BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menjelaskan bahwa “Sekolah sebagai tempat
berlangsungnya pendidikan secara formal dijelaskan sebagai usaha sadar dan terencana untuk menciptakan suasana belajar agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, sikap sosial, dan keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara” Susilo, 2008:71-72. Siswa sebagai
peserta didik dituntut memiliki semangat tinggi dalam pembelajaran demi menggali potensinya di sekolah. Semangat tinggi ditunjukkan
dengan minat siswa dalam mengikuti pembelajaran. Minat dalam diri seseorang akan melahirkan perhatian untuk melakukan sesuatu dengan
tekun. Membangun minat siswa merupakan salah satu faktor untuk mensukseskan pendidikan.
Salah satu cara untuk mensukseskan pendidikan di kelas adalah dengan menarik perhatian siswa selama proses pembelajaran. Hal ini
dapat dilakukan oleh guru melalui pemilihan metode dan teknik pembelajaran yang dapat menarik perhatian siswa berupa
pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenagkan PAKEM. Winastwan Gora dan Sunarto 2010: 12 mengungkapkan bahwa
Pakemdalam proses pembelajaran harus menciptakan suasana 1
sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan. Selain guru, siswa juga berperan penting
dalam proses pembelajaran. Siswa dituntut aktif dalam mencari, membaca, dan menulis informasi yang siswa butuhkan dalam
pembelajaran. Dengan Pakem pelajaran yang semula membosankan dan tidak menarik, diharapkan dapat lebih menyenangkan dan
menarik bagi siswa. Pakem juga akan membangun minat siswa untuk belajar.
Senin, 14Januari 2013 pukul 09.00 WIB peneliti bertemu dengan guru mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan SD
BOPKRI Gondolayu yaitu ibu Lis, tujuannya untuk melakukan wawancara. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bu Lis, siswa-siswi
kelas V.1 sulit diatur terutama saat proses pembelajaran. Siswa laki- laki dan perempuan sama saja ribut dan sulit untuk diatur. Namun saat
pembelajaran berlangsung siswa cenderung diam namun hanya sesaat saja. Jika diberi pertanyaan semua siswa aktif mengangkat tangan,
namun saat ditunjuk mereka bingung dan diam tidak langsung menjawab pertanyaan, tidak ada usaha untuk menjawab pertanyaan
dengan cepat. Jadi, menurut Bu Lis guru mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan PKn dan wali kelas V.1 siswa-siswi sudah aktif
namun minat belajarnya masih kurang.Peneliti menanyakan bagaimana nilai-nilai PKn siswa kelas V.1, bu Lis menjelaskan
bahwa nilai mata pelajaran PKn merupakan nilai yang paling rendah diantara nilai lima mata pelajaran pokok. Bu Lis menuturkan bahwa
siswa bingung saat menjawab pertanyaan karena Pendidikan Kewarganegaraan sangat luas sehingga banyak siswa nilainya di
bawah Kriteria Ketuntasan Minimal KKM. KKM mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan PKn yaitu 66 dan sepertinya sulit
untuk dicapai siswa-siswi. Peneliti kembali mengumpulkan data pada Rabu, 14Januari
2013 pukul 07.00WIB untuk melakukan observasi. Peniliti mengamati aktivitas siswa kelas V.1, peneliti mengamati proses belajar mengajar
Pendidikan Kewarganegaraan. Setelah peneliti melakukan observasi proses belajar mengajar kelas V.1 mata pelajaran PKn siswa-siswi
kelas V.1 SD BOPKRI Gondolayu pada kenyataanya saat pelajaran di mulai mereka tidak langsung mengeluarkan buku dan
memperhatikan guru, mereka asik berbicara dengan temannya. Guru beberapa kali mengingatkan siswa untuk tenang dan mempersiapkan
buku. Butuh waktu hingga 5 menit menunggu anak siap mengikuti pelajaran. Guru menyuruh siswa untuk mengeluarkan pekerjaan
rumah dan ditukar dengan teman untuk dikoreksi, namun ternyata ada 13 siswa yang tidak mengerjakan PR. Guru menyuruh siswa untuk
keluar kelas dan mengerjakan PR setelah selesai baru boleh masuk kelas kembali.
Peneliti kembali mengamati siswa kelas V.1 pada hari Selasa 22 Januari 2013 pukul 09.05. Saat peneliti masuk ke kelas siswa belum
siap dengan buku PKn mereka. Guru menyuruh siswa untuk tenang karena kelas sangat gaduh. Guru melakukan tanya jawab secara lisan
ada 3 siswa dari 37 siswa mengangkat tangan mereka, namun saat guru menunjuk salah satu siswa yang mengangkat tangan siswa justru
diam saja dan tidak ada usaha untuk dapat menjawab. Setelah selesai melakukan tanya jawab siswa mengerjakan soal dari buku paket dan
langsung dikoreksi bersama-sama salah satu siswa ditunjuk untuk menulis jawaban, namun ada 24 siswa tidak memperhatikan jawaban
yang ditulis siswa. Ada 12 siswa bergerombol di pojok belakang sebelah kiri. Siswa lainnya asik berbicara dengan teman semeja. Guru
sudah mengingatkan siswa namun siswa diam, kembali ke tempat duduk dan tidak sampai 5 menit siswa kembali ribut.
Peneliti melihat kurangnya minat belajar siswa dalam proses pembelajaran. Sebanyak 24 siswa dari 37 siswa tidak memperhatikan
dan tidak ada usaha untuk mengikuti pembelajaran dengan serius. Siswa lainnya diam tidak menjawab pertanyaan dan melamun. Ada 3
siswa yang mengangat tangan untuk menjawab pertanyaan, namun saat ditunjuk siswan diam saja dan malah menjawab “aduh....bu lupa
jawabannya”. Sepertinya siswa yang mengangkat tangan belum pasti dia tahu jawabannya. Siswa yang diam saja mungkin tahu
jawabannya namun malu untuk menjawab. Saat guru memberi tugas siswa tidak langsung mengerjakan tugas dari guru, sebanyak 23 siswa
sibuk berbicara dengan teman lainnya, sehingga guru harus menegur siswa berulang kali.
Prestasi belajar siswa kelas V.1 SD BOPKRI Gondolayu tahun ajaran 20112012 seharusnya sesuai dengan Kriteria Ketuntasan
Minimal KKM yang ditentukan oleh sekolah yaitu 66. Berdasarkan data nilai yang ada dari 37 siswa ada 45,95 siswa yang belum
mencapai KKM dan belum menguasai materi dan 54,05 siswa nilainya sudah mencapai KKM. Ada 17 siswa yang belum mencapai KKM dan
20 siswa sudah mencapai KKM. Dari data tes tersebut nilai rata-rata 37 siswa yaitu 64,83. Nilai rata-rata masih di bawah nilai KKM
dikarenakan nilai 17 siswa yang belum tuntas nilainya sangat rendah. Nilai terendah 38 dan nilai tertinggi 88. Pada tahun ajaran 20102011
ada 56,41 siswa yang nilainya belum tuntas dari 39 siswa. Nilai rata-rata siswa masih di bawah rata-rata yaitu 65,21. Nilai terendah
pada tahun ajaran 20102011 yaitu 42 dan nilai tertinggi 85. Sedangkan pada tahun ajaran 20092010 dari 41 siswa ada 22 siswa
memiliki nilai di bawah KKM atau sebanyak 53,65 siswa. Rata-rata nilai siswa hanya 61,9 masih di bawah nilai KKM.
Siswa kelas V.1 SD BOPKRI Gondolayu tahun ajaran 20092010 hingga 20112012 nilai rata-rata kelas V.1 masih dibawah
KKM66, sehingga prestasi belajar masih rendah maka prestasi belajar siswa harus ditingkatkan. Siswa kelas V.1 SD BOPKRI
Gondolayu tahun ajaran 20122013 menurut wawancara dan observasi yang dilakukan peneliti, kurang adanya minat belajar siswa
dalam proses pembelajaran di kelas. Peneliti ingin meningkatkan prestasi belajar dan minat belajar siswa.
Peneliti akan mencoba menggunakan teknik Peta Pikiran untuk meningkatkan prestasi belajar dan minat belajar siswa. Mind Map atau
Peta Pikiran adalah metode mempelajari konsep yang ditemukan oleh Tony Buzan Suyatno, 2009:93. Menurut Buzan 2007:4 mind map
adalah teknik mencatat yang kreatif, efektif, sederhana, dan dapat memetakan pikiran kita. Materi Pendidikan Kewarganegaraan PKn
banyak sekali, menurut wawancara saya bersama bu Lis guru mata pelajaran PKn SD BOPKRI Gondolayu, siswa-siswi bingung saat
harus menjawab karena materi PKn sangat luas.Peta pikirandapat membantu siswa agar lebih mudah memahami materi yang diajarkan.
Peta pikiran merupakan metode mencatat kreatif yang memudahkan kita mengingat banyak informasi De Porter, 2010: 225. Siswa di
sekolah hanya mencatat di buku catatan, dan tidak semua siswa bisa mencatat dengan baik. Teknik peta pikiran dapat membantu siswa
agar catatan setiap materi yang diajarkan lebih menarik untuk dibaca dan membangkitkan minat belajar siswa. Peneliti merasa tertarik
untuk melakukan penelitian tindakan kelas ini, dengan mengambil judul ’’ Peningkatan Minat dan Prestasi Belajar PKn pada Siswa Kelas
V.1 SD BOPKRI Gondolayu dengan Teknik Peta Pikiran’’.
B. Batasan Masalah