Peningkatan minat belajar dan prestasi belajar PKN pada siswa kelas V.1 SD BOPKRI Gondolayu menggunakan teknik peta pikiran.
PENINGKATAN MINAT BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR PKN PADA SISWA KELAS V.1 SD BOPKRI GONDOLAYU MENGGUNAKAN
TEKNIK PETA PIKIRAN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Disusun oleh:
HELMI RATNAWATI NIM 091134076
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2013
(2)
i
PENINGKATAN MINAT BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR PKN PADA SISWA KELAS V.1 SD BOPKRI GONDOLAYU MENGGUNAKAN
TEKNIK PETA PIKIRAN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Disusun oleh:
HELMI RATNAWATI NIM 091134076
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2013
(3)
(4)
(5)
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan kepada :
†
Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yangtelah membimbing, melindungi, dan menginspirasi saya selama perjalan hidup saya.
♥
Ibuku tercinta, Chatarina Sumiati terimakasihtelah memberi semangat, menginspirasi saya, dan mendukung saya secara moral dan material selama ini.
♥
Kepada bapak tersayang, Alm. Albertus HendroHadiwaluyo terimakasih telah menjadi semangat bagi saya untuk menjadi anak yang berbakti dan membahagiakan keluarga.
♥
Untuk adik saya tersayang, Paulina YolaNingrum terimakasih atas kasih sayang serta semangat, dan telah menemani saya selama perjalanan hidup saya.
♥
Kepada teman-teman mahasiswa S1 PGSDangkatan 2009 kelas B terimakasih atas persahabatan, semangat, dan telah membantu saya selama kita kuliah bersama.
(6)
v
HALAMAN MOTTO
“Yang jatuh di tanah yang baik itu ialah orang, yang setelah mendengarkan firman itu, menyimpannya dalam hati yang
baik dan mengeluarkan buah dalam ketekunan ” (Lukas ayat 8 bab 15)
Kesuksesan adalah melewati kegagalan demi
kegagalan tanpa kehilangan semangat
(7)
vi
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan Daftar Pustaka, sebagai layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 16 Juli 2013
Penulis
Helmi Ratnawati
(8)
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAHUNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertandatangan di bawah ini saya, saya Mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Helmi Ratnawati
Nomor Mahasiswa : 091134076
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
PENINGKATAN MINAT BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR PKN PADA SISWA KELAS V.1 SD BOPKRI GONDOLAYU
MENGGUNAKANTEKNIK PETA PIKIRAN
Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberi royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Yogyakarta, 16 Juli 2013
Yang menyatakan
(9)
viii ABSTRAK
PENINGKATAN MINAT BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR PKN PADA SISWA KELAS V.1 SD BOPKRI GONDOLAYU MENGGUNAKAN
TEKNIK PETA PIKIRAN Helmi Ratnawati Universitas Sanata Dharma
2013
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana upaya peningkatan minat belajar dan prestasi belajar PKn pada siswa kelas V.1 SD BOPKRI Gondolayu melalui penggunaan teknik peta pikiran. Peningkatan minat belajar siswa ditandai dengan peningkatan persentase rata-rata minat belajar siswa, peningkatan prestasi belajar siswa ditandai dengan peningkatan rata-rata nilai siswa dan persentase rata-rata siswa yang telah mencapai KKM. Tindakan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu menerapkan konsep peta pikiran pada materi bentuk organisasi.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menggunakan teknik peta pikiran. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas V.1 SD BOPKRI Gondolayu tahun pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 36 siswa. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri dari dua pertemuan. Setiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Penggunaan teknik peta pikiran dalam upaya meningkatkan minat belajar dan prestasi belajar PKn pada siswa kelas V.1 SD BOPKRI Gondolayu semester genap tahun pelajaran 2012/2013, dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: (a) Guru mendemonstrasikan langkah-langkah membuat peta pikiran di papan tulis, (b) Guru membagikan LKSkepada siswa sebagai panduan dan ringkasan materi untuk dibaca, (c) Siswa mengerjakan peta pikiran secara individual, siswa diperbolehkan untuk berdiskusi materi organisasi dengan teman, (d) Siswa mempresentasikan peta pikiran mereka di depan teman-teman, (e) Guru menanyakan kesulitan yang dihadapi siswa dalam pembelajaran dan bersama dengan siswa menyimpulkan pembelajaran.(2) Penggunaan teknik peta pikiran dapat meningkatkan minat belajar siswa. Pada kondisi awal minat belajar siswa 33,61%. Pada akhir siklus I meningkat menjadi 47,56%, dan pada akhir siklus II meningkat menjadi 77,29%. (3) Penggunaan teknik peta pikiran dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Pada kondisi awal rata-rata nilai siswa 64,8. Rata-rata nilai siswa siklus I menjadi 76,7, dan meningkat pada siklus II menjadi 91,1. Persentase siswa yang mencapai KKM (66) pada kondisi awal 54,05%, siklusI 75%, dan pada siklus II meningkat menjadi97,22%.
(10)
ix ABSTRACT
INCREASED INTEREST AND LEARNING ACHIEVEMENT IN CIVICS EDUCATION AT FIVETH GRADES OF SD BOPKRI GONDOLAYU
USING MIND MAP LEARNING TECHNIQUE Helmi Ratnawati
Sanata Dharma 2013
This research aims to determine how efforts to improve their learning and achievement civic education in grade V.1 SD BOPKRI Gondolayu through the use of mind maps techniques. Increased student interest is characterized by an increase in the average percentage of student interest, increase student achievement is marked by an increase in the average score of students and the average percentage of students who have reached the KKM. Actions taken in this research is to apply the concept of mind maps on the material form of organization.
This research is a classroom action research (PTK) by using mind maps. The subjects of this study were elementary grade students V.1 BOPKRI Gondolayu school year 2012/2013, amounting to 36 students. In this study conducted in two cycles each cycle consisting of two meetings. Each cycle consists of planning, implementation, observation, and reflection. The data obtained is analyzed by descriptive qualitative.
The results showed that: (1) Use of technique mind map in an effort to improve their learning and achievement civic education in grade V.1 SD BOPKRI Gondolayu even semester of academic year 2012/2013, carried out with the following steps: (a) Teachers demonstrate the steps to create a mind map on the board, (b) Teacher worksheets distributed to students as a guide and a summary of the material to be read, (c) Students work individually mind map, the students are allowed to discuss the organization material with your friends , (d) Students presenting their mind map in front of friends, (e) The teacher asks the difficulties faced by students in learning and learning along with the students concluded. (2) The use of a mind map technique can increase student interest. At baseline 33.61% interest in student learning. At the end of the first cycle increased to 47.56%, and at the end of the second cycle increased to 77.29%. (3) The use of a mind map technique can improve student achievement. On the initial conditions the average value of 64.8 students. The average value of the first cycle to 76.7 students, and increased to 91.1 in the second cycle. Percentage of students who achieve KKM (66) 54.05% on the initial conditions, siklusI 75%, and the second cycle increased to 97.22%.
(11)
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas kasih yang berlimpah, rahmat, dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Peningkatan Minat Belajar dan Prestasi Belajar PKn pada Siswa Kelas V.1 SD BOPKRI Gondolayu Menggunakan Teknik Peta Pikiran” ini. Skripsi ini disusun untuk memperolehgelar sarjana pendidikan di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan khususnya Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penulis menyadari selama menulis skripsi ini ada berbagai suka dan duka sehingga melibatkan berbagai pihak. Namun, karena kuasa dan campur tangan Tuhan Yesus Kristus dan keterlibatan banyak pihak semua dapat teratasi. Dalam kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Rohandi, Ph. D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
2. Romo G. Ari Nugrahanta, S.J., S.S., BST., M.A., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.
3. Bapak Drs. YB. Adimassana, M.A., selaku dosen pembimbing I, yang telah memberi arahan, dorongan, semangat, serta sumbangan pemikiran yang penulis butuhkan untuk menyelesaikan Skripsi ini. 4. Bapak Galih Kusumo, S.Pd., M.Pd., selaku dosen pembimbing II,
yang telah memberikan dukungan dan bimbingan selama penulisan skripsi.
5. Ibu Ester Markis Sarwo Rini, S.Pd., selaku Kepala Sekolah Dasar BOPKRI Gondolayu Yogyakarta yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian di kelas V.1 SD BOPKRI Gondolayu Yogyakarta.
6. Ibu Listina Sri Kirnowati, S.Pd., selaku guru mata pelajaran PKn dan guru kelas V.1 SD BOPKRI Gondolayu Yogyakarta, yang telah memberikan waktu, bantuan, dan masukan-masukan yang bermanfaat bagi penulis.
(12)
xi
7. Siswa kelas V.1 SD BOPKRI Gondolayu, Yogyakarta yang telah bersedia menjadi subjek penelitian ini.
8. Ibu dan adik tercinta, yang telah memberikan semangat, doa, dan membantu mempersiapkan penelitian skripsi ini.
9. Teman-teman terbaik dalam hidup penulis Sita, Tika, Indah, Vesta, Wulan, dan Dita yang telah memberi dukungan selama penulis menyelesaikan skripsi.
10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang telah memberikan dukungan dan bantuan selama penelitian ini. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis dengan rendah hati bersedia menerima sumbangan baik pemikiran, kritik maupun saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat berguna bagi siapa saja.
Yogyakarta, 16 Juli 2013
Penulis
(13)
xii DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... ix
KATA PENGANTAR ...x
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR GAMBAR ... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Batasan Masalah ... 6
C. Rumusan Masalah ... 7
D. Batasan Istilah ... 7
E. Pemecahan Masalah ... 8
F. Tujuan Penelitian ... 8
G. Manfaat Penelitian ... 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Minat Belajar ... 10
B. Prestasi Belajar ... 17
C. Peta Pikiran ... 21
D. Pendidikan Kewarganegaraan ... 23
E. Kompetensi Dasar ... 25
F. Penerapan Metode ... 26
G. Penelitian yang Relevan... 28
(14)
xiii
I. Hipotesis Tindakan ... 32
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 34
B. Setting Penelitian ... 36
C. Rencana Tindakan ... 37
D. Instrumen Penelitian ... 43
E. Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian ... 48
F. Teknik Pengumpulan Data ... 53
G. Analisis Data ... 55
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 60
B. Pembahasan ... 97
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 114
B. Saran ...115
(15)
xiv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 : Jadwal Penelitian ... 37
Tabel 2 : Peubah dan Instrumen Penelitian Minat ... 43
Tabel 3 : Rubrik Penilaian Aspek Psikomotor ... 43
Tabel 4 : Rubrik Penilaian Aspek Afektif ... 44
Tabel 5: Panduan Wawancara Guru ... 45
Tabel 6 : Kisi-kisi Soal Evaluasi pada Siklus 1 dan Siklus 2... 47
Tabel 7 : Rincian Pemberian Skor Siklus 1 dan Siklus ... 48
Tabel 8 : Kriteria Koefisien Korelasi Validitas ... 49
Tabel 9 : Uji Validitas Soal Evaluasi Siklus I ... 50
Tabel 10 : Uji Validitas Soal Evaluasi Siklus II... 50
Tabel 11 : Kriteria Koefisien Reliabilitas ... 52
Tabel 12 : Hasil Perhitungan Reliabilitas Soal Siklus I ... 52
Tabel 13 : Hasil Perhitungan Reliabilitas Soal Siklus II ... 53
Tabel 14 : Kriteria Keberhasilan Minat Siswa... 56
Tabel 15 : Kriteria Keberhasilan Prestasi Belajar Siswa ... 56
Tabel 16 : Hasil Minat Belajar Setiap Siswa Siklus I ...72
Tabel 17 : Rata-rata Hasil Minat Belajar Siswa Siklus I ...74
Tabel 18 : Hasil Prestasi Belajar Siswa Siklus I ...75
Tabel 19 : Hasil Minat Belajar Setiap Siswa siklus II ... 90
(16)
xv
Tabel 21 : Hasil Prestasi Belajar Siswa Siklus II ... 93
Tabel 22 : Peningkatan Minat Belajar Siswa ... 101
Tabel 23 : Pencapaian Peningkatan Minat Belajar Siswa ... 103
Tabel 24 : Kriteria Minat Belajar Siswa ... 104
Tabel 25 : Prestasi Belajar Siswa Siklus I ... 106
Tabel 26 : Prestasi Belajar Siswa Siklus II ... 108
Tabel 27 : Peningkatan Prestasi Belajar Siswa ... 110
Tabel 28 : Pencapaian Peningkatan Prestasi Belajar Siswa ... 111
Tabel 29 : Kriteria Nilai Prestasi Belajar Siswa ... 112
(17)
xvi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1 : Literatur Map Penelitian-penelitian sebelumnya ... 30
Gambar 2 : Siklus PTK menurut Kemmis dan Taggart ... 34
Gambar 3 : Peningkatan Minat Belajar Siswa Siklus I ... 99
Gambar 4: Peningkatan Minat Belajar Siswa Siklus II ... 101
Gambar 5 : Presentase Minat Belajar siswa ... 104
(18)
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Silabus ... 120
Lampiran 2. RPP Siklus I pertemuan 1 ... 128
RPP Siklus I pertemuan 2 ... 136
RPP Siklus II pertemuan 1 ... 144
RPP Siklus II pertemuan 2 ... 152
Lampiran 3. LKS Siklus I ... 160
LKS Siklus II ... 163
Lampiran 4. Kisi-kisi soal evaluasi siklus I dan II ... 167
Lampiran 5. Soal Evaluasi dan kunci jawaban siklus I ... 169
Soal Evaluasi dan kunci jawaban siklus II ... 173
Lampiran 6. Peta pikiran siklus I ... 177
Peta pikiran siklus II ... 178
Lampiran 7. Hasil uji validitas soal evaluasi siklus I ... 179
Hasil uji validitas soal evaluasi siklus II ... 180
Lampiran 8. Hasil uji reliabilitas soal evaluasi siklus I ... 194
Hasil uji realibilitas soal evaluasi siklus II ... 195
Lampiran 9. Rubrik minat ... 196
Lampiran 10. Rubrik afektif ... 198
Lampiran 11. Rubrik psikomotor ... 200
(19)
xviii
Data minat siswa siklus I ... 204
Data minat siswa siklus II ... 206
Lampiran 13. Data awal prestasi belajar siswa ... 208
Data prestasi belajar siswa siklus I ... 209
Data prestasi belajar siswa siklus II ... 210
Lampiran 14. Foto Penelitian ... 211
Lampiran 15. Foto Hasil Pekerjaan Siswa ... 213
Lampiran 16. Surat Permohonan Izin Penelitian ... 214
(20)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional menjelaskan bahwa “Sekolah sebagai tempat
berlangsungnya pendidikan secara formal dijelaskan sebagai usaha
sadar dan terencana untuk menciptakan suasana belajar agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, sikap sosial, dan keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa, dan negara” (Susilo, 2008:71-72). Siswa sebagai
peserta didik dituntut memiliki semangat tinggi dalam pembelajaran
demi menggali potensinya di sekolah. Semangat tinggi ditunjukkan
dengan minat siswa dalam mengikuti pembelajaran. Minat dalam diri
seseorang akan melahirkan perhatian untuk melakukan sesuatu dengan
tekun. Membangun minat siswa merupakan salah satu faktor untuk
mensukseskan pendidikan.
Salah satu cara untuk mensukseskan pendidikan di kelas adalah
dengan menarik perhatian siswa selama proses pembelajaran. Hal ini
dapat dilakukan oleh guru melalui pemilihan metode dan teknik
pembelajaran yang dapat menarik perhatian siswa berupa
pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenagkan (PAKEM).
Winastwan Gora dan Sunarto (2010: 12) mengungkapkan bahwa
Pakemdalam proses pembelajaran harus menciptakan suasana
(21)
sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan, dan
mengemukakan gagasan. Selain guru, siswa juga berperan penting
dalam proses pembelajaran. Siswa dituntut aktif dalam mencari,
membaca, dan menulis informasi yang siswa butuhkan dalam
pembelajaran. Dengan Pakem pelajaran yang semula membosankan
dan tidak menarik, diharapkan dapat lebih menyenangkan dan
menarik bagi siswa. Pakem juga akan membangun minat siswa untuk
belajar.
Senin, 14Januari 2013 pukul 09.00 WIB peneliti bertemu
dengan guru mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan SD
BOPKRI Gondolayu yaitu ibu Lis, tujuannya untuk melakukan
wawancara. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bu Lis, siswa-siswi
kelas V.1 sulit diatur terutama saat proses pembelajaran. Siswa
laki-laki dan perempuan sama saja ribut dan sulit untuk diatur. Namun saat
pembelajaran berlangsung siswa cenderung diam namun hanya sesaat
saja. Jika diberi pertanyaan semua siswa aktif mengangkat tangan,
namun saat ditunjuk mereka bingung dan diam tidak langsung
menjawab pertanyaan, tidak ada usaha untuk menjawab pertanyaan
dengan cepat. Jadi, menurut Bu Lis guru mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan (PKn) dan wali kelas V.1 siswa-siswi sudah aktif
namun minat belajarnya masih kurang.Peneliti menanyakan
bagaimana nilai-nilai PKn siswa kelas V.1, bu Lis menjelaskan
bahwa nilai mata pelajaran PKn merupakan nilai yang paling rendah
(22)
siswa bingung saat menjawab pertanyaan karena Pendidikan
Kewarganegaraan sangat luas sehingga banyak siswa nilainya di
bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). KKM mata pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) yaitu 66 dan sepertinya sulit
untuk dicapai siswa-siswi.
Peneliti kembali mengumpulkan data pada Rabu, 14Januari
2013 pukul 07.00WIB untuk melakukan observasi. Peniliti mengamati
aktivitas siswa kelas V.1, peneliti mengamati proses belajar mengajar
Pendidikan Kewarganegaraan. Setelah peneliti melakukan observasi
proses belajar mengajar kelas V.1 mata pelajaran PKn siswa-siswi
kelas V.1 SD BOPKRI Gondolayu pada kenyataanya saat pelajaran
di mulai mereka tidak langsung mengeluarkan buku dan
memperhatikan guru, mereka asik berbicara dengan temannya. Guru
beberapa kali mengingatkan siswa untuk tenang dan mempersiapkan
buku. Butuh waktu hingga 5 menit menunggu anak siap mengikuti
pelajaran. Guru menyuruh siswa untuk mengeluarkan pekerjaan
rumah dan ditukar dengan teman untuk dikoreksi, namun ternyata ada
13 siswa yang tidak mengerjakan PR. Guru menyuruh siswa untuk
keluar kelas dan mengerjakan PR setelah selesai baru boleh masuk
kelas kembali.
Peneliti kembali mengamati siswa kelas V.1 pada hari Selasa 22
Januari 2013 pukul 09.05. Saat peneliti masuk ke kelas siswa belum
siap dengan buku PKn mereka. Guru menyuruh siswa untuk tenang
(23)
ada 3 siswa dari 37 siswa mengangkat tangan mereka, namun saat
guru menunjuk salah satu siswa yang mengangkat tangan siswa justru
diam saja dan tidak ada usaha untuk dapat menjawab. Setelah selesai
melakukan tanya jawab siswa mengerjakan soal dari buku paket dan
langsung dikoreksi bersama-sama salah satu siswa ditunjuk untuk
menulis jawaban, namun ada 24 siswa tidak memperhatikan jawaban
yang ditulis siswa. Ada 12 siswa bergerombol di pojok belakang
sebelah kiri. Siswa lainnya asik berbicara dengan teman semeja. Guru
sudah mengingatkan siswa namun siswa diam, kembali ke tempat
duduk dan tidak sampai 5 menit siswa kembali ribut.
Peneliti melihat kurangnya minat belajar siswa dalam proses
pembelajaran. Sebanyak 24 siswa dari 37 siswa tidak memperhatikan
dan tidak ada usaha untuk mengikuti pembelajaran dengan serius.
Siswa lainnya diam tidak menjawab pertanyaan dan melamun. Ada 3
siswa yang mengangat tangan untuk menjawab pertanyaan, namun
saat ditunjuk siswan diam saja dan malah menjawab “aduh....bu lupa
jawabannya”. Sepertinya siswa yang mengangkat tangan belum pasti
dia tahu jawabannya. Siswa yang diam saja mungkin tahu
jawabannya namun malu untuk menjawab. Saat guru memberi tugas
siswa tidak langsung mengerjakan tugas dari guru, sebanyak 23 siswa
sibuk berbicara dengan teman lainnya, sehingga guru harus menegur
siswa berulang kali.
Prestasi belajar siswa kelas V.1 SD BOPKRI Gondolayu tahun
(24)
Minimal (KKM) yang ditentukan oleh sekolah yaitu 66. Berdasarkan
data nilai yang ada dari 37 siswa ada 45,95 siswa yang belum
mencapai KKM dan belum menguasai materi dan 54,05 siswa nilainya
sudah mencapai KKM. Ada 17 siswa yang belum mencapai KKM dan
20 siswa sudah mencapai KKM. Dari data tes tersebut nilai rata-rata
37 siswa yaitu 64,83. Nilai rata-rata masih di bawah nilai KKM
dikarenakan nilai 17 siswa yang belum tuntas nilainya sangat rendah.
Nilai terendah 38 dan nilai tertinggi 88. Pada tahun ajaran 2010/2011
ada 56,41% siswa yang nilainya belum tuntas dari 39 siswa. Nilai
rata-rata siswa masih di bawah rata-rata yaitu 65,21. Nilai terendah
pada tahun ajaran 2010/2011 yaitu 42 dan nilai tertinggi 85.
Sedangkan pada tahun ajaran 2009/2010 dari 41 siswa ada 22 siswa
memiliki nilai di bawah KKM atau sebanyak 53,65% siswa. Rata-rata
nilai siswa hanya 61,9 masih di bawah nilai KKM.
Siswa kelas V.1 SD BOPKRI Gondolayu tahun ajaran
2009/2010 hingga 2011/2012 nilai rata-rata kelas V.1 masih dibawah
KKM(66), sehingga prestasi belajar masih rendah maka prestasi
belajar siswa harus ditingkatkan. Siswa kelas V.1 SD BOPKRI
Gondolayu tahun ajaran 2012/2013 menurut wawancara dan
observasi yang dilakukan peneliti, kurang adanya minat belajar siswa
dalam proses pembelajaran di kelas. Peneliti ingin meningkatkan
prestasi belajar dan minat belajar siswa.
Peneliti akan mencoba menggunakan teknik Peta Pikiran untuk
(25)
Peta Pikiran adalah metode mempelajari konsep yang ditemukan oleh
Tony Buzan (Suyatno, 2009:93). Menurut Buzan (2007:4) mind map
adalah teknik mencatat yang kreatif, efektif, sederhana, dan dapat
memetakan pikiran kita. Materi Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)
banyak sekali, menurut wawancara saya bersama bu Lis guru mata
pelajaran PKn SD BOPKRI Gondolayu, siswa-siswi bingung saat
harus menjawab karena materi PKn sangat luas.Peta pikirandapat
membantu siswa agar lebih mudah memahami materi yang diajarkan.
Peta pikiran merupakan metode mencatat kreatif yang memudahkan
kita mengingat banyak informasi (De Porter, 2010: 225). Siswa di
sekolah hanya mencatat di buku catatan, dan tidak semua siswa bisa
mencatat dengan baik. Teknik peta pikiran dapat membantu siswa
agar catatan setiap materi yang diajarkan lebih menarik untuk dibaca
dan membangkitkan minat belajar siswa. Peneliti merasa tertarik
untuk melakukan penelitian tindakan kelas ini, dengan mengambil
judul ’’ Peningkatan Minat dan Prestasi Belajar PKn pada Siswa Kelas
V.1 SD BOPKRI Gondolayu dengan Teknik Peta Pikiran’’.
B. Batasan Masalah
Dalam penelitian ini peneliti membatasi masalah yaitu :
1. Penelitian ini hanya dibatasi pada siswa kelas V.1 SD BOPKRI
Gondolayusemester genap tahun pelajaran 2012/2013.
2. Mata Pelajaran dalam penelitian ini adalah Pendidikan
Kewarganegaraan (PKn).
(26)
4. Teknik yang digunakan adalah teknik Peta Pikiran.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas peneliti merumuskan masalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana upaya peningkatan minat belajar dan prestasi
belajar PKn pada siswa kelas V.1 SD BOPKRI
Gondolayu semester genap tahun pelajaran 2012/2013
dengan menggunakan teknik peta pikiran?
2. Apakah penggunaan teknik peta pikiran dapat
meningkatkan minat belajar PKn pada siswa kelas V.1
SD BOPKRI Gondolayu semester genap tahun pelajaran
2012/2013 ?
3. Apakah penggunaan teknik peta pikiran dapat
meningkatkan prestasi belajar PKN pada siswa kelas V.1
SD BOPKRI Gondolayu semester genap tahun pelajaran
2012/2013 ?
D. Batasan Istilah
Batasan masalah pada penelitian ini adalah
1. Prestasi belajar
Kemampuan intelektual siswa sangat menentukan
keberhasilan siswa dalam prestasi belajar siswa. Prestasi belajar
siswa merupakan tingkatan tinggi rendahnya hasil belajar siswa
(27)
2. Minat
Keadaan di mana siswa tertarikan dan kecenderungan
untuk tetap memperhatikan dan terlibat dalam aktivitas belajar
karena siswa menyadari pentingnya aktivitas belajar yang dapat
mempengaruhi prestasi belajar.
3. Teknik Peta Pikiran
Teknik Peta Pikiranadalah cara mencatat kreatif yang
memudahkan mengingat banyak informasi (De Porter,
2010:176). Selain memudahkan untuk mengingat, penggunaan
gambar dan simbol dengan warna akan mengurangi tingkat
kebosanan siswa (Stevenson, 2004:106).
E. Pemecahan Masalah
Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, dan batasan
masalah di atas untuk meningkatan minat dan prestasi belajar
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)kelas V.1 SD BOPKRI
Gondolayu dengan teknik Peta Pikiran.
F. Tujuan Penelitian
Penelitian ini diadakan dengan tujuan untuk :
1. Mengetahui bagaimana upaya peningkatan minat belajar
dan prestasi belajar PKn pada siswa kelas V.1 SD
BOPKRI Gondolayu semester genap tahun pelajaran
2012/2013 dengan menggunakan teknik peta pikiran.
2. Mengetahui apakah penggunaan teknik peta pikiran dapat
(28)
BOPKRI Gondolayu semester genap tahun pelajaran
2012/2013.
3. Mengetahui apakah penggunaan teknik peta pikiran dapat
meningkatkan prestasi belajar PKN pada siswa kelas V.1
SD BOPKRI Gondolayu semester genap tahun pelajaran
2012/2013.
G. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi :
1. Peneliti
Hasil penelitian bermanfaat untuk menerapkan ilmu dan
pengetahuan mengelola kelas yang lebih baik.
2. Guru
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu
alternatif solusi pembelajaran yang dapat meningkatkan
minat dan prestasi belajar siswa.
3. Siswa
Hasil penelitian ini dapat memberi pengalaman bagi siswa
dalam mempelajari mata pelajaran PKn menggunakan
(29)
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Minat Belajar
1. Pengertian Minat
Minat menurut Slameto (2010:180) adalah suatu rasa lebih suka
dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang
menyuruh. Sedangkan menurut Hilgard dalam Slameto (2010: 57)
minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan
mengenang beberapa kegiatan. Hampir sama dengan Slameto dan
Hilgard, menurut Surya (2003:67) minat diartikan sebagai rasa senang
atau tidak senang dalam menghadapi suatu obyek. Prinsip dasarnya
ialah bahwa motivasi seseorang cenderung akan meningkat apabila
yang bersangkutan memiliki minat yang besar dalam melakukan
tindakannya.
Winkel (1984:30) menyatakan minat adalah kecenderungan
yang menetap dalam subyek untuk merasa tertarik pada bidang/hal
tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang itu. Minat
sangat berhubungan dengan perasaan siswa. Perasaan yang
berpengaruh terhadap semangat dan gairah untuk belajar. Dengan
perasaan, siswa dapat memperoleh pengalaman-pengalaman belajar
yang diperolehnya. Perasaan senang akan menimbulkan minat yang
positif atau baik. Dan sebaliknya, jika perasaan tidak senang maka
akan menimbulkan minat yang negatif atau kurang baik.
(30)
Dari beberapa pengertian minat di atas, dapat disimpulkan
bahwa minat adalah suatu ketertarikan atau perhatian pada suatu
obyek yang cenderung bersifat menetap yang didalamnya ada unsur
rasa senang.
2. Klasifikasi Minat
Minat yang diklasifikasikan menurut beberapa ahli ialah :
Menurut Super dan Krites dalam Dewi Suhartini (2001:25)
mengklasifikasikan minat menjadi empat jenis berdasarkan bentuk
pengekspresian dari minat :
a. Expressed interest, minat yang diekspresikan melalui verbal
yang menunjukkan apakah seseorang itu menyukai atau tidak
menyukai suatu objek atau aktivitas.
b. Manifest interest, minat yang disimpulkan dari keikutsertaan
individual pada suatu kegiatan tertentu.
c. Tested interest, minat yang disimpulkan dari tes pengetahuan
atau keterampilan dalam suatu kegiatan.
d. Inventoried interest, minat yang diungkapkan melalui inventori
minat atau daftar aktivitas dan kegiatan yang sama dengan
pertanyaan.
Menurut Krapp, et al dalam Dewi Suhartini (2001:23)
mengklasifikasikan minat dalam 3 bagian pertama minat personal
yang bersifat permanen dan relatif stabilyang mengarah pada minat
(31)
Kedua minat situasional adalah minat yang bersifat tidak permanen,
berganti-ganti, ada ketergantungan dari eksternal. Ketiga ialah minat
psikologikal, minat ini memiliki keterikatan dengan minat permanen
dan minat situasional.
Berbeda dengan Super dan Krites serta Krapp, menurut Surya
(2007:122) menggolongkan minat menjadi tiga jenis berdasarkan
sebab-musabab minat :
a. Minat Volunter adalah minat yang timbul dari dalam diri siswa
tanpa adanya pengaruh dari luar.
b. Minat Involunter adalah minat yang timbul dari dalam diri
siswa dengan adanya pengaruh situasi yang diciptakan oleh
guru.
c. Minat Nonvolunter adalah minat yang timbul dari dalam diri
siswa secara paksa atau dihapuskan.
3. Ciri-ciri Minat
Hurlock (1995:115) ciri-ciri minat antara lain sebagai berikut:
a. Minat tumbuh bersamaan dengan perkembangan fisik dan
mental
Pada dasarnya minat di semua bidang tetap berubah. Perubahan
minat terjadi selama perubahan fisik dan mental siswa
berkembang. Dengan demikian perkembangan fisik dan mental
(32)
b. Minat bergantung pada kesiapan belajar
Siswa tidak akan mempunyai minat sebelum mereka siap secara
fisik dan mental untuk belajar. Misalnya; siswa tidak akan
mempunyai minat yang sungguh-sungguh untuk belajar PKn,
sampai siswa tersebut memiliki pengetahuan dan keinginan
untuk belajar PKn sangat penting dalam kehidupan sehari-hari.
c. Minat bergantung pada kesempatan belajar
Kesempatan untuk belajar bergantung pada lingkungan dan
minat, baik anak-anak maipun dewasa. Minat berasal dari
lingkungan dimana mereka tinggal. Karena lingkungan anak
kecil sebagian besar terbatas pada rumah. Minat mereka tumbuh
dari rumah. Dengan bertambah luasnya lingkup sosial, mereka
tertarik pada minat orang yang berada di luar rumah yang mulai
mereka kenal. Jadi minat bergantung pada seseorang untuk
mencari situasi baru untuk belajar.
d. Perkembangan minat mungkin terbatas
Ketidakmampuan fisik dan mental serta pengalaman sosial yang
terbatas akan membatasi minat anak. Misalnya pada anak yang
memiliki cacat fisik, anak tersebut tidak mungking mempunyai
minat yang sama seperti dengan teman sebayanya yang
memiliki perkembangan fisik normal.
e. Minat dipengaruhi budaya
Anak-anak mendapat kesempatan dari orang tua, guru, dan
(33)
kelompok budaya mereka yang dianggap benar atau sesuai.
Dengan demikian mereka tidak diberi kesempatan untuk
menekuni minat yang mereka anggap tidak sesuai. Minat anak
tergantung pada lingkup budayanya yang mereka tekuni dengan
baik.
f. Minat berbobot emosional
Bobot emosional merupakan aspek afektif dari minat yang
menetukan kekuatanya. Bobot emosional yang tidak
menyenangkan akan melemahkan minat seorang siswa. Dan
sebaliknya, jika bobot emosional seorang siswa menyenangkan
maka akan memperkuat minat seorang siswa tersebut.
g. Minat itu egosentris
Sepanjang masa kanak-kanak, bahwa minat itu bersifat
egosentris. Minat akan menuntun mereka ke arah tujuannya.
Misalnya, minat anak pada mata pelajaran tertentu, kepandaian
mereka di bidang tersebut di sekolah menjadi langkah penting
untuk menuju kedudukan yang baik dan menguntungkan di
bidang yang diminati anak.
4. Mengukur Minat Belajar
Minat belajar siswa diukur dengan penilaian non tes. Penilaian
non tes yang digunakan peneliti untuk mengukur minat belajar siswa
yaitu pengamatan (observasi) dan wawancara. Observasi menurut
Arifin (2009:153) adalah suatu proses pengamatan dan pencatatan
(34)
fenomena, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi
buatan untuk mencapai tujuan tertentu. Pengamatan (observasi) yang
dilakukan peneliti untuk mengukur minat belajar siswa adalah
pengamatan persuasif. Pengamatan persuasif menurut Wijaya
Kusumah (2009: 52) ialah pengamatan yang dilakukan oleh orang
yang terlibat secara aktif dalam proses pelaksanaan tindakan. Dengan
kata lain pengamatan dilakukan oleh peneliti sendiri. Pengamatan
yang dilakukan sendiri oleh peneliti dirasa cocok terutama untuk
memperoleh data-data kualitatif. Wawanacara menurut Wijaya
Kusumah (2009: 53) instrumen yang dapat digunakan untuk
memperoleh data atau informasi yang lebih rinci dapat juga sebagai
pelengkap data hasil pengamatan.
5. Indikator Minat Belajar
Minat belajar siswa dapat diketahui dengan menganalisis
kegiatan-kegiatan yang disenangi dan berdampak positif pada saat
siswa belajar. Indikator minat menurut Mardapi (2008: 112) antara
lain: usaha dalam memahami, membaca buku yang berkaitan dengan
bidang studi, bertanya di kelas, bertanya kepada teman, bertanya
kepada orang lain, mengerjakan soal dengan sungguh-sungguh.
Menurut Djamarah (2008: 166-167) minat peserta didik dapat
diekspresikan melalui :
a. Pertanyaan lebih menyukai sesuatu dari pada yang lainnya.
(35)
c. Memberikan perhatianyang lebih besar terhadap sesuatu
yang diminatinya tanpa menghiraukan yang lain (fokus).
Berdasarkan indikator dan ekspresi minat siswadi atas, yang
dijelaskan Mardapi dan Djamarah, peneliti dapat menyimpulkan
bahwa indikator siswa yang memiliki minat untuk belajar ialah :
a. Ekspresi perasaan senang, meliputi : antusias siswa
mengikuti pelajaran, ekspresi siswa saat diberi tugas oleh
guru, siswa datang tepat waktu sebelum pelajaran dimulai,
siswa menyiapkan buku pelajaran sebelum pelajaran
dimulai, dan siswa dapat duduk dengan tenang siap untuk
belajar.
b. Perhatian dalam belajar, meliputi : siswa aktif bertanya,
siswa menjawab pertanyaan, siswa menyimak pelajaran,
siswa melamun atau tidak saat guru menjelaskan, siswa
mengobrol atau mengganggu teman sehingga perhatian
siswa tidak fokus pada pelajaran.
c. Ketertarikan pada materi dan guru, meliputi : siswa giat
membaca buku pelajaran PKn, siswa bertanya jika
mengalami kesulitan, siswa membuat peta pikiran, siswa
mengerjakan tugas mereka, dan siswa membawa buku dari
sumber yang lain untuk membantu dalam proses
pembelajaran mereka.
d. Keterlibatan siswa dalam pembelajaran, meliputi :
(36)
membantu teman yang mengalami kesulitan, siswa dapat
bekerjasama dengan teman, siswa maju mempresentasikan
hasil peta pikiran mereka masing-masing, dan keterlibatan
siswa menjawab pertanyaan dari guru secara sepontan.
B. Prestasi Belajar
1. Pengertian Belajar
Belajar menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi empat
(2008: 23) adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu.
Hilgard dalam Tanlain (2006:4) menyatakan bahwa belajar adalah
perubahan yang terjadi dalam diri berupa pengetahuan, pemahaman,
sikap, keterampilan yang menampak dalam tingkah laku memalui
praktek atau latihan. Gagne dalam Dahar dalam Suyono dan Haryanto
(2011: 12) menyatakan bahwa belajar merupakan proses perubahan
tingkah laku yang meliputi perubahan kecenderungan manusia, seperti
sikap, minat atau nilai dan perubahan kemampuannya yaitu
kemampuan untuk melakukan berbagai jenis kinerja.
Pembelajaran sendiri menurut Tanlain (2006:21) sebagai
petunjuk verbal atau non verbal yang diberikan oleh guru atau orang
perancang pengajaran individu untuk digunakan oleh siswa dalam
meneruskan belajarnya. Dari pengertian beberapa ahli di atas, belajar
menurut Morgan dalam Winastwan Goro dan Sunarto (2009: 1)
mengatakan kegiatan dikatakan belajar apabila memiliki tiga ciri-ciri
sebagai berikut belajar adalah perubahan tingkah laku, perubahan
(37)
dan yang terakhir perubahan tersebut harus bersifat permanen dan
tetap ada untuk waktu yang cukup lama. Belajar merupakan proses
perubahan yang bersifat permanen yang terjadi dalam diri untuk
memperoleh kepandaian berupa pengetahuan, pemahaman, dan
keterampilan yang diperoleh dari guru secara verbal atau non verbal.
2. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi belajar (KBBI, 2008: 1101) menyatakan bahwa prestasi
belajar merupakan penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang
dikembangkan melalui mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan
nilai tes atau nilai yang diberikan oleh guru. Menurut Masidjo (1995:
38) prestasi belajar adalah proses belajar khas yang dilakukan dengan
secara sengaja sebagai hasil suatu pengukuran dari hasil proses belajar
yang merupakan kemampuan aktual yang diperoleh sewaktu
mempelajari suatu bahan pelajaran. Sedangkan menurut Abdurrahman
(2003: 150) prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan dari
pelajaran-pelajaran yang diterima atau kemampuan menguasai
pelajaran yang diberikan oleh guru, dan selalu dikaitkan dengan tes
hasil belajar atau tes prestasi. Berdasarkan pendapat para ahli dapat
disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan
atau keterampilan siswa menguasai pelajaran yang diterimanya
melalui mata pelajaran dari guru dilakukan secara sengaja dan
(38)
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar menurut
Sudjana (1989:39) ialah :
a. Faktor Intrinstik
Faktor dari dalam diri siswa seperti motivasi belajar, minat
dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, sosial
ekonomi, faktor fisik dan psikis.
b. Faktor ekstrinsik
Faktor dari luar diri siswa atau lingkungan seperti guru,
media, teman pergaulan dll.
Faktor prestasi belajar menurut Arikunto (1990:21) adalah :
a. Faktor Internal, faktor ini bersumber dari dalam diri siswa
sendiri. Faktor internal tediri dari faktor biologis dan faktor
psikologis. Faktor biologis prestasi belajar siswa seperti usia,
kematangan, dan kesehatan. Sedangkan faktor psikologis
prestasi belajar siswa seperti kelelahan, suasana hati, minat,
motivasi, serta kebiasaan belajar.
b. Faktor Eksternal, faktor ini berasal dari luar diri siswa seperti
faktor manusia yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat. Dan
faktor non manusia yaitu alam dan lingkungan fisik.
Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yang lainnya
(39)
a. Faktor internal seperti jasmaniah, psikologis
b. Faktor eksternal seperti keluarga, sekolah, dan
masyarakat.
Ada beberapa pendapat para ahli tentang faktor prestasi belajar
pada siswa. Pendapat yang telah disampaikan beberapa ahli di atas
dapat disimpulkan bahwa faktor prestasi belajar siswa ialah faktor dari
dalam dirinya sendiri seperti keadaan fisik siswa, keadaan biologis
siswa, serta psikologis siswa. Faktor yang kedua ialah faktor yang ada
di luar diri siswa seperti keadaan anggota keluarganya, orang-orang di
sekolah dan tempat siswa tinggal, serta lingkungan fisik.
C. Peta Pikiran
Peta pikiran sering disebut juga sebagai mind mapdan peta konsep.
Peta pikiranadalah cara termudah untuk menempatkan informasi ke
dalam otak dan mengambil informasi ke luar dari otak, yang merupakan
cara mencatat yang kreatif dan efektif (Suyatno, 2009: 98). Menurut De
Porter (2010:225) peta pikiran adalah cara mencatat kreatif yang
memudahkan kita mengingat banyak informasi Sedangkan menurut
Martin dalam Gora (2009:95) peta pikiran merupakan inovasi baru yang
penting untuk membantu anak menghasilkan pembelajaran bermakna
dalam kelas, peta pikiran menyediakan bantuan visual konkret untuk
mengorganisasikan informasi sebelum informasi tersebut dipelajari. Dari
pendapat para ahli maka dapat disimpulkan peta pikiran adalah cara
mencatat kreatif dan efektif yang terorganisir, memudahkan siswa
(40)
dari otak sehingga membantu menghasilkan pembelajaran bermakna bagi
siswa. Manfaat peta pikiran yaitu peta pikiran memberi pandangan
menyeluruh pokok masalah atau area yang luas, memungkinkan kita
merencanakan rute atau membuat pilihan-pilihan dan mengetahui ke
mana kita akan pergi dan di mana kita berada (Suyatno, 2009: 99).
Manfaat Peta pikiran menurut Buzan (2008:5) memberi pandangan
menyeluruh pokok masalah atau area yang luas, memungkinkan kita
merencanakan rute atau membuat pilihan-pilihan dan mengetahui ke
mana kita akan pergi dan di mana kita berada, mengumpulkan sejumlah
besar data disatu tempat, mendorong pemecahan masalah dengan
membiarkan kita melihat. Peta pikiran juga bermanfaat sebagai alat
evaluasi. Menurut Dahar dalam Gora (2009:98) peta konsep sebagai alat
evaluasi didasarkan atas tiga prinsip dalam teori kognitif Ausubel, yaitu :
1. Struktur kognitif diatur secara hierarkis dengan konsep-konsep
dan proporsi-porporsi yang lebih inklusif, lebih umum,
superordinat terhadap konsep-konsep dan proposisi-proposisi
yang kurang inklusif dan lebih luas.
2. Konsep-konsep dalam struktur kognitif mengalami diferensiasi
progresif. Prinsip ini menyatakan bahwa belajar bermakna
merupakan proses yang kontinyu, di mana konsep – konsep
baru memperoleh lebih banyak arti dengan dibentuk lebih
banyak kaitan – kaitan proporsional. Jadi konsep – konsep
tidak pernah tuntas dipelajari, dimodifikasi dan dibuat lebih
(41)
3. Prinsip penyesuaian integratif menyatakan bahwa belajar
bermakna akan meningkat apabila siswa menyadari akan
perlunya kaitan – kaitan baru antara segmen – segmen konsep
atau proposisi. Dalam peta konsep, penyesuaian integratif ini
diperlihatkan dengan kaitan – kaitan silang antara segmen –
segmen konsep.
Peta pikiran sebagai alat evaluasi dapat memperjelas suatu
bacaan, dengan cara meminta siswa membaca lalu membuat peta
pikiran. Peta pikitan yang di buat siswa dapat njelaskan hubungan
antara konsep satu dengan konsep lain dalam satu peta pikiran. Setiap
siswa berbeda-beda dalam menyerap pengetahuan alat ukur untuk
mengevaluasi siswa juga beragam, maka peta pikiran dapat sebagai
alat evaluasi.
Dalam membuat peta pikiran ada beberapa langkah agar peta
pikiran dapat berguna. Tujuh langkah dalam pembuatan mind
mapping menurut Suyatno (2009: 94) ialah :
1. Mulailah dari bagian tengah kertas kosong yang sisi
panjangnya di letakkan mendatar.
2. Gunakan gambar atau foto intuk ide sentral, karena gambar
melambangkan topik utama.
3. Gunakan warna, karena bagi otak warna sama menariknya
(42)
4. Hubungan cabang-cabang utama ke gambar pusat dan
hubungkan cabang-cabang tingka dua dan tiga ke tingkat
satu dan dua, dan seterusnya.
5. Buatlah garis hubung yang melengkung.
6. Gunakan satu kata kunci untuk setiap cabang atau garis.
7. Gunakan gambar, karena setiap gambar bermakna seribu
kata.
Membuat peta pikiran tidaklah sulit, dengan menjelaskan
langkah-langkah dalam membuat peta pikiran siswa dapat membuat
sendiri. Siswa dapat dengan mudah membuat peta pikiran. Siswa juga
akan lebih tertarik jika peta pikiran diberi warna dan gambar.
D. Pendidikan Kewarganegaraan
1. Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan
Abdul Aziz (2002:4) menyampaikan bahwa PPKn merupakan
mata pelajaran baru yang menyempurnakan Pendidikan Moral
Pancasila (Kurikulun sekolah tahun 1975 dan 1984). Menurut
Wiharyanto (2008:6) mata pelajaran kewarganegaraan merupakan
mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan diri yang
beragam dari segi agama, sosio-kultural, bahasa, usia, dan suku
bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil,
dan berkarakter yang dilandasi oleh Pancasila dan UUD 1945. Pasha
(2002:12) mengungkapkan bahwa pendidikan kewarganegaraan
(43)
dan kesatuan, kesadaran warga Negara dalam bernegara, hak dan
kewajiban warga Negara dalam berbangsa dan bernegara, serta
pendidikan bela negara. Pendidikan Kewarganegaraaan sangat penting
diajarkan bagi siswa sekolah dasar untuk membentuk manusia
Pancasila yang dapat bermanfaat dan membanggakan bangsa. Melalui
pelajaran PKn siswa dapat belajar menjadi warga negara yang baik
mulai dari lingkungan keluarga hingga lingkungan pemerintahan.
2. Fungsi dan Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan
Fungsi Pendidikan Kewarganegaraan menurut Abdul Azis
(2002:20) ialah :
a. Mengembangkan dan melestarikan nilai-nilai moral Pancasila
secara dinamis dan terbuka. Dinamis dan terbuka dalam arti
bahwa nilai dan moral yang dikembangkan mampu menjawab
tantangan perkembangan yang terjadi dalam masyarakat, tanpa
kehilangan jati diri sebagai bangsa Indonesia, yang merdeka,
bersatu, dan berdaulat.
b. Mengembangkan dan membina manusia Indonesia seuuhnya
yang sadar politik dan Konstitusi Negara Kesatuan Republik
Indonesia berlandaskan Pancasila dan UUD 1945.
c. Membina pemahaman dan kesadaran terhadap hubungan antar
warga negara dengan negara, antara warganegara dengan
warganegara, dan pendidikan pendahuluan bela negara agar
mengetahui dan mampu melaksanakan dengan baik hak dan
(44)
Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan menurut
Wiharyanto (2008: 5) adalah membawa peserta didik untuk
menjadi ilmuwan dan profesional yang memiliki rasa
kebangsaan dan cinta tanah air, demokratis dan berkeadaban,
dan menjadi warga negara yang memiliki daya saing,
berdisiplin, berpartisipasi aktif dalam membangun kehidupan
yang damai berdasarkan sistem nilai pancasila. Tujuan
Pendidikan Kewarganegaraan menurut Sunarso, dkk (2006: 5)
adalah :
a. Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam
menanggapi isu kewarganegaraan.
b. Berpartisipasi secara bermutu dan bertanggung jawab, dan
bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.
c. Berkembang secara positif dan demokratis untuk
membentuk diri berdasarkan pada karakter masyarakat
Indonesia agar hidup bersama dengan bangsa-bangsa lain.
d. Berinteraksi dengan bangsa lain dalam peraturan dunia
secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan
teknologi informasi dan komunikasi.
E. Kompetensi Dasar
Peraturan menteri pendidikan nasional republik Indonesia nomor 41
tahun 2007 (2007:23) menyatakan bahwa kompetensi dasar adalah
(45)
pekerjaan dengan efektif. Penelitian di kelas V.1 semester dua di SD
BOPKRI Gondolayu mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)
membahas kompetensi dasar 3.2 menyebutkan contoh organisasi di
lingkungan sekolah dan masyarakat. Materi ini mengajarkan siswa untk
dapat mengenal organisasi yang berada di sekitarnya seperti organisasi di
lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat.Organisasi di lingkungan
sekolah seperti Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS), Pramuka, koperasi
sekolah, organisasi kelas, Palang Merah Remaja (PMR), dan Unit
Kesehatan Sekolah (UKS). Organisasi di lingkungan masyarakat seperti
PKK, karang taruna, posyandu, LSM, RT, dan RW. Organisasi masyarakat
sangat luas sehingga peneliti juga mengenalkan pada siswa organisasi
pemerintahan, organisasi politi, serta organisasi ekonomi. Materi yang
diajarkan pada penelitian ini adalah materi bentuk organisasi siswa diajak
mengenal organisasi lebih mendalam.
F. Penerapan Teknik Peta Pikiran pada Mata Pelajaran PKn
Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) bertujuan agar
warga negara Indonesia berpartisipasi aktif dan berpartisipasi secara
bermutu dan bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas dalam
kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Salah satu cara agar
warga dapat berpartisipasi yaitu dengan mengikuti bermacam organisasi.
Kegiatan berorganisasi dimulai sedini mungkin untuk melatih siswa agar
dapat berorganisasi. Manusia adalah mahluk sosial yang saling
membutuhkan satu sama lain. Organisasi adalah temapat yang sesuai
(46)
siswa mulai terbiasa, bisa dimulai dengan organisasi yang paling dekat
dengan kita yaitu keluarga. Setelah siswa memasuk dunia sekolah siswa
akan lebih berpartisipasi aktif dengan mengenal banyak teman dan
mengenal lingkunag di sekitarnya.anak-anak kelas V SD diajarkan
berbagai bentuk organisasi serta manfaat berorganisasi. Kompetensi dasar
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) kelas V SD semester dua yaitu
menyebutkan contoh organisasi di lingkungan sekolah dan lingkungan
masyarakat sangatnya luas. Organisasi yang harus siswa kenal bukan saja
organisasi yang dekat dengan siswa, seperti Organisasi Siswa Intra
Sekolah (OSIS) adalah organisasi yang dimulai pada jenjang Sekolah
menengah Pertama (SMP) sedangkan subjek penelitiankelas V SD, maka
siswa dapat memperoleh informasi tentang organisasi yang belum siswa
pahami melalui membaca buku paket dan sumber lain yang dapat
membantu. Indonesia memiliki banyak organisasi, sehingga siswa sulit
untuk mengelompokkan dan mengenal organisasi. Membaca saja dirasa
tidak cukup, siswa bisa membuat catatan yang dapat mempermudah
mereka untuk belajar. Catatan yang menarik akan membantu siswa untuk
belajar bentuk organisasi.
Pada penelitian ini peneliti memilih teknik peta pikiran atau bisa
disebut juga dengan mind map atau peta konsep. Peta pikiran ialah cara
membuat catatan kreatif dan efektif serta terorganisasi sehingga
memudahkan siswa memasukkan informasi ke dalam otak dan mudah juga
mengeluarkan informasi tersebut. Langkah pembelajaran yang pertama
(47)
tulis. Cara menbuat peta pikiran sebagai berikut:(a) Letakakan kertas
dengan posisi mendatar pada bagian tengah bisa dituliskan topik utama
yaitu organisasi. (b) Buat cabang-cabang dan hubungkan dengan garis
lengkung. (c) Cabang-cabang dapat diisi dengan pengertian organisasi,
contoh organisasi di lingkungan sekolah, contoh organisasi di lingkungan
masyarakat, contoh organisasi negara atau pemerintah atau nasional,
organisasi antar negara atau internasional, serta manfaat organisasi. (d)
Cabangpada peta pikiran hanya menulis kata kunci saja dan tidak perlu
menulis beberapa kalimat misalnya UKS dan diberi garis hubung untuk
membuat cabang lagi misal kesehatan siswa. (e) Peta pikiran diberi warna
dan gambar sehingga lebih menarik untuk belajar kembali. Langkah
selanjutnya guru membagikan Lembar Kerja Siswa (LKS) untuk dibaca
sebagai panduan dalam membuat peta pikiran. Siswa membuat peta
pikiran secara individual, namun siswa boleh juga berdiskusi dengan
teman-teman. Beberapa siswa setelah selesai mengerjakan peta pikiran,
mereka mempresentasikan hasil peta pikirandi depan teman-teman.
Setelah presentasi selesai siswa diberi kesempatan untuk bertanya kepada
guru apa yang belum mereka pahami dalam pembelajaran, dan terakhir
guru bersama siswa menyimpulkan apa yang telah mereka pelajari hari ini.
G. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang dilakukan oleh Istikomah (2011), yangberjudul
Peningkatan Prestasi Belajar dengan Teknik Pembelajaran Mind Map
Mata Pelajaran PKN Bagi Siswa Kelas IV SD Kanisius Kadirojo Sleman
(48)
melalui 2 siklus. Siklus pertama diperoleh nilai rata-rata siswa 62,3
kemudian dilakukan sikluas dua mengolah data siklus 2 maka diperoleh
hasil nilai rata-rata siswa 72,2. Persentase prestasi belajar sebesar yang
awalnya 53% setelah dilakukan 2 siklus maka meningkat persentasenya
menjadi 76%.
Penelitian yang dilakukan oleh Purnomo (2012), yang berjudul
Peningkatan Minat dan Prestasi Belajar Menggunakan Metode
Eksperimen pada Materi Sifat-Sifat Cahaya Siswa Kelas V SD Negeri 1
Bakung, Klaten Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012. Rata-rata
kondisi awal minat siswa adalah 8.03 setelah dilakukan siklus I rata-rata
minat belajar siswa menjadi 11,20 dan pada siklus II semakin meningkat
menjadi 14,08. Selain minat belajar yang meningkat, prestasi belajar siswa
juga meningkat dengan metode eksperimen. Nilai rata-rata siswa pada
kondisi awal 61,21 dan hanya 36,36% siswa yang mencapai KKM. Setelah
dilakukan siklus I nilai rata-rata siswa meningkat menjadi 73,95 persentase
nilai siswa yang mencapai KKM 72,73%. Prestasi belajar siswa semakin
meningkat pada siklus II, rata-rata nilai siswa 80,02 dan 84,85 % siswa
telah mencapai KKM.
Penelitian yang dilakukan olehAfindra (2011) yang berjudul
Peningkatan Prestasi Belajar dengan Teknik Pembelajaran Mind Map pada
Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Bagi Siswa Kelas IV A
SDN Glagahombo 1 Sleman semester Genap Tahun Pelajaran 2010/2011.
Kondisi awal rata-rata nilai siswa 58,97 dan hanya 34,37% siswa yang
(49)
Peningkatan prestasi belajar menggunakan teknik mind map
pada mata pelajaran PKn Istikomah (2011)
Peningkatan prestasi belajar menggunakan teknik mind map
pada mata pelajaran PKn.
Peningkatan minat belajar dan prestasi belajar siswa. Purnomo (2012)
Peningkatan minat belajar dan prestasi belajar siswa.
Peningkatan prestasi belajar siswa menggunakan teknik mind map pada mata pelajaran
PKn Afindra (2011)
Peningkatan prestasi belajar siswa menggunakan teknik mind map pada mata pelajaran
PKn
Yang perlu diteliti
Peningkatan minat belajar, peningkatan prestasi belajar, penggunaan teknik mind map pada
mata pelajaran PKn.
rata-rata nilai siswa 65,22 dan 47,83 % siswa telah mencapai KKM. Pada
siklus II rata-rata nilai siswa meningkat menjadi 71,02 dan sebanyak
78,26% siswa telah mencapai KKM. Berikut ini literatur map dari
penelitian-penelitian sebelumnya :
(50)
Penelitian peningkatan prestasi belajar menggunakan teknik mind
map pada mata pelajaran PKn dari saudari Istikomah dapat berhasil dan
berjalan baik di SD Kanisius Kadirojo. Penelitian peningkatan minat dan
prestasi belajar saudara Purnomo dapat berhasil dan berjalan baik di SD
Negeri Bakung 1, Klaten. Penelitian saudari Afindra untuk meningkatkan
prestasi belajar siswa menggunakan teknik mind map pada mata pelajaran
PKn dapat berhasil dan berjalan baik di SDN Glagahombo 1, Sleman.
Teknik peta pikiran yang digunakan pada penelitian sebelumnya dapat
meningkatkan prestasi belajar PKn pada siswa. Pada peneliti ini, peneliti
juga menggunakan teknik peta pikiran dalam upaya meningkatkan minat
belajar dan prestasi belajar PKn siswa kelas V.1 di SD BOPKRI
Gondolayu semester genap tahun pelajaran 2012/2013.
H. Kerangka Berpikir
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan mata pelajaran
yang dipelajari dari jenjang Sekolah Dasar (SD) hingga perguruan tinggi.
Pendidikan Kewarganegaraan dinilai sangat penting terutama untuk
anak-anak. Usia Sekolah Dasar (SD) merupakan tahapan yang tepat untuk
menanamkan nilai-nilai kehidupan yang positif. Pendidikan
Kewarganegaraan bukan hanya pelajaran di sekolah, PKn merupakan mata
pelajaran yang sangat penting dalam kehidupan manusia berdampingan
dengan mahluk lain. Siswa SD dituntut untuk memahami setiap materi
yang dipelajari di sekolah karena berguna bagi kehidupannya sendiri
(51)
sekali, sehingga anak-anak sulit untuk menghafalkan setiap materi yang
diajarkan.
Teknik peta pikiran atau sering juga disebut mind map merupakan
teknik di mana seseorang dapat membuat catatannya sendiri dengan
menarik dan kreatif, tidak monoton menulis di buku bergaris. Selain
catatan yang menarik teknik peta pikiran dapat membantu siswa berpikir
secara sistematis. Dengan catatan yang dibuat secara sistematis, kreatif
dan menarik akan membantu seseorang agar lebih memiliki minat belajar
yang tinggi. Materi tentang bentuk organisasi yang cukup banyak akan
lebih mudah bila menggunakan teknik peta pikiran karena catatan yang
akan siswa buat tidak membosankan, lebih berwarna, apalagi siswa
membuat sendiri peta pikiran mereka jadi pemahaman merekan tentang
bentuk organisasi lebih baik.
I. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan variabel penelitian, kajian pustaka, penelitian
sebelumnya, dan kerangka berpikir di atas, maka peneliti mengemukakan
hipotesis bahwa:
1. Penggunaan teknik peta pikiran dalam upaya meningkatkan
minat belajar dan prestasi belajar PKn pada siswa kelas V.1 SD
BOPKRI Gondolayu semester genap tahun pelajaran
2012/2013, dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
(a) Guru mendemonstrasikan langkah-langkah membuat
(52)
(b) Guru membagikan LKS kepada siswa sebagai panduan
membuat pete pikiran dan rinkasan materi untuk dibaca.
(c) Siswa mengerjakan peta pikiran secara individual, siswa
diperbolehkan untuk berdiskusi materi organisasi dengan
teman.
(d) Siswa mempresentasikan peta pikiran mereka di depan
teman-teman.
(e) Guru menanyakan kesulitan yang dihadapi siswa dalam
pembelajaran dan bersama dengan siswa menyimpulkan
pembelajaran.
2. Penggunaan teknik peta pikiran dapatmeningkatkan minat
belajar PKn pada siswa kelas V.1 SD BOPKRI Gondolayu
semester genap tahun pelajaran 2012/2013.
3. Penggunaan teknik peta pikiran dapat meningkatkan prestasi
belajar PKN pada siswa kelas V.1 SD BOPKRI Gondolayu
(53)
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom
action research). Penelitian ini dilakukan untuk memecahkan masalah
pembelajaran di kelas.Kurt Lewin dalam Kunandar (2008: 42) berpendapat
bahwa Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu rangkaian langkah yang
terdiri atas empat tahap yakni perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan,
pengamatan tindakan, dan refleksi tindakan.
Kemmis dan Taggart dalam Open University Press (2008: 51)
menyatakan tahapan PTK sebagai berikut:
Siklus 1 Siklus 2
Gambar 2 : Siklus PTK menurut Kemmis &Taggart
1.Perencanaan 1.Perencanaan
2.Pelaksanaan 2.Pelaksanaan 3.Pengamatan 3.Pengamatan
4. Refleksi
4.Refleksi
(54)
1. Perencanaan
Kegiatan merencanakan suatu tindakan yang akan dilakukan untuk
setiap pelaksanaan siklus. Ada beberapa hal yang terdapat dalam
perencanaan yaitu:
a. Identifikasi masalah
b. Analisis penyebab adanya masalah
c. Pengembangan pemecahan masalah.
2. Pelaksanaan / Tindakan
Pelaksanaa proses pembelajaran yang sesuai dengan skenario
pembelajaran yang sudah dibuat dalam perencanaan.
3. Pengamatan/ Observasi
Pengamatan dilakukan untuk mengetahui dan memperoleh gambaran
lengkap secara objektif tentang perkembangan proses pembelajaran. Usaha
merekam informasi dari pelaksanaan tindakan dengan atau tanpa alat
bantu. Data yang dikumpulkan dapat berupa data kuantitatif dan data
kualitatif sesuai dengan indikator-indikator yang telah ditetapkan.
4. Refleksi
Evaluasi antara guru dan peneliti dalam penelitian tindakan kelas.
Guru dan peneliti berdiskusi tentang masalah selama pelaksanaan siklus.
Pada refleksi hasil perlakuan tindakan pada siklus pertama, maka akan
ditentukan peneliti apakah tindakan yang dilakukan sudah mencapai tujuan
atau belum. Peneliti menentukan keputusan untuk menentukan siklus
(55)
B. Setting Penelitian
1. Tempat Penelitian
Tempat penelitian ini dilakukan di SD BOPKRI Gondolayu
terletak di Jl. Jendral Sudirman 24 Yogyakarta. Lokasi sekolah
terletak di Kotamadya.
2. Subjek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah siswa SD BOPKRI Gondolayu
tahun pelajaran 2012/2013 kelas V. 1 semester 2 yang berjumlah 36
siswa 18 siswa perempuan dan 18 siswa laki-laki. Siswa kelas V.1
semester 2 SD BOPKRI Gondolayu ini memiliki kemampuan yang
kurang dalam memahami mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan . Hal ini diketahui dari nilai ulangan siswa yang
hasilnya masih di bawah KKM.
3. Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah minat belajar dan prestasi belajar
siswa pada pelajaran PKn materi bentuk organisasi siswa kelas V.1
SD BOPKRI Gondolayu tahun pelajaran 2012/2013 menggunakan
teknik peta pikiran.
4. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan pada semester
genap tahun ajaran 2012/2013 yakni bulan Januari, Februari, Maret,
(56)
Tabel 1 : Jadwal Penelitian
No Kegiatan Bulan
Jan Feb Mrt Apr Mei Jun Jul Ags 1 observasi pra
penelitian V
2 Penyusunan
Proposal
V V
3 Permohonan
ijin penelitian
V
4 Pengumpulan
data
V
5 Pengolahan data
V V
6 Penyusunan
laporan V V
7 Ujian skripsi V
8 Revisi V
9 Pembuatan artikel
V
C. Rencana Tindakan
Rencana penelitian ini akan dilaksanakan dalam 2 siklus. Siklus
pertama dengan teknik peta pikiran menggunakan kertas manila putih
ukuran A3 dan menggunakan tinta warna hitam.Siklus kedua dengan
teknik peta pikiran menggunakan kertas manila ukuran A3 dan
menggunakan tinta atau pensil warna hitam dan warna-warni.
1. Persiapan
a. Permintaan izin kepada Kepala Sekolah SD BOPKRI Gondolayu
untuk melakukan kegiatan penelitian di SD tersebut.
b. Melakukan observasi pada siswa kelas V.1 untuk memperoleh
(57)
c. Melakukan pengamatan lebih teliti untuk mengetahui gambaran
sepintas mengenai minat dan prestasi belajar siswa dalam mata
pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan materi bentuk organisasi.
d. Melakukan wawancara dengan guru kelas dan guru mata
pelajaran PKn siswa kelas V.1 SD BOPKRI Gondolayu.
e. Mengidentifikasi masalah yang ada di kelas yaitu minat belajar
dan prestasi belajar siswa materi bentuk organisasi.
f. Menganalisis masalah belajar siswa materi bentuk organisasi
yang disampaikan oleh guru sudah cukup menarik dengan tanya
jawab secara lisan namun belum semua siswa ikut terlibat dalam
menjawab pertanyaan. Hal ini dikarenakan siswa kurang minat
dalam proses tanya jawab, bahkan ada banyak siswa yang tidak
memperhatikan dan tidak bisa menghargai guru saat menjelaskan.
g. Merumuskan masalah
h. Menyusun rencana penelitian dalam setiap siklus
i. Membuat gambaran awal mengenai minat belajar dan prestasi
belajar siswa kelas V.1 pada mata pelajaran PKn materi bentuk
organisasi.
j. Mengkaji standar kompetensi, kompetensi dasar, dan materi
pokoknya.
k. Menyusun silabus, RPP, LKS, kisi-kisi soal, instrumen penilaian,
instrumen penelitian.
l. Menyiapkan media
(58)
2. Rencana Tindakan Setiap Siklus
Setelah diperoleh gambaran keadaan kelas, maka dilakukan
tindakan kelas sebagai berikut:
Siklus I
Siklus ini akan dilaksanakan selama dua kali pertemuan,
dimana setiap pertemuan beralokasikan 2 jam pelajaran, satu jam
pelajaran 35 menit.
a. PerencanaanTindakan Siklus I
Peneliti mempersiapkan silabus dan menyusun Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), bahan ajar, LKS, tugas
dikerjakan secara individu, istrumen evaluasi, dan instrumen
pengamatan. Pada siklus 1 siswa membuat peta pikiran tentang
contoh bentuk organisasi di lingkungan sekolah dan masyarakat.
b. PelaksanaanTindakan Siklus I
1. Menyampaikan kompetensi dasar, indikator, tujuan
pembelajaran yang akan dicapai, dan langkah-langkah
pembelajaran.
2. Siswa mengeksplorasi pengetahuan mereka dengan tanya jawab
dan membaca buku.
3. Menyampaikan langkah dalam membuat peta pikiran.
4. Siswa mengambil alat dan bahan untuk membuat peta pikiran.
5. Siswa diminta untuk mengerjakan peta pikiran mereka
masing-masing pada kertas yang telah dibagi. Siswa diperbolehkan
(59)
6. Memberi kesempatan kepada siswa untuk mempresentasikan
hasil peta pikiran mereka masing-masing di depan kelas.
7. Memberi kesempatan kepada siswa untuk menanggapi
presentasi teman-teman mereka.
8. Memberi kesimpulan atau peneguhan terhadap materi yang
diajarkan pada siklus I.
9. Mengadakan tes evaluasi pembelajaran siklus I (pada pertemuan
kedua)
c. Observasi Siklus I
a. Mengobservasi minat belajar siswa dengan lembar
pengamatan yang telah tersedia pada siklus I
b. Melaksanakan evaluasi atau tes untuk mengukur keberhasilan
siswa pada siklus I
4. Refleksi Siklus I
Refleksi yang dilakukan peneliti adalah:
a. Mengevaluasi apa yang dilakukan pada pelaksanaan siklus 1,
tentang apa yang berhasil, kendala, dan hambatan yang
dihadapi siswa.
b. Membandingkan hasil ulangan atau tes dan observasi yang
sudah dicapai dengan indikator keberhasilan yang telah
ditetapkan.
c. Menyimpulkan kegiatan pembelajaran telah mencapai target
(60)
d. Merencanakan perbaikan berdasarkan hasil ulangan atau tes
dan observasi untuk dilakukan pada siklus ke II.
Siklus II
Siklus ini akan dilaksanakan selama dua kali pertemuan,
dimana setiap pertemuan memiliki alokasikan 2 jam pelajaran,
satu jam pelajaran 35 menit.
1. PerencanaanTindakan Siklus II
Peneliti mempersiapkan silabus dan menyusun Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), bahan ajar, LKS, tugas
dikerjakan secara individu, instrumen evaluasi, dan istrumen
pengamatan. Pada siklus II siswa membuat peta pikiran tentang
contoh bentuk organisasi di lingkungan sekolah dan masyarakat.
Pada siklus II siswa juga menjelaskan tentang organisasi yang
mereka tulis.
2. PelaksanaanTindakan Siklus II
a. Menyampaikan kompetensi dasar, indikator, tujuan
pembelajaran yang akan dicapai, dan langkah-langkah
pembelajaran.
b. Siswa mengeksplorasi pengetahuan mereka dengan tanya
jawab dan membaca buku.
c. Menyampaikan langkah dalam membuat peta pikiran.
(61)
e. Siswa diminta untuk mengerjakan peta pikiran mereka
masing-masing pada kertas yang telah dibagi. Siswa diperbolehkan
berdiskusi dengan teman.
f. Memberi kesempatan siswa untuk menghias peta pikiran
dengan warna dan gambar.
g. Memberi kesempatan kepada siswa untuk mempresentasikan
hasil peta pikiran mereka masing-masing di depan kelas.
h. Memberi kesempatan kepada siswa untuk menanggapi
presentasi teman-teman mereka.
i. Memberi kesimpulan atau peneguhan terhadap materi yang
diajarkan pada siklus II
j. Mengadakan tes evaluasi pembelajaran siklus II (pada
pertemuan kedua)
3. Observasi Siklus II
a. Mengobservasi minat belajar siswa dengan lembar
pengamatan yang telah tersedia pada siklus II
b. Melaksanakan ulangan atau tes untuk mengukur keberhasilan
siswa pada siklus II.
4. Refleksi Siklus II
Refleksi yang dilakukan peneliti adalah:
a. Mengevaluasi apa yang dilakukan pada pelaksanaan siklusII,
tentang apa yang berhasil, kendala, dan hambatan yang
(62)
b. Membandingkan hasil ulangan atautes dan observasi yang
sudah dicapai dengan indikator keberhasilan yang telah
ditetapkan.
D. Instrumen Penelitian
1. Non tes
Peneliti menggunakan lembar pengamatan untuk mengamati
dan panduan wawancara untuk melakukan wawancara. Lembar
pengamatan disusun oleh peneliti berdasarkan indikator-indikator.
Instrumen pengamatan minat belajar digunakan untuk memperoleh
data minat belajar siswa. Peneliti mengamati setiap kegiatan
pembelajaran siswa dengan menggunakan instrumen pengamatan
minat belajar siswa. Instrumen pengamatan juga berisikan indikator
minat belajar siswa untuk dapat mengamati minat belajar siswa.
Lembar pengamatan ini diisi oleh peneliti pada waktu kegiatan
belajar mengajar berlangsung, pada siklus1 maupun siklus 2. Lembar
pengamatan disusun sebagai berikut:
Tabel 2 : Peubah dan Instrumen Penelitian Minat
Peubah Indikator Deskripsi Data Instrumen
Minat 1. Ekspresi perasaan senang
Siswa mengikuti pelajaran dengan antusias Jumlah siswa yang terlibat Lembar pengamatan + rubrik minat belajar siswa
Siswa tidak mengeluh ketika diberi tugas dari guru Siswa datang tepat waktu sebelum pelajaran dimulai Siswa menyiapkan buku pelajaran sebelum pelajaran dimulai
Siswa duduk dengan tenang siap untuk belajar
2. Perhatian dalam belajar
Siswa aktif bertanya di dalam kelas
Siswa aktif menjawab pertanyaan
(63)
guru dengan seksama Siswa tidak melamun di dalam kelas
Siswa tidak mengobrol atau tidak mengganggu teman lain ketika belajar. 3. Kemauan untuk mengemb angkan diri
Siswa giat membaca buku pelajaran PKn
Siswa menanyakan kesulitan yang dialami kepada guru Siswa membuat peta pikiran mengenai materi yang disampaikan oleh guru. Siswa mengerjakan tugas dari guru
Siswa membawa buku atau sumber lain dalam belajar
4. Keterlibat an siswa dalam pelajaran.
Siswa aktif menyampaikan pendapat saat pelajaran berlangsung.
Siswa mau membantu teman lain yang kesulitan dalam belajar
Siswa bisa bekerjasama dengan teman.
Siswa maju ke depan untu mempresentasikan hasil peta pikirannya.
Siswa mengajukan diri untuk menjawab pertanyaan spontan dari guru.
Penilaian non tes selain digunakan dalam untuk mengetahui
minat belajar siswajuga digunakan untuk mengetahui prestasi belajar
siswa. Penilaian prestasi belajar siswa pada aspek afektif dan aspek
psikomotor menggunakan rubrik pengamatan sesuai dengan
indikator. Rubrik penilaian aspek afektif dan aspek psikomotor
sebagai berikut:
Tabel 3 : Rubrik Penilaian Aspek Psikomotorik
No. Nama Kesesuaian Aspek yang dinilai Jumlah Skor isi Kelengkapan Informasi Kerapian Tampilan Keindahan Tampilan 1 2 3
(64)
Tabel 4 : Rubrik Penilaian Aspek Afektif
Pada penelitian ini selain menggunakan lembar pengamatan
untuk memperoleh data siswa, peneliti juga melakukan wawancara
kepada guru mata pelajaran PKn yang tak lain guru kelas V.1.
Peneliti mewawancara guru untuk mengetahui kondisi awal minat
belajar, prestasi belajar, dan kendala-kendala yang dihadapi guru
selama pembelajaran. Berikut panduan wawancara peneliti bersama
guru :
Tabel 5 : Panduan Wawancara Guru
No Pertanyaan Jawaban
1 Berapa jumlah siswa kelas V.1?
2 Bagaimana situasi kelas ketika pelajaran
PKn berlangsung?
3 Bagimana prestasi belajar siswa mata pelajaran PKn?
4 Apa yang menyebabkan nilai siswa di
bawah KKM?
5
Usaha apa yang telah ibu lakukan agar nilai siswa meningkat dan mencapai KKM?
6 Apakah siswa kelas V.1 termasuk siswa
yang penurut?
7 Kegiatan pembelajaran seperti apa saja
yang ibu lakukan saat pelajaran PKn?
No. Siswa
Kriteria Penelitian
Jml Rata-rata % Teliti Bertanggung
jawab Percaya diri Jujur Disiplin Menghargai
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
S1 S2 S3
(65)
8
Apakah siswa kelas V.1 tergolong anak yang memiliki minat belajar yang cukup baik?
9 Kendala apa saja yang sering ibu temui
saat mengajar PKn di kelas V.1?
10
Bagaimana cara ibu mengatasi kendala yang ada saat pelajaran PKn di kelas V.1?
2. Tes
Soal evaluasi digunakan untuk memperoleh data variabel
prestasi belajar siswa. untuk mengetahui prestasi belajar siswa,
dilakukan evaluasi setiap akhir siklus. Soal evaluasi merupakan tes
tertulis pilihan ganda yang berjumlah 20 soal dan dibuat sesuai
dengan indikator pembelajaran. Soal tes tertulis (soal evaluasi)
berupa tes objektif. Peneliti mengembangkan tes objektif yaitu tes
yang jawabannya dapat diberi skor nilai secara lugas menurut
pedoman yang telah ditentukan yang berupa tes pilihan ganda.
Penyusunan soal dibuat oleh peneliti, dosen dan guru matapelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) juga ikut membantu
membimbing pembuatan soal. Soal pilihan ganda yang akan
dikerjakan siswa pada tiap satu siklus telah selesai. Soal pilihan
ganda setiap siklus 2 ada 20 soal. Sesebelum membuat soal peneliti
membuat kisi-sisi soal terlebih dahulu. Dan setiap soal yang benar
diberi skor 1, dan yang tidak benar diberi skor 1.Berikut kisi-kisi
(66)
Tabel 6 : Kisi-kisi Soal Evaluasi pada Siklus I dan Siklus II
No Indikator Nomor Soal
Taraf Kesukaran Jumlah Soal
Mudah Sedang Sulit
Siklus 1
1 Mengenal organisasi di lingkungan sekolah.
3 7 12
17 V V
V V
4
2 Mengenal organisasi di lingkungan masyarakat. 2 5 14 18 V V V V 4
3 Memberi contoh organisasi di lingkungan sekolah. 1 4 8 10 11 V V V V V 5
4 Memberi contoh organisasi di lingkungan masyarakat. 6 9 13 15 16 19 20 V V V V V V V 7 Siklus 2
5 Menjelaskan organisasi yang berada di lingkungan sekolah. 2 3 7 8 11 12 13 17 19 20 V V V V V V V V V V 10
6 Menjelaskan organisasi yang ada di lingkungan masyarakat. 1 6 9 15 V V V V 4
(67)
7 Membedakan organisasi yang berada di lingkungan sekolah dan di lingkungan masyarakat.
14
18 V
V 2
8 Menemukan nilai pentingnya mengikuti organisasi di lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat 4 5 10
16 V
V V
V 4
Jumlah total 40
Tabel 7 : Rincian Pemberian Skor Siklus I dan Siklus II
No Siklus Jenis Soal Jumlah
Soal
Skor tiap nomor
Jumlah Skor
1 I 20 1 1 20
2 II 20 1 1 20
Jumlah Soal siklus 1 dan 2 40
E. Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian
1. Validitas
Validitas adalah suatu konsep yang berkaitan dengan sejauh
mana tes telah mengukur apa yang seharusnya diukur
(Surapranata,2004: 50). Menurut R.L. Thorndike dan H.P. Hagen
dalam Arifin (2009: 247) menjelaskan bahwa ada dua unsur dalam
validitas pertama , validitas menunjukkan suatu derajat ada yang
(68)
validitas selalu dihubungkan dengan suatu putusan atau tujuan yang
spesifik. Tes dikatakan valid atau tidak jika telah perbandingan
menunjukkan kesesuaian mengenai hala atau apa yang mau diukur,
sejauh mana taraf korelasinya.
Validitas intrumen soal evaluasi ditempuh secara empiris
dengan cara diujikan di lapangan. Taraf validitas suatu tes dinyatakan
dalam suatu koefisien yang disebut koefisien validitas (rxy). Validitas
digunakan untuk mengukur instrumen soal tes/ulangan yang dibuat
peneliti. Soal tes yang telah dibuat peneliti, kemudian diujikan di
lapangan. Setelah diujikan di lapangan kemudian validitas suatu tes
dapat dihitung dengan teknik korelasi Product-Moment dari Pearson,
baik dengan menggunakan rumus angka kasar maupun dengan rumus
singkat. Setelah selesai menghitung taraf validitas instrumen soal
tes/evaluasi, kemudian dihitung taraf reliabilitas
intrumennya.Menafsir koefisien kolerasi dapat menggunakan kriteria
sebagai berikut :
Tabel 8 :Kriteria Koefisien Kolerasi Validitas
Kriteria Kategori 0,81-1,00 Sangat tinggi 0,61-0,80 Tinggi 0,41-0,60 Cukup 0,21-0,40 Rendah 0,00-0,20 Sangat rendah
Pada penelitian ini peneliti menggunakan SPSS 20 untuk
(69)
empiri dengan diuji ke lapangan. Soal diujikan pada siswa kelas VI
SD BOPKRI Gondolayu. Pada siklus I dan siklus II diujikan pada 38
siswa kelas VI. 2 . Hasil perhitungan validitas soal evaluasi adalah
sebagai berikut :
Tabel 9 : Uji Validitas Soal Evaluasi Siklus I
No R hitung R tabel Keterangan 1 0,290 0,344 tidak validrevisi 2 0,087 0,344 tidak validrevisi 3 0,207 0,344 tidak valid revisi 4 0,330 0,344 tidak valid revisi 5 0,214 0,344 tidak valid revisi 6 0,384 0,344 Valid 7 0,197 0,344 tidak validrevisi 8 0,239 0,344 tidak valid revisi 9 0,214 0,344 tidak valid revisi 10 0,252 0,344 tidak valid revisi 11 -0,035 0,344 tidak valid revisi 12 0,668 0,344 Valid
13 0,637 0,344 Valid 14 0,472 0,344 Valid
15 0,255 0,344 tidak valid revisi 16 0,283 0,344 tidak valid revisi 17 0,598 0,344 Valid 18 0,126 0,344 tidak validrevisi 19 0,442 0,344 Valid 20 0,214 0,344 tidak valid revisi
Tabel 10 : Uji Validitas Soal Evaluasi Siklus II
No R hitung R tabel Keterangan 1 0,527 0,344 valid 2 0,355 0,344 Valid 3 0,130 0,344 tidak valid revisi 4 0,411 0,344 Valid 5 0,475 0,344 Valid 6 0,496 0,344 Valid 7 0,750 0,344 Valid
(1)
Siswa mempresentasikan peta pikiran dengan bantuan guru.
Siswa mempresentasikan peta pikiran sendiri.
Siswa mengerjakan soal evaluasi
Siswa-siswa menunjukkan peta pikiran yang mereka buat sendiri.
(2)
Lampiran 15 Peta Pikiran Hasil Pekerjaan Siswa,dibuat dengan baik, rapi, dan dapat
untuk belajar. Peta Pikiran Hasil Pekerjaan Siswa,dibuat dengan baik, rapi, dan dapat
untuk belajar. Peta Pikiran Hasil Pekerjaan Siswa,dibuat dengan baik, rapi, dan dapat
untuk belajar. Peta Pikiran Hasil Pekerjaan Siswa,dibuat dengan kurang baik, tidak rapi,sulit digunakan untuk belajar.
(3)
(4)
(5)
viii
PENINGKATAN MINAT BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR PKN PADA SISWA KELAS V.1 SD BOPKRI GONDOLAYU MENGGUNAKAN
TEKNIK PETA PIKIRAN Helmi Ratnawati Universitas Sanata Dharma
2013
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana upaya peningkatan minat belajar dan prestasi belajar PKn pada siswa kelas V.1 SD BOPKRI Gondolayu melalui penggunaan teknik peta pikiran. Peningkatan minat belajar siswa ditandai dengan peningkatan persentase rata-rata minat belajar siswa, peningkatan prestasi belajar siswa ditandai dengan peningkatan rata-rata nilai siswa dan persentase rata-rata siswa yang telah mencapai KKM. Tindakan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu menerapkan konsep peta pikiran pada materi bentuk organisasi.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menggunakan teknik peta pikiran. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas V.1 SD BOPKRI Gondolayu tahun pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 36 siswa. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri dari dua pertemuan. Setiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Penggunaan teknik peta pikiran dalam upaya meningkatkan minat belajar dan prestasi belajar PKn pada siswa kelas V.1 SD BOPKRI Gondolayu semester genap tahun pelajaran 2012/2013, dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: (a) Guru mendemonstrasikan langkah-langkah membuat peta pikiran di papan tulis, (b) Guru membagikan LKSkepada siswa sebagai panduan dan ringkasan materi untuk dibaca, (c) Siswa mengerjakan peta pikiran secara individual, siswa diperbolehkan untuk berdiskusi materi organisasi dengan teman, (d) Siswa mempresentasikan peta pikiran mereka di depan teman-teman, (e) Guru menanyakan kesulitan yang dihadapi siswa dalam pembelajaran dan bersama dengan siswa menyimpulkan pembelajaran.(2) Penggunaan teknik peta pikiran dapat meningkatkan minat belajar siswa. Pada kondisi awal minat belajar siswa 33,61%. Pada akhir siklus I meningkat menjadi 47,56%, dan pada akhir siklus II meningkat menjadi 77,29%. (3) Penggunaan teknik peta pikiran dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Pada kondisi awal rata-rata nilai siswa 64,8. Rata-rata nilai siswa siklus I menjadi 76,7, dan meningkat pada siklus II menjadi 91,1. Persentase siswa yang mencapai KKM (66) pada kondisi awal 54,05%, siklusI 75%, dan pada siklus II meningkat menjadi97,22%.
(6)
ix
ABSTRACT
INCREASED INTEREST AND LEARNING ACHIEVEMENT IN CIVICS EDUCATION AT FIVETH GRADES OF SD BOPKRI GONDOLAYU
USING MIND MAP LEARNING TECHNIQUE Helmi Ratnawati
Sanata Dharma 2013
This research aims to determine how efforts to improve their learning and achievement civic education in grade V.1 SD BOPKRI Gondolayu through the use of mind maps techniques. Increased student interest is characterized by an increase in the average percentage of student interest, increase student achievement is marked by an increase in the average score of students and the average percentage of students who have reached the KKM. Actions taken in this research is to apply the concept of mind maps on the material form of organization.
This research is a classroom action research (PTK) by using mind maps. The subjects of this study were elementary grade students V.1 BOPKRI Gondolayu school year 2012/2013, amounting to 36 students. In this study conducted in two cycles each cycle consisting of two meetings. Each cycle consists of planning, implementation, observation, and reflection. The data obtained is analyzed by descriptive qualitative.
The results showed that: (1) Use of technique mind map in an effort to improve their learning and achievement civic education in grade V.1 SD BOPKRI Gondolayu even semester of academic year 2012/2013, carried out with the following steps: (a) Teachers demonstrate the steps to create a mind map on the board, (b) Teacher worksheets distributed to students as a guide and a summary of the material to be read, (c) Students work individually mind map, the students are allowed to discuss the organization material with your friends , (d) Students presenting their mind map in front of friends, (e) The teacher asks the difficulties faced by students in learning and learning along with the students concluded. (2) The use of a mind map technique can increase student interest. At baseline 33.61% interest in student learning. At the end of the first cycle increased to 47.56%, and at the end of the second cycle increased to 77.29%. (3) The use of a mind map technique can improve student achievement. On the initial conditions the average value of 64.8 students. The average value of the first cycle to 76.7 students, and increased to 91.1 in the second cycle. Percentage of students who achieve KKM (66) 54.05% on the initial conditions, siklusI 75%, and the second cycle increased to 97.22%.