Penilaian prestasi belajar dinilai menggunakan tes dan non-tes. Penilaian tes digunkan untuk menilai prestasi belajar aspek kognitif,
sedangkan penilaian non-tes digunakan untuk menilai prestasi belajar aspek afektif dan psikomotorik. Penilaian aspek afektif dan
pikomotorik dinilai menggunakan produk yang dihasilkan oleh siswa. Penilaian aspek afektif dan psikomotorik dilakukan pada saat kegiatan
pembelajaran berlangsung baik siklus I dan siklus II.
F. Validitas dan Reliabilitas Instrumen
1. Validitas
Validitas adalah taraf sampai dimana suatu tes mampu mengukur apa yang seharusnya diukur. Suatu tes dikatakan valid
selain dilihat langsung dari keadaan dirinya juga dapat dilihat setelah memperbandingkan dengan suatu tes lain yang telah valid. Apabila
setelah diperbandingkan menujukkan kesesuaian mengenai hal atau apa yang mau diukur, dikatakan tes tersebut memiliki taraf validitas
tertentu Masidjo, 1995: 242. Instrumen dikatakn valid apabila instrumen tersebut dapat dengan tepat mengukur apa yang hendak
diukur Eko Putro, 2009: 128 Instrumen dikatakan valid apabila instrumen tersebut dapat
dengan tepat mengukur apa yang hendak diukur. Dengan kata lain validitas berkaitan
dengan “ketepatan” dengan alat ukur. Dengan instrumen yang valid akan menghasilkan data yang valid pula. Atau
dapat dikatakan bahwa jika data yang dihasilkan dari sebuah instrumen valid, maka instrumen itu juga valid. Selain itu mencari
validitas instrumen, perlu juga mencari validitas butir instrumen. Jika instrumen rendah maka perlu diketahui butir-butir instrumen yang
mana yang menyebabkan instrumen keseluruhan tersebut tidak baik. Suatu tes atau instrumen pengukur dapat dikatakan mempunyai
validitas yang tinggi apabila alat tersebut memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut. Validitas
tes terbagi dari tiga jenis, yaitu validitas isi, validitas konstruk, dan validitas kriteria.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan validitas konstruk dan validitas isi. Validitas konstruk diguakan untuk mengukur
seberapa jauh item-item tes mampu mengukur apa yang benar hendak diukur sesuai dengan konsep khusus atau definisi konseptual yang
telah ditetapkan. Sedangkan validitas isi adalah suatu tes untuk mengukur tingkat penguasaan terhadap isi suatu materi tertentu yang
seharusnya dikuasai sesuai dangan tujuan pengajaran. Validitas konstruk dapat ditempuh menggunakan expert judgment, sedangkan
validitas isi dapat ditempuh menggunakan empiris. Minat siswa menggunakan expert judgment, sedangkan prestasi belajar siswa
menggunakan empiris. Expert judgment dilakukan dengan cara menanyakan pada ahli,
sehingga dapat dipertanggungjawabkan kebenaran. Dalam hal ini peneliti mencoba untuk menanyakan pada dosen pembimbing dan
guru kelas. Peneliti membuat instrumen soal-soal yang telah dikonsultasikan pada dosen pembimbing, kepala sekolah, dan guru
kelas dan diujikan pada siswa. Kisi-kisi yang dibuat sebaiknya mengacu pada apa yang diukur pada penelitian ini.
Expert judgment digunakan untuk mengukur kelayakan instrumen dalam pemberian angket pengamatan minat, panduan
wawancara terhadap guru, panduan wawancara kepada sebagaian siswa, rubrik pengamatan sikap dan rubrik penilaian unjuk kerja
dalam kegiatan pembelajaran. a.
Validasi Perangkat Pembelajaran Perangkat pembelajaran yang peneliti buat dan divalidasi
melalui expert judgment yaitu: Silabus, RPP, LKS, dan Materi ajar. Perangkat pembelajaran yang peneliti buat, divalidasi oleh dosen
PGSD USD, Kepala sekolah, dan guru kelas IV dengan hasil sebagai berikut.
Tabel 3.9. Hasil Penghitungan Validasi Perangkat Pembelajaran
No Perangkat
Pembelajaran Ahli
Hasil Penilaian
Rata-rata
1. Silabus
Dosen PGSD 3,8
Kepala Sekolah SDN Kalongan 3,4
Guru kelas IV SDN Kalongan 3,4
Rata-rata 3,5
2. RPP
Dosen PGSD 3,8
Kepala Sekolah SDN Kalongan 3,9
Guru Kelas IV SDN Kalongan 2,9
Rata-rata 3,5
3. LKS
Dosen PGSD 4,2
Kepala Sekolah SDN Kalongan 4,0
Guru K elas IV SDN Kalongan 2,9
Rata-rata 3,7
4. Bahan Ajar
Dosen PGSD 3,8
Kepala Sekolah SDN Kalongan 4,2
Guru Kelas IV SDN Kalongan 3,0
Rata-rata 3,7
Tabel 3.10. Kriteria Validitas Perangkat Pembelajaran
4.2 – 5
Sangat Baik 3.4
– 4.1 Baik
2.6 - 3.3 Cukup
1.8 – 2.5
Tidak Baik 1
– 2.7 Sangat Tidak Baik
Dari perhitungan rata-rata validitas perangkat pemebelajaran silabus, RPP, LKS, dan bahan ajar, diperoleh rata-rata
keseluruhan 3,6. Dari rata-rata validitas, dapat disimpulkan bahwa bahwa perangkat pembelajaran yang peneliti buat termasuk dalam
kategoribaik, maka perangkat pembelajaran dapat digunakan untuk penelitian.
b. Validasi Instrumen Soal
Pada penelitian ini, validasi instrumen soal diujikan di lapangan. Peneliti membuat instrumen penelitian yang sebaik
mungkin dan dikonsutasikan kepada ahli, setelah diujikan kepada siswa. Taraf validitas yang ditempuh secara empiris dapat
dinyatakan dalam suatu koefisien yang disebut koefisien validitas r
xy
. Validitas yang ditempuh secara empiris digunakan untuk
mengukur instrumen soal tesulangan yang dibuat peneliti. Pada penelitian ini validasi instrumen soal, peneliti ujikan pada 27 siswa
kelas IV yang baru saja naik ke kelas V SD Negeri Kalongan, karena siswa telah mempelajari koperasi dan kesejahteraan rakyat.
Setelah diujikan di lapangan, kemudian dihitung dengan teknik korelasi Product-Moment dari Pearson. Perhitungan korelasi
product moment dilakukan dengan meggunakan program SPSS 20 for windows dari jumlah N 27 siswa dan menggunakan taraf
signifikan 5, maka diperoleh hasil perhitungan validitas soal tes siklus I terdapat 18 soal yang valid, dan terdapat 2 soal yang
peneliti revisi untuk digunakan sebagai soal evaluasi siklus I. Sedangkan pada siklus II terdapat 19 soal yang valid, dan terdapat
1 soal yang peneliti revisi untuk digunakan sebagai soal evaluasi siklus II. Hasil penghitungan validitas soal tesevaluasi dan tabel
nilai r Product Moment dari Pearson terlampir pada lampiran 7. 2.
Reliabilitas Reliabilitas adalah taraf sampai dimana suatu tes mampu
menunjukkan konsitensi hasil pengukurannya yang diperlihatkan dalam taraf ketetapan dan ketelitian Masidjo, 1995: 209. Suatu tes
yang reliabel akan menunjukkan ketepatan hasil dalam satu atau berbagai pengukuran. Artinya skor-skor dari berbagai pengukuran
tidak menunjukkan penyimpangan atau perbedaan. Oleh karena itu, taraf reliabilitas suatu tes dinyatakan dalam
suatu koefisien reliabilitas atau r
xy
. Koefisien reliabilitas suatu tes dinyatakan dalam suatu bilangan koefisien antara -1,00 sampai dengan
1,00. Untuk memberi arti terhadap koefisien reliabilitas yang diperoleh dipakai besar koefisien reliabilitas dalam t tabel atas dasar
taraf signifikan 1 dan 5 serta ancar-ancar besar koefisien Masidjo, 1995: 209;
Tabel 3.11. Koefisien Korelasi
Koefisien Korelasi Kualifikasi
0,91 - 1,00 Sangat tinggi
0,71 - 0,90 Tinggi
0,41 - 0,70 Cukup
0,21 - 0,40 Rendah
Negatif - 0,20
Sangat rendah
Metode penentuan yang digunakan untuk mengukur taraf reliabilitas pada penelitian ini adalah dengan menggunakan metode
belah dua split-half method. Metode belah dua merupakan metode yang efisien, karena dalam penentuan taraf reliabilitas suatu tes hanya
mempergunakan satu tes untuk satu kali pengukuran. Dengan metode belah dua ini satu tes dipakai dalam satu pengukuran pada sekelompok
siswa. Hasil dari suatu tes dibagi menjadi dua bagian, yakni bagian pertama berupa skor yang berasal dari item bernomor gasal,
sedangkan bagian kedua berupa skor yang berasal dari item bernomor genap.
Hasil dari metode belah dua tersebut yakni skor-skor yang berasal dari item bernomor gasal genap dan dikorelasikan dengan
menggunakan teknik korelasi product-moment dari Pearson Masidjo, 1995: 210.
√{ }{
}
Keterangan: x = Item soal bernomor gasal y = Item soal bernomor genap
N = Jumlah responden
Indeks korelasi yang diperoleh baru menunjukkan hubungan antara dua belah instrumen dan untuk memperoleh indeks reliabilitas
instrumen menggunakan rumus Spearman-Borwn Masidjo, 1995: 219 yaitu:
Keterangan: r
xy
= Koefisien Reliabilitas rbb = Koefisien Gasal Genap
Hasil penghitungan reliabilitas tes siklus I menunjukkan 0,98 dengan kriteria sangat tinggi. Sedangkan, hasil perhitungan reliabilitas
siklus II menunjukkan 0,98 dengan kriteria sangat tinggi. Hasil penghitungan reliabilitas terlampir pada lampiran 7.
3. Angket
Pengumpulan data dengan cara angket penelitian dilakukan saat diakhir kegiatan pembelajaran berlangsung, baik penilaian mengenai
minat siswa maupun prestasi belajar siswa. angket minat dilakukan pada siklus I maupun siklus II dengan cara memberi tanda checklist
pada angket. Selain itu, mengenai observasi prestasi belajar siswa mengenai aspek afektif dan psikomotorik dengan cara memberi nilai
pada lembar unjuk kerja siswa.
4. Wawancara
Wawancara digunakan untuk mendukung mengenai minat siswa. Wawancara dilakukan kepada guru dan sebagaian siswa setelah
kegiatan pembelajaran berlangsung. Melalui wawancara, peneliti akan mengetahui hala-hal yang mendukung atau memperkuat mengenai
minat siswa dalam kegiatan pembelajaran IPS tentang koperasi dan kesejahteraan rakyat.
5. Lembar Pengamatan Penilaian Afektif dan Psikomotorik
Lembar pengamatan penilaian afektif dan psikomotorik digunakan untuk menilai aktivitas siswa selama proses pembelajaran.
Melalui lembar pengamatan penilaian afektif dan pikomotorik, peneliti dapat memperoleh data tentang perilaku siswa sehingga
didapatkan hasil yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan guna untuk memperbaiki nilai prestasi belajar.
6. Tes Prestasi Belajar
Pada penelitian ini, untuk mengukur prestasi belajar siswa peneliti menggunakan tes tertulis berupa tes objektif yaitu multiple
choise test. Tes objektif dilaksanakan setiap akhir siklus I dan siklus II untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan prestasi belajar siswa
pada mata pelajaran IPS tentang koperasi dan kesejahteraan rakyat.
G. Teknik Analisis Data