100
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Penerapan model pembelajaran kooperatif metode jigsawdalam upaya
meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa pada materi koperasi pada siswa kelas IV SD Negeri Kalongan Depok tahun ajaran 20122013
ditempuh dengan menggunakan PTK dengan langkah: 1 siswa dibagi kedalam kelompok asal dan kelompok ahli. 2 siswa yang mendapatkan
materi yang sama berkumpul menjadi satu kelompok, yang disebut kelompok ahli. 3 saat siswa berkumpul dalam kelompok ahli, mereka
mendiskusikan tentang materi yang ia dapatkan. 4 setelah itu siswa kembali kedalam kelompok asal dan mensharingkan apa yang telah ia
dapat dari kelompok ahli. 5 kemudian perwakilan tiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi dari kelompok asal.
2. Penerapan model pembelajaran kooperatif metode jigsaw dapat
meningkatkan minat belajar siswa kelas IV SD Negeri Kalongan Depok tahun ajaran 20122013. Hal ini terbukti dari hasil pengamatan minat pada
kondisi awal dengan rata-rata 38,12 .Setelah dikenai mengalami tindakan pada siklus I, rata-rata minat siswa mengalami peningkatan menjadi 66,54.
Sedangkan setelah mengalami tindakan pada siklus II rata-rata minat siswa meningkat menjadi 75,96.
3. Prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS siswa kelas IV tahun ajaran
20122013 mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari data kondisi awal siswa pada tahun ajaran 20112012 66,37 dengan persentase siswa
yang mencapai KKM sebesar 44. Setelah dikenai tindakan pada siklus I nilai rata-rata siswa menjadi 75,95 denga persentase siswa yang mencapai
KKM 60. Sedangkan setelah dikenai tindakan pada siklus II nilai rata- rata siswa menjadi 83,05 dengan persentase siswa yang mencapai KKM
80.
B. Keterbatasan Penelitian
Penelitian yang dilakukan di kelas IV SD Negeri Kalongan Depok tahun ajaran 20122013 memiliki keterbatasan antara lain:
1. Dalam pelaksanaan proses pembelajaran, guru kurang menguasai langkah-
langkah model pembelajaran kooperatif metode jigsaw, sehingga ketika di dalam proses pembelajaran guru selalu bertanya dan dibantu oleh peneliti.
Hal ini mengakibatkan proses pembelajaran menjadi terhambat dikarenakan di dalam kelas menjadi ramai dan membuat siswa menjadi
kebingungan. 2.
Alokasi waktu yang tidak sesuai dengan perencanaan pembelajaran, sehingga membuat proses pembelajaran berjalan kurang maksimal.
3. Kurangnya persiapan yang matang dalam hal media pembelajaran pada
saat proses pembelajaran berlangsung. 4.
Teknik penghitungan yang digunakan penulis tidak menggunakan teknik korelasi point biserial. Dalam teknik penghitungan, penulis memakai
teknik korelasi product-moment, sehingga data yang diperoleh peneliti tidak dapat dikatakan dikotomi.
C. Saran