Deskripsi Teori KAJIAN TEORI DAN

penyampaian materi dengan cara yang begitu rupa sehingga motivasi siswa dapat dikembangkan dan diperkuat selama proses belajar. Menurut Hamzah 2007: 23 motivasi belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi yaitu belajar yang membawa perubahan dan hasil dari belajar. Belajar adalah perubahan tingkah laku secara relatif permanen dan secara potensial terjadi sebagai hasil dari praktik atau penguatan reinforced practice yang dilandasi tujuan untuk mencapai tujuan tertentu. Motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinsik, berupa hasrat dan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar, harapan akan cita-cita. Sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah adanya penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik. Tetapi harus diingat, kedua faktor tersebut harus disebabkan oleh rangsangan tertentu, sehingga seseorang berkeinginan untuk melakukan aktivitas belajar yang lebih giat dan semangat. Hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur-unsur yang mendukung. Hal itu mempunyai peranan besar dalam keberhasilan seseorang dalam belajar. Indikator motivasi belajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut: 1 adanya hasrat dan keinginan berhasil; 2 adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar; 3 adanya harapan dan cita-cita masa depan; 4 adanya penghargaan dalam belajar; 5 adanya kegiatan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI yang menarik dalam belajar; 6 adanya lingkungan belajar yang konduif, sehingga memungkinkan seseorang siswa dapat belajar dengan baik. Motivasi pada dasarnya dapat membantu dalam memahami dan menjelaskan perilaku individu, termasuk perilaku individu yang sedang belajar. Ada beberapa peranan penting dari motivasi dalam belajar dan pembelajaran, antara lain dalam a menentukan hal-hal yang dapat dijadikan penguat belajar, b memperjelas tujuan belajar yang hendak dicapai, c menentukan ragam kendali terhadap rangsangan belajar, d menentukan ketekunan belajar. Kehendak atau keinginan untuk berhasil tidak hanya dalam berhasil dengan nilai yang baik akan tetapi keinginan untuk berhasil dalam kehidupan juga merupakan dambaan setiap orang. Oleh karena itu, motif semacam itu disebut motif berprestasi, yaitu motif untuk berhasil dalam melakukan suatu tugas atau pekerjaan, motif untuk memperoleh kesempurnaan. Motif semacam itu merupakan unsur kepribadian dan perilaku manusia, sesuatu yang berasal dari “dalam” diri manusia yang bersangkutan. Motif itu merupakan suatu kondisi internal atau disposisi internal kesiapsiagaan. Motivasi adalah motif yang sudah menjadi aktif pada saat tertentu. Seiring dengan pembedaan antara motif dan motivasi, terdapat ahli psikologi yang lebih menekankan motivasi sebagai ciri kepribadian yang agak stabil dan tidak mudah berubah trait atau lebih memandangnya sebagai keadaan mental atau internal sesaat yang dapat berubah-ubah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI state. Contoh ciri kepribadian yan stabil adalah kecenderungan seseorang untuk selalu menaruh perhatian besar pada makanan yang disajikan. Ciri kepribadian dalam hal bermotivasi dapat menunjukkan variasi intraindividual yang besar, apalagi kalau ditinjau variasi interindividual. Misalnya orang yang selalu tergerak secara kuat dalam usahanya untuk mencapai sukses maksimal berdasarkan kemampuan yang dimilikinya achievement motivation, tetapi tidak begitu tergerak untuk membina hubungan akrab dengan orang lain affiliation motivation , menguasai orang lain atau menggantungkan diri pada pendapat orang lain. Dalam hal itu perlu diperhatikan bahwa tidak ada penyelesaian suatu tugas dilatarbelakangi oleh motif berprestasi atau keinginan untuk berhasil. Kadang-kadang seorang individu menyelesaikan suatu pekerjaan sebaik orang yang memiliki motif berprestasi tinggi, justru karena dorongan menghindarkan kegagalan yang bersumber pada ketakutan akan kegagalan itu. 3. Kualitas pelayanan dosen dan karyawan Menurut Yamit 2005: 7, membicarakan tentang pengertian atau definisi kualitas dapat berbeda makna bagi setiap orang, karena kualitas memiliki banyak kriteria dan sangat tergantung pada konteksnya. Banyak pakar di bidang kualitas yang mencoba untuk mendefinisikan kualitas berdasarkan sudut pandangnya masing-masing. Beberapa diantaranya yang paling populer adalah yang dikembangkan oleh tiga pakar kualitas tingkat internasional, yaitu W. Edward Deming, Philip B. Crosby dan Joseph M.Juran. Deming: Mendefinisikan kualitas adalah apapun yang menjadi kebutuhan dan keinginan konsumen. Crosby: Mempersepsikan kualitas sebagai nihil cacat, kesempurnaan dan kesesuaian terhadap persyaratan. Juran: Mendefinisikan mutu sebagai kesesuaian tehadap spesifikasi. Menurut Tjiptono 1996:14 jasa adalah setiap tindakan atau perbuatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya bersifat intangible tidak berwujud fisik dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu. Produk jasa bisa berhubungan dengan produk fisik maupun tidak. Dari beberapa disiplin ilmu seperti pemasaran, psikologi dan dan strategi bisnis mendefinisikan jasa pelayanan adalah sekelompok manfaat yang berdaya guna baik secara eksplisit maupun implisit atas kemudahan untuk mendapatkan barang maupun jasa pelayanan. Collier, 1987 memiliki pandangan lain dari kualitas jasa pelayanan ini, yaitu lebih menekankan pada kata pelanggan, pelayanan, kualitas dan level atau tingkat. Pelayanan terbaik pada pelanggan excellent dan tingkat kualitas pelayanan merupakan cara terbaik yang konsisten untuk dapat mempertemukan harapan konsumen standar pelayanan eksternal PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI dan biaya dan sistem kinerja cara pelayanan standar pelayanan internal, biaya dan keuntungan Yamit, 2005: 22 Ada empat karakteristik pada jasa yang membedakan dengan barang keempat karakteristik tersebut meliputi Tjiptono, 1996:15: a. Intangibility Jasa merupakan suatu perbuatan, kinerja performance, atau usaha yang sifatnya tidak dapat dilihat, dirasa, diraba, dicium, atau didengar sebelum dibeli. Konsep intangible ini sendiri memiliki dua pengertian Berry dalam Enis dan Cox, 1998, yaitu: 1 jasa merupakan sesuatu yang tidak dapat disentuh dan tidak dapat dirasa. 2 jasa tidak mudah didefinisikan, diformulasikan, atau dipahami secara rohaniah. Seseorang tidak dapat menilai hasil dari jasa sebelum menikmatinya sendiri. Mereka akan menyimpulkan kualitas jasa dari tempat place, orang people, peralatan equipment, bahan- bahan komunikasi communication materials, simbol dan harga yang mereka amati. Kesimpulan yang diambil para pelanggan akan banyak dipengaruhi oleh atribut-atribut yang digunakan perusahaan jasa, baik atribut yang bersifat obyektif dan dapat dikuantitatifkan maupun atribut yang sangat subyektif dan bersifat perseptual. b. Inseparability Interaksi antara penyedia jasa dan pelanggan merupakan ciri khusus dalam pemasaran jasa. Keduanya mempengaruhi hasil outcome dari jasa tersebut. Dengan demikian, kunci keberhasilan bisnis jasa ada pada proses rekrutmen, kompensasi, pelatihan dan pengembangan karyawannya. Faktor lain yang tidak kalah pentingnya adalah pemberian perhatian khusus pada tingkat partisipasiketerlibatan pelanggan dalam proses jasa. c. Variability Jasa bersifat sangat variabel karena merupakan nonstandardized out-put , artinya tidak banyak variasi bentuk, kualitas dan jenis, tergantung pada siapa, kapan dan dimana jasa tersebut dihasilkan. Ada tiga faktor yang menyebabkan variabilitas kualitas jasa Bovee, Houston, dan Thill, 1995, yaitu kerjasama atau partisipasi pelanggan selama penyampain jasa, moralmotivasi karyawan dalam melayani pelanggan, dan beban kerja perusahaan. d. Perishability Jasa merupakan komoditas tidak tahan lama dan tidak dapat disimpan. Dengan demikian bila suatu jasa tidak digunakan, maka jasa tersebut akan berlalu begitu saja. Kondisi di atas tidak akan menjadi masalah jika permintaanya konstan, tetapi kenyataanya permintaan pelanggan akan jasa umumnya sangat bervariasi. Kualitas jasa berpusat pada upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan pelanggan serta ketetapan penyampainnya untuk mengimbangi harapan pelanggan Tjiptono, 1996:59. Menurut Wyckof dikutip dari bukunya Tjiptono 1996:59, kualitas jasa adalah tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan pelanggan. Jika jasa yang diterima melampaui harapan pelanggan, maka kualitas jasa dipersepsikan sebagai kualitas ideal. Sebaliknya jika jasa yang diterima lebih rendah dari pada yang diharapkan, maka kualitas jasa dipersepsikan buruk. Dengan demikian baik tidaknya kualitas jasa tergantung pada kemampuan penyedia jasa dalam memenuhi harapan pelanggannya secara konsisten. Dimensi kualitas jasa yang dikembangkan Garvin dikutip dari bukunya Tjiptono 1996:68, dimensi-dimensi tersebut adalah: a. Kinerja performance adalah karakteristik operasi pokok dari produk inti b. Ciri-ciri atau keistimewaan tambahan features adalah karakteristik sekunder dan pelengkap. c. Kehandalan reability adanya kemungkinan kecil akan mengalami kerusakan atau gagal dipakai. d. Kesesuaian dengan spesifikasi conformance to specification adalah karakteristik desain dan operasi memenuhi standar-standar yang telah ditetapkan sebelumnya. e. Daya tahan durablity, mencakup umur teknis maupun ekonomis f. Serviceability meliputi keceptan, kompetensi, kenyamanan, mudah direparasi, serta penanganan keluhan yang memuaskan. g. Estetika, yaitu daya tarik produk terhadap panca indera, misalnya bentuk fisik mobil yang menarik, model dan seadanya. h. Kualitas yang dipersepsikan perceived quality adalah citra dan reputasi produk serta tanggung jawab perusahaan terhadapnya. Biasanya karena kurangnya pengetahuan pembeli akan atributciri- ciri produk yang akan dibeli, maka pembeli mempersepsikan kualitasnya dari aspek harga, nama merk, iklan, reputasi perusahaan, maupun negara pembuatnya. Menurut Tjiptono 200: 54-55, pengukuran kualitas jasa dalam model SERVQUAL didasarkan pada skala multi-item yang dirancang untuk mengukur harapan dan persepsi pelanggan, serta gap di antara keduanya dalam dimensi-dimensi utama kualitas jasa. Pada penelitian awalnya, Parasuraman, et al. 1985 mengidentifikasi sepuluh dimensi pokok, yakni reliabilitas, daya tanggap, kompetensi, akses, kesopanan, komunikasi, kredibilitas, keamanan, kemamapuan memahami pelanggan dan bukti fisik. Namun pada penelitian berikutnya, ketiga pakar ini Parasuraman, et al., 1988 merangkum sepeluh dimensi tersebut. Kompetensi, kesopanan, kredibiltas dan keamanan disatukan menjadi jaminan assurance. Sedangkan akses, komunikasi dan kemampuan memahami pelanggan dikategorikan sebagai empati empaty. Dengan demikian, ada lima dimensi utama sesuai urutan derajat kepentingan relatifnya: a. Keandalan reliability, yakni kemampuan memberikan layanan yang dijanjikan dengan segera, akurat dan memuaskan. b. Daya tanggap responsiveness, yaitu keinginan para staf untuk membantu para pelanggan dan memberikan layanan dengan tanggap c. Jaminan assurance, mencakup pengetahuan, kompetensi, kesopanan dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para staf; bebas dari bahaya, risiko atau keragu-raguan. d. Empati empathy, meliputi kemudahan dalam menjalin relasi, komunikasi yang baik, perhatian pribadi dan pemahaman atas kebutuhan individual para pelanggan. e. Bukti fisik tangibles, meliputi fasilitas fisik, perlengkapan pegawai dan sarana komunikasi. 4. Ketersediaan Fasilitas Belajar Menurut Sanjaya 2001:51, sarana adalah segala sesuatu yang mendukung secara langsung terhadap kelancaran proses pembelajaran, misalnya media pembelajaran, alat-alat pelajaran, perlengkapan sekolah, dan lain sebagainya. Sedangkan prasarana adalah segala sesuatu yang secara tidak langsung dapat mendukung keberhasilan proses pembelajaran. Kelengkapan sarana dan prasarana akan membantu guru PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI dalam menyelenggarakan proses pembelajaran, dengan demikian sarana dan prasarana merupakan komponen penting yang dapat mempengaruhi proses pembelajaran. Sejalan dengan pendapat di atas Imran 1996:74 menekankan bahwa sarana belajar yang dimiliki harus dimanfaatkan semaksimal mungkin. Ada keuntungan yang dimiliki oleh sekolah yang memiliki kelengkapan sarana yaitu 2001:53: a. Dapat menumbuhkan gairah dan motivasi guru mengajar b. Dapat memberikan berbagai plihan pada siswa untuk belajar, karena siswa mempunyai gaya belajar yang berbeda-beda. c. Kelengkapan sarana akan memudahkan siswa menentukan pilihan dalam belajar. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa fasilitas adalah segala sesuatu yang disediakan untuk mempermudah pencapaian tujuan. Fasilitas yang dimiliki meliputi sarana yang diberikan sekolah maupun orang tua kepada anak dengan tujuan agar dapat menunjang kelancaran belajar. Fasilitas belajar merupakan salah satu faktor ekstern yang dapat berpengaruh terhadap pencapaian prestasi belajar siswa. Macam-macam fasilitas belajar di rumah yang dibutuhkan oleh siswa meliputi: a. Peralatan sekolah Peralatan sekolah merupakan segala sesuatu yang digunakan siswa untuk melaksanakan kegiatan belajar, seperti buku paket, buku tulis, alat tulis dan sebagainya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI b. Media Masa Media masa adalah sarana penunjang yang dibutuhkan siswa untuk memperoleh pengetahuan umum. c. Meja Kursi belajar Meja kursi disediakan agar siswa merasa lebih nyaman dalam kegiatan belajar d. Ruang Belajar Ruang belajar adalah ruangan yang digunakan agar dapat belajar dengan baik. e. Penerangan Pencahayaan yang baik yang dibutuhkan untuk belajar agar tidak merusak mata. f. Ventilasi Ventilasi adalah sarana menghasilkan sirkulasi udara yang dibutuhkan untuk kenyamanan dalam belajar.

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang dilakukan oleh Djumiati dengan judul penelitian “ Hubungan Antara Kemampuan Dosen dan Kegiatan Pembelajaran Dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Medan. Kegiatan pembelajaran belum menerapkan pilar learning 10 know, learning 10 do , learning 10 live together dan learning to be. Prestasi belajar mahasiswa masih rendah. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan hubungan antara kemampuan dosen dan kegiatan pembelajaran dengan prestasi belajar mahasiswa tahun ajaran 20032004. Rancangan penelitian yang digunakan adalah metode korelasional, populasi seluruh mahasiswa Jurusan Kebidanan yang telah menyelesaikan semester I sampai semester VI dan dalam pengambilan sampel digunakan teknik purposive sampling betjumlah 120 orang mahasiswa. Analisis yang digunakan adalah univariat, bivariat regresi Iinier sederhana dan multivariat dengan taraf 0,05. Instrumen pengumpulan data kemampuan dosen dan kegiatan pembelajaran digunakan kuesioner, prestasi belajar mahasiswa dari dokumen Jurusan Kebidanan Poltekkes Medan. Hasil penelitian memperlihatkan kemampuan dosen mempunyai hubungan yang positif dan signifikan dengan prestasi belajar mahasiswa r = 0.5646 dan kegiatan pembelajaran dengan prestasi belajar r = 0.5639. Uji regresi ganda multivariat adalah: Y = 2.077 + 0.006 X1+ 0.005 X2. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa kemampuan dosen, kegiatan pembelajaran dengan prestasi belajar mahasiswa Jurusan Kebidanan Kesehatan Poltekkes Medan menunjukkan hubungan positif dan signifikan dengan prestasi belajar mahasiswa. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan bermanfaat bagi dosen, mahasiswa, Ketua JurusanKa. Prodi Kebidanan, Direktur Poltekkes, Pusdiknakes dan Kepala PPSDM dalam kebijakan pengembangan kemampuan dosen dan kualitas pembelajaran. Penelitian yang dilakukan oleh Yetti Sarjono dengan judul penelitian “ Faktor-faktor Strategik Pelayanan Dosen dan Dampaknya Terhadap Kepuasan Mahasiswa FKIP Universitas Muhamadiyah Surakarta Tahun PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Akademik 2005-2006 Berdasarkan hasil penilitian di atas terbukti bahwa kepuasan mahasiswa dipengaruhi oleh sarana prasarana dan kepemimpinan transformasional melalui pelayanan dosen. Kenyataan di atas menunjukkan bahwa kepuasan mahasiswa dapat ditingkatkan dengan meningkatkan faktor-faktor strategik pelayanan dosen yaitu sarana prasarana dan kepemimpinan transformasional yang hasil penelitiannya sebagai berikut: Pertama, sarana prasarana X1, kepemimpinan transformasional X2 dan pelayanan dosen Y1 secara bersama-sama memiliki pengaruh langsung yang signifikan terhadap kepuasan mahasiswa Y2, dengan p value 0,003 dan sumbangan efektif 6,4 . Pelayanan dosen merupakan variabel antara. Kedua, sarana prasarana X1 mempunyai pengaruh langsung yang signifikan terhadap kepuasan mahasiswa Y2 dengan sumbangan efektif sebesar 1,49 , tetapi memiliki hubungan tidak langsung melalui pelayanan dosen, dengan sumbangan efektif sebesar 5,6. Pelayanan dosen disini bukan merupakan variabel antara. Ketiga, kepemimpinan transformasional X2 tidak mempunyai pengaruh langsung yang signifikan terhadap kepuasan mahasiswa Y2 dengan sumbangan efektif sebesar 1,28, tetapi memiliki hubungan langsung melalui pelayanan dosen dengan sumbangan efektif sebesar 0,5. Pelayanan dosen disini merupakan variabel antara. Keempat, pelayanan dosen X3 memiliki pengaruh langsung yang signifikan terhadap kepuasan mahasiswa Y2 dengan sumbangan efektif sebesar 1,28. Kelima, sarana prasarana X1 dan kepemimpinan transformasional X2 secara bersama-sama memiliki pengaruh langsung PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI signifikan terhadap pelayanan dosen Y1, dengan p value 0,000 dan sumbangan efektif 27,1 . Keenam, sarana prasarana X1 memiliki pengaruh langsung yang sangat signifikan terhadap pelayanan dosen Y1 dengan sumbangan efektif sebesar 25,91. Ketujuh, kepemimpinan transformasional X2 memiliki pengaruh langsung yang signifikan sangat rendah terhadap pelayanan dosen Y1 dengan sumbangan efektif sebesar 0,22, oleh karena itu dapat dikatakan tidak mempunyai pengaruh. Penelitian yang dilakukan oleh Ari Fatmawati dengan judul penelitian “Pengaruh Motivasi Belajar dan Fasilitas Belajar Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Pendidikan Akuntansi Universitas Muhamadiyah Surakarta Tahun 2007. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh motivasi belajar dan fasilitas belajar terhadap prestasi belajar pada mahasiswa Pendidikan Akuntansi Universitas Muhammadiyah Surakarta. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan populasi penelitian ini adalah Mahasiswa Pendidikan Akuntansi semester IV FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta angkatan tahun 2005 yang keseluruhannya berjumlah 180 mahasiswa dan sampel penelitian ini adalah 123 mahasiswa. Tehnik sampling yang digunakan adalah teknik convinience sampling dengan mengambil sampel pada mahasiswa yang dijumpai. Metode pokok yang digunakan adalah angket sedangkan metode bantu yang digunakan adalah metode dokumentansi. Pengujian hipotesis ini menggunakan regresi berganda, Uji t dan F. Hasil analisis data dengan persamaan regresi linier berganda Y = -0,507 + 0,026X1 + 0,019X2. Hal tersebut menyatakan bahwa PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI pengujian hipotesis 1 ada pengaruh positif motivasi belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa Pendidikan Akuntansi Universitas Muhammadiyah Surakarta, dengan nilai t hitung t tabel, karena 4,050 1,658. Pengujian hipotesis 2 ada pengaruh positif fasilitas belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa Pendidikan Akuntansi Universitas Muhammadiyah Surakarta, dengan nilai t hitung t tabel, karena 3,249 1,658. Pengujian hipotesis 3 ada pengaruh positif motivasi belajar dan fasilitas belajar terhadap prestasi belajar pada mahasiswa Pendidikan Akuntansi Universitas Muhammadiyah Surakarta didukung oleh nilai uji F dengan hasil F hitung = 13,990. Dimana F hitung F tabel yaitu sebesar 13,990 3,0. Sedangkan koefisien Determinasi R = 18,9 , sehingga dapat disimpulkan bahwa perubahan variabel depeden atau kepuasan konsumen dapat dijelaskan oleh perubahan variabel independen yaitu motivasi belajar dan fasilitas belajar, sisanya 81,1 dipengaruhi variabel lain dari luar model regresi. 2

C. Kerangka Berfikir

1. Hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar

Setiap individu pada umumnya memiliki motivasi untuk mempelajari sesuatu yang dilakukan dengan tindakan belajar. Demikian juga setiap mahasiswa memiliki motivasi atau kemauan untuk belajar yang diikuti melalui proses belajar. Sesuatu yang menarik minat seseorang akan dilaksanakan dengan menyenangkan dan mendatangkan kepuasan. Demikian juga jika mahasiswa mempunyai motivasi belajar terhadap mata kuliah tertentu, mahasiswa tersebut akan merasa sangat senang melakukannya. Akibatnya yang akan timbul kemungkinan akan meningkatkan prestasi belajar. Dengan demikian motivasi belajar diduga dapat meningkatkan prestasi belajar.

2. Hubungan antara kualitas pelayanan dosen dan karyawan terhadap prestasi belajar.

Kualitas jasa berpusat pada upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan pelanggan serta ketetapan penyampaiannya untuk mengimbangi harapan pelanggan. Kualitas jasa adalah tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan pelanggan. Kualitas dosen dan karyawan masing-masing program studi dalam memberikan pelayanan kepada mahasiswa berbeda-beda. Dengan demikian ada dugaan kualitas pelayanan dosen yang baik akan meningkatkan prestasi belajar mahasiswa.

3. Hubungan antara ketersedian fasilitas belajar dengan prestasi belajar

Fasilitas merupakan segala sesuatu yang disediakan untuk mempermudah pencapaian tujuan. Dengan adanya fasilitas, sarana dan prasarana yang baik maka segala sesuatu yang akan dikerjakanpun menjadi baik dan lebih mudah. Begitu juga dengan belajar apabila dalam proses belajar fasilitas yang disediakan oleh universitas lengkap dan menunjang maka hasil yang diperoleh tentunya akan memuaskan.

Dokumen yang terkait

Hubungan antara motivasi belajar, keaktifan belajar dan fasilitas belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa. Studi kasus mahasiswa pendidikan akuntansi angkatan 2015 Universitas Sanata Dharma.

0 0 124

Hubungan antara motivasi belajar, keaktifan belajar dan fasilitas belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa. Studi kasus mahasiswa pendidikan akuntansi angkatan 2015 Universitas Sanata Dharma

0 0 122

Hubungan antara kinerja dosen, ketersediaan fasilitas belajar serta motivasi belajar dengan prestasi belajar mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

1 1 170

Hubungan antara jenis pekerjaan orang tua dan prestasi belajar dengan minat berwirausaha mahasiswa : studi kasus mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi angkatan 2003-2004 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

0 3 109

Hubungan antara persepsi mahasiswa tentang metode mengajar dosen, intensitas belajar, sarana belajar, dan lingkungan belajar dengan prestasi belajar mahasiswa : studi kasus mahasiswa prodi Pendidikan Akuntansi angkatan 2002-2003 Universitas Sanata Dharma.

0 0 229

Hubungan antara lingkungan belajar, motivasi belajar dan disiplin belajar dengan prestasi belajar mahasiswa : studi kasus mahasiswa Prodi Pendidikan Akuntansi angkatan 2002-2003 Universitas Sanata Dharma.

0 0 135

Hubungan Antara Fasilitas Belajar Dan Kompetensi Dosen Dengan Prestasi Belajar Mahasiswa 000010

0 0 1

Hubungan antara lingkungan belajar, motivasi belajar dan disiplin belajar dengan prestasi belajar mahasiswa : studi kasus mahasiswa Prodi Pendidikan Akuntansi angkatan 2002-2003 Universitas Sanata Dharma - USD Repository

0 0 133

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA, KUALITAS PELAYANAN DOSEN DAN KARYAWAN SERTA KETERSEDIAAN FASILITAS BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR

0 0 164

Hubungan antara kinerja dosen, ketersediaan fasilitas belajar serta motivasi belajar dengan prestasi belajar mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta - USD Repository

0 1 168