apabila yang menyertai proses atau aktivitas belajar anak adalah emosi yang negatif seperti perasaan tidak senang, kecewa, dan tidak bergairah, maka anak dalam mengikuti proses atau aktivitas belajar akan mengalami hambatan. Mengingat emosi merupakan hal yang mempengaruhi perilaku belajar anak, maka guru dituntut untuk memiliki kepedulian untuk menciptakan suasana proses belajar- mengajar yang


(34)

menyenangkan supaya membangkitkan emosi positif dalam diri anak, sehingga tercipta proses belajar mengajar yang efektif.

e. Perkembangan Sosial

Perkembangan sosial yang paling menonjol pada tahap ini adalah adanya perluasan hubungan sosial dengan teman sebayanya (Yusuf, 2011: 66). Pada tahap ini anak mulai memiliki kesanggupan untuk bekerja sama dengan teman sebayanya. Anak mulai berminat terhadap kegiatan-kegiatan teman sebayanya. Selain itu anak memiliki keinginan yang kuat untuk diterima menjadi anggota kelompok teman sebayanya, dan merasa tidak senang apabila tidak diterima dikelompok teman sebayanya. Di sekolah, perkembangan sosial anak diarahkan pada pemberian tugas-tugas yang sifatnya kelompok, baik yang membutuhkan tenaga fisik, maupun tugas yang membutuhkan pikiran. Tugas kelompok ini harus memberikan kesempatan kepada anak untuk menunjukka n prestasinya dan juga untuk menunjukkan pada anak mencapai tujuan bersama.

f. Perkembangan Kesadaran Beragama

Pada masa ini sikap agama anak masih bersikap reseptif, tapi sudah disertai dengan pengertian (Yusuf, 2011: 67). Pandangan dan paham ketuhanan anak diperoleh berdasarkan kaidah-kaidah logika yang berpedoman pada indikator-indikator alam semesta sebagai manifestasi dari keagungan-Nya (Yusuf, 2011: 68). Pengalaman ibadah anak masih bersifat peniruan. Namun pada usia 10 tahun ke atas, semakin bertambah kesadaran anak akan fungsi agama baginya, yaitu fungsi moral dan sosial.


(35)

Izzaty mengungkapkan hal yang hampir senada dengan Yusuf tentang aspek perkembangan anak sekolah dasar. Aspek perkembangan anak sekolah dasar menurut Izzaty (2008, 104-116) terbagi atas enam yaitu:

a. Perkembangan Fisik

Pada tahap ini, perkembangan fisik anak yang paling menonjol terlihat pada sistem tulang, otot, dan keterampilan gerak (Izzaty, 2008: 105). Keterampilan gerak anak pada tahap ini semakin lancar dan lebih terkoordinasi. Kegiatan fisik dan keterampilan gerak yang biasa dilakukan anak pada tahap ini anatara lain berlari, memanjat, melompat, berenang, naik sepeda, dan main sepatu roda. Kegiatan fisik pada tahap ini sangat penting dilakukan untuk mengembangkan kestabilan gerak dan melatih koordinasi untuk menyempurnakan berbagai keterampilan gerak anak.

b. Perkembangan Kognitif

Piaget mengemukakan bahwa pada tahap ini anak berada pada tahap operasi konkret (Izzaty, 2008: 106). Anak pada tahap ini mampu memecahkan masalah yang bersifat konkret. Anak telah mampu berpikir logis terhadap objek konkret. Pada masa ini anak telah mampu mengelompokkan dan mengurutkan suatu benda berdasarkan ciri-cirinya. Pengalaman hidup anak memberikan andil dalam mempertajam konsepnya.

c. Perkembangan Bahasa

Pada tahap ini perkembangan bahasa yang paling menonjol adalah perbendaharaan kata dan tata bahasa (Izzaty, 2008: 107). Anak telah banyak menggunakan kata kerja untuk menjelaskan suatu tindakan yang dimaksudnya.


(36)

Anak kelas satu biasanya telah mampu merespon pertanyaan orang dewasa dengan jawaban yang sederhana. Sebagian besar anak usia 6 tahun telah mampu menceritakan kembali satu bagian pendek dari buku, film, atau pertunjukkan televisi.

d. Perkembangan Moral

Perkembangan moral pada tahap ini ditandai dengan kemampuan anak untuk memahami aturan, norma, dan etika yang berlaku di masyarakat (Izzaty, 2008: 110). Perilaku moral banyak dipengaruhi pola suh orang tua dan orang-orang disekitarnya. Perkembangan moral juga tidak terlepas dari perkembangan kognitif dan emosi anak.

e. Perkembangan Emosi

Pada tahap ini emosi anak sangat dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya (Izzaty, 2008: 111). Pergaulan yang semakin luas membuat anak belajar tentang ungkapan emosi yang diterima ataupun tidak diterima dalam lingkungan sosialnya. Anak pada tahap ini belajar untuk mengendalikan emosi.

f. Perkembangan Sosial

Dunia sosial anak menjadi kompleks pada tahap ini (Izzaty, 2008: 113).. Interaksi dengan teman sebaya memiliki peran yang penting. Minat terhadap kegiatan kelompok pada tahap ini mulai timbul. Integritas dengan kelompoknya cukup tinggi, ada keterikatan satu sama lain, sehingga mereka merasa perlunya untuk bersama-sama. Keinginan untuk diterima dalam kelompoknya sangat besar. Anak berusaha agar teman-teman dikelompokknya menyukainya. Mereka berupaya mendapatkan simpati dari teman-temannya.


(37)

Dari beberapa pendapat para ahli yang telah diuraiankan, anak sekolah dasar kelas rendah berusia antara 6 atau 7 tahun hingga atau 9 atau 10 tahun. Anak sekolah dasar kelas rendah mengalami perkembangan pada aspek fisik- motorik, intelektual, bahasa, emosi, sosial, moral dan agama. Karakteristik anak sekolah dasar kelas rendah antara lain (1) aktivitas motorik anak sekolah dasar kelas rendah sangat lincah, (2) anak sekolah dasar kelas rendah mampu melakukan aktivitas pemecahan masalah secara logis dengan objek yang bersifat konkret, (3) anak sekolah dasar kelas rendah telah menguasai banyak kosakata dan mampu menggunakan kosakata tersebut untuk menjelaskan suatu tindakan atau merespon pertanyaan orang dewasa, (4) keingingan belajar anak sekolah dasar kelas rendah dipengaruhi oleh emosinya, (5) anak sekolah dasar kelas rendah cenderung suka menirukan hal- hal yang dilakukan orang lain yang ada disekitarnya, (6) anak sekolah dasar kelas rendah berminat pada kegiatan yang bersifat kelompok. 2.1.2 Karakteristik Perke mbangang Bahasa SD Kelas Rendah

Perkembangan bahasa adalah suatu rangkaian kesatuan kegiatan ucapan dari yang sederhana menuju ucapan yang utuh (Slamet, 2014:7). Perkembangan bahasa tersebut ditandai dengan serangkaian kesatuan yang bergerak dari bunyi-bunyi yang sederhana menuju tuturan yang lebih kompleks. Hal ini membuktikan bahwa kemampuan berbahasa seseorang tidaklah tiba-tiba dan sekaligus, melainkan berjalan secara bertahap.

Chaer (2009: 223) mengungkapkan bahwa menurut Piaget tahap perkembangan kognitif menentukan urutan dari tahap perkembangan bahasa seseorang, yang antara lain yaitu:


(38)

a. Usia lahir – 18 bulan

Pada usia lahir hingga 18 bulan oleh Piaget disebut sebagai tahap “sesori motor” (Chaer, 2009: 224). Pada tahap ini dianggap belum ada bahasa karena anak belum menggunakan lambang- lambang untuk menunjuk obyek yang ada disekitrnya. Anak hanya mengenal obyek jika obyek tersebut dialami langsung oleh indranya.

b. Usia >18 bulan

Pada usia ini anak telah mengerti tentang keberadaan suatu obyek, meskipun obyek tersebut tidak dialami dengan indranya (Chaer, 2009: 224). Anak akan mulai menggunakan simbol untuk mempresentasikan obyek, meskipun obyek tersebut tidak dialami oleh indranya.

Hal yang senada dikemukakan oleh Yusuf bahwa bahasa sangat erat kaitannya dengan perkembangan berpikir individu (Yusuf, 2010: 118). Perkembangan berpikir individu tampak dalam perkembangan bahasanya yaitu kemampuan membentuk pengertian, menyusun pendapat, dan menarik kesimpulan. Laju perkembangan yang dimaksud adalah sebagai berikut (Yusuf, 2010: 158-179):

a. Usia 6-12 Bulan

Masa mengeluarkan bermacam- macam suara yang tidak berati (Yusuf, 2010: 158). Masa ini sebagai permainan pelatihan alat-alat suara. Pada masa ini anak sering mengulang beberapa suku kata, seperti ba-ba-ba, ma- ma- ma, dan pa-pa-pa.


(39)

b. Usia 12-16 Bulan

Pada masa ini anak sudah bisa mengucapakan kata (Yusuf, 2010: 158). Sepatah kata merupakan kalimat, tetapi kalimat tidak lengkap. Pada usia ini anak juga sudah dapat menirukan suara-suara, seperti suara kucing, burung, dan kendaraan.

c. Usia 16-24 Bulan

Pada masa ini anak sudah mulai timbul kesadaran bahwa semua orang dan benda mempunyai nama (Yusuf, 2010: 158). Pada masa ini anak sering berbicara sendiri, baik berbicara dengan diri sendiri atau dengan mainannya.

d. Usia 2-2,6 Tahun

Anak sudah mulai bisa menyusun kalimat tunggal yang sempurna (Yusuf, 2010: 170). Sudah mampu memahami tentang perbandingan. Anak banyak menanyakan nama dan tempat. Selain itu anak sudah menggunakan kata berawalan dan yang berakhiran.

e. Usia 2,6-6 Tahun

Anak sudah dapat menggunakan kalimat majemuk beserta anak kalimatnya (Yusuf, 2010: 170). Tingkat berpikir anak sudah mulai maju, anak dapat menanyakan soal waktu, sebab-akibat melalui pertanyaan.

f. Usia 6-12 Tahun

Usia anak sekolah dasar ini merupakan usia berkembang pesatnya kemampuan mengenal dan menguasai perbendaharaan kata (Yusuf, 2010: 179). Pada awal masa ini anak sudah menguasai sekitar 2.500 kata dan pada masa akhir (usia 11-12 tahun) telah dapat menguasai sekitar 50.000 kata. Usia ini anak sudah


(40)

bersekolah, sehingga diberikan pelajaran bahasa diharapkan anak dapat mengusai dan mempergunakan sebagai alat untuk berkomunikasi dengan orang lain, menyatakan isi hati, memahami keterampilan mengolah informasi yang diterimanya, menyatakan pendapat, dan mengembangkan kepribadiannya.

Slamet menyatakan hal yang hampir sama dengan hal yang dikemukakan Yusuf tentang tahap perkembangan bahasa. Terdapat 4 tahap perkembangan bahasa menurut Tarigan. Perkembangan bahasa tersebut antara lain (Slamet, 2014: 8-10):

a. Tahap Pralinguistik (lahir – 12 bulan)

Tahap ini berlangsung pada saat anak baru lahir sampai dengan usia 12 bulan. Tahap pralinguistik, yaitu tahap perkembangan bahasa dimana anak belum mampu menghasilkan bunyi yang bermakna (Slamet, 2014: 8). Bunyi yang dihasilkan anak misalnya, tangisan, rengekan, dekutan, dan celoteh, hanya sebagai sarana anak untuk melatih gerak artikulatorisnya sampai ia mengucapkan kata yang bermakna.

b. Tahap Satu Kata (12 – 18 bulan)

Tahap ini berlangsung ketika anak berusia 12 sampai dengan 18 tahun. Pada tahap ini, anak menggunakan satu kata yang memiliki arti (Slamet, 2014: 9). Satu kata yang memiliki arti mewakili ide dan keseluruha tuturan yang dimaksud. c. Tahap Dua Kata (18 – 24 bulan)

Tahap ini berlangsung ketika anak berusia 18 – 24 bulan. Pada tahap ini, anak hanya menggunakan dua kata dalam berbicara (Slamet, 2014: 10). Dua kata


(41)

yang dituturkan anak dalam berbicara merupakan dua kata yang penting untuk menunjukkan maksudnya.

d. Tahap Banyak Kata (3 – 6 tahun)

Tahap ini berlangsung ketika anak berusia 3 – 6 tahun. Pada tahap ini tuturan anak mulai lebih panjang dan tatabahasanya lebih teratur (Slamet, 2014: 10). Anak tidak lagi menggunakan hanya dua kata, tetapi tiga kata atau lebih. Anak telah mampu menggunakan bahasa dalam berbagai cara untuk berbagai keperluannya.

Meggit mengemukakan hal yang mendukung terhadap tahap perkembangan bahasa yang dikemukakan oleh Yusuf dan Tarigan. Tahap perkembangan bahasa yang dimaksud Meggit adalah sebagai berikut (Meggit, 2013: 70-186):

a. Usia baru lahir – 18 bulan

Pada minggu awal kelahirannya hingga 16 minggu kelahirannya, anak akan mengeluarkan tangisan dan baru mulai belajar mengoceh sebagai cara untuk berkomunikasi (Meggit, 2013: 70-105). Memasuki usia 4 bulan anak mulai menggunakan ocehan dari huruf vokal maupun konsonan. Sekitar usia 6 – 9 bulan, anak mulai memahami kata-kata seperti ‘atas’ dan ‘bawah’, meniru suara orang dewasa di sekitarnya, dan lebih banyak mengoceh. Me nginjak usia 9 – 12 bulan ocehan anak lebih ekspresif dan bernada. Anak juga mulai mamakai kata perkiraan, misalnya ‘dadda’ = ayah. Pada usia 12 – 18 bulan anak mampu mengucapkan dua sampai enam kata. Kosakata anak berkembang sampai 20 – 50 kata pada saat anak mencapai usia 18 bulan.


(42)

b. Usia 18 bulan – 3 tahun

Pada usia ini anak mulai mengalami periode ledakan bahasa (Meggit, 2013: 105-115). Setiap aspek berbahasa mulai berkembang secara cepat pada masa-masa ini. Anak telah mampu menunjuk serta menyebutkan nama bagian tubuh, benda, orang, serta gambar di buku. Anak telah memakai satu kata untuk menjelaskan banyak hal. Anak juga telah mampu menamai bermacam- macam benda dan aktivitas yang mereka lakukan.

c. Usia 3 – 5 tahun

Pada periode ini, kemampuan berbahasa a nak berkembang sangat cepat (Meggit, 2013: 116-130). Anak mulai memakai lebih banyak kosa kata, mulai dari kata sifat, kata kerja, kata benda, kalimat utuh dll. Anak juga mulai berbicara mengikuti tata bahasa. Pada rentang usia ini anak mulai melemparkan bermacam-macam pertanyaan menggunakan kata ‘apa’, ‘kenapa’, ‘bagaimana’, ‘siapa’, dan ‘kapan’.

d. Usia 5 – 8 tahun

Pada usia ini anak memasuki periode melek huruf (Meggit, 2013: 130-141). Anak mulai memperlajari bunyi-bunyi huruf yang berbeda dalam alfabet untuk mengembangkan keterampilan membaca. Anak pada rentang usia ini mulai memahami bahasa buku serta mempelajari bahwa cerita-cerita memiliki karakter. e. Usia 8 – 12 tahun

Pada usia 8 hingga 9 tahun anak mulai menggunakan dan memahami kalimat-kalimat yang rumit (Meggit, 2013: 142-166). Anak senang membuat cerita dan menceritakan lelucon. Memasuki usia 10 hingga mencapai usia 12


(43)

tahun anak telah mampu menulis cerita yang panjang. Cerita ya ng ditulis anak menunjukkan imajinasi dan kemampuan tata bahasa yang meningkat.

f. Usia 12 – 16 tahun

Pada usia ini perkembangan bahasa anak berkembang dengan level yang lebih tinggi (167-186). Anak mampu memahami penggunaan bahasa yang abstrak. Pada rentang usia ini, anak telah mampu memproses makna teks dan abstrak, menghubungkan makna sebuah kata dengan konteks terkait, memahami tanda baca serta membentuk struktur sintaktik yang rumit.

Perkembangan bahasa merupakan suatu rangkaian kegiatan ucap dari bunyi-bunyi yang sederhana menuju tuturan yang kompleks yang berlangsung secara bertahap. Tahap perkembangan bahasa seseorang berjalan seiring dengan tahap perkembangan fisik, intelektual, dan sosialnya. Tahap perkembangan bahasa anak kelas rendah berada pada rentang usia 6 atau 7 tahun hingga atau 9 atau 10 tahun. Karakteristik tahap perkembangan anak kelas rendah yaitu (1) anak telah mampu menguasai lebih dari 2.500 kosa kata yang menunjuk pada hal- hal disekitarnya, (2) perbendaharaan kata anak berkembang pesat, (3) anak telah dapat menggunakan kalimat majemuk, (4) anak telah mampu bertanya menggunakan kata 'apa', 'siapa', 'bagaimana', 'kapan', dan 'mengapa', (5) anak mampu menggunakan bahasa untuk berbagai keperluan anak, (6) anak telah memasuki periode melek huruf, karena pada usia ini anak mulai mempelajari bunyi-bunyi huruf yang berbeda pada alfabet untuk keperluan membaca, (7) anak mulai memahami bahasa buku, anak memahami bahwa cerita yang dibaca memiliki


(44)

tokoh karakter dan alur, (8) memasuki usia 10 tahun anak mulai mampu menulis cerita.

2.1.3 Karakteristik Pe mbelajaran Bahasa Indonesia SD Kelas Rendah

Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah sejak Sekolah Dasar sampai Perguruan Tinggi. Mata pelajaran Bahasa Indonesia penting untuk diajarkan di sekolah karena bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional dan bahasa negara yang berfungsi sebagai sarana komunikasi di lembaga- lembaga pendidikan, alat penghubung dalam kepentingan pemerintah dan kenegaraan, pengembang ilmu pengetahuan dan teknologi serta budaya, dan sebagai alat pemersatu berbagai suk u yang ada di Indonesia (Ngalimun, 2014: 4). Sufanti mengemukakan pendapat yang mendukung bahawa menurut BSNP pembelajaran Bahasa Indonesia penting untuk diajarkan karena bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosi peser ta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari bidang studi (2010: 12).

Pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara tulis maupun lisan (Sufanti, 2010: 12). Hal yang hampir senada dikemukakan oleh Permendiknas yang menyatakan bahwa tujuan diselenggarakannnya mata pelajaran Bahasa Indonesia di sekolah yaitu (2006: 317-318):

a. Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulis .


(45)

b. Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara.

c. Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan.

d. Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, serta kematangan emosional dan sosial.

e. Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa .

f. Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia.

Ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Indonesia mencangkup komponen kemampuan berbahasa dan kemampuan bersasatra yang meliputi keterampilan aspek mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis (Sufanti, 2010: 14). Hal yang senada dikemukakan oleh Tarigan bahwa keterampilan berbahasa ada empat yang meliputi keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca dan keterampilan menulis, dimana setiap keterampilan tersebut berhubungan dengan tiga keterampilan yang lainnya (Tarigan, 2008 : 1). Ngalimun mengemukakan pernyataan yang mendukung Tarigan bahwa keterampilan berbahasa seseorang meliputi keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis yang saling erat berhubungan satu dengan yang lainnya (Ngalimun, 2014: 2). Ngalimun menambahkan bahwa keterampilan menyimak dan berbicara diperoleh oleh anak pertama kalinya di lingkungan rumah, sedangkan dua


(46)

keterampilan yang lain yaitu membaca dan menulis, diperoleh anak ketika anak memasuki usia sekolah dasar (Ngalimun, 2014: 3).

Bahasa Indonesia adalah mata pelajaran yang diajarkan pada jenjang sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Bahasa Indonesia penting diajarkan karena bahasa Indonesia berkedudukan sebagai bahasa nasional dan bahasa negara. Tujuan diselenggarakannya pelajaran Bahasa Indonesia supaya seseorang terampil dalam berkomunikasi lisan maupun tertulis baik dalam lingkup nonsastra maupun dalam lingkup sastra. Pembelajaran Bahasa Indonesia akan mampu mencapai tujuannya, apabila guru atau pelaksana pembelajaran mampu memahami karakteristik dari mata pelajaran Bahasa Indonesia. Karakteristik pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya pada jenjang sekolah dasar kelas rendah meliputi (1) pendekatan pembelajaran yang digunakan adalah pendekatan komunikatif, (2) pengorganisasian materi dilakukan secara terpadu, (3) pelaksanaan pembelajaran menekankan pada komponen praktik berbahasa baik pada materi nonsastra maupun materi sastra, (4) pembelajaran Bahasa Indonesia mengandung kegiatan apresiasi sastra, (5) pembelajaran Bahasa Indonesia ditekankan pada keterampilan membaca dan menulis.

2.1.4 Pendekatan Komunikatif

Sufanti mengemukakan bahwa pendekatan komunikatif merupakan pendekatan dalam pengajaran bahasa yang berasumsi bahwa bahasa berfungsi sebagai alat komunikasi (2010: 16-17). Hal yang mendukung dikemukakan oleh Slamet bahwa pendekatan komunikatif merupakan pe ndekatan yang dilandasi oleh pemikiran bahwa kemampuan menggunakan komunikasi merupakan tujuan


(47)

yang harus dicapai dalam pembelajaran bahasa (2014: 20). Berdasarkan tujuan tersebut, maka pengajaran dan pembelajaran bahasa diarahkan pada terbentuknya kemampuan berkomunikasi siswa baik secara lisan maupun tertulis, sesuai dengan tujuan pengajaran Bahasa Indonesia di sekolah. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, siswa dalam proses belajar mengajar mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas diberikan latihan antara lain (Ngalimun, 2014: 53):

a. Memberi informasi secara terbatas 1) Mengidentifikasi gambar

2) Menemukan atau mencari pasangan yang cocok 3) Menemukan informasi yang ditiadakan

b. Memberikan informasi tanpa dibatasi bebas (tak bebas) 1) Mengkomunikasikan contoh dan gambar

2) Menemukan perbedaan

3) Menyusun kembali bagian-bagian cerita

c. Mengumpulkan informasi untuk memecahkan masalah d. Menyusun infomasi

2.1.5 Keterampilan Membaca dan Menulis 2.1.5.1 Keterampilan Membaca

Membaca adalah salah satu dari empat keterampilan berbahasa. Membaca merupakan suatu proses yang dilakukan atau dipergunakan untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis (Tarigan, 2008: 7). Kumara menyatakan bahwa menurut Mayer dan


(48)

Christopher membaca adalah proses untuk menerjemahkan kode-kode visual ke dalam bahasa pengucapan yang bermakna (2014: 1).

Tujuan proses membaca adalah menerima atau memahami pesan yang terkandung dalam teks/tulisan (Kumara, 2014: 1). Tarigan mengemukakan bahwa tujuan utama membaca adalah memperoleh dan memahami informasi isi suatu bacaan (2008: 9). Ditinjau dari segi terdengar atau tidaknya suara pembaca, proses membaca dibagi atas membaca nyaring dan membaca dalam hari (Tarigan, 2008: 23).

Membaca nyaring merupakan kegiatan membaca dimana pembaca mengeluarkan suara (Ngalimun, 2014: 63). Tujuan kegiatan membaca nyaring adalah memperoleh dan menyampaikan informasi, karena dalam proses kegiatan membaca nyaring terjadi komunikasi antara pembaca dan pendengar (Tarigan, 2008: 23-24). Pada kegiatan membaca nyaring pembaca harus dapat membedakan secara jelas aspek-aspek seperti intonasi kalimat berita, intonasi kalimat tanya, intonasi kalimat seru, lagu kalimat orang marah, gembira, dan susah (Ngalimun, 2014: 63). Kesemua aspek tersebut dapat dipelajari pada jenjang pendidikan formal sekolah. Kesemua aspek yang harus dikuasai dalam kegiatan membaca nyaring telah dituangkan dalam kurikulum.

Membaca dalam hati kegiatan membaca yang hanya mempergunakan ingatan visual yang melibatkan pengaktifan mata dan ingatan (Tarigan, 2008: 30). Tujuan utama membaca dalam hati adalah untuk memperoleh informasi. Secara garis besar membaca dalam hati dibedakan atas membaca ekstensif dan membaca intensif.


(49)

Membaca ekstensif merupakan kegiatan proses membaca yang d ilakukan untuk memahami isi yang penting dari bahan bacaan dalam waktu yang singkat (Ngalimun, 2014: 63). Membaca ekstensif dibagi menjadi tiga jenis. Jenis-jenis membaca ekstensif tersebut diantarnya yaitu (1) membaca survei, (2) membaca sekilas, dan (3) membaca dangkal (Tarigan, 2008: 32-36).

Jenis membaca dalam hati yang lainnya adalah membaca intensif. Membaca intensif merupakan kegiatan proses membaca yang dilakukan secara seksama untuk menumbuhkan dan mengasah kemampuan membaca secara kritis (Ngalimun, 2014: 64). Tarigan mengemukakan bahwa membaca intesif terdiri atas membaca telaah isi dan membaca telaah bahasa (2008: 37).

Membaca merupakan kegiatan yang dilakukan seseorang untuk memperoleh dan memahami informasi dari suatu bacaan yang dibaca. Membaca terdiri atas membaca nyaring dan membaca dalam hati. Membaca nyaring merupakan kegitan membaca dimana pembaca mengeluarkan suara untuk memperoleh dan menyampaikan informasi. Sedangkan membaca dalam hati merupakan kegiatan membaca yang melibatkan pengaktifan mata dan ingatan untuk memperoleh informasi.

2.1.5.2 Keterampilan Menulis

Menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa. Menulis adalah kegiatan yang bersifat produktif (Ngalimun, 2014: 5). Produktif yang dimaksud oleh Ngalimun adalah seseorang mampu menghasilkan sesuatu dalam bentuk tertulis. Tarigan mengemukakan bahwa menulis merupakan suatu


(50)

keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan yang lain (1985: 3).

Kegiatan menulis memerlukan kemampuan yang kompleks. Kemampuan-kemampuan yang dimaksud adalah dalam menulis diperlukan antar lain berpikir secara teratur dan logis serta kemampuan mengungkapkan pikiran secara jelas dengan menggunakan bahasa yang efektif (Slamet, 2014: 45). Kemampuan yang diperlukan untuk menulis didapat melalui proses yang panjang. Slamet mengemukakan bahwa untuk dapat sampai pada tingkat dapat menulis, seseorang harus mulai dari tingkat awal dengan mengenal lambang- lambang bunyi (2014: 45).

Pembelajaran menulis di sekolah dasar dilakukan secara bertahap. Tahapan proses menulis disesuaikan dengan tingkat kelas, tingkat kesulitan, dan jenis atau bentuk tulisan yang dibinakan (Harjono, 2010: 41). Seluruh tahapan dalam proses belajar tulis menulis di sekolah tertuang dalam kurikulum yang telah direncanakan oleh pemerintah.

2.1.6 Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

Harjono mengemukakan bahwa secara terminologis pendidikan, kurikulum merupakan sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta didik untuk mencapai suatu tujuan pendidikan atau kompetensi yang ditetapkan (2010: 47). Dalam pelaksanaannya di sekolah, kurikulum diartikan sebagai seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan baha n pelajaran, serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan


(51)

pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (Harjono, 2010: 51). Dalam perkembangannya kurikulum di Indonesia mengalami beberapa perubahan.

Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan dua kurikulum yang pernah berlaku di Indonesia (Harjono, 2010: 4). Bahasa Indonesia adalah mata pelajaran yang masuk ke dalam lingkup kurikulum KBK dan KTSP. Membaca dan menulis sebagai bagian dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, baik standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator telah dipetakan dalam KBK dan KTSP. Berikut akan dipaparkan tentang isi kurikulum Bahasa Indonesia membaca dan menulis kelas II semester 2 dari KBK dan KTSP.

Tabel 2. 1 Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Indikator, dan Materi Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) Kurikulum Standar

Kompetensi

Kompetensi

Dasar Indikator Materi

Kurikulum Berbasis Kompetensi (Nasional, 2001: 18-20)

1. Membaca 1.1Membaca

lancar 

Dapat membaca berbagai bentuk teks, memahami dan menjelaskan kepada orang lain.

 Dapat mengajukan dan menjawab pertanyaan.

 Petunjuk sederhana  Teks nonfiksi

+ 250 kata  Teks fiksi

(cerita atau dongeng) + 250 kata 1.2Mendeklamasi

kan dan

melagukan

 Dapat

mendeklamasikan puisi atau syair lagu sesuai dengan isi dan

mengekspresikan dalam gerak dan mimik yang tepat.  Dapat menjawab

pertanyaan dan

 Pantun  Puisi  Syair lagu


(52)

menjelaskan isi puisi atau syair lagu yang dibacanya.

1.3Membaca untuk kesenangan

 Dapat memilih bacaan yang disenangi,

menikmati kegiatan membaca,

menjelaskan isinya,

dan dapat

memberikan

pendapat atau komentar tentang tokoh-tokoh dalam teks.

 Buku-buku cerita + 250 kata

 Komik 10-20 halaman  Majalah

anak-anak

2 Menulis 2.1 Menggunakan ejaan dan tanda baca (huruf besar, tanda titik, dan tanda tanya).

 Dapat menulis beberapa kalimat yang didiktekan guru atau menulis paragraf dalam huruf lepas dengan menggunakan ejaan dan tanda baca secara tepat.

 Kalimat berita dan kalimat tanya.

 Kalimat yang didiktekan  paragraf 2.2 Menulis

dengan jelas dan rapi menggunakan huruf tegak bersambung

 Dapat menulis beberapa kalimat yang dibuat sendiri secara benar menggunakan hururf tegak bersambung dengan

memperhatikan cara penulisan yang benat

 Dapat menuliskan data keluarga secara runtut, seperti nama orang tua, pekerjaan, sebagainya

(menggunakan huruf tegak bersambung). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Pusat, 1. Memahami ragam

wacana tulis dengan membaca

1.1 Membaca nyaring teks (15-20 kalimat) dengan

memperhatikan

Indikator

dikembangkan oleh pihak sekolah

Materi

dikembangkan oleh pihak sekolah


(53)

2009: 31-50)

nyaring dan membaca dalam hati

lafal dan intonasi yang tepat

1.2 Menyebutkan isi teks agak panjang (20-25 kalimat) yang dibaca dalam hati 2. Menulis

permulaan dengan mendeskripsi kan benda di sekitar dan menyalin puisi anak

2.1

Mendeskripsikan tumbuhan atau binatang di sekitar secara sederhana dengan bahasa tulis

2.2 Menyalin puisi anak dengan huruf tegak bersambung yang rapi

Tabel diatas menunjukkan standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, dan materi yang telah dipetakan dalam kurikulum yang berlaku di Indonesia. Kedua kurikulum tersebut memetakan standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, dan materi yang terkait dengan membaca dan menulis. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan kedua kurikulum yang telah dipaparkan sebagai dasar untuk menghasilkan kurikulum baru. Kedua kurikulum tersebut oleh peneliti dilakukan beberapa modifikasi sehingga menghasilkan kurikulum baru. Berikut akan dipaparkan mengenai kurikulum hasil modifikasi KBK dan KTSP.


(54)

Tabel 2. 2 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Hasil Modifikasi Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

Membaca

1. Memahami ragam teks tertulis dengan membaca nyaring dan membaca dalam hati.

1.1 Membaca nyaring ragam teks (15-20 kalimat) dengan memperhatikan lafal dan intonasi secara tepat.

1.2 Menyebutkan isi ragam teks (20-25 kalimat) yang dibaca di dalam hati. Menulis

2. Menulis deskripsi menggunakan huruf lepas dan menyalin ragam teks menggunakan huruf latin tegak bersambung tentang sesuatu yang ada di lingkungan sekitar dengan memperhatikan huruf kapital dan tanda baca (titik).

2.1 Menuliskan deskripsi tentang sesuatu yang ada di lingkungan sekitar menggunakan huruf lepas dengan memperhatikan huruf kapital di awal kalimat dan tanda baca (titik).

2.3 Menyalin ragam teks tentang sesuatu yang ada di lingkungan sekitar menggunakan huruf tegak bersambung dengan memperhatikan huruf kapital di awal kalimat dan tanda baca (titik).

Tabel di atas menunjukkan modifikasi kurikulum KBK dan KTSP. Hasil modifikasi kurikulum memetakan dua standar kompetensi membaca dan menulis, dan empat kompetensi dasar membaca dan menulis. Kurikulum hasil modifikasi akan dijadikan dasar pembuatan indikator dalam mengembangkan buku suplemen yang akan dibuat.

2.1.7 Buku Suplemen

Istilah buku suplemen terbentuk dari dua kata yaitu kata “buku” dan “suplemen”. Harjono menyatakan bahwa buku adalah lembaran kertas yang berjilid berisi tulisan atau kosong (2010: 71). Sedangkan menurut Prastowo buku merupakan suatu bahan ajar berbasis cetak (Prastowo, 2014: 149). Arti kata


(55)

suplemen dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah sesuatu yang ditambahkan untuk melengkapi (Suharso, 2014: 506). Berdasarkan hal tersebut definisi dari buku suplemen adalah kertas berjilid dalam bentuk cetak yang digunakan untuk melengkapi bahan ajar yang lain.

Permendiknas mengemukakan hal yang hampir senada bahwa buku pengayaan adalah buku pelajaran yang melengkapi buku teks pelajaran untuk memperkaya pengetahuan peserta didik dan guru (2007: 66). Pratiwi mengemukakan hal yang mendukung bahwa buku suplemen merupakan buku yang berisi informasi yang dapat melengkapi buku paket yang dapat digunakan guru dan siswa dalam proses pembelajaran (Pratiwi, 2014: 20). Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, buku suplemen merupakan bahan ajar berbasis cetak yang digunakan untuk melengkapi buku teks utama oleh guru dan siswa dalam proses pembelajaran.

2.1.8 Model Pengembangan Pe rangkat Pe mbelajaran

Buku suplemen merupakan bahan ajar berbasis cetak yang digunakan untuk melengkapi buku teks utama oleh guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Bahan ajar merupakan perangkat yang mendukung dalam proses pembelajaran. Trianto mengemukakan bahwa, menurut Sudjana, untuk melaksanakan pengembangan perangkat pembelajaran diperlukan model pengembangan yang sesuai dengan sistem pendidikan (2014: 221).

Dick & Carey mengemukakan bahwa terdapat sepuluh langkah dalam mengembangkan perangkat pembelajaran. Kesepuluh langkah tersebut akan dipaparkan dalam bagan berikut (Setyosari, 2013: 230-235)


(56)

Gambar 2. 1 Model Pengembangan Perangkat Dick & Carey a. Analisis Kebutuhan dan Identifikasi Tujuan

Analisis kebutuhan dilakukan untuk menentukan tujuan program atau produk yang akan dikembangkan. Melalui kegiatan analisis kebutuhan ini peneliti mengidentifikasi adanya masalah yang terjadi di lapangan. Dengan melihat adanya kesenjangan yang terjadi pengembang mencoba menawarkan alternatif


(57)

pemecahan masalah dengan mengembangkan produk atau desain tertentu yang didukung dengan kajian teori dan empiris yang sudah ada.

b. Analisis Pembelajaran

Langkah berikut yang perlu dilakukan pengembang adalah melakukan ana lisis pembelajaran. Pembelajaran perlu dianalisis untuk mengidentifikasi mengenai hal- hal yang diperlukan. Hal- hal yang diperlukan ini diungkap ke dalam spesifikasi produk yang akan dikembangkan.

c. Analisis Pembelajaran dan Konteks

Analisis pembelajaran dan konteks merupakan kegiatan dimana pengembang mengidentifikasi kemampuan, sikap, dan karakteristik pembelajar, dan karakteristik pembelajaran tersebut. Analisis ini dapat dilakukan secra simultan dengan analisis pembelajaran, atau setelah analisis pembelaja ran.

d. Merumuskan Tujuan Khusus

Merumuskan tujuan unjuk kerja ini dilakukan dengan cara menjabarkan tujuan umum ke dalam tujuan yang lebih spesifik yang berupa rumusan tujuan unjuk kerja atau operasional. Gambaran rumusan operasional ini mencerminkan tujuan khusus program atau produk, prosedur yang dikembangkan. Tujuan ini secara spesifik memberikan informasi untuk mengembangkan butir-butir tes. Pengembang melakukan penerjemahan tujuan umum atau dari standar kompetensi yang telah ada ke dalam tujuan khusus ya ng lebih operasional dengan indikator-indikator tertentu.


(58)

e. Mengembangkan Instrumen Assesment

Pengembangan instrumen dalam hal ini bisa berkaitan dengan tujuan operasional yang ingin dicapai berdasarkan indikator tertentu atau instrumen untuk mengukur perangkat produk atau desain yang dikembangkan. Instrumen yang berkaitan dengan tujuan khusus berupa tes hasil belajar. Sedangakan, instrumen yang berkaitan dengan produk yang dikembangkan dapat berupa kuesioner atau daftar cek.

f. Mengembangkan Strategi Pembelajaran

Mengembangkan strategi pembelajaran merupakan kegiatan dimana pengembang memikirkan cara-cara yang cocok untuk dapat mempresentasikan dan menunjang produk atau desin yang dikembangkan. Strategi biasanya dirumuskan secara eksplisit oleh pengembang.

g. Mengembangkan dan Memilih Bahan Pembelajaran

Langkah ini merupakan kegiatan yang nyata yang dilakukan oleh pengembang. Pada kegiatan ini pengembang dapat mengembangakan bahan pembelajaran berupa bahan cetak yang telah dirancang untuk mencapai tujuan.

h. Merancang dan Melakukan Evaluasi Formatif

Evaluasi formatif dilaksanakan oleh pengembang selama proses, prosedur, program, atau produk yang dikembangkan. Evaluasi ini dilakukan untuk mendukung proses peningkatan dan efektivitas produk yang dikembangkan. Dick & Carey merekomendasikan proses evaluasi formatif yang terdiri atas tiga langkah.


(59)

1). Uji coba produk secara perorangan yang bertujuan untuk mendapatkan masukan awal tentang produk yang dikembangkan. Uji coba perorangan dilakukan kepada 1-3 subjek. Setelah dilakukan uji coba peroragan, produk direvisi oleh pengembang.

2). Uji coba kelompok kecil yang dilakukan pada 6-8 subjek. Hasil uji coba ini juga dijadikan dasar sebagai revisi.

3). Uji coba lapangan yang melibatkan subjek dalam kelas besar yang melibatkan 15-30 subjek.

Selama uji coba ini, pengembang melakukan observasi dan wawancara. Dengan demikian, pengembang melakukan pendekatan kualitatif disamping data kuantitatif. Hasil validasi dari langkah kedelapan ini kemudian dipakai untuk melakukan revisi.

i. Melakukan Revisi

Revisi kegiatan memperbaiki produk. Kegiatan revisi dilakukan dengan mengaitkan langkah- langkah yang telah ditempuh sebelumnya.

j. Evaluasi Sumatif

Evaluasi sumatif dilaksanakan setelah suatu produk selesai dikembangkan. Evaluasi sumatif dilakukan untu menentukan tingkat efektifitas produk secara keseluruhan. Pada pengembangan suatu produk biasanya peneliti hanya menggunakan sampai pada langkah sembilan, yaitu evaluasi formatif.


(60)

2.2 Penelitian yang Relevan

Penelitian pengembangan buku suplemen muatan mata pelajaran Bahasa Indonesia ini merupakan hal yang baru sehingga sedikit yang dapat digunakan sebagai sumber penelitian yang relevan. Berikut ini tiga penelitian relevan yang sesuai dengan dengan penelitian pengembangan buku suplemen.

Pertama, penelitian pengembangan yang dilakukan oleh Dwi Astuti Dian Kurniasari, Ani Rusilowati, dan Niken Subekti yang berjudul "Pengembangan Buku Suplemen IPA Terpadu Dengan Tema Pendengaran Kelas VIII". Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan buku suplemen IPA terpadu, mengetahui kevalidan, kepraktisan dan kefektifan buku suplemen IPA terpadu dengan tema Pendengaran. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan Research and development. Hasil penelitian menunjukkan bahwa buku suplemen IPA terpadu dengan tema pendengaran dinyatakan valid dengan hasil validasi pakar rata-rata sebesar 3,40. Berdasarkan hasil tanggapan siswa mengenai kepraktisan buku suplemen pada uji coba skala kecil dan skala besar buku suplemen IPA terpadu termasuk dalam kriteria praktis dengan sedikit revisi. Hasil belajar kelas VIII D SMP Ya BAKKI 1 Kesugihan dari 30 siswa didapatkan ketuntasan klasikal siswa sebesar 97% dengan hasil rata-rata nilai akhir siswa adalah 75 serta rata-rata hasil N-Gain adalah 0,34 yang menunjukkan bahwa buku suplemen efektif dijadikan sebagai pendamping buku teks utama. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah buku suplemen yang dikembangkan efektif dan praktis dijadikan sebagai pendamping buku teks utama.


(61)

Relevansi penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan adalah peneliti mengembangkan buku suplemen sebagai pendamping buku teks utama. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan adalah peneliti mengembangkan buku suplemen untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia yang terkait dengan membaca dan menulis untuk siswa sekolah dasar kelas II semester 2.

Kedua, penelitian pengembangan yang dilakukan oleh Suwanto yang berjudul "Pengembangan Media VCD Konteks Pertanian Pembelajaran Bahasa Indonesia Aspek Mendengarkan dan Menulis Pengumuman di SD/MI Kelas IV Semester 2". Penelitian ini menghasilkan produk berupa media VCD konteks pertanian dan buku panduannya pada mata pelajaran Bahasa Indonesia aspek mendengarakan dan menulis pengumuman di SD/MI kelas IV semester 2. Pendekatan penelitian ini menggunakan model Borg and Gall dengan modifikasi lima tahapan. Penelitian tersebut menghasilkan skor dari guru terhadap media VCD konteks pertanian sejumlah 171 dengan kategori sangat baik. Skor terhadap uji materi sejumlah 75 dengan kategori baik. Hasil penilaian ahli media mendapatkan skor sejumlah 68 dengan kategori sangat baik.

Relevansi penelitian yang dilakukan oleh Suwanto dengan yang penelitian yang akan dilakukan adalah peneliti mengembangkan produk untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia di tingkat sekolah dasar. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan adalah peneliti mengembangkan produk berupa buku suplemen untuk kelas II semester 2 yang terkait dengan keterampilan membaca dan menulis.


(62)

Ketiga, penelitian pengembangan yang dilakukan oleh Mujiburrahman yang berjudul "Pengembangan Multi Media Pembelajaran Menulis dan Membaca Permulaan Siswa Kelas 1 Sekolah Dasar". Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan produk multi media pembelajaran menulis dan membaca permulaan untuk siswa kelas 1 Sekolah Dasar. hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan yang lebih baik pada uji coba tahap kedua bila dibandingkan dengan uji coba tahap pertama. Secara keseluruhan nilai rata-rata dari uji coba tahap pertama mencapai 73,7% dari yang diharapkan sedangkan rata-rata dari uji coba tahap kedua mencapai 87,2%. Penggunaan multi media pembelajaran menulis dan membaca permulaan membuat siswa lebih paham dan cepat mengerti.

Relevansi penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan adalah peneliti mengembangkan produk untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia yang terkait dengan membaca dan menulis. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan adalah peneliti mengembangkan buku suplemen untuk kelas II semester 2.

Gambar 2. 2 Literatur Map Penelitian yang Relvan Dwi Astuti Dian

Kurniasari, Ani Rusilowati, dan Niken Subekti (2014) - Pengembangan Buku Suplemen IPA Terpadu

Dengan Tema

Pendengaran Kelas VIII

Suwanto (2012) - Pengembangan Media VCD Konteks Pertanian Pembelajaran Bahasa Indonesia Aspek Mendengarkan dan Menulis Pengumuman di SD/MI Kelas IV Semester 2

Mujiburrahman, dan Yayan Heryana (2014) - Pengembangan Multi Media Pembelajaran Menulis dan Membaca Permulaan Siswa Kelas 1 Sekolah Dasar

Suryani, Septyani Dwi (2016) - Buku Suplemen muatan pelajaran bahasa Indonesia untuk kelas II semester 2


(63)

2.3 Kerangka Bepikir

Membaca dan menulis merupakan keterampilan berbahasa yang harus dikuasai siswa kelas rendah dengan baik. Keterampilan membaca dan menulis harus dikuasai siswa dengan baik karena keterampilan tersebut merupakan bekal siswa untuk menguasai ilmu pengetahuan pada bidang studi yang lain. Keterampilan membaca dan menulis yang baik hanya dapat diperoleh dan dikuasai dengan jalan banyak praktek dan latihan. Bahan ajar merupakan salah satu komponen yang menunjang penguasaan keterampilan membaca dan menulis yang baik pula. Pemerintah telah berusaha menyediakan bahan ajar untuk melatih keterampilan membaca dan menulis berupa buku sekolah elektronik (BSE). Buku BSE merupakan buku pegangan pokok yang pakai guru disekolah-sekolah. Buku BSE ini berisi latihan- latihan untuk melatih keterampilan berbahasa.

SD Negeri Boto merupakan salah satu SD yang menggunakan bahan ajar berupa buku elektronik sekolah (BSE) untuk menguasai keterampilan membaca dan menulis. Namun pada kenyataannya, di SD Negeri Boto masih terdapat beberapa masalah terkait dengan keterampilan membaca dan menulis. Masalah tersebut diantaranya adalah ditemui siswa yang masih membaca dengan mengeja per huruf dan per suku kata. Selain itu terdapat pula siswa yang kesulitan dalam menulis huruf tegak bersambung. Pada saat diberikan latihan yang terkait dengan membaca dan menulis siswa kurang termotivasi. Hal tersebut terlihat saat ada beberapa siswa yang mengeluh saat diminta untuk mengerjakan tugas yang terkait dengan keterampilan membaca dan menulis. Guru kelas II SD negeri Boto merasa


(64)

memerlukan adanya sebuah bahan ajar berupa buku yang mampu membangkitkan minat dan motivasi siswa untuk berlatih membaca dan menulis.

Berdasarkan permasalahan yang ada, peneliti berusaha mengembangkan bahan ajar berupa buku suplemen muatan pelajaran Bahasa Indonesia untuk kelas II semester 2. Bahan ajar berupa buku suplemen ini dikembangkan sebagai buku tambahan dari buku pokok belajar keterampilan membaca dan menulis. Buku suplemen yang dikembangkan berisi kegiatan belajar, cerita, gambar, dan warna yang bervariatif untuk menarik dan memotivasi belajar siswa dalam berlatih keterampilan membaca dan menulis. Buku suplemen yang dikembangkan berisi latihan-latihan keterampilan membaca dan menulis yang cukup, agar dapat membantu siswa yang kesulitan membaca dan menulis untuk terus berlatih. Buku suplemen yang dikembangkan ini juga harus disesua ikan dengan tingkat perkembangan dan bahasa siswa supaya memudahkan siswa untuk belajar secara mandiri.

2.4 Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan uraian teori diatas maka dapat dirumuskan beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut.

1. Bagaimana mengembangkan buku suplemen keterampilan membaca dan menulis dalam muatan pelajaran Bahasa Indonesia kelas II semester 2 SD Negeri Boto?


(65)

2. Bagaimana kualitas buku suplemen keterampilan membaca dan menulis dalam muatan pelajaran Bahasa Indonesia kelas II seme ster 2 SD Negeri Boto menurut ahli Bahasa Indonesia SD?

3. Bagaimana kualitas buku suplemen keterampilan membaca dan menulis dalam muatan pelajaran Bahasa Indonesia kelas II semester 2 SD Negeri Boto menurut guru SD kelas II?

4. Bagaimana kualitas buku suplemen keterampilan membaca dan menulis dalam muatan pelajaran Bahasa Indonesia kelas II semester 2 SD Negeri Boto menurut hasil uji coba terbatas?


(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

Septyani Dwi Suryani lahir di Kebumen, 7 September 1993. Pendidikan dasar diperoleh di SD Negeri 2 Karang Sambung, tamat pada tahun 2006. Pendidikan menengah pertama diperoleh di SMP Negeri 1 Kebumen, tamat pada tahun 2009. Pendidikan menengah atas diperoleh di SMA Negeri 2 Kebumen, tamat pada tahun 2012.

Pada tahun 2012, peneliti melanjutkan studi ke perguruan tinggi dan terdaftar sebagai mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada Falkutas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Pendidikan di pergguruan tinggi diakhiri dengan menulis skripsi yang berjudul “Pengembangan Buku Suplemen Muatan Pelajaran Bahasa Indonesia Untuk Siswa Kelas II Semester 2 SD Negeri Boto”. Pengembangan buku suplemen tersebut dilakukan SD Negeri Boto, K ulon Progo.