Pengaruh celebrity endorse dan daya tarik iklan terhadap brand awareness dan dampaknya terhadap brand attitude studi pada pembersih muka merek Garnier Men.
xvi ABSTRAK
PENGARUH CELEBRITY ENDORSE DAN DAYA TARIK IKLAN TERHADAP BRAND AWARENESS DAN DAMPAKNYA TERHADAP
BRAND ATTITUDE
Studi pada Pembersih Muka Merek Garnier Men
Valentinus Hendry Bayu Nugroho
Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
2015
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh celebrity endorse terhadap
brand awareness, pengaruh daya tarik iklan terhadap brand awareness, dan pengaruh
brand awareness terhadap brand attitude. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2015 di Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Populasi penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Ekonomi Yogyakarta yang pernah membeli dan menggunakan serta pernah melihat iklan pembersih muka merek Garnier men. Sampel penelitian ini sejumlah 100 orang responden di Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Teknik sampling yang digunakan adalah Purposive sampling . Purposive sampling yaitu teknik sampling yang dilakukan dengan mengambil orang – orang yang terpilih menurut ciri – ciri khusus yang dimiliki oleh sampel itu. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner. Metode pengujian instrumen yang digunakan adalah pengujian Validitas dan Reliabilitas. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji regresi linier berganda dan uji regresi linier sederhana.
Hasil penelitian menunjukan : celebrity endorse berpengaruh positif terhadap brand awareness, daya tarik iklan berpengaruh positif terhadap brand awareness dan brand awareness berpengaruh positif terhadap brand attitude.
(2)
xvii ABSTRACT
THE INFLUENCE OF CELEBRITY ENDORSE AND ATTRACTIVENESS ADVERTISEMENT TOWARDS BRAND AWARENESS AND THE IMPACT
TO BRAND ATTITUDE
A Study on Garnier Men Facial Wash
Valentinus Hendry Bayu Nugroho
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
2015
The research aim to find : (1) the influence of celebrity endorse to brand awareness, (2) the influence of attractiveness advertisement to brand awareness and (3) the influence of brand awareness to brand attitude. This research was conducted on June, 2015. Population of this research were students of Economic, Sanata Dharma University who ever buy and used and have been watching the advertisement of Garnier Men. The total sample of 100 students were taken the entire population with purposive sampling. The data was analize using multiple liniar regression and simple liniar regression.
The result shows that : (1) there was positive influence of celebrity endorse to brand awareness. (2) there was positive influence of attractiveness to brand awareness and (3) there was positive influence of brand awareness to brand attitude.
Keywords : celebrity endorse, attractiveness advertisement, brand awareness, brand attitude.
(3)
PENGARUH CELEBRITY ENDORSE DAN DAYA TARIK
IKLAN TERHADAP BRAND AWARENESS DAN DAMPAKNYA
TERHADAP BRAND ATTITUDE
STUDI PADA PEMBERSIH MUKA MEREK GARNIER MEN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen
Disusun Oleh :
Valentinus Hendry Bayu Nugroho NIM : 112214054
PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
(4)
i
PENGARUH CELEBRITY ENDORSE DAN DAYA TARIK
IKLAN TERHADAP BRAND AWARENESS DAN DAMPAKNYA
TERHADAP BRAND ATTITUDE
STUDI PADA PEMBERSIH MUKA MEREK GARNIER MEN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen
Disusun Oleh :
Valentinus Hendry Bayu Nugroho NIM : 112214054
PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
(5)
(6)
(7)
iv
MOTO DAN PERSEMBAHAN
MOTO:
“ JikaTidakLebihBaik , LebihBaikTidak
“
”
AKU BELAJAR MENJADI KITA
”
“Belajar
tak kunjung padam negeri ini
milikmu”
Aku persembahkan skripsi ini untuk:
TuhanYesus yang selalu bersamaku
Bunda Maria yang selalu membimbingku
Orang tuaku yang selalu sabar menghadapiku
Kakak dan adik yang selalu mendukungku
Semuanya yang telah mendukung saya
(8)
v
UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN MANAJEMEN – PROGRAM STUDI MANAJEMEN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul:
“PENGARUH CELEBRITY ENDORSE DAN DAYA TARIK IKLAN TERHADAP BRAND AWARENESS DAN DAMPAKNYA TERHADAP
BRAND ATTITUDE”
Studi pada pembersih muka merek Garnier Men
Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukan gagasan atau pendapat atau pikiran penulisan lain yang saya akui seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru atau yang diambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.
Yogyakarta, 30 September 2015
Penulis,
Valentinus Hendry Bayu Nugroho
(9)
vi
LEMBAR PERYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Valentinus Hendry Bayu Nugroho
Nomor Mahasiswa : 112214054
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
“PENGARUH CELEBRITY ENDORSE DAN DAYA TARIK IKLAN TERHADAP BRAND AWARENESS DAN DAMPAKNYA TERHADAP
BRAND ATTITUDE ,Studi pada pembersih muka merek Garnier Men”
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikannya secara terbatas, memplubikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta,
Pada tanggal 30 September 2015 Yang menyatakan,
(10)
vii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis persembahkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
segala berkat, rahmat, dan kasih-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi
dengan judul “PENGARUH CELEBRITY ENDORSE DAN DAYA TARIK IKLAN TERHADAP BRAND AWARENESS DAN DAMPAKNYA TERHADAP
BRAND ATTITUDE” Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen Fakultas
Ekonomi Unversitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penulisan skripsi ini tidak akan
terlaksana dan terselesaikan dengan baik tanpa bantuan, dukungan serta kerjasama
dari berbagai pihak yang dengan tulus dan rela mengorbankan waktu dan pikiran
untuk membimbing penulis sampai penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Untuk
itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Johanes Eka Priyatma, M. Sc., Ph.D selaku Rektor Universitas Sanata
Dharma.
2. Bapak Dr. Herry Maridjo, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Sanata Dharma.
3. Bapak Dr. Lukas Purwoto, S.E., M.Si., selaku Ketua Program Studi Manajemen
Universitas Sanata Dharma.
4. Bapak Dr. Lukas Purwoto, S.E., M.Si selaku dosen pembimbing I, yang telah
(11)
viii
5. Ibu MT. Ernawati, S.E., M.A, selaku dosen pembimbing II, yang dengan sabar
memberikan bimbingan, koreksi dan saran selama penyusunan hingga
terselesaikannya skripsi ini.
6. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
yang telah memberikan banyak ilmu dan pengalaman hidup.
7. Segenap karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.
8. Bapak, Ibu, Kakak dan Adikku yang selalu ada untuk saya.
9. Simbah Kakung – Putri yang senantiasa selalu memberikan semangat moral. 10. Eva Lusiana Simamora, terima kasih untuk semangat dan dukungannya.
11. Keluargaku Djiman Arif Insan Mustakim, Daniel Usfal, Yoga Dipa, Alvin Alvian,
Andi Setiawan, , Theodurus Cagar Binara Betananda, CB.Eko Indah Sasongko,
Yohanes Wahyu Asto Kuncoro, Stevano Dianggo Marlisa, Antonius Chandra S,
Benediktus Bima, Dionisius Riyanto, dan Muhamad Wahyu Pratama, Andi
Setiawan, Willy Ampulembang Diantika. Aku bangga biasa menjadi bagian dari
kalian, terimakasih untuk hari-harinya, suka duka yang mendewasakan,
kebersamaan, ketawanya, kesetiannya, kepolosannya, keharmonisannya, dan yang
jelas aku akan selalu sayang kalian sampai kapanpun, karena aku belajar menjadi
kita.
12. Saudaraku seperjuangan Daniel Usfal, Yoga Dipa, dan Theodorus Cagar Binara
Betananda, Stevano Dianggo Marlisa Terimakasih untuk kesetiannya,
(12)
ix
13. Squad Djoko Lhodang Anton, Alfo, Edwin, Galih, Vendri, Jojo, Praska, Dian, dll
yang tidak bisa saya sebutkan semuanya.
14. Keluarga besar Management 2011
15. Keluarga besar Management Festival.
Penulis menyadari sepenuhya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna karena
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki penulis. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk
menyempurnakan tulisan ini
Yogyakarta, 30 September 2015
Valentinus Hendry Bayu Nugroho
(13)
x DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI... vi
HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii
HALAMAN DAFTAR ISI ... x
HALAMAN DAFTAR TABEL ... xiv
HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xv
HALAMAN ABSTRAK ... xvi
HALAMAN ABSTRACT ... xvii
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah ... 1
(14)
xi
3. Batasan Masalah... 8
4. Tujuan Penelitian ... 9
5. Manfaat Penelitian ... 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori ………... 11
1. Pemasaran ... 11
2. Celebrity Endorse ... 19
3. Daya Tarik Iklan ... 24
4. Brand Awareness ... 26
5. Brand Attitude ... 33
B. Penelitian Sebelumnya ... 35
C. Hipotesis ... 37
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 41
B. Subjek dan Objek Penelitian ... 42
(15)
xii
2. Objek Penelitian ... 42
C. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 43
1. Lokasi Penelitian ... 43
2. Waktu Penelitian ... 43
D. Definisi Variabel ... 44
E. Definisi Operasional ... 48
F. Populasi dan Sampel ... 51
G. Teknik Pengambilan Sampel ... 53
H. Sumber Data ... 54
I. Teknik Pengumpulan Data ... 54
J. Teknik Pengujian Instrumen ... 55
K.Teknik Analisis Data ... 58
BAB IV GAMBARAN UMUM A. Gambaran Singkat PT. Loreal Indonesia ... 68
B. Produk Garnier Men ... 72
(16)
xiii
D. Fakultas Ekonomi USD ... 77
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Uji Validitas Data ... 84
1. Validitas ... 84
2. Reliabilitas ... 85
B. Analisis Deskriptif ... 85
1. Analisis Deskriptif Karakteristik Responden ... 86
2. Deskripsi Variabel Penelitian ... 87
C. Analisis Regresi ... 91
1. Hasil Uji Asumsi Klasik ... 91
2. Uji Hipotesis ... 96
D. Pembahasan ... 105
BAB VI. KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN A. Kesimpulan ... 109
B. Saran ... 109
(17)
xiv
DAFTAR PUSTAKA ... 112
LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 116
DAFTAR TABEL Tabel V. 1. Rangkuman Uji Validitas ... 84
Tabel V. 2. Rangkuman Uji Reliabilitas ... 85
Tabel V.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Program Studi ... 86
Tabel V.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur ... 87
Tabel V.5. Kategorisasi Skor Celebrity Endorse ... 88
Tabel V.6. Kategorisasi Skor Daya Tarik Iklan ... 89
Tabel V.7.Kategorisasi Skor Brand Awareness ... 90
Tabel V.8.Kategorisasi Skor Brand Attitude... 91
Tabel V.9. Hasil Uji Uji Normalitas persamaan pertama ... 92
Tabel V.10. Hasil Uji Uji Normalitas persamaan kedua ... 93
Tabel V.11. Hasil Uji Multikolinearitas ... 96
Tabel V.12. Hasil Uji t persamaan pertama ... 97
Tabel V.13. Hasil Uji t persamaan kedua ... 101
(18)
xv
Tabel V.14. Hasil Uji Determinasi persamaan kedua ... 104
DAFTAR GAMBAR Gambar II.1. Kerangka Konseptual ... 38
Gambar IV.1. Logo PT. Loreal ... 69
Gambar IV.2. Produk Garnier Men... 75
Gambar IV.3. Brand Ambassador Garnier Men ... 77
Gambar V.1 Hasil Uji Heteroskedastisitas persamaan pertama... 94
(19)
xvi ABSTRAK
PENGARUH CELEBRITY ENDORSE DAN DAYA TARIK IKLAN TERHADAP BRAND AWARENESS DAN DAMPAKNYA TERHADAP
BRAND ATTITUDE
Studi pada Pembersih Muka Merek Garnier Men
Valentinus Hendry Bayu Nugroho
Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
2015
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh celebrity endorse terhadap
brand awareness, pengaruh daya tarik iklan terhadap brand awareness, dan pengaruh
brand awareness terhadap brand attitude. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2015 di Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Populasi penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Ekonomi Yogyakarta yang pernah membeli dan menggunakan serta pernah melihat iklan pembersih muka merek Garnier men. Sampel penelitian ini sejumlah 100 orang responden di Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Teknik sampling yang digunakan adalah Purposive sampling . Purposive sampling yaitu teknik sampling yang dilakukan dengan mengambil orang – orang yang terpilih menurut ciri – ciri khusus yang dimiliki oleh sampel itu. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner. Metode pengujian instrumen yang digunakan adalah pengujian Validitas dan Reliabilitas. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji regresi linier berganda dan uji regresi linier sederhana.
Hasil penelitian menunjukan : celebrity endorse berpengaruh positif terhadap brand awareness, daya tarik iklan berpengaruh positif terhadap brand awareness dan brand awareness berpengaruh positif terhadap brand attitude.
(20)
xvii ABSTRACT
THE INFLUENCE OF CELEBRITY ENDORSE AND ATTRACTIVENESS ADVERTISEMENT TOWARDS BRAND AWARENESS AND THE IMPACT
TO BRAND ATTITUDE
A Study on Garnier Men Facial Wash
Valentinus Hendry Bayu Nugroho
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
2015
The research aim to find : (1) the influence of celebrity endorse to brand awareness, (2) the influence of attractiveness advertisement to brand awareness and (3) the influence of brand awareness to brand attitude. This research was conducted on June, 2015. Population of this research were students of Economic, Sanata Dharma University who ever buy and used and have been watching the advertisement of Garnier Men. The total sample of 100 students were taken the entire population with purposive sampling. The data was analize using multiple liniar regression and simple liniar regression.
The result shows that : (1) there was positive influence of celebrity endorse to brand awareness. (2) there was positive influence of attractiveness to brand awareness and (3) there was positive influence of brand awareness to brand attitude.
Keywords : celebrity endorse, attractiveness advertisement, brand awareness, brand attitude.
(21)
1 BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini
sungguh sangat pesat. Banyak sekali ilmu pengetahuan baru
bermunculan dan menghasilkan banyak teknologi baru tentunya.
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, saat
ini para produsen berlomba-lomba dalam mempertahankan
konsumen agar menjadi pelanggan yang setia.
Produsen selalu berusaha untuk menjaga loyalitas konsumen
supaya tidak pindah ke produk atau merek lain. Produk pembersih
muka saat ini sangat mudah didapatkan. Produk pembersih muka
bisa didapatkan dengan sangat mudah, mulai dari supermarket, pasar tradisional, sampai toko-toko yang dekat dengan kita, disamping itu
produk yang ditawarkan bermacam-macam sehingga membuat
konsumen merasa bingung dalam memilih produk yang diinginkan.
Tidak menutup kemungkinan bahwa konsumen kapan saja bisa
(22)
2
konsumen harus pindah ke produk lain. Misalnya produk yang lain
dirasa memiliki harga yang lebih murah dengan tingkat kualitas yang
sama, dengan demikian konsumen akan pindah karena harganya
lebih murah.
Perusahaan dituntut dapat bersaing secara kompetitif dalam
hal menciptakan dan mempertahankan konsumen yang loyal dan
setia pada perusahaan. Perusahaan harus memiliki strategi-strategi
untuk menarik konsumen serta membuat konsumen-konsumen
tersebut membeli berulang kali. Ada berbagai strategi yang dilakukan
perusahaan untuk menarik konsumen, seperti mengembangkan
produk yang baik, menawarkannya dengan harga yang menarik, dan
membuat produk tersebut mudah diperoleh oleh konsumen, serta
membangun komunikasi pemasaran yang efektif, baik dengan
konsumen yang sudah ada maupun calon konsumen. Komunikasi
pemasaran yang efektif adalah terciptanya hubungan pertukaran
informasi, penjelasan yang bersifat membujuk, dan negosiasi yang
memuaskan (Swastha, 1984:234).
Salah satu cara komunikasi yang efektif adalah melalui
periklanan (advertising). Periklanan merupakan salah satu dari alat promosi yang paling umum digunakan oleh perusahaan untuk
(23)
atau masyarakat. Iklan telah menjadi harapan besar bagi sebagian
besar produsen yang ingin produknya melekat di hati konsumennya.
Iklan merupakan cara yang efektif untuk meraih konsumen
dalam jumlah yang besar dan tersebar secara geografis. Di satu pihak
iklan dapat dipakai untuk membangun kesan jangka panjang suatu
produk atau merek, dan di pihak lain memicu penjualan yang cepat.
Suatu iklan yang cenderung tidak mempunyai pengaruh utama pada
perilaku konsumen maka akan diragukan bila iklan tersebut dapat
mempengaruhi konsumen untuk membeli suatu produk atau merek.
Oleh karena itu iklan harus dibuat seefektif mungkin, kreatif,
menarik agar produk dapat diterima oleh masyarakat sehingga bisa
menimbulkan pengaruh positif (Elyasa, 2011). Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia daya tarik iklan dapat diartikan sebagai berikut :
daya diartikan sebagai kemampuan melakukan sesuatu atau
kemampuan bertindak, tarik diartikan sebagai kata kerja berarti
menghela (supaya dekat, maju, ke atas, ke luar, dan sebagainya)
sedangkan iklan diartikan sebagai berita pesanan untuk mendorong,
membujuk khalayak ramai agar tertarik pada barang dan jasa yang
ditawarkan. Dari ketiga pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
daya tarik iklan adalah kemampuan untuk membujuk khalayak ramai
agar tertarik dengan barang dan jasa yang ditawarkan dengan
(24)
Iklan merupakan bauran pemasaran yang menuntut dana
tidak sedikit, namun demikian seberapa besar pengaruh iklan dalam
tujuan pemasaran sampai saat ini masih menjadi perdebatan.
Perdebatan yang muncul diantaranya adalah mengenai seberapa
efektif iklan ini mempengaruhi atau merangsang konsumen dalam
sikap atau sampai pada pembelian produk dan jasa. Berkaitan dengan
kelayakan hasil yang diperoleh dengan total dana yang dikeluarkan
untuk sebuah iklan dan adanya usaha menjawab berbagai perdebatan
keefektifan suatu iklan, memunculkan beberapa studi tentang
pengaruh iklan terhadap sikap akhir yang ditimbulkannya, jadi
bagaimana suatu iklan dapat dibuat tidak hanya sebatas menarik dan
kreatif saja, tetapi bagaimana iklan tersebut membentuk sikap
(Kurniawati, 2009).
Iklan menggunakan selebriti banyak digunakan untuk
menarik perhatian konsumen. Di Indonesia sangat mudah kita temui
produk yang diiklankan di media cetak, radio dan televisi
menggunakan selebriti sebagai model. Penggunaan selebriti tidak
terbatas pada produk yang low involvement (produk yang berukuran kecil seperti pena dan handphone), namun juga produk high involvement (produk yang berukuran besar seperti mobil dan motor). Penggunaan selebriti sebagai model iklan bertujuan untuk
(25)
menumbuhkan citra yang baik bagi produk itu sendiri. Target
utamanya adalah meningkatkan kepercayaan.
Perusahaan berharap dengan adanya bintang iklan tersebut
membuat konsumen percaya pada produk dan perusahaan yang
memproduksinya, sehingga mendorong masyarakat untuk
membelinya. Fungsi selebriti dari sisi lain adalah karena selebriti
menjadi idola bagi orang awam. Apa yang menjadi impian
masyarakat umum mampu digambarkan oleh selebriti. Mereka
kadang mengidentifikasikan dirinya dengan figur yang dikaguminya.
Perusahaan menggunakan selebriti sebagai bintang iklan karena
melalui mereka suatu produk akan lebih mudah diterima pasar, dan
mendapatkan perhatian di pasar (Kusudyarsana, 2004).
Celebrity endorse dimaksudkan untuk memudahkan konsumen dalam menyadari hadirnya suatu brand (brand awareness)
karena keberadaan mereka yang sering tampil di media televisi,
media cetak, maupun media sosial. Brand awareness adalah sebuah tujuan umum komunikasi untuk semua strategi promosi (Peter dan
Olson 2000:190). Dengan menciptakan brand awareness, pemasar berharap bahwa kapanpun kebutuhan kategori muncul, brand
tersebut akan dimunculkan kembali dari ingatan dan selanjutnya
dijadikan pertimbangan berbagai alternatif dalam pengambilan
(26)
konsumen terhadap produk yang dipromosikan serta perusahaan yang
membuat brand karena brand tersebut secara nyata digunakan oleh selebriti yang bersangkutan. Dengan adanya selebriti sebagai bintang
iklan, konsumen tidak hanya akan mengetahui eksistensi brand saja, tetapi konsumen juga akan menjadi tertarik untuk menggunakan
brand tersebut (brand attitude) sebagai bentuk rasa kagumnya terhadap selebriti dalam ikon brand tersebut.
Menurut Shimp (2014:259-262), ada dua atribut umum yang
berkontribusi terhadap efektivitas endorser dan masing-masing terdiri dari beberapa sub atribut yang berbeda, yaitu kredibilitas
(kepercayaan dan keahlian) serta daya tarik (daya tarik fisik, rasa
hormat, kesamaan dengan target audiens). Sedangkan menurut
Temporal & Lee (2001: 39),atribut celebrity endorse terdiri dari tiga
, yaitu kepribadian selebriti, ternama dan berkharisma.
Perusahaan harus berhati-hati dalam membentuk persepsi
konsumen mengenai brandnya, yang pada akhirnya akan mempengaruhi perilaku konsumen dalam menyikapi brand
perusahaan (brand attitude). Brand attitude adalah evaluasi keseluruhan konsumen terhadap merek sebagai reaksi konsumen
terhadap objek, asosiasi merek, dan hasilnya dapat berupa perasaan
menyukai atau tidak menyukai terhadap suatu merek (Keller dalam
(27)
gembira, puas, rasa aman, bangga, dan menyenangkan (Novita,
2010). Sedangkan menurut Chaundhuri (1999) atribut brand attitude
terdiri atas tiga, yaitu tertarik, kepercayaan, dan sikap positif.
Berdasarkan ulasan-ulasan di atas, penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Celebrity Endorser
dan Daya Tarik Iklan terhadap Brand Awareness dan dampaknya terhadap Brand Attitude. (Studi pada produk pembersih muka merek Garnier Men).
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di
atas, maka dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut :
a. Apakah celebrity endorse berpengaruh positif terhadap brand awareness konsumen produk Garnier Men di Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta?
b. Apakah daya tarik iklan berpengaruh positif terhadap brand awareness konsumen produk Garnier Men di Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta?
c. Apakah brand awareness berpengaruh positif terhadap brand attitude konsumen produk Garnier Men di Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta?
(28)
3. Batasan Masalah
Agar penelitian yang dilakukan penulis lebih fokus serta masalah
yang diteliti tidak menjadi terlalu luas, maka penulis membatasi
masalah yang akan diteteliti. Adapun batasan masalah dalam
penelitian ini adalah :
a. Penelitian ini hanya dilakukan di Fakultas Ekonomi Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta.
b. Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas
Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang pernah
melihat iklan produk Garnier Men di televisi maupun di media
cetak, pernah membeli dan menggunakan produk Garnier Men.
c. Variabel celebrity endorse yang akan diteliti adalah celebrity endorse menurut Temporal & Lee (2001: 39), yaitu kepribadian selebriti, ternama, berkharisma.
d. Variabel daya tarik iklan yang akan diteliti dengan indikator
menarik, kreatif dan kesan positif. (Riyanto, 2008)
e. Variabel brand awareness yang akan diteliti adalah brand awareness menurut Rossiterdan Percy (1997), yaitu mudah diingat, terkenal, ingat merek.
f. Variabel brand attitude yang akan diteliti adalah brand attitude
(29)
4. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai penulis dalam penelitian ini adalah :
a. Untuk mengetahui pengaruh positif celebrity endorse terhadap
brand awareness pada konsumen produk pembersih muka merek Garnier Men.
b. Untuk mengetahui pengaruh positif daya tarik iklan terhadap
brand awareness konsumen produk pembersih muka merek Garnier Men.
c. Untuk mengetahui pengaruh positif brand awareness terhadap
brand attitude konsumen produk pembersih muka merek Garnier Men.
5. Manfaat Penelitian
Penelitian yang dilakukan diharapkan memberi manfaat bagi :
a. Universitas Sanata Dharma
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan referensi
bagi pembaca ataupun bagi mahasiswa yang akan melakukan
penelitian sejenis.
b. Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi yang
(30)
dan keputusan yang dapat meningkatkan brand awareness dan
brand attitude produk-produk yang dihasilkan perusahaan. c. Penulis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan penulis
mengenai pengaruh celebrity endorse, daya tarik iklan, dan brand awareness terhadap brand attitude, serta dapat menjadi bekal penulis dalam menghadapi dunia kerja nantinya.
(31)
11 BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori 1. Pemasaran
Menurut William J. Stanton (Basu Swastha dan Irawan,
2003:5) pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari
kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan,
menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan
barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada
pembeli yang ada maupun pembeli potensial. Pemasaran adalah
proses sosial yang dengan proses itu individu dan kelompok
mendapatkan apa yang yang mereka butuhkan dan inginkan
dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas
mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan pihak
lain (Kotler, 2005:10).
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pemasaran
adalah kegiatan antar individu maupun kelompok untuk
memperoleh apa yang mereka butuhkan dan mereka inginkan
dengan cara menciptakan dan menukarkan produk dan nilai
(32)
membuat penjualan tidak menjadi sesuatu yang dibutuhkan,
tetapi untuk mengetahui dan memahami pembeli sebaik-baiknya
bahwa produk dan jasa tersebut cocok untuk mereka sehingga
produk dan jasa tersebut dapat terjual dengan sendirinya.
Konsep pemasaran mengatakan bahwa kunci untuk mencapai
tujuan organisasi terdiri dari penentuan kebutuhan dan keinginan
pasar sasaran serta memberikan kepuasan yang diharapkan secara
lebih efektif dan efisien dibandingkan para pesaingnya (Kotler,
1988:21). Tujuan perusahaan dalam menganut konsep pemasaran
adalah memberikan kepuasan kepada konsumen dan masyarakat
lain dalam pertukarannya untuk mendapatkan laba, atau
perbandingan antara penghasilan dan biaya yang menguntungkan,
ini berarti konsep pemasaran mengajarkan bahwa perumusan
strategi pemasaran, sebagai suatu rencana yang diutamakan untuk
mencapai tujuan tersebut, harus berdasarkan kebutuhan dan
keinginan konsumennya.
a. Bauran Pemasaran (Marketing Mix)
Perusahaan dituntut untuk mampu mengembangkan
produk yang baik, menerapkan harga yang menarik,
membuatnya dapat terjangkau, serta harus berkomunikasi
(33)
yang akan datang, dan masyarakat umum (Kotler,
2005:247). Cara-cara perusahaan untuk dapat melayani
kosumen di atas merupakan kegiatan pemasaran yang
disebut Bauran Pemasaran (Marketing Mix). Bauran pemasaran adalah alat bagi pengusaha untuk
mempengaruhi konsumen agar para konsumen tersebut
menjadi tahu, senang, lalu membeli produk yang
ditawarkannya dan akhirnya konsumen menjadi puas,
sehingga mereka akan selalu membeli produk perusahaan
itu (Gitosudarmo, 1994:110).
Bauran Pemasaran terdiri atas :
1) Produk (Product)
Perusahaan membuat produk yang menarik
untuk dapat mempengaruhi konsumen.
2) Harga (Price)
Perusahaan dapat memberikan harga yang
rendah serta pemberian discount/potongan harga, memberikan harga obral serta harga
cuci gudang, dan sebagainya. Dengan cara
penetapan harga seperti ini akan dapat menarik
perhatian konsumen serta mendorong
(34)
3) Distribusi (Placement)
Perusahaan harus menciptakan cara distribusi
yang baik agar dapat memenuhi kebutuhan
konsumen (konsumen dapat membeli produk
yang ditawarkan perusahaan).
4) Promosi (Promotion)
Perusahaan melakukan kegiatan promosi untuk
memperkenalkan produk perusahaan sehingga
konsumen menjadi kenal dan tahu, dan bagi
konsumen yang sudah kenal dapat menjadi
lebih menyenangi produk perusahaan, bahkan
konsumen yang sudah hampir melupakan
produk perusahaan diharapkan kembali
mengingat produk tersebut.
b. Promosi (Promotion)
Salah satu cara yang paling penting untuk
dilakukan perusahaan adalah promosi (promotion). Menurut Gitosudarmo, (1994:120) promosi adalah
kegiatan yang ditujukan untuk mempengaruhi konsumen
(35)
ditawarkan oleh perusahaan, dan kemudian menjadi
senang, lalu membeli produk tersebut.
Tanpa promosi, produk yang sudah ada, harga yang
sudah ditetapkan, dan saluran distribusi yang sudah
disediakan mejadi percuma karena konsumen tidak
mengetahui keberadaan produk tersebut. Menurut
Tjiptono (2008:219) betapapun berkualitasnya suatu
produk, bila konsumen belum pernah mendengarnya dan
tidak yakin bahwa produk tersebut akan berguna bagi
mereka, maka mereka tidak akan pernah membelinya .
1. Tujuan Promosi :
Rossiter dan Percy (dalam Prayitno, 1993)
menguraikan enam tujuan promosi, yaitu :
a) Menumbuhkan persepsi pelanggan terhadap
suatu kebutuhan (category need)
b) Memperkenalkan dan memberikan
pemahaman tentang suatu produk kepada
konsumen (brand awareness)
c) Mendorong pemilihan terhadap suatu produk
(brand attitude)
d) Membujuk pelanggan untuk membeli suatu
(36)
e) Mengimbangi kelemahan unsur bauran
pemasaran lain (purchase facilitation)
f) Menanamkan citra produk dan perusahaan
(positioning).
2. Bauran Promosi
Menurut Lupiyoadi & Hamdani (2006 : 120) bauran
promosi mencakup aktifitas periklanan, penjualan
perorangan, promosi penjualan, hubungan masyarakat,
informasi dari mulut ke mulut, pemasaran langsung
dan publikasi.
a) Periklanan
Periklanan merupakan salah satu bentuk dari
komunikasi impersonal (impersonal communication) yang digunakan oleh perusahaan barang dan jasa. Tujuannya adalah untuk memberi
informasi, membujuk, mengingatkan, dan
memantapkan ingatan konsumen.
b) Penjualan Perseorangan
Penjualan perseorangan mempunyai peranan
penting dalam pemasaran jasa karena adanya
(37)
konsumen sangat penting, jasa tersebut disediakan
oleh orang bukan mesin dan orang merupakan
bagian dari produk jasa.
Personal selling merupakan alat promosi yang paling efektif pada tahap pembelian selanjutnya,
khususnya dalam membangun preferensi,
keyakinan dan aksi pembeli.
Promosi penjualan adalah semua kegiatan yang
dimaksudkan untuk meningkatkan arus barang
dan jasa dari produsen sampai pada penjualan
akhirnya.
c) Hubungan Masyarakat dan Publisitas
Hubungan masyarakat dan publisitas berfungsi
untuk tidak hanya berhubungan dengan
pelanggan, pemasok dan penyalur, tetapi juga
harus berhubungan dengan kumpulan kepentingan
publik. Karena dengan adanya hubungan tersebut
dapat membangun citra, mendukung aktifitas
komunikasi, mengatasi permasalahan dan isu,
memperkuat positioning, mempengaruhi publik dan mengadakan peluncuran untuk produk baru
(38)
hubungan investor, pameran dan mensponsori
acara.
d) Informasi dari mulut ke mulut ( Word of Mouth) Dalam hal ini peranan orang sangat penting dalam
mempromosikan barang dan jasa. Pelanggan
sangat dekat dengan penyampaian produk dan jasa
tersebut. Dengan kata lain pelanggan tersebut
akan berbicara kepada pelanggan lain yang
berpotensial tentang pengalamannya. Sehingga
informasi dari mulut ke mulut sangat besar
pengaruhnya dan dampaknya bagi pemasaran
dibandingkan dengan aktifitas komunikasi
lainnya.
e) Pemasaran Langsung
Pemasaran lansung merupakan unsur terakhir
dalam bauran komunikasi dan promosi dengan
cara direct mail, mail order, direct response,
direct selling, telemarketing dan digital marketing. Pemasaran langsung merupakan aktifitas yang dilakukan dengan menggunakan
(39)
berkomunikasi dengan atau mendapatkan respon
dari pelanggan dan calon pelanggan tertentu.
2. Celebrity Endorse
a. Pengertian Celebrity Endorse
Keberhasilan sebuah iklan tidak terlepas dari peran
selebritis dalam mempromosikan produk atau merek suatu
perusahaan, terutama bila iklan tersebut ditayangkan dalam
media televisi. Salah satu cara perusahaan untuk membuat
iklannya menarik adalah dengan menggunakan selebritis.
Selebritis adalah seorang pribadi (aktor, penghibur, atau atlet)
yang dikenal di masyarakat (Shimp, 2003). Selebritis
memiliki daya pikat tersendiri untuk memikat konsumen
karena ketenarannya. Kehidupan selebritis selalu menarik
untuk diketahui masyakarat, dari masalah pribadi hingga gaya
hidup selebritis tersebut. Terlebih lagi jika konsumen
memiliki perasaan kagum terhadap selebritis tersebut, maka
akan timbul ketertarikan untuk “meniru” penampilan sang
selebritis. Konsumen secara simbolik akan menanamkan
ciri-ciri selebritis tersebut pada diri mereka (Mowen & Minor,
(40)
Penggunaan selebriti dalam iklan dikenal dengan
istilah Celebrity Endorse. Endorser sering juga disebut direct source (sumber langsung) yaitu seorang pembicara yang mengantarkan sebuah pesan atau memperagakan sebuah
produk atau jasa (Belch dan Belch. 2004:168). Endorse
dimaksudkan menumbuhkan citra yang baik bagi produk itu
sendiri. Produk akan lebih dikenal karena ketenaran selebritis
tersebut yang membuatnya terkenal hingga ke seluruh
Indonesia. Perusahaan juga akan lebih dipercaya karena yang
menggunakan produknya bukanlah “orang biasa”. Endorser
yang kredibel akan dapat meningkatkan penerimaan pesan,
sebaliknya endorser yang tidak kredibel akan menurunkan tingkat penerimaan pesan (Kusudyarsana, 2004). Perusahaan
harus sangat berhati-hati dalam melakukan pemilihan
endorser (Belch dan Belch, 2001:172).
Celebrity Endorse adalah iklan yang menggunakan orang atau tokoh terkenal (public figure) dalam mendukung suatu iklan (Shimp dalam Sahrial & Anikasari, 2003:468).
1) Jenis-jenis Celebrity Endorse
Shimp (2003: 460) membagi endorser ke dalam dua tipe, yaitu:
(41)
a) Celebrity endorser
Celebrity endorser adalah pendukung iklan yang menggunakan orang terkenal.
b) Typical person-endorser
Typical person-endorser adalah penggunaan orang-orang biasa yang tidak terkenal dalam iklan. Typical-person endorser biasanya digunakan sebagai bentuk promosi testimonial untuk meraih kepercayaan konsumen.
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sikap dan Perilaku Konsumen
Temporal & Lee (2001: 39) menguraikan bahwa sikap dan
perilaku konsumen dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu :
1) Source credibility
Menggambarkan persepsi konsumen terhadap keahlian,
pengetahuan dan pengalaman yang relevan yang dimiliki
oleh seorang endorser mengenai merek produk yang diiklankan serta kepercayaan konsumen terhadap endorser
(42)
Kredibilitas memiliki dua sifat penting, yaitu:
a) Expertise
Expertise merupakan pengetahuan, keahlian dan pengalaman yang dimiliki endorser berkaitan dengan produk yang diiklankan.
b) Trustworthiness
Trustworthiness mengacu kepada kejujuran, integritas, dapat dipercayai dari seorang endorser.
2) Source Attractiveness (daya tarik endorser)
Endorser dengan tampilan fisik yang baik dan/ atau karakter non-fisik yang menarik dapat menunjang iklan
dan dapat menimbulkan minat audiens untuk menyimak
iklan. Daya tarik endorser mencakup: a) Similarity
Similarity merupakan persepsi khalayak berkenaan dengan kesamaan yang dimiliki dengan endorser, kemiripan ini dapat berupa karakteristik demografis,
gaya hidup, kepribadian, masalah yang dihadapi
sebagaimana yang ditampilkan dalam iklan, dan
(43)
b) Familiarity
Familiarity adalah pengenalan terhadap nara sumber melalui exposure. Sebagai contoh, Penggunaan celebrity endorse dinilai berdasarkan tingkat keseringan tampil di publik.
c) Likability
Likability adalah kesukaaan audiens terhadap nara sumber karena penampilan fisik yang menarik, perilaku
yang baik, atau karakter personal lainnya.
3) Source Power
Source power adalah kharisma yang dipancarkan oleh nara sumber sehingga dapat mempengaruhi pemikiran, sikap,
atau tingkah laku konsumen karena pernyataan atau pesan
endorser tersebut.
c. Indikator-indikator Celebrity Endorse
Menurut Temporal & Lee (2001: 39), atribut celebrity endorse terdiri dari tiga , yaitu :
1) Kepribadian selebritis
(44)
2) Ternama
Selebritis yang digunakan ternama atau terkenal di
masyarakat.
3) Berkharisma
Selebritis yang digunakan memiliki kharisma yang kuat,
sehingga masyarakat tertarik.
3. Daya Tarik Iklan a. Pengertian Periklanan
Periklanan adalah komunikasi komersil dan non personal
tentang sebuah organisasi dan produk-produknya yang
ditransmisikan ke suatu khalayak target melalui media
bersifat massal seperti televisi, radio, koran, majalah, direct mail (pengeposan langsung), reklame ruang luar, atau kendaraan umum (Monle Lee & Carla Johnson, 2004:3).
Iklan adalah segala bentuk presentasi non-pribadi dan
promosi gagasan, barang, atau jasa oleh sponsor tertentu yang
harus dibayar (Kotler, 2005:277). Menurut Suhendang
(2005:13) periklanan adalah suatu proses komunikasi massa
yang melibatkan sponsor tertentu, yakni si pemasang iklan
(pengiklan), yang membayar jasa sebuah media massa atas
(45)
Berbagai tujuan periklanan menurut Kotler dan Armstrong
(2001:155)
1) Memberi Informasi
a) Menginformasikan pasar tentang produk baru.
b) Mengemukakan kegunaan baru sebuah produk.
c) Menginformasikan perubahan harga.
d) Menjelaskan cara kerja produk.
e) Menggambarkan jasa yang tersedia.
f) Memperbaiki kesan yang salah.
g) Mengurangi keraguan pembeli.
h) Membangun citra perusahaan.
2) Membujuk
a) Membangun preferensi merek.
b) Mendorong agar beralih ke merek anda.
c) Mengubah persepsi pembeli tentang atribut
produk.
d) Membujuk pembeli agar membeli sekarang.
e) Membujuk pembeli untuk menerima kunjungan
3) Mengingatkan
a) Mengingatkan pelanggan bahwa produk bisa saja
(46)
b) Mengingatkan pelanggan dimana harus membeli
produk.
c) Agar produk dapat diingat pelanggan walaupun
penjualan sedang sepi.
d) Menjaga agar kesadaran akan produk tetap
menjadi hal utama.
Pesan-pesan yang akan disampaikan dapat disajikan
dalam gaya penyampaian yang berbeda-beda yaitu dengan
menampilkan potongan kehidupan, gaya hidup, fantasi, mood
(suasana hati) atau citra, musikal, simbol kepribadian,
keahlian teknik, bukti ilmiah, dan bukti kesaksian. Iklan yang
menarik adalah iklan yang mempunyai daya tarik, yaitu
memiliki kemampuan untuk menarik pasar sasaran. Iklan
yang efektif akan menyebabkan merek dipandang lebih
elegan, lebih bergaya, dan lebih prestisius (Suyanto,
2005:62).
4. Brand Awareness (Kesadaran Merek)
a. Pengertian Brand Awareness (Kesadaran Merek)
Pemberian merek terhadap suatu produk
(47)
dihasilkan, merek sebagai diferensiasi/pembeda dengan
produk yang dihasilkan pesaing, dan merek sebagai sarana
komunikasi dengan pelanggan atau konsumennya. Merek
bermanfaat bagi produsen dan konsumen.
Bagi produsen merek berperan penting sebagai (Koller :
2003) :
1. Sarana identifikasi untuk memudahkan proses
penanganan atau proses pelacakan produk bagi
perusahaan, terutama bagi pengorganisasian sediaan dan
pencatatan akuntansi.
2. Bentuk proteksi hukum terhadap fitur atau aspek produk
yang unik.
3. Signal tingkat kualitas bagi para pelanggan yang puas,
sehingga mereka bisa dengan mudah memilih dan
membelinya lagi di lain waktu.
4. Sarana menciptakan asosiasi dan makna unik yang
membedakan produk dari para pesaing.
5. Sumber keunggulan kompetitif, terutama melalui
perlindungan hukum, loyalitas pelanggan, dan citra unik
yang terbentuk dalam benak konsumen.
6. Sumber financial returns, terutama menyangkut pendapatan masa depan.
(48)
Brand awareness didefinisikan sebagai kemampuan
yang dimiliki konsumen untuk mengasosiasikan suatu merek
dengan kategori produknya (Aaker, 1991). Brand
awareness yaitu kesanggupan seorang calon pembeli mengenali atau mengingat kembali suatu merek yang
merupakan bagian dari kategori produk tertentu
(Puspitasari, 2009).
Brand Awareness atau kesadaran merek merupakan langkah awal untuk membangun sebuah merek produk.
Aspek paling penting dari brand awareness adalah bentuk informasi dalam ingatan di tempat yang pertama. Sebuah
titik ingatan brand awareness adalah penting sebelum
brand association dapat dibentuk. Ketika konsumen memiliki waktu yang sedikit untuk melakukan konsumsi,
kedekatan dengan nama merek akan cukup untuk
menentukan pembelian (Pitta & Katsanis,1995).
Brand awareness (kesadaran merek) menggambarkan keberadaan brand dalam benak konsumen, yang dapat menjadi penentu dalam beberapa
kategori (Durianto dkk., 2004:6). Brand yang kuat dicerminkan oleh brand awareness yang tinggi dan asosiasi merek (brand association) yang kuat dan positif
(49)
(Simamora, 2003:36). Brand awareness memiliki beberapa tingkatan yang bisa digambarkan dalam
Piramida brand awareness. Gambar II. 1
Piramida Awareness
Sumber : David A. Aker (1997)
1. Brand Unaware (tidak menyadari merek) adalah tingkat paling rendah dalam piramida brand awareness dimana konsumen tidak menyadari adanya suatu merek.
2. Brand Recognition (pengenalan merek) adalah tingkat minimal brand awareness, dimana pengenalan suatu merek muncul lagi setelah
(50)
dilakukan pengingatan kembali lewat bantuan
(aided recall).
3. Brand Recall (pengingatan kembali merek) adalah pengingatan kembali merek tanpa
bantuan apapun (unaided recall).
4. Top of Mind (puncak pikiran) adalah merek yang disebutkan pertama kali oleh konsumen atau
yang pertama kali muncul dalam benak
konsumen, atau merek tersebut merupakan
merek utama dari berbagai merek yang ada
dalam benak seorang konsumen.
Brand awareness mempunyai pengaruh terhadap pilihan konsumen. Hal itu berpengaruh
dalam keputusan konsumen untuk membeli suatu
produk (Keller, 1998). Penelitian yang dilakukan oleh
Hoyer & Brown (1990) menyebutkan bahwa brand awareness adalah taktik pilihan yang paling umum diantara konsumen yang belum berpengalaman dalam
membuat keputusan untuk mengkonsumsi suatu
produk. Konsumen yang sadar akan keberadaan suatu
(51)
yang terkenal meskipun pilihannya itu memiliki
kualitas yang lebih rendah daripada merek lain yang
juga belum diketahuinya. Brand awareness
merupakan tujuan umum komunikasi pemasaran
untuk semua strategi promosi (Peter dan Olson, 2000:
190). Adanya brand awareness yang tinggi diharapkan kapanpun konsumen membutuhkan suatu
produk, brand dari produk tersebut akan dimunculkan kembali dari ingatan yang selanjutnya dijadikan
pertimbangan konsumen dalam pengambilan
keputusan. Brand awareness menunjukkan pengetahuan konsumen terhadap eksistensi suatu
brand.
Peter dan Olson (2000 : 190) menyatakan
tingkat brand awareness dapat diukur dengan meminta konsumen menyebutkan nama brand yang mana yang dianggap akrab oleh konsumen. Apakah
pengingatan ulang atau brand awareness sudah mulai memadai tergantung pada dimana dan kapan suatu
(52)
b. Indikator–indikator Brand Awareness
Indikator – indikator brand awareness menurut Rossiterdan Percy (1997), yaitu :
1. Mudah diingat
Brand suatu produk tertanam dalam benak konsumen tentang / kemampuan mengingat merek
dalam level top of mind.
2. Terkenal
Brand suatu produk mudah dikenali (merek mudah dikenali jenis dan tipenya).
3. Ingat merek
Konsumen mampu dalam mengingat kembali
merek.
c. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Brand
Awareness
Menurut Mudiantono (2012), dalam
penelitiannya menyimpulkan bahwa celebrity endorse
dan daya tarik iklan berpengaruh positif terhadap
brand awareness. Peneliti mengatakan bahwa pemilihan dan penyeleksian celebrity endorse yang tepat yang memiliki kredibilitas dapat meningkatkan
(53)
brand awareness. Peneliti juga mengatakan bahwa dengan membuat iklan yang unik berbeda dari yang
lain, sehingga para pemirsanya lebih memperhatikan
dan menjadi diingat dalam benaknya. Iklan yang
memiliki daya tarik tersendiri bagi konsumen, ketika
teringat suatu kategori produk tertentu maka brand
tersebut akan lebih mudah dimunculkan kembali dari
benak konsumen.
5. Brand Attitude
a. Pengertian Brand Attitude
Brand attitude (sikap terhadap merek) merupakan perilaku konsumen dalam menanggapi atau sikapnya pada
suatu merek tertentu. Sikap (afeksi) yaitu emosi dan
perasaan seperti pernyataan sangat menyenangkan/sangat
tidak menyenangkan, sangat menarik atau sangat tidak
menarik, sangat berkesan atau sangat tidak berkesan, dan
bagus atau jelek. Rossiter dan Percy (dalam Ferrinadewi,
2008:160) berpendapat bahwa brand attitude merupakan evaluasi konsumen secara menyeluruh terhadap merek, dan
membentuk dasar yang digunakan konsumen dalam
(54)
konsumen adalah persepsi konsumen tentang kemampuan
merek untuk memenuhi kebutuhan konsumen.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa brand attitude adalah reaksi konsumen terhadap suatu merek, apakah konsumen tersebut menyukai atau tidak menyukai
merek tertentu.
b. Indikator-indikator Brand Attitude
1. Tertarik
Konsumen tertarik untuk menggunakan brand tersebut. 2. Kepercayaan
Konsumen percaya terhadap brand tersebut. 3. Sikap positif
Konsumen ingin menggunakan kembali brand tersebut.
c. Faktor yang mempengaruhi Brand Attitude
Rossiter dan Percy (1987) meyatakan bahwa brand awareness mempengaruhi brand attitude. Brand awareness
memampukan konsumen untuk mengidentifikasi (mengenal
(55)
melakukan pembelian (brand attitude). Brand awareness
mempunyai pengaruh terhadap pilihan konsumen akan suatu
merek. Hal itu berpengaruh dalam keputusan konsumen
untuk membeli suatu produk (Keller, 1993). Hoyer dan
Brown (1990) juga menyebutkan bahwa brand awareness
adalah taktik pilihan yang paling umum diantara konsumen
yang belum berpengalaman dalam membuat keputusan
untuk mengkonsumsi suatu produk. Konsumen yang sadar
akan keberadaan suatu produk tertentu sebagai pilihannya
mencoba untuk memilih merek yang terkenal meskipun
pilihannya itu memiliki kualitas yang lebih rendah daripada
merek lain yang belum diketahuinya.
B. Penelitian Terdahulu
Ada beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan
celebrity endorse, daya tarik iklan, brand awareness, dan brand attitude :
1. Skripsi dengan judul “Analisis Pengaruh Kemenarikan Pesan Iklan dan Kredibilitas Celebrity Endorse Terhadap Brand Awareness untuk Meningkatkan Brand Attitude Pasta Gigi Merek
(56)
Universitas Diponegoro Semarang)” oleh Hafiedz Elyasa. Tujuan
skripsi ini adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh daya
tarik penyampaian pesan iklan dan penggunaan celebrity endorse
pada iklan dengan brand awareness, serta untuk mengetahui apakah ada pengaruh brand awareness terhadap brand attitude. Populasi yang diteliti adalah mahasiswa S1 Universitas
Diponegoro Semarang yang mengetahui iklan pasta gigi merek
Pepsodent dengan sampel sebanyak 108 orang. Teknik
pengambilan sampel dilakukan dengan cara Accidental Sampling. Alat analisis penelitian ini menggunakan regresi linier berganda,
uji asumsi klasik, uji t dan uji F. Kesimpulan dari penelitian ini
adalah variabel kemenarikan pesan iklan dan kredibilitas celebrity endorser dapat mempengaruhi brand awareness untuk dapat meningkatkan brand attitude pasta gigi Pepsodent. Kesimpulan dari penelitian ini adalah kemenarikan pesan iklan dan kredibilitas
celebrity endorse memiliki pengaruh positif terhadap brand awareness pasta gigi Pepsodent, dan brand awareness memiliki pengaruh positif terhadap brand attitude. Keterbatasan penelitian ini adalah jumlah responden yang diteliti hanya 108 orang dan
Variabel-variabel yang diteliti hanya terdiri atas tiga variabel
(Kemenarikan pesan iklan, kredibilitas celebrity endorser, serta
(57)
keterbatasan waktu dan responden serta karena ketiga variabel
tersebut dianggap dapat menjelaskan variabel yang mempengaruhi
brand attitude.
2. Skripsi dengan judul ”Analisis Pengaruh Kredibiltas Celebrity Endorse dan Daya Tarik Iklan Terhadap Brand Awareness dan Dampaknya Terhadap Brand Attitude Sabun Mandi Padat
Lifebuoy Di Semarang” Oleh Kharis Mugiono, tujuan penelitian
ini untuk menganalisis pengaruh kredibilitas celebrity endorser
dan daya tarik iklan terhadap brand awareness dan dampaknya terhadap brand attitude pada sabun mandi padat Lifebuoy di Semarang. Sampel yang digunakan sebanyak 120 orang. Teknik
pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Alat analisis menggunakan regresi linier berganda, uji t, uji F, dan
Koefisien determinasi. Kesimpulan dari penelitian ini adalah
kredibilitas celebrity endorser dan daya tarik iklan berpengaruh positif terhadap brand awareness dan berimplikasi terhadap brand attitude sabun mandi padat Lifebuoy.
C. Hipotesis
Kerangka konseptual dalam penelitian ini seperti terlihat
(58)
Gambar III.1 Kerangka konseptual
H1
H3
H2
Hipotesis adalah suatu perumusan sementara mengenai suatu
hal yang dibuat untuk menjelaskan hal itu dan juga dapat menuntun
atau mengarahkan penyelidikan selanjutnya (Umar, 2000:168).
Penerimaan atau penolakan suatu hipotesis tergantung dari hasil
penelitian.
Berdasarkan variabel-variabel yang akan diteliti, maka
hipotesis yang akan diajukan dalam penelitian ini adalah :
Brand Awareness
Brand Attitude Celebrity
Endorse
Daya Tarik Iklan
(59)
1. Hubungan Celebrity Endorse dengan Brand Awareness
Dalam membangun merek (brand awareness), langkah pertama yang harus dilakukan perusahaan adalah merek tersebut
harus dikenalkan terlebih dahulu kepada konsumen, sehingga
konsumen dapat mengetahui keberadaan merek tersebut,
mengenal merek tersebut dengan baik, dan akhirnya merek
tersebut dapat melekat kuat dibenak konsumen (Ridwansyah,
2002). Salah satu cara suatu merek dapat dikenal lebih cepat
adalah dengan penggunaan endorser yang kredibel dalam iklan. Penggunaan nara sumber (source) sebagai figur penarik perhatian dalam iklan merupakan salah satu cara kreatif untuk
menyampaikan pesan. Pesan yang disampaikan oleh nara sumber
yang menarik akan lebih mudah dan menarik perhatian konsumen
(Kotler dan Keller, 2006). Dan apabila selebriti dapat dipercaya
oleh audiens maka pesan iklan sangat mungkin untuk dipercaya
(Schifman dan Kanuk, 2004).
: Celebrity Endorse berpengaruh positif terhadap Brand Awareness.
2. Hubungan Daya Tarik Iklan dengan Brand Awareness
Iklan haruslah memiliki daya tarik agar konsumen dapat
(60)
dengan memperhatikan media iklan, endorser dan pesan iklan, sehingga iklan tersebut efektif untuk membuat konsumen
menyadari keberadaan suatu brand (Intan Puspita, 2009). Ini berarti bahwa periklanan secara positif akan mempengaruhi
kesadaran merek oleh konsumen sehingga merek tersimpan dalam
ingatannya
: Daya tarik iklan berpengaruh positif terhadap Brand Awareness
3. Hubungan Brand Awareness dengan Brand Attitude
Setelah konsumen mengetahui eksistensi sebuah brand
melalui celebrity endorse maupun daya tarik iklan, konsumen berada ditahap evaluasi untuk mengambil keputusan menyukai
atau tidak, hingga membeli atau tidak. Jika konsumen telah
mengetahui bahwa suatu brand ada, maka konsumen menentukan untuk akan menyukai atau tidak menyukai brand tersebut.
: Brand Awareness berpengaruh positif terhadap Brand Attitude
(61)
41 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah survei. Survei
hampir sama dengan kegiatan pengamatan, tetapi diikuti
dengan pengajuan pertanyaan dari peneliti kepada subyek
penelitian. Hal ini dapat dilakukan dengan daftar pertanyaan
yang harus diisi oleh subyek penelitian dan dikirim kembali
kepada peneliti (Murti Sumarni dan Salamah Wahyuni, 2006:
50).
Survei akan dilakukan di Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta berlokasi di Jalan
Affandi (Gejayan) Mrican Sleman Yogyakarta. Oleh karena
itu pengambilan kesimpulan yang diperoleh dari penelitian
(62)
B. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah orang yang akan menjadi
responden yang akan diberi pertanyaan dan akan menjadi
informasi bagi penulis. Subyek yang akan diteliti dalam
penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang membeli dan
menggunakan serta pernah melihat iklan produk pembersih
muka Garnier Men.
2. Objek Penelitian
Objek penelitian adalah variabel-variabel yang akan
diteliti oleh penulis. Objek yang digunakan dalam penelitian
ini adalah Celebrity Endorse, Daya Tarik Iklan, Brand Awareness, dan Brand Attitude.
(63)
C. Waktu dan Lokasi Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di Fakultas Ekonomi Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta yang terletak di Jalan Affandi
(Gejayan) Mrican Sleman Yogyakarta.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan bulan Juni sampai Juli 2015
D. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau
nilai dari orang atau objek yang mempunyai variasi antara satu
dengan yang lainnya dalam kelompok itu (Sugiono, 2000).
Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah :
1. Variable Bebas (Indepedent Variable)
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi
atau yang menjadi sebab timbulnya variabel terikat
(dependent variable). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah celebrity endorse, dan Daya Tarik Iklan.
(64)
2. Variabel Terikat (Dependent Variable)
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau
yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Dalam
penelitian ini variabel terikat adalah Brand Attitude. Disebut variabel terikat karena variabel ini dipengaruhi
oleh variabel bebas/independent variable.
1. Definisi Variabel
a. Celebrity Endorse
Celebrity endorse adalah orang atau tokoh terkenal (public figure) yang digunakan untuk mendukung suatu iklan. Indikator celebrity endorse
adalah kepribadian selebriti, ternama, dan berkarisma.
b. Daya Tarik Iklan
Daya tarik iklan adalah sebuah kemampuan
iklan untuk menarik pasar (audience) sasaran yang dituju oleh iklan tersebut serta dapat membujuk dan
(65)
2008). Indikator daya tarik iklan adalah menarik,
kreatif dan kesan positif.
c. Brand Awareness
Brand awareness adalah kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali atau mengingat
kembali bahwa suatu merek merupakan bagian dari
kategori produk tertentu. Indikator brand awareness
adalah mudah diingat, terkenal, dan ingat merek.
d. Brand Attitude
Brand attitude adalah evaluasi konsumen secara menyeluruh terhadap merek, dan membentuk
dasar yang digunakan konsumen dalam keputusan dan
perilakunya. Indikator brand attitude adalah tertarik, percaya, dan sikap positif.
3. Pengukuran Variabel
Pengukuran variabel dalam penelitian ini
menggunakan skala rating, yaitu Skala Likert. Skala
Likert digunakan untuk mengukur kesetujuan dan ketidaksetujuan seseorang terhadap sesuatu objek. Setiap
(66)
pilihan jawaban responden diberi skor nilai atau bobot
yang disusun secara bertingkat berdasarkan skala Likert,
yang jenjangnya tersusun atas:
o Sangat setuju = 5
o Setuju = 4
o Netral = 3
o Kurang setuju = 2
o Sangat tidak setuju = 1
Dapat diketahui bobot nilai tertinggi adalah 5 dan
bobot nilai terendah 1. Jumlah kelas 5 sehingga
interval dapat dihitung sebagai berikut:
Interval = Nilai maksimum – Nilai minimum Kelas interval
Interval = 5 -1 = 0,8 5
Dengan rentang skala 0,8 maka skor
(67)
a. Sangat Rendah apabila skor variabel 1,00 s/d
1,79 yang menunjukkan celebrity endorse, daya tarik iklan, brand awareness dan brand attitude sangat rendah.
b. Rendah apabila skor variabel 1,80 s/d 2,59
yang menunjukkan celebrity endorse, daya tarik iklan, brand awareness dan brand attitude
rendah.
c. Cukup apabila skor variabel 2,60 s/d 3,39 yang
menunjukkan celebrity endorse, daya tarik iklan, brand awareness dan brand attitude
cukup.
d. Tinggi apabila skor variabel 3,40 s/d 4,19 yang
menunjukkan celebrity endorse, daya tarik iklan, brand awareness dan brand attitude
tinggi.
e. Sangat Tinggi apabila skor variabel 4,20 s/d
5,00 yang menunjukkan celebrity endorse, daya tarik iklan, brand awareness dan brand attitude sangat tinggi.
(68)
E. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah melekatkan arti pada suatu
variabel dengan cara menetapkan kegiatan atau tindakan yang
perlu untuk mengukur variabel itu. Pengertian operasional
variabel ini kemudian diuraikan menjadi indikator empiris yang
meliputi :
1. Celebrity endorse
Definisi operasional variabel :
Celebrity endorse adalah orang atau tokoh terkenal (public figure) yang digunakan untuk mendukung suatu iklan. Indikator – indikator :
a) Kepribadian selebritis : selebritis yang digunakan
memiliki kepribadian yang baik.
b) Ternama : Selebritis yang digunakan ternama atau
terkenal di masyarakat.
c) Berkharisma : Selebritis yang digunakan memiliki
kharisma yang kuat, sehingga masyarakat tertarik.
2. Daya Tarik Iklan
Daya tarik iklan adalah sebuah kemampuan iklan untuk
(69)
tersebut serta dapat membujuk dan mengajak orang untuk
melihat iklan tersebut. Indikator daya tarik iklan adalah
menarik, kreatif dan kesan positif
Indikator – indikator :
a) Menarik : Iklan menampilkan sesuatu yang beda dan
unik sehingga dapat menarik konsumen.
b) Kreatif : Iklan menampilkan ide yang orisinal, memiliki
nilai artistik, dan estetika, serta mampu memenangkan
penghargaan.
c) Kesan positif : Iklan memiliki kesan positif dimata
konsumen.
3. Brand awareness
Brand awareness merupakan tujuan umum komunikasi pemasaran, adanya brandawareness yang tinggi diharapkan kapanpun kebutuhan kategori muncul, brand tersebut akan dimunculkan kembali dari ingatan yang selanjutnya
dijadikan pertimbangan berbagai alternatif dalam
(70)
Indikator – indikator :
a) Mudah diingat (Tertanam dalam benak konsumen
tentang brand suatu produk).
b) Terkenal (Mudah dikenali jenis dan tipenya).
c) Ingat merek (Merek mudah diingat)
4. Brand attitude
Brand attitude adalah kecenderungan yang dipelajari oleh konsumen untuk mengevaluasi merek dengan cara
mendukung (positif) atau tidak mendukung (negatif) secara
konsisten. Evaluasi konsumen terhadap merek tertentu ini
dimulai dari sangat jelek sampai sangat bagus.
Indikator – indikator :
a) Tertarik : Tertarik untuk menggunakan merek
tersebut.
b) Kepercayaan : Percaya terhadap merek tersebut .
c) Sikap positif : Konsumen ingin menggunakan
(71)
F. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Sugiyono (2009:115) mengemukakan bahwa populasi
adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau
subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari
dan kemudian ditarik kesimpulan. Dalam penelitian ini,
populasi yang akan diteliti adalah seluruh mahasiswa
Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
yang membeli dan menggunakan serta pernah melihat
iklan produk pembersih muka merek Garnier Men.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang diharapkan
mampu mewakili populasi dalam penelitian. Dalam penelitian ini jumlah sampel yang diambil dihitung
dengan rumus sampel Wibisono. Hal ini didasarkan pada
pertimbangan bahwa jumlah populasi relatif besar dan
tidak dapat teridentifikasi dengan pasti, sehingga tidak
mungkin seluruh elemen diteliti karena adanya
(72)
manusia. Adapun rumus sampel Wibisono (Riduan,
2004:66) sebagai berikut:
= (96,04 = 100 sampel)
Dimana :
n = jumlah sampel
σ = Standar deviasi populasi (pendugaan sampel dengan perwakilan 0.5 x 0.5 = 0.25
Zα/2 = nilai z adalah tingkat kepercayaan 95% yaitu sebesar 1,96
e = tingkat kesalahan 5 %
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, maka dapat
diketahui jumlah sampel adalah sebesar 96,04. Maka jumlah
responden dibulatkan menjadi 100 orang. Jadi responden yang
(73)
G. Teknik Pengambilan Sampel
Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling
yang merupakan salah satu metode dari non probability sampling. Purposive sampling dilakukan dengan mengambil orang – orang yang terpilih menurut ciri – ciri khusus yang dimiliki oleh sampel itu.
Dalam teknik ini sampel dipilih dengan cermat sehingga
relevan dengan rancangan penelitian. Sampel dipilih menurut
pertimbangan – pertimbangan tertentu dari peneliti. Sampel dari penelitian ini adalah mahasiswa (laki-laki) Fakultas
Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang
membeli dan menggunakan serta pernah melihat iklan produk
pembersih muka merek Garnier Men.
H. Sumber Data
Penelitian ini menggunakan data yang dikumpulkan dari
sumber berikut :
1. Data primer, adalah data yang diperoleh dari
(74)
perseorangan. Data ini dikumpulkan secara
langsung dari lapangan, yang diperoleh dengan
cara melakukan pengamatan, survei serta
wawancara atau memberi daftar pertanyaan
mengenai celebrity endorse, daya tarik iklan, brand awareness dan brand attitude.
2. Data sekunder, adalah data primer yang telah
diolah lebih lanjut dan disajikan, baik oleh pihak
pengumpul data primer atau pihak lain (Umar,
1999).
I. Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner adalah teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi
seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
(75)
J. Teknik Pengujian Instrumen
1. Uji Validitas
Uji validitas ini dimaksudkan untuk menguji seberapa
baik instrumen penelitian mengukur konsep yang
seharusnya diukur. Menurut Sugiyono (2003:109) uji
validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya
suatu kuesioner. Validitas yang diukur dalam penelitian ini
adalah validitas konstruksi yaitu kerangka dari suatu
konsep. Pengukuran dikatakan valid jika mengukur
tujuannya dengan nyata atau benar (Jogiyanto, 2004). Uji
validitas menggunakan teknik korelasi pearson produck moment yang dirumuskan sebagai berikut (Sanusi, 2011 : 77) :
Dimana :
rxy = koefisien korelasi
(76)
Y = skor total butir
N = jumlah sampel (responden)
Dalam menentukan apakah instrumen tersebut valid
atau tidak, digunakan ketentuan sebagai berikut :
a. Jika nilai rhitung ≥ rtabel dengan taraf signifikansi 5%
dan derajat bebas (df) = n-2, maka pertanyaan atau
pernyataan tersebut dinyatakan valid.
b. Jika nilai rhitung < rtabel dengan taraf signifikansi 5% dan
derajat bebas (df) = n-2, maka pertanyaan atau
pernyataan tersebut dinyatakan tidak valid.
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui sejauh
mana hasil pengukuran tetap konsisten, jika dilakukan
pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala dengan
gejala yang sama dengan menggunakan alat ukur yang
sama. Alat pengukur dikatakan reliabel jika jawabannya
(77)
Dalam menguji reliabilitas peneliti menggunakan rumus
Cronbach,s Alpha (Sujarweni dan Endrayanto, 2012 : 186) sebagai berikut :
r11 =
22 1 1 t b k k Dimana:
r11 = reliabilitas instrumen
k = banyakmya butir pertanyaan atau banyaknya soal
2b
= jumlah varian butir
2 b
= varian total
Jadi, untuk menyatakan suatu instrumen reliable
atau tidak, digunakan ketentuan :
a. Jika nilai Cronbach,s Alpha (r11) ≥ 0,60 maka
item variabel dinyatakan reliable.
b. Jika nilai Cronbach,s Alpha (r11) < 0,60 maka
(78)
K. Teknik Analisis Data 1. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik harus dilakukan untuk menguji
layak tidaknya model analisis regresi yang digunakan
dalam penelitian.Uji ini meliputi:
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah
dalam model regresi, variabel pengganggu atau
residual memiliki distribusi normal. Persamaan
regresi dikatakan baik jika mempunyai data variabel
bebas dan data variabel terikat berdistribusi
mendekati normal atau normal sama sekali. Pedoman
yang diinginkan untuk mengetahui normalitas data
adalah apabila nilai signifikansi dari uji Kolmogrov
Smirnov (Asymp.sig) > 0,05 maka sebaran data
mengikuti distribusi normal, sedangkan apabila
signifikansi (Asymp.sig) < 0,05 maka sebaran data
tidak mengikuti distribusi normal. Distribusi normal
juga akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan
ploting data akan dibandingkan dengan garis
(79)
garis yang menghubungkan data sesungguhnya akan
mengikuti garis diagonalnya. Deteksi normalitas
dapat juga dilakukan dengan melihat penyebaran
data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik. Dasar
pengambilan keputusan lain dari uji normalitas
adalah:
1. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan
mengikuti arah garis diagonal, maka model
regresi memenuhi asumsi normalitas.
2. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan
tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model
regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
b. Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui
apakah model regresi ditemukan adanya korelasi
antara variabel bebas (independen). Model regresi
yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara
variabel independen. Jika variabel independen saling
berkorelasi, maka variabel ini tidak ortogonal.
Variabel ortogonal adalah variabel independen yang
(80)
sama dengan nol. Pedoman yang digunakan untuk
mengetahui tidak terjadinya masalah
multikolinearitas adalah apabila nilai VIF ( Variance Inflation Factor ) kurang dari 10 dan mempunyai nilai tolerance lebih dari 0,1.
c. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji
apakah dalam uji regresi terjadi ketidaksamaan
varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan
lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lain tetap, maka disebut
homoskedastisitas dan jika varian berbeda disebut
heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah
terjadi homokedastisitas atau tidak terjadi
heteroskedastisitas. Cara mengetahui ada tidaknya
heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik
scatterplot antara nilai prediksi variabel terikat yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada
tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan
me lihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik
(81)
sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu
X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya). Dasar analisisnya adalah :
1.Apabila terdapat pola tertentu, seperti titik-titik yang
ada membentuk pola tertentu (bergelombang,
melebar kemudian menyempit), maka
mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
2.Apabila tidak terdapat pola yang jelas, serta titik-titik
menyebar di atas dan di bawah angka nol pada
sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
2. Analisis Regresi
Metode analisis data yang dipakai dalam penelitian ini
adalah metode analisa kuantitatif, dimana untuk
mencapai tujuan pertama yaitu menganalisis pengaruh
celebrity endorse dan daya tarik iklan terhadap brand awareness dengan menggunakan anaalisis regresi berganda. Dalam analisis regresi, selain mengukur
kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih, juga
menunjukan arah hubungan antara variabel dependen
(82)
penelitian ini menggunakan alat bantu SPSS for windows
version 16.0 untuk mempermudah proses pengolahan
data-data penelitian dari program tersebut akan
didapatkan output berupa hasil pengolahan data tersebut
diinterpretasikan akan dilakukan analisis terhadapnya.
Setelah dilakukan analisis barulah kemudian diambil
sebuah kesimpulan sebagai sebuah hasil dari penelitian.
Persamaan regresi linear berganda dirumuskan
sebagai berikut (Anwar Sanusi, 2011 : 135) :
Y1 = a + b1X1+ b2X2+e ( persamaan 1)
Dimana :
Y1 = Variabel dependen (brand awareness)
a = Konstanta
X1 = Variabel independen (celebrity endorse)
X2 = Variabel independen (daya tarik iklan)
e = Error (variabel penganggu)
Setelah mencapai tujuan pertama, yaitu menganalisis
(83)
brand awareness, maka selanjutnya penulis akan meneliti pengaruh brand awreness terhadap brand attitude. Model penelitian ini dapat dijelaskan dengan model linier sebagai berikut :
Y2 = a + bY1 (persamaan 2)
Dimana :
a = Konstanta
= Brand Awareness
= Variabel dependen (Brand Attitude)
3. Pengujian Hipotesis a. Uji t
Uji t adalah pengujian koefisien regresi
parsial individual yang digunakan untuk
mengetahui apakah variabel independen secara
individual mempengaruhi variabel dependen. Jika
angka probabilitas signifikansi lebih kecil dari
(1)
KOEFISIEN DETERMINASI
Persamaan pertama
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Change Statistics
R Square Change F Change df1 df2 Sig. F Change
1 .577a .333 .319 .610 .333 24.204 2 97 .000
a. Predictors: (Constant), DAYA TARIK IKLAN (X2), CELEBRITY ENDORSE (X1) b. Dependent Variable: BRAND AWARENESS (Y)
Persamaan kedua
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Change Statistics
R Square Change F Change df1 df2 Sig. F Change
1 .734a .539 .535 .499 .539 114.732 1 98 .000
a. Predictors: (Constant), BRAND AWARENESS (X) b. Dependent Variable: BRAND ATTITUDE (Y)
(2)
LAMPIRAN 7
(3)
REGRESI BERGANDA
Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N BRAND AWARENESS (Y) 3.85 .739 100 CELEBRITY ENDORSE (X1) 3.98 .611 100 DAYA TARIK IKLAN (X2) 3.89 .790 100
Correlations
BRAND AWARENESS
(Y)
CELEBRITY ENDORSE (X1)
DAYA TARIK IKLAN (X2) Pearson Correlation BRAND AWARENESS (Y) 1.000 .422 .520
CELEBRITY ENDORSE (X1) .422 1.000 .364 DAYA TARIK IKLAN (X2) .520 .364 1.000 Sig. (1-tailed) BRAND AWARENESS (Y) . .000 .000 CELEBRITY ENDORSE (X1) .000 . .000 DAYA TARIK IKLAN (X2) .000 .000 .
N BRAND AWARENESS (Y) 100 100 100
CELEBRITY ENDORSE (X1) 100 100 100 DAYA TARIK IKLAN (X2) 100 100 100
(4)
Variables Entered/Removedb
Model
Variables Entered
Variables
Removed Method 1 DAYA TARIK
IKLAN (X2), CELEBRITY ENDORSE (X1)a
. Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: BRAND AWARENESS (Y)
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 18.001 2 9.000 24.204 .000a
Residual 36.070 97 .372
Total 54.071 99
a. Predictors: (Constant), DAYA TARIK IKLAN (X2), CELEBRITY ENDORSE (X1) b. Dependent Variable: BRAND AWARENESS (Y)
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 1.025 .437 2.345 .021
CELEBRITY ENDORSE (X1) .325 .108 .269 3.017 .003 DAYA TARIK IKLAN (X2) .395 .083 .422 4.739 .000 a. Dependent Variable: BRAND AWARENESS (Y)
(5)
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N Predicted Value 2.14 4.62 3.85 .426 100 Residual -2.223 1.210 .000 .604 100 Std. Predicted Value -4.018 1.808 .000 1.000 100 Std. Residual -3.646 1.985 .000 .990 100 a. Dependent Variable: BRAND AWARENESS (Y)
(6)
REGRESI SEDERHANA
Variables Entered/Removedb
Model
Variables Entered
Variables
Removed Method 1 BRAND
AWARENESS (X)a
. Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: BRAND ATTITUDE (Y)
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 28.587 1 28.587 114.732 .000a
Residual 24.418 98 .249
Total 53.004 99
a. Predictors: (Constant), BRAND AWARENESS (X) b. Dependent Variable: BRAND ATTITUDE (Y)
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) .985 .266 3.698 .000
BRAND AWARENESS (X) .727 .068 .734 10.711 .000 a. Dependent Variable: BRAND ATTITUDE (Y)