Minat Belajar KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Minat Belajar

1. Pengertian Minat Minat menurut Slameto 2010:180 adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh. Sedangkan menurut Hilgard dalam Slameto 2010: 57 minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Hampir sama dengan Slameto dan Hilgard, menurut Surya 2003:67 minat diartikan sebagai rasa senang atau tidak senang dalam menghadapi suatu obyek. Prinsip dasarnya ialah bahwa motivasi seseorang cenderung akan meningkat apabila yang bersangkutan memiliki minat yang besar dalam melakukan tindakannya. Winkel 1984:30 menyatakan minat adalah kecenderungan yang menetap dalam subyek untuk merasa tertarik pada bidanghal tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang itu. Minat sangat berhubungan dengan perasaan siswa. Perasaan yang berpengaruh terhadap semangat dan gairah untuk belajar. Dengan perasaan, siswa dapat memperoleh pengalaman-pengalaman belajar yang diperolehnya. Perasaan senang akan menimbulkan minat yang positif atau baik. Dan sebaliknya, jika perasaan tidak senang maka akan menimbulkan minat yang negatif atau kurang baik. 10 Dari beberapa pengertian minat di atas, dapat disimpulkan bahwa minat adalah suatu ketertarikan atau perhatian pada suatu obyek yang cenderung bersifat menetap yang didalamnya ada unsur rasa senang. 2. Klasifikasi Minat Minat yang diklasifikasikan menurut beberapa ahli ialah : Menurut Super dan Krites dalam Dewi Suhartini 2001:25 mengklasifikasikan minat menjadi empat jenis berdasarkan bentuk pengekspresian dari minat : a. Expressed interest, minat yang diekspresikan melalui verbal yang menunjukkan apakah seseorang itu menyukai atau tidak menyukai suatu objek atau aktivitas. b. Manifest interest, minat yang disimpulkan dari keikutsertaan individual pada suatu kegiatan tertentu. c. Tested interest, minat yang disimpulkan dari tes pengetahuan atau keterampilan dalam suatu kegiatan. d. Inventoried interest, minat yang diungkapkan melalui inventori minat atau daftar aktivitas dan kegiatan yang sama dengan pertanyaan. Menurut Krapp, et al dalam Dewi Suhartini 2001:23 mengklasifikasikan minat dalam 3 bagian pertama minat personal yang bersifat permanen dan relatif stabilyang mengarah pada minat khusus mata pelajaran tertentu. Minat tumbuh tanpa ada pengaruh. Kedua minat situasional adalah minat yang bersifat tidak permanen, berganti-ganti, ada ketergantungan dari eksternal. Ketiga ialah minat psikologikal, minat ini memiliki keterikatan dengan minat permanen dan minat situasional. Berbeda dengan Super dan Krites serta Krapp, menurut Surya 2007:122 menggolongkan minat menjadi tiga jenis berdasarkan sebab-musabab minat : a. Minat Volunter adalah minat yang timbul dari dalam diri siswa tanpa adanya pengaruh dari luar. b. Minat Involunter adalah minat yang timbul dari dalam diri siswa dengan adanya pengaruh situasi yang diciptakan oleh guru. c. Minat Nonvolunter adalah minat yang timbul dari dalam diri siswa secara paksa atau dihapuskan. 3. Ciri-ciri Minat Hurlock 1995:115 ciri-ciri minat antara lain sebagai berikut: a. Minat tumbuh bersamaan dengan perkembangan fisik dan mental Pada dasarnya minat di semua bidang tetap berubah. Perubahan minat terjadi selama perubahan fisik dan mental siswa berkembang. Dengan demikian perkembangan fisik dan mental seorang siswa akan tumbuh bersamaan dengan minat siswa. b. Minat bergantung pada kesiapan belajar Siswa tidak akan mempunyai minat sebelum mereka siap secara fisik dan mental untuk belajar. Misalnya; siswa tidak akan mempunyai minat yang sungguh-sungguh untuk belajar PKn, sampai siswa tersebut memiliki pengetahuan dan keinginan untuk belajar PKn sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. c. Minat bergantung pada kesempatan belajar Kesempatan untuk belajar bergantung pada lingkungan dan minat, baik anak-anak maipun dewasa. Minat berasal dari lingkungan dimana mereka tinggal. Karena lingkungan anak kecil sebagian besar terbatas pada rumah. Minat mereka tumbuh dari rumah. Dengan bertambah luasnya lingkup sosial, mereka tertarik pada minat orang yang berada di luar rumah yang mulai mereka kenal. Jadi minat bergantung pada seseorang untuk mencari situasi baru untuk belajar. d. Perkembangan minat mungkin terbatas Ketidakmampuan fisik dan mental serta pengalaman sosial yang terbatas akan membatasi minat anak. Misalnya pada anak yang memiliki cacat fisik, anak tersebut tidak mungking mempunyai minat yang sama seperti dengan teman sebayanya yang memiliki perkembangan fisik normal. e. Minat dipengaruhi budaya Anak-anak mendapat kesempatan dari orang tua, guru, dan orang dewasa lain untuk belajar mengenai apa saja oleh kelompok budaya mereka yang dianggap benar atau sesuai. Dengan demikian mereka tidak diberi kesempatan untuk menekuni minat yang mereka anggap tidak sesuai. Minat anak tergantung pada lingkup budayanya yang mereka tekuni dengan baik. f. Minat berbobot emosional Bobot emosional merupakan aspek afektif dari minat yang menetukan kekuatanya. Bobot emosional yang tidak menyenangkan akan melemahkan minat seorang siswa. Dan sebaliknya, jika bobot emosional seorang siswa menyenangkan maka akan memperkuat minat seorang siswa tersebut. g. Minat itu egosentris Sepanjang masa kanak-kanak, bahwa minat itu bersifat egosentris. Minat akan menuntun mereka ke arah tujuannya. Misalnya, minat anak pada mata pelajaran tertentu, kepandaian mereka di bidang tersebut di sekolah menjadi langkah penting untuk menuju kedudukan yang baik dan menguntungkan di bidang yang diminati anak. 4. Mengukur Minat Belajar Minat belajar siswa diukur dengan penilaian non tes. Penilaian non tes yang digunakan peneliti untuk mengukur minat belajar siswa yaitu pengamatan observasi dan wawancara. Observasi menurut Arifin 2009:153 adalah suatu proses pengamatan dan pencatatan secara sistematis, logis, obyektif, dan rasional mengenai berbagai fenomena, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan untuk mencapai tujuan tertentu. Pengamatan observasi yang dilakukan peneliti untuk mengukur minat belajar siswa adalah pengamatan persuasif. Pengamatan persuasif menurut Wijaya Kusumah 2009: 52 ialah pengamatan yang dilakukan oleh orang yang terlibat secara aktif dalam proses pelaksanaan tindakan. Dengan kata lain pengamatan dilakukan oleh peneliti sendiri. Pengamatan yang dilakukan sendiri oleh peneliti dirasa cocok terutama untuk memperoleh data-data kualitatif. Wawanacara menurut Wijaya Kusumah 2009: 53 instrumen yang dapat digunakan untuk memperoleh data atau informasi yang lebih rinci dapat juga sebagai pelengkap data hasil pengamatan. 5. Indikator Minat Belajar Minat belajar siswa dapat diketahui dengan menganalisis kegiatan-kegiatan yang disenangi dan berdampak positif pada saat siswa belajar. Indikator minat menurut Mardapi 2008: 112 antara lain: usaha dalam memahami, membaca buku yang berkaitan dengan bidang studi, bertanya di kelas, bertanya kepada teman, bertanya kepada orang lain, mengerjakan soal dengan sungguh-sungguh. Menurut Djamarah 2008: 166-167 minat peserta didik dapat diekspresikan melalui : a. Pertanyaan lebih menyukai sesuatu dari pada yang lainnya. b. Partisipasi aktif dalam suatu kegiatan. c. Memberikan perhatianyang lebih besar terhadap sesuatu yang diminatinya tanpa menghiraukan yang lain fokus. Berdasarkan indikator dan ekspresi minat siswadi atas, yang dijelaskan Mardapi dan Djamarah, peneliti dapat menyimpulkan bahwa indikator siswa yang memiliki minat untuk belajar ialah : a. Ekspresi perasaan senang, meliputi : antusias siswa mengikuti pelajaran, ekspresi siswa saat diberi tugas oleh guru, siswa datang tepat waktu sebelum pelajaran dimulai, siswa menyiapkan buku pelajaran sebelum pelajaran dimulai, dan siswa dapat duduk dengan tenang siap untuk belajar. b. Perhatian dalam belajar, meliputi : siswa aktif bertanya, siswa menjawab pertanyaan, siswa menyimak pelajaran, siswa melamun atau tidak saat guru menjelaskan, siswa mengobrol atau mengganggu teman sehingga perhatian siswa tidak fokus pada pelajaran. c. Ketertarikan pada materi dan guru, meliputi : siswa giat membaca buku pelajaran PKn, siswa bertanya jika mengalami kesulitan, siswa membuat peta pikiran, siswa mengerjakan tugas mereka, dan siswa membawa buku dari sumber yang lain untuk membantu dalam proses pembelajaran mereka. d. Keterlibatan siswa dalam pembelajaran, meliputi : keterlibatan siswa menyampaikan pendapat, siswa membantu teman yang mengalami kesulitan, siswa dapat bekerjasama dengan teman, siswa maju mempresentasikan hasil peta pikiran mereka masing-masing, dan keterlibatan siswa menjawab pertanyaan dari guru secara sepontan.

B. Prestasi Belajar