a. Faktor internal seperti jasmaniah, psikologis
b. Faktor eksternal seperti keluarga, sekolah, dan
masyarakat. Ada beberapa pendapat para ahli tentang faktor prestasi belajar
pada siswa. Pendapat yang telah disampaikan beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa faktor prestasi belajar siswa ialah faktor dari
dalam dirinya sendiri seperti keadaan fisik siswa, keadaan biologis siswa, serta psikologis siswa. Faktor yang kedua ialah faktor yang ada
di luar diri siswa seperti keadaan anggota keluarganya, orang-orang di sekolah dan tempat siswa tinggal, serta lingkungan fisik.
C. Peta Pikiran
Peta pikiran sering disebut juga sebagai mind mapdan peta konsep. Peta pikiranadalah cara termudah untuk menempatkan informasi ke
dalam otak dan mengambil informasi ke luar dari otak, yang merupakan cara mencatat yang kreatif dan efektif Suyatno, 2009: 98. Menurut De
Porter 2010:225 peta pikiran adalah cara mencatat kreatif yang memudahkan kita mengingat banyak informasi Sedangkan menurut
Martin dalam Gora 2009:95 peta pikiran merupakan inovasi baru yang penting untuk membantu anak menghasilkan pembelajaran bermakna
dalam kelas, peta pikiran menyediakan bantuan visual konkret untuk mengorganisasikan informasi sebelum informasi tersebut dipelajari. Dari
pendapat para ahli maka dapat disimpulkan peta pikiran adalah cara mencatat kreatif dan efektif yang terorganisir, memudahkan siswa
menempatkan informasi ke dalam otak dan mengambil informasi keluar
dari otak sehingga membantu menghasilkan pembelajaran bermakna bagi siswa. Manfaat peta pikiran yaitu peta pikiran memberi pandangan
menyeluruh pokok masalah atau area yang luas, memungkinkan kita merencanakan rute atau membuat pilihan-pilihan dan mengetahui ke
mana kita akan pergi dan di mana kita berada Suyatno, 2009: 99. Manfaat Peta pikiran menurut Buzan 2008:5 memberi pandangan
menyeluruh pokok masalah atau area yang luas, memungkinkan kita merencanakan rute atau membuat pilihan-pilihan dan mengetahui ke
mana kita akan pergi dan di mana kita berada, mengumpulkan sejumlah besar data disatu tempat, mendorong pemecahan masalah dengan
membiarkan kita melihat. Peta pikiran juga bermanfaat sebagai alat evaluasi. Menurut Dahar dalam Gora 2009:98 peta konsep sebagai alat
evaluasi didasarkan atas tiga prinsip dalam teori kognitif Ausubel, yaitu : 1. Struktur kognitif diatur secara hierarkis dengan konsep-konsep
dan proporsi-porporsi yang lebih inklusif, lebih umum, superordinat terhadap konsep-konsep dan proposisi-proposisi
yang kurang inklusif dan lebih luas. 2. Konsep-konsep dalam struktur kognitif mengalami diferensiasi
progresif. Prinsip ini menyatakan bahwa belajar bermakna merupakan proses yang kontinyu, di mana konsep – konsep
baru memperoleh lebih banyak arti dengan dibentuk lebih banyak kaitan – kaitan proporsional. Jadi konsep – konsep
tidak pernah tuntas dipelajari, dimodifikasi dan dibuat lebih inklusif.
3. Prinsip penyesuaian integratif menyatakan bahwa belajar bermakna akan meningkat apabila siswa menyadari akan
perlunya kaitan – kaitan baru antara segmen – segmen konsep atau proposisi. Dalam peta konsep, penyesuaian integratif ini
diperlihatkan dengan kaitan – kaitan silang antara segmen – segmen konsep.
Peta pikiran sebagai alat evaluasi dapat memperjelas suatu bacaan, dengan cara meminta siswa membaca lalu membuat peta
pikiran. Peta pikitan yang di buat siswa dapat njelaskan hubungan antara konsep satu dengan konsep lain dalam satu peta pikiran. Setiap
siswa berbeda-beda dalam menyerap pengetahuan alat ukur untuk mengevaluasi siswa juga beragam, maka peta pikiran dapat sebagai
alat evaluasi. Dalam membuat peta pikiran ada beberapa langkah agar peta
pikiran dapat berguna. Tujuh langkah dalam pembuatan mind mapping menurut Suyatno 2009: 94 ialah :
1. Mulailah dari bagian tengah kertas kosong yang sisi panjangnya di letakkan mendatar.
2. Gunakan gambar atau foto intuk ide sentral, karena gambar melambangkan topik utama.
3. Gunakan warna, karena bagi otak warna sama menariknya dengan gambar sehingga peta pikiran lebih hidup.
4. Hubungan cabang-cabang utama ke gambar pusat dan hubungkan cabang-cabang tingka dua dan tiga ke tingkat
satu dan dua, dan seterusnya. 5. Buatlah garis hubung yang melengkung.
6. Gunakan satu kata kunci untuk setiap cabang atau garis. 7. Gunakan gambar, karena setiap gambar bermakna seribu
kata. Membuat peta pikiran tidaklah sulit, dengan menjelaskan
langkah-langkah dalam membuat peta pikiran siswa dapat membuat sendiri. Siswa dapat dengan mudah membuat peta pikiran. Siswa juga
akan lebih tertarik jika peta pikiran diberi warna dan gambar.
D. Pendidikan Kewarganegaraan