Hubungan antara kinerja dosen, ketersediaan fasilitas belajar serta motivasi belajar dengan prestasi belajar mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

(1)

HUBUNGAN ANTARA KINERJA DOSEN, KETERSEDIAAN FASILITAS

BELAJAR, SERTA MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI

BELAJAR MAHASISWA UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

Studi Kasus Mahasiswa Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Angkatan 2008

Sri Kurniasari Universitas Sanata Dharma

2012

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah: (1) terdapat hubungan antara kinerja dosen dengan prestasi belajar mahasiswa, (2) terdapat hubungan antara ketersediaan fasilitas belajar dengan prestasi belajar mahasiswa, (3) terdapat hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar mahasiswa. Populasi penelitian ini adalah mahasiswa Pendidikan Akuntansi Angkatan 2008 sejumlah 68 orang mahasiswa. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Teknik analisis data menggunakan analisis korelasi Rank Spearman, keputusan yang digunakan untuk menolak atau menerima hipotesis alternatif dengan taraf signifikan 5%.

Dari hasil analisis dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) tidak terdapat hubungan antara kinerja dosen dengan prestasi belajar. Hal ini didasarkan pada hasil perhitungan yang ditunjukkan dengan indeks probabilitas sebesar 0,161 dengan taraf signifikan 5%. (2) tidak terdapat hubungan antara ketersediaan fasilitas belajar dengan prestasi belajar. Hal ini didasarkan pada hasil perhitungan yang ditunjukkan dengan indeks probailitas 0,244 dengan taraf signifikan 5%. (3) tidak terdapat hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar. Hal ini didasarkan pada perhitungan yang ditunjukkan dengan indeks probabilitas 0,955 dengan ngka signifikan 5%.


(2)

THE RELATIONSHIP BETWEEN LECTURER’S TEACHING

COMPETENCY, LEARNING FACILITIES, and STUDENTS’ LEARNING

MOTIVATION AND STUDENTS’ ACHIEVEMENT IN SANATA

DHARMA UNIVERSITY

A Study Case on Accuinting Education Study Program Students of Sanata Dharma University Year 2008

Sri Kurniasari Sanata Dharma University

2012

This study analyzes lecturer’s teaching competency, learning facilities, students’ learning motivation with students’ achievement in Sanata Dharma University. The writer found it

interesting and challenging to know the relationship between those three aspects with students’ learning achievement.

In accordance with the background of this study, three problems are formulated. The first

problem is how the relationship between lecturer’s teaching competency and students’

achievement are described. The second is how the relationship between learning facilities and

students’ achievement are described. The third is how the relationship between students’ learning motivation and students’ achievement are described. Therefore, the objectives of this study are to

identify the relationship between lecturer’s teaching competency, learning facilities, and

students’ learning motivation and students achievement. The population of this research is seventy two students of Accounting Study Program, 2008 batch Sanata Dharma University. This study applies questionnaire to collect the data. The method to analyze the data is Rank Spearman Correlation, the decision used to refuse or accept 5% significant level of alternative hypothesis.

Based on the analysis, there are three conclusions described. First, there is no relationship between lecturer’s teaching competency and students’ learning achievement. This conclusion is shown by the result of probability value calculation, which is 0,161 with 5% significant number level. Second, there is no relationship between provided learning facilities and students’ achievement. This conclusion is described by the result of probability value calculation, which is 0,244 with 5% significant number level. Third, there is no relationship between learning motivation and students’ achievement.This conclusion is described by the result of probability value calculation, which is 0,955 with 5% significant number level.


(3)

BELAJAR MAHASISWA UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

Studi Kasus Mahasiswa Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Angkatan 2008

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh: Sri Kurniasari NIM: 071334010

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(4)

BELAJAR SERTA MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI

BELAJAR MAHASISWA UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

Studi Kasus Mahasiswa Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Angkatan 2008

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh: Sri Kurniasari NIM: 071334010

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(5)

(6)

(7)

Kupersembahkan karya ini untuk:

Bunda Maria dan Tuhan Yesus

Orang Tua (Eti Rohayeti dan Sumarsah)

Kakak-ku (Euis Sukmawati)

Orang-orang terdekat yang selalu mendukung,

menyayangi, mencintai dan mendoakan saya

dengan setulus hati.


(8)

“ Saya datang, saya bimbingan, saya ujian, saya revisi, saya

MENANG

Tuhan, ubahlah diriku

menjadi diriMu sendiri,

di dalam Dikau

dan

untuk

Dikau saja

dan semoga

melaksanakan kehendakMu yang suci

menjadi satu-satunya kebahagianku

di dunia

(P. Mathias SJ,)

Untuk apa kita hidup kalau bukan untuk saling memudahkan hidup satu sama lain (George Elliot)

“ Nil Nisi Christum “


(9)

(10)

(11)

HUBUNGAN ANTARA KINERJA DOSEN, KETERSEDIAAN FASILITAS

BELAJAR, SERTA MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI

BELAJAR MAHASISWA UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

Studi Kasus Mahasiswa Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Angkatan 2008

Sri Kurniasari Universitas Sanata Dharma

2012

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah: (1) terdapat hubungan antara kinerja dosen dengan prestasi belajar mahasiswa, (2) terdapat hubungan antara ketersediaan fasilitas belajar dengan prestasi belajar mahasiswa, (3) terdapat hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar mahasiswa. Populasi penelitian ini adalah mahasiswa Pendidikan Akuntansi Angkatan 2008 sejumlah 68 orang mahasiswa. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Teknik analisis data menggunakan analisis korelasi Rank Spearman, keputusan yang digunakan untuk menolak atau menerima hipotesis alternatif dengan taraf signifikan 5%.

Dari hasil analisis dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) tidak terdapat hubungan antara kinerja dosen dengan prestasi belajar. Hal ini didasarkan pada hasil perhitungan yang ditunjukkan dengan indeks probabilitas sebesar 0,161 dengan taraf signifikan 5%. (2) tidak terdapat hubungan antara ketersediaan fasilitas belajar dengan prestasi belajar. Hal ini didasarkan pada hasil perhitungan yang ditunjukkan dengan indeks probailitas 0,244 dengan taraf signifikan 5%. (3) tidak terdapat hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar. Hal ini didasarkan pada perhitungan yang ditunjukkan dengan indeks probabilitas 0,955 dengan ngka signifikan 5%.


(12)

THE RELATIONSHIP BETWEEN LECTURER’S TEACHING

COMPETENCY, LEARNING FACILITIES, and STUDENTS’ LEARNING

MOTIVATION AND STUDENTS’ ACHIEVEMENT IN SANATA

DHARMA UNIVERSITY

A Study Case on Accuinting Education Study Program Students of Sanata Dharma University Year 2008

Sri Kurniasari Sanata Dharma University

2012

This study analyzes lecturer’s teaching competency, learning facilities, students’ learning motivation with students’ achievement in Sanata Dharma University. The writer found it

interesting and challenging to know the relationship between those three aspects with students’ learning achievement.

In accordance with the background of this study, three problems are formulated. The first

problem is how the relationship between lecturer’s teaching competency and students’

achievement are described. The second is how the relationship between learning facilities and

students’ achievement are described. The third is how the relationship between students’ learning motivation and students’ achievement are described. Therefore, the objectives of this study are to

identify the relationship between lecturer’s teaching competency, learning facilities, and

students’ learning motivation and students achievement. The population of this research is seventy two students of Accounting Study Program, 2008 batch Sanata Dharma University. This study applies questionnaire to collect the data. The method to analyze the data is Rank Spearman Correlation, the decision used to refuse or accept 5% significant level of alternative hypothesis.

Based on the analysis, there are three conclusions described. First, there is no relationship between lecturer’s teaching competency and students’ learning achievement. This conclusion is shown by the result of probability value calculation, which is 0,161 with 5% significant number level. Second, there is no relationship between provided learning facilities and students’ achievement. This conclusion is described by the result of probability value calculation, which is 0,244 with 5% significant number level. Third, there is no relationship between learning motivation and students’ achievement.This conclusion is described by the result of probability value calculation, which is 0,955 with 5% significant number level.


(13)

Puji dan Syukur kepada Tuhan Yang Maha Kasih karena penulis dapat menyelesaikan

skiripsi ini dengan baik. Skripsi ini ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat memperoleh

gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Akuntansi. Penulis menyadari bahwa proses

penyusunan skripsi ini masin terdapat banyak kekurangan akan tetapi penulis mendapatkan

berbagai masukan, kritik dan saran dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima

kasih yang sedalam-dalamnya kepada:

1. Bapak Rohandi, Ph.D. Selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma.

2. Bapak Indra Darmawan, S.E., M.Si. Selaku Ketua Jurusan Program Studi Pendidikan

Akuntansi.

3. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si. Selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Akuntansi.

4. Natalina Premastuti Brataningrum, S.Pd., M.Pd. Selaku Dosen Pembimbing yang telah

banyak meluangkan waktu memberikan kritik, saran dan masukan demi kesempurnaan

dan penyelesaian skripsi ini.

5. Para Dosen penguji terima kasih atas waktu,saran dan kritik, sehingga dapat

melaksanakan ujian skripsi ini.

6. Para Dosen Pendidikan Akuntansi yang telah memberikan tambahan pengetahuan pada

proses perkuliahan.

7. Semua Karyawan di Sekretariat Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah


(14)

9. Bapak Sumarsah dan Ibu Eti Rohayeti, orang tua yang selalu mendoakan yang terbaik

untuk anaknya dalam proses penyusunan skripsi ini, berkat dukungan dari mereka

akhirnya skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

10.Euis Sukmawati (kakak saya) yang selalu memberikan semangat untuk dapat segera

menyelesaikan skripsi ini dan cepat diwisuda.

11.Yitno Pranoto, yang selalu memberikan dukungan agar dapat menyelesaikan skripsi ini

tepat waktu.

12.Mahasiswa Angkatan 2010 dan Angkatan 2008 yang telah berkenan membantu penulis

untuk mengisi kuesioner dalam penyelesaian skripsi ini.

13.Teman-teman PAK 2007 yang selalu menjadi inspirasi saya agar cepat menyelesaikan

skripsi ini dan diwisuda, terima kasih juga atas masukan-masukan dalam penyusunan

skripsi ini.

14.Teman-teman kos Legi 32A Papringan, tempat aku tinggal selama kuliah (Semua

penghuni kos “tidak terkecuali” nanti kalo ada yang ga disebutin iri lagi

he…he…he…,just kidding) yang selalu membuat kangen dan ingin cepat pulang melepas

semua kepenatan di kampus, terima kasih untuk canda dan tawa kalian,terima kasih atas

dukungan agar saya dapat menyelesaikan skripsi ini.

15. Untuk orang-orang terdekat aku, terima kasih atas dukungan kalian semua, terima kasih

atas bantuan yang telah diberikan, terima kasih untuk doa kalian semua sehingga skripsi


(15)

16.Note-book axio-ku yang tetap baik-baik saja sampai aku bisa menyelesaikan penulisan

skripsi ini (kalaupun sudah terlalu banyak virus yang masuk hehehehe…….. yang seringkali harus diformat ulang).

17. E 4528 Z, motor-ku yang selalu setia menemani aku kemanapun aku pergi…..

18.Teman-teman PPL yang selalu memberikan semangat agar cepat menyelesaikan

penulisan skripsi ini,terima kasih atas dukungan kalian semua.

19.Teman-teman satu perjuangan dalam penyusunan skripsi ini ( Cosmas, Nila, Windi )

yang selalu antri bareng-bareng untuk bimbingan, terima kasih atas dukungan kalian,

semua guyonan yang membuat tertawa dan semangat untuk menyelesaikan penyusunan

skripsi ini. “TERIMA KASIH YA,,,,,,”

20.Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu di sini, terima kasih atas


(16)

penulis menerima kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Saya

berharap skripsi ini dapat berguna bagi semua pihak yang membutuhkan.

Penulis, 27 Februari 2012


(17)

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiv

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Batasan Masalah ... 6

C. Rumusan Masalah ... 7

D. Tujuan Penelitian ... 7

E. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN TEORITIK ... A. Deskripsi Teori ... 9

1. Prestasi Belajar ... 9

2. Motivasi Belajar ... 15

3. Ketersediaan Fasilitas Belajar ... 20

4. Kinerja ... 24

5. Dosen ... 31

6. Kinerja Dosen ... 36

7. Undang-undang Guru dan Dosen ... 40

B. Penelitian yang Relevan ... 44

C. Kerangka Berfikir ... 46

1. Hubungan Kinerja Dosen dengan Prestasi Belajar ... 46

2. Hubungan Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar ... 47

3. Hubungan Ketersediaan Fasilitas Belajar dengan Prestasi Belajar ... 47

D. Pengajuan Hipotesis ... 48

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 49

A. Jenis Penelitian ... 49

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 50

C. Subyek dan Obyek Penelitian ... 50


(18)

1. Variabel Bebas ... 51

2. Variabel Terikat ... 55

F. Teknik Pengumpulan Data ... 56

G. Teknik Analisis Data ... 57

1. Uji Validitas ... 57

2. Uji Reliabilitas ... 61

H. Pengujian Hipotesis ... 63

BAB IV GAMBARAN UMUM ... 66

A. Sejarah Universitas Sanata ... 66

B. Arti Logo, Visi, Misi Universitas Sanata Dharma ... 68

C. Status Universitas Sanata Dharma ... 70

D. Struktur Organisasi ... 73

E. Nama-nama Rektor ... 75

F. Jurusan dan Program Studi ... 75

G. Peraturan Akademik ... 76

H. Hak dan Kewajiban Mahasiswa... 81

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 84

A. DESKRIPSI DATA ... 84

1. Kinerja Dosen ... 84

2. Ketersediaan Fasilitas Belajar ... 86

3. Motivasi Belajar ... 88

4. Prestasi Belajar ... 90

B. PENGUJIAN HIPOTESIS ... 92

C. PEMBAHASAN ... 96

1. Hubungan Kinerja Dosen dengan Prestasi Belajar ... 96

2. Hubungan Ketersediaan Fasilitas Belajar dengan Prestasi Belajar ... 98

3. Hubungan Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar ... 100

BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN DAN SARAN .... 101

A. KESIMPULAN ... 101

B. KETERBATASAN PENELITIAN ... 102

C. SARAN ... 102

1. Bagi Mahasiswa ... 102

2. Bagi Dosen ... 103

3. Bagi Universitas ... 104

DAFTAR PUSTAKA ... 105 LAMPIRAN


(19)

Halaman

Tabel 3.1 Kisi-kisi Kuesioner Kinerja Dosen ... 53

Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner Fasilitas Belajar... 54

Tabel 3.3 Kisi-kisi Kuesioner Motivasi Belajar ... 55

Tabel 3.4 Rentang Indeks Prestasi Komulatif ... 56

Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Kinerja Dosen ... 59

Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Fasilitas Belajar ... 60

Tabel 3.7 Hasil Uji Validitas Motivasi Belajar ... 61

Tabel 3.8 Batasan Skor Reliabilitas Cronbach’a Alpha ... 63

Tabel 3.9 Hasil Uji Reliabilitas ... 63

Tabel 3.10 Rentang Korelasi ... 65

Tabel 4.1 Jurusan dan Program Studi ... 76

Tabel 4.2 Jadwal Kegiatan Belajar ... 78

Tabel 4.3 Beban Studi Maksimal ... 62

Tabel 5.1 Sebaran Kategori Kinerja Dosen ... 85

Tabel 5.2 Sebaran Kategori Ketersediaan Fasilitas Belajar ... 87

Tabel 5.3 Sebaran Kategori Motivasi Belajar ... 89


(20)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 5.1 Sebaran Kategori Kinerja Dosen ... 86

Gambar 5.2 Sebaran Kategori Ketersediaan Fasilitas Belajar ... 88

Gambar 5.3 Sebaran Kategori Motivasi Belajar Mahasiswa ... 90

Gambar 5.4 Sebaran Kategori Prestasi Belajar Mahasiswa ... 92


(21)

Halaman

Lampiran I Kuesioner Penelitian ... 109

Lampiran II Data Mahasiswa 2010/2011 Semester Genap ... 116

Lampiran III Data Induk Penelitian ... 119

Lampiran IV PAP II ... 127

Lampiran V Data Induk, Out Put Validitas dan Reliabilitas ... 131

Lampiran VI Data Induk, Out PutKorelasi Rank Spearman ... 139

Lampiran VII Tabel R Product Moment ... 143

Lampiran VIII Data Crosstabs ... 146


(22)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyelenggaraan pendidikan di Perguruan Tinggi diharapkan mampu membangun lulusan yang memiliki kualitas memadai. Negara ini juga membutuhkan penerus yang dapat memajukan setiap bidang dalam pembangunan yang sesuai dengan keahliannya sehingga dapat berkembang ke arah yang lebih baik lagi. Salah satu bidang yang penting untuk mewujudkan hal tersebut adalah pendidikan. Untuk itu, Perguruan Tinggi memiliki peranan menciptakan lulusan yang tidak hanya mampu bersaing dalam mencari kerja akan tetapi juga mampu menciptakan lapangan pekerjaan.

Prestasi belajar merupakan bagian akhir dari proses belajar atau dengan kata lain tujuan belajar adalah mendapatkan prestasi yang baik. Untuk melihat tingkat prestasi belajar mahasiswa dapat ditentukan melalui beberapa hal salah satunya adalah melalui evaluasi belajar mahasiswa yang diberikan oleh dosen, dengan adanya evaluasi belajar tersebut dapat menjadi tolok ukur mahasiswa untuk lebih meningkatkan kembali prestasi belajar mahasiswa itu sendiri. Dosen juga dapat mengetahui tingkat keberhasilan mereka dalam mengajar melalui evaluasi yang dibuat, sehingga hal ini juga dapat dijadikan tolok ukur dosen untuk melakukan perbaikan secara terus-menerus dalam hal


(23)

mengajar, sehingga proses mengajar dosen dari hari ke hari dapat menjadi lebih baik lagi dan sesuai dengan harapan mahasiswa.

Pada pihak mahasiswa, diharapkan untuk memiliki kesadaran belajar lebih giat lagi sehingga dapat meningkatkan prestasinya. Banyak mahasiswa yang mendapatkan masalah dalam belajar sehingga prestasi belajar mereka menurun.

Dua faktor yang menyebabkan menurunnya prestasi dapat berasal dari dalam diri mahasiswa itu sendiri dan faktor yang berasal dari lingkungan. Faktor internal di sini contohnya adalah: faktor pertumbuhan, kecerdasan, motivasi belajar, kebiasaan belajar dan faktor pribadi (minat, perhatian, dan sikap). Faktor eksternal contohnya adalah: faktor keluarga, kinerja dosen, kualitas pelayanan dosen dan karyawan, dan alat/media yang digunakan dalam proses belajar mengajar.

Belajar yang memperoleh dukungan baik dari dalam dan luar individu tentunya dapat mempengaruhi keberhasilan prestasi belajar. Motivasi belajar, kinerja dosen, kualitas pelayanan karyawan dan ketersediaan fasilitas belajar merupakan faktor yang turut mempengaruhi prestasi belajar.

Tingginya kualitas mahasiswa, salah satunya dipengaruhi oleh tenaga dosen yang kompeten, profesional dalam bidangnya dan memberikan kuliah secara teratur. Tenaga dosen ini akan tertarik mengajar pada sebuah PTS, jika mereka merasa mendapat penghargaan baik dalam imbalan secara material maupun suasana yang menunjang pengembangan budaya ilmiah. Mahasiswa


(24)

mempunyai pandangan, bahwa dosen yang baik ialah dosen yang memiliki kompetensi keilmuan sehingga dapat menguasai materi yang menjadi tanggung jawabnya, dosen yang dapat menerangkan dengan lancar, sistematis dan mudah dimengerti, dapat menguasai kelas, sehingga kelas tidak gaduh, dan mahasiswa tidak merasa mengantuk. Selain itu, mahasiswa menyatakan bahwa dosen yang baik, adalah bila dosennya tidak emosional, tidak mudah tersinggung, tidak berwajah angker, dan dapat berkomunikasi secara baik dengan mahasiswa. Terakhir mahasiswa senang dengan dosen yang disiplin, selalu hadir dalam memberi kuliah dan berwibawa.

Kinerja dosen yang berkualitas diperlukan dalam rangka peningkatan mutu institusi pendidikan yang dapat menghasilkan lulusan yang memiliki mutu pendidikan berkualitas tinggi dan menciptakan lulusan yang tidak hanya mampu bersaing dalam mencari kerja akan tetapi juga mampu menciptakan lapangan pekerjaan. Seorang dosen memiliki tanggung jawab yang besar, mereka tidak hanya bertanggung jawab dalam transferring knowledge tetapi lebih dari itu mereka juga berperan sebagai guru dan pendidik. Seorang dosen juga harus senantiasa meningkatkan derajat keilmuannya, baik secara formal (S-1, S-2, S-3) maupun substantif (mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan yang didalaminya). Perguruan Tinggi mendorong dan menyediakan kemudahan bagi tenaga edukatifnya untuk meningkatkan derajat keilmuannya masing-masing.


(25)

Motivasi merupakan keseluruhan daya penggerak di dalam diri mahasiswa yang menimbulkan kegiatan belajar. Motivasi belajar adalah faktor psikis yang bersifat non-intelektual seorang mahasiswa yang mempunyai intelegensi yang cukup tinggi bisa gagal karena kurangnya motivasi dalam belajar. Motivasi mempunyai peranan penting dalam belajar baik bagi dosen maupun mahasiswa. Bagi mahasiswa motivasi belajar dapat menumbuhkan semangat belajar sehingga mahasiswa terdorong untuk melakukan perbuatan belajar. Selain itu kinerja dosen berpengaruh pada prestasi belajar mahasiswa. Mahasiswa akan lebih terpacu jika pelayanan yang diberikan telah sesuai dengan yang diharapkan.

Dalam kegiatan perkuliahan, mahasiswa tentunya akan menemukan banyak masalah, di situlah dosen berperan dalam membantu masalahnya. Bahkan cara mengajar seorang dosen juga berpengaruh terhadap prestasi belajar mahasiswa cara mengajar yang dikemas dengan menarik akan lebih efektif untuk menarik perhatian dan minat belajar mahasiswa sehingga mahasiswa dapat belajar dengan optimal dan menghasilkan prestasi belajar yang baik.

Hal lain yang meningkatkan prestasi belajar mahasiswa yaitu tersedianya fasilitas belajar yang disediakan oleh universitas. Fasilitas tersebut menjadi alat bantu yang mengkomunikasikan kegiatan belajar mengajar dan juga membuat mahasiswa menjadi lebih mudah dalam mempelajari materi yang diberikan oleh dosen.


(26)

Kondisi di dalam kelas yang nyaman dan bersih akan membuat mahasiswa berkonsentrasi dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Pada akhirnya kelas yang kondusif akan membuat mahasiswa giat belajar dan dapat meningkatkan prestasi belajar mereka. Berbeda halnya apabila kondisi kelas kotor dan tidak nyaman hal ini akan mengakibatkan mahasiswa menjadi malas dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dan prestasi mereka akan menurun.

Mahasiswa dengan kemauan belajar yang tinggi akan lebih mudah untuk mencapai apa yang diharapkan dalam kegiatan pembelajaran. Mahasiswa yang memiliki kemauan untuk mempelajari setiap mata kuliah tentunya akan lebih mudah dalam memahami materi. Dan hal ini akan berdampak pada meningkatnya prestasi belajar mahasiswa.

Kedisiplinan mahasiswa dalam hal belajar di rumah dan pendampingan secara langsung dari orang tua di rumah akan membuat mahasiswa untuk terus belajar lebih baik lagi, dan hal ini tentunya akan berdampak pada peningkatan nilai belajar mahasiswa. Dengan begitu prestasi belajar mahasiswa akan meningkat.

Dari pengamatan peneliti banyaknya permasalahan yang dihadapi mahasiswa dalam proses belajar menyebabkan kurangnya motivasi belajar mahasiswa sehingga mahasiswa kurang memahami materi dan menyebabkan prestasi yang diperoleh tidak memuaskan. Selanjutnya dalam hal kinerja dosen dan kualitas pelayanan karyawan, terkadang ada dosen dan karyawan yang kurang total dalam memberikan pelayanan kepada mahasiswa.


(27)

Mahasiswa akan lebih terpacu belajarnya jika antara dosen dan mahasiswa saling melengkapi. Selain itu perhatian yang diberikan dosen kepada mahasiswa juga akan sangat membantu atau mendorong mahasiswa untuk giat dalam belajar. Metode mengajar dosen yang bervariasi juga akan menimbulkan motivasi mahasiswa untuk belajar lebih giat. Kurang tersedianya fasilitas yang memadai di universitas tentunya akan menghambat proses belajar bagi mahasiswa. Misalkan ruang kelas yang kurang nyaman, dan laboratorium untuk menunjang kegiatan perkuliahan yang tidak memadai. Dengan melihat kondisi ini tentunya akan membuat motivasi belajar mahasiswa menurun dan prestasi belajarnyapun akan menurun.

Berdasarkan uraian dan data di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Hubungan Antara Kinerja Dosen, Ketersediaan Fasilitas Belajar, serta Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta”

B. Batasan Masalah

Ada banyak faktor diduga yang berhubungan dengan prestasi belajar mahasiswa. Penelitian ini ditujukan untuk menyelidiki sejauh mana hubungan antara kinerja dosen, motivasi belajar serta ketersediaan fasilitas belajar dengan prestasi belajar.


(28)

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :

1. Apakah ada hubungan antara kinerja dosen dengan prestasi belajar?

2. Apakah ada hubungan antara ketersediaan fasilitas belajar dengan

prestasi belajar?

3. Apakah ada hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar?

D. Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini untuk :

1. Untuk mengetahui adanya hubungan antara kinerja dosen dengan

prestasi belajar.

2. Untuk mengetahui adanya hubungan antara ketersediaan fasilitas

belajar dengan prestasi belajar.

3. Untuk mengetahui adanya hubungan antara motivasi belajar dengan

prestasi belajar.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Program Studi Pendidikan Akuntansi

Acuan untuk dapat meningkatkan Kinerja Dosen, kelengkapan Ketersediaan Fasilitas terutama untuk Program Studi Pendidikan


(29)

Akuntansi, serta Motivasi Belajar dalam rangka meningkatkan prestasi dan menciptakan lulusan yang berkualitas tinggi.

2. Bagi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Sebagai alat pengembangan ilmu pengetahuan dan bahan acuan penelitian yang relevan, menambah wacana baru dan salah satu cara pengembangan untuk menciptakan lulusan yang berkualitas tinggi. 3. Bagi Peneliti

Sebagai pendorong untuk menjadi lulusan yang tidak hanya mampu bersaing dalam mencari kerja akan tetapi juga menjadi lulusan yang mampu menciptakan lapangan pekerjaan baru.


(30)

BAB II

KAJIAN TEORITIK

A. Deskripsi Teori 1. Prestasi Belajar

Menurut Prof. Dr. Oemar Hamalik (2001:23) Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Menurut pengertian ini, belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan kelakuan. Pengertian ini sangat berbeda dengan pengertian lama tentang belajar, yang menyatakan bahwa belajar adalah memperoleh pengetahuan, bahwa belajar adalah latihan-latihan pembentukan kebiasaan secara otomatis dan seterusnya.

Menurut Winkel (1987:36), belajar pada manusia merupakan proses psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif subyek dengan lingkungannya dan yang saling menghasilkan perubahan-perubahan pengetahuan-pengamatan, keterampilan, nilai-sikap, yang bersifat konstan atau menetap. Perubahan itu dapat berupa sesuatu yang baru, yang segera nampak dalam perilaku atau yang masih tinggal


(31)

tersembunyi, mungkin juga perubahan hanya penyempurnaan terhadap hal yang sudah pernah dipelajari.

Menurut Dewi Salma Prawiradilaga (2007:24) Proses belajar terjadi karena sinergi memori jangka pendek dan jangka panjang diaktifkan melalui penciptaan faktor eksternal, yaitu pembelajaran atau lingkungan belajar. Melalui indranya, peserta didik dapat menyerap materi secara berbeda. Pengajar mengarahkan agar pemrosesan informasi untuk memori jangka panjang dapat berlangsung lancar.

Pemberdayaan optimal dari seluruh indra seseorang dalam belajar dapat menghasilkan kesuksesan bagi seseorang. Melalui media pembelajaran, belajar paling tinggi terjadi sebanyak 50%. Ternyata, seseorang yang belajar dan terlibat langsung dengan suatu kegiatan atau mengerjakan sesuatu dianggap sebagai cara yang terbaik dan bertahan lama.

Belajar secara umum diartikan sebagai perubahan pada individu yang terjadi melalui pengalaman, dan bukan karena pertumbuhan atau perkembangan tubuhnya atau karakteristik seseorang sejak lahir. Manusia banyak belajar sejak lahir dan bahkan ada yang berpendapat sebelum lahir, bahwa antara belajar dan perkembangan sangat erat kaitannya.

Proses belajar terjadi melalui banyak cara baik disengaja maupun tidak disengaja dan berlangsung sepanjang waktu dan menuju


(32)

pada suatu perubahan pada diri pembelajar. Perubahan yang dimaksud adalah perubahan perilaku tetap berupa pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan kebiasaan yang baru diperoleh individu. Sedangkan pengalaman merupakan interaksi antara individu dengan lingkungan sebagai sumber belajarnya. Jadi, belajar di sini diartikan sebagai proses perubahan perilaku tetap dari belum tahu menjadi tahu, dan tidak paham menjadi paham, dan kurang terampil menjadi terampil, dan kebiasaan lama menjadi kebiasaan baru, serta bermanfaat bagi lingkungan maupun individu itu sendiri.

Prestasi belajar merupakan nilai perumusan terakhir yang dapat diberikan oleh guru mengenai kemajuan atau prestasi belajar siswa

selama masa tertentu. Dari pendapat di atas, pengertian tersebut

menunjukkan bahwa prestasi belajar merupakan suatu kemampuan mahasiswa dalam menguasai pengetahuan sikap dan keterampilan baik mempelajari, memahami dan mampu menjawab/mengerjakan pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh dosen.

Nilai merupakan perumusan terakhir yang diberikan dosen mengenai kemajuan/prestasi belajar mahasiswa selama masa tertentu. Hasil belajar dalam wujud angka yang diperoleh dari kuis, ujian tengah semester, tugas-tugas, persentasi, keterlibatan aktif mengikuti perkuliahan di dalam kelas dan ujian akhir semester.


(33)

Ada 2 faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, menurut Suryasubrata (1984:253) yang mempengaruhi belajar yaitu:

a. Faktor-faktor yang berasal dari luar diri pelajaran 1. Faktor-faktor non-sosial dalam belajar

Kelompok faktor-faktor tak terbilang jumlahnya, seperti contohnya: keadaan udara, suhu udara, waktu, tempat, dan alat-alat yang dipakai untuk belajar (alat-alat tulis-menulis, buku, alat-alat peraga, dan sebagainya yang bisa menunjang kegiatan belajar). 2. Faktor-faktor sosial dalam belajar

Faktor sosial di sini adalah faktor manusia, baik manusia itu hadir maupun kehadirannya itu dapat disimpulkan, jadi tidak langsung hadir.

b. Faktor-faktor fisiologis dalam belajar

Faktor-faktor fisiologis ini dibedakan menjadi 2 macam, yaitu:

1. Keadaan tonus jasmani pada umumnya

Keadaan tonus jasmani pada umumnya dapat dikatakan melatar belakangi aktivitas belajar, jasmani yang segar akan lain pengaruhnya dengan jasmani yang tidak segar. Selain itu juga kita harus cukup nutrisi agar kita tidak mudah lelah. Kita juga tidak boleh mengabaikan penyakit karena hal ini akan mengganggu aktivitas belajar.


(34)

2. Keadaan fungsi jasmani tertentu terutama fungsi-fungsi alat indera

Semua alat indera kita harus berfungsi secara baik agar dapat belajar dengan baik pula. Pemeriksaan rutin ke dokter juga perlu dilakukan untuk menjaga alat indera kita agar selalu berfungsi dengan baik.

c. Faktor-faktor psikologi dalam belajar

Menurut Suryasubrata (1984:257), hal yang mendorong

seseorang untuk belajar itu adalah sebagai berikut: 1. Rasa ingin tahu

Dorongan ingin tahu dan menyelidiki dunia yang lebih luas.

2. Sifat Kreatif

Adanya sifat positif dan kreatif yang ada pada diri manusia dan keinginan untuk maju.

3. Keinginan untuk mendapat simpati

Adanya keinginan untuk mencapai prestasi dan mendapatkan simpati dari orang tua, guru, teman, saudara dan lain-lain.


(35)

4. Keinginan untuk memperbaiki kegagalan

Adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan yang lalu dengan usaha yang baru,baik dengan kooperasi maupun kompetensi.

5. Keinginan untuk mendapatkan rasa aman bila menguasai

pelajaran

Dengan menguasai pelajaran maka akan mudah dalam menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru selain itu juga dapat dengan mudah menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru.

6. Adanya hukuman atau ganjaran pada akhir pelajaran

Siswa mendapatkan pengetahuan yang berguna bagi dirinya sendiri

Selain hal yang mendorong seseorang belajar dikemukakan pula hal-hal yang menjadi motif seseorang untuk belajar, diantaranya adalah :

1. Adanya kebutuhan fisik

Kebutuhan dasar yang harus dipenuhi oleh manusia adalah makanan, keamanan, rasa cinta dan pemeliharaan harga diri yang positif (gambaran terhadap diri sendiri sebagai orang yang baik).


(36)

2. Adanya kebutuhan untuk rasa aman

Perasaan aman diartikan sebagai terbebas dari kekuatiran.

3. Adanya kebutuhan dan kecintaan pada orang lain

Penerimaan akan hubungan yang terjalin dengan orang lain.

4. Adanya kebutuhan untuk diakui dalam masyarakat

Adanya kebutuhan untuk mendapatkan penghormatan dari masyarakat.

5. Adanya sifat untuk mengemukakan atau mengetengahkan

diri

Dengan pendidikan yang kita miliki, kita dapat dengan mudah mendapatkan posisi di dalam masyarakat.

2. Motivasi belajar

Motivasi adalah kekuatan tersembunyi di dalam diri kita, yang akan mendorong kita untuk berkelakuan dan bertindak dengan cara yang khas. Kadang kekuatan itu berpangkan pada naluri, kadang pula berpangkal pada suatu keputusan rasional, tetapi lebih sering lagi hal itu merupakan perpaduan dari kedua proses tersebut.

Keliru apabila motivasi dianggap sebagai prasyarat mutlak untuk kegiatan belajar. Lebih baik motivasi itu dianggap sebagai kemauan


(37)

biasa untuk memasuki suatu situasi belajar. Tidak perlu menunda suatu kegiatan belajar sampai ada motivasi yang tepat untuk belajar.

Sering terjadi, srategi yang paling baik adalah tanpa menghiraukan ada atau tidaknya motivasi, akan tetapi memusatkan pada penyampaian materi dengan cara yang baik sehingga motivasi siswa dapat dikembangkan dan diperkuat selama proses belajar.

Menurut Drs. Ali Imron, M.Pd (1996:30) Dalam kegiatan belajar mengajar, dikenal adanya motivasi belajar, yaitu motivasi yang diterapkan dalam kegiatan belajar. Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak psikis dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan belajar itu demi mencapai satu tujuan.

Motivasi belajar memegang peranan penting dalam memberikan gairah, semangat dan rasa senang dalam belajar sehingga yang mempunyai motivasi tinggi mempunyai energi yang banyak untuk melaksanakan kegiatan belajar. Siswa yang mempunyai motivasi tinggi sangat sedikit yang tertinggal belajarnya dan sangat sedikit pula kesalahan dalam belajarnya.

Motivasi belajar dapat timbul karna faktor intrinsik berupa hasrat dan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar, harapan akan cita-cita. Sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah adanya penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik.


(38)

Tetapi harus diingat, kedua faktor tersebut harus disebabkan oleh rangsangan tertentu, sehingga seseorang berkeinginan untuk melakukan aktivitas belajar yang lebih giat dan semangat.

Hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur-unsur yang mendukung.

Hal itu mempunyai peranan besar dalam keberhasilan seseorang dalam belajar. Indikator motivasi belajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut: (1) adanya hasrat dan keinginan berhasil; (2) adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar; (3) adanya harapan dan cita-cita masa depan; (4) adanya penghargaan dalam belajar; (5) adanya kegiatan yang menarik dalam belajar; (6) adanya lingkungan yang kondusif, sehingga memungkinkan seseorang siswa dapat belajar dengan baik.

Motivasi pada dasarnya dapat membantu dalam memahami dan menjelaskan perilaku individu, termasuk perilaku individu yang sedang belajar. Ada beberapa peranan penting dari motivasi dalam belajar dan pembelajaran, antara lain dalam (a) menentukan hal-hal yang dapat menjadi penguat dalam belajar, (b) memperjelas tujuan belajar yang hendak dicapai, (c) menentukan ragam kendali terhadap rangsangan belajar, (d) menentukan ketekunan belajar.


(39)

Kehendak atau keinginan untuk berhasil tidak hanya dalam nilai yang baik akan tetapi keinginan untuk berhasil dalam kehidupan juga merupakan dambaaan setiap orang. Oleh karena itu, motif semacam itu disebut motif berprestasi, yaitu motif untuk berhasil dalam melakukan suatu tugas atau pekerjaan, motif untuk memperoleh kesempurnaan. Motif semacam itu merupakan unsur kepribadian dan perilaku manusia, sesuatu yang berasal dari “dalam” diri manusia yang bersangkutan. Motif itu merupakan suatu kondisi internal atau disposisi internal (kesiapsiagaan). Motivasi adalah motif yang sudah menjadi aktif pada saat tertentu.

Seiring dengan pembedaan antara motif dan motivasi, terdapat ahli psikologi yang lebih menekankan motivasi sebagai ciri kepribadian

yang agak stabil dan tidak mudah berubah (trait) atau lebih

memandangnya sebagai keadaan mental atau internal sesaat yang dapat berubah-ubah (state). Contohnya ciri kepribadian yang stabil adalah kecenderungan seseorang untuk selalu menaruh perhatian besar pada makanan yang disajikan. Ciri kepribadian dalam hal bermotivasi dapat menunjukkan variasi intraindividual yang besar, apalagi kalau ditinjau variasi interindividual. Misalnya orang yang selalu tergerak secara kuat dalam usahanya untuk mencapai sukses maksimal

berdasarkan kemampuan yang dimilikinya (achievement motivation),


(40)

orang lain (affiliation motivation),menguasai orang lain atau menggantungkan diri pada orang lain.

Dalam hal itu perlu diperhatikan bahwa tidak ada penyelesaian suatu tugas dilatarbelakangi oleh motif berprestasi atau keinginan untuk berhasil. Kadang-kadang seorang individu menyelesaikan suatu pekerjaan sebaik orang yang memiliki motif berprestasi tinggi, justru karean dorongan menghindarkan kegagalan yang bersumber pada ketakutan atau kegagalan itu.

Apabila langkah-langkah pembelajaran dilakukan dengan baik maka kegiatan belajar mengajar akan efisien. Dalam hal ini seorang guru dibantu dengan berbagai macam sumber belajar, contohnya: proyektor, film, rekaman, televisi, video-tape, dan komputer. Sumber-sumber ini juga akan mempermudah seorang guru dalam melakukan kegiatan belajar mengajar di dalam kelas.

Menurut Prof. Dr. S. Nasution (1982:194) bermacam-macam media yang dapat digunakan untuk berkomunikasi dengan murid, akan tetapi guru merupakan sumber utama dalam memberikan stimulus kepada murid agar belajar. Sumber-sumber tersebut digunakan agar murid dapat belajar secara individual.


(41)

3. Ketersediaan Fasilitas Belajar

Menurut Wina Sanjaya ( 2008:200 ) sarana adalah segala sesuatu yang mendukung secara langsung terhadap proses pembelajaran, misalnya media pembelajaran, alat – alat pelajaran, perlengkapan sekolah dan lain sebagainya. Sedangkan prasarana adalah segala sesuatu yang secara tidak langsung dapat mendukung proses keberhasilan proses pembelajaran, misalnya jalan menuju ke sekolah, penerangan sekolah, kamar kecil dan lain sebagainya.

Terdapat beberapa keuntungan bagi sekolah yang memiliki kelengkapan sarana dan prasarana. Pertama, kelengkapan sarana dan prasarana dapat menumbuhkan gairah motivasi guru mengajar. Mengajar dapat dilihat dari dua dimensi, yaitu sebagai proses pengaturan lingkungan yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Apabila mengajar dipandang sebagai proses penyampaian materi, maka dibutuhkan sarana pembelajaran berupa alat dan bahan yang dapat menyalurkan pesan secara efektif dan efisien; sedangkan manakala mengajar dipandang sebagai proses mengatur lingkungan agar siswa dapat belajar, maka dibutuhkan sarana yang berkaitan dengan berbagai sumber belajar yang dapat mendorong siswa untuk belajar. Dengan demikian, ketersediaan sarana yang lengkap, memungkinkan guru memiliki berbagai pilihan yang dapat digunakan untuk melaksanakan fungsi mengajarnya; dengan demikian


(42)

ketersediaan ini dapat meningkatkan mengajar mereka. Kedua, kelengkapan sarana dan prasarana dapat memberikan berbagai pilihan pada siswa untuk belajar. Setiap siswa pada dasarnya memiliki gaya belajar yang berbeda. Siswa yang bertipe auditif akan lebih mudah belajar melalui pendengaran; sedangkan tipe siswa yang visual akan lebih mudah belajar melalui penglihatan. Kelengkapan sarana dan prasarana akan memudahkan siswa menentukan pilihan dalam belajar.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa fasilitas adalah segala sesuatu yang disediakan untuk mempermudah pencapaian tujuan. Fasilitas yang dimiliki meliputi sarana yang diberikan sekolah maupun milik pribadi dengan tujuan agar dapat menunjang kelancaran belajar. Fasilitas belajar merupakan salah satu faktor ekstern yang dapat berpengaruh terhadap pencapaian prestasi belajar. Menurut Winkel (1987:127) Prasarana dan sarana meliputi hal-hal seperti :

a. Gedung sekolah

Gedung sekolah merupakan hal central yang menjadi perhatian dan pertimbangan bagi setiap pelajar yang ingin masuk ke sekolah tertentu.

b. Ruang belajar ( kelas )

Kondisi kelas yang baik akan menciptakan suasana belajar yang kondusif. Secara ideal diharapkan ruang belajar


(43)

memenuhi persyaratan yang mampu menunjang kegiatan belajar, dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :

1. Ukuran kelas

Ukuran kelas disesuaikan dengan rancangan pengembangan instruksional yang efektif untuk belajar dan mengajar.

2. Penerangan

Suatu tempat belajar yang baik adalah yang memiliki penerangan yang cukup.

3. Sirkulasi udara ( Ventilasi )

Dengan adanya ventilasi maka sirkulasi udara yang kita hirup akan tetap bersih dan ruangan yang kita gunakan untuk belajar tidak terasa pengap tetapi sebaliknya kalau sirkulasi udara yang tidak nyaman, siswa dalam belajar mengalami kepengapan udara dan kejenuhan belajar.

c. Tempat duduk dan meja tulis

Tempat duduk dan meja tulis mempunyai andil dalam penciptaan situasi kelas yang kondusif. Meja tulis dan tempat duduk yang terlalu rendah atau terlalu tinggi akan sangat tidak menguntungkan bagi kesehatan peserta didik. Meja tulis dan tempat duduk


(44)

hendaknya di buat dalam bentuk yang luwes, agar peserta didik dapat duduk dengan leluasa.

d. Tempat Ibadah

Tempat Ibadah merupakan salah satu sarana untuk mendekatkan diri dengan Tuhan.

e. Alat atau Media Pengajaran

Bentuk-bentuk media yang digunakan untuk meningkatkan pengalaman belajar agar menjadi kongkrit. Penggunaan media tidak lain adalah untuk mengurangi verbalisme agar anak mudah memahami bahan pelajaran yang disajikan.

f. Perpustakaan

Pengadaan perpustakaan bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berfikir dan menanamkan kebiasaan belajar mandiri sesuai dengan bakatnya.

g. Alat – alat tulis

Alat tulis digunakan agar proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik.

h. Buku Pelajaran

Selain alat-alat tulis, dalam kegiatan belajar seseorang perlu memiliki buku yang dapat menunjang dalam proses belajar.


(45)

i. Kamar Kecil

Kamar Kecil merupakan suatu sarana untuk kenyamanan mahasiswa dalam mengikuti perkuliahan ( melakukan hal yang harus dilakukan di kamar kecil, seperti : buang air kecil, buang air besar, mencuci tangan , dan lain-lain)

4. Kinerja

a. Pengertian Kinerja

Menurut Wirawan (2008:5) Kinerja adalah keluaran yang dihasilkan oleh fungsi-fungsi atau indikator-indikator suatu pekerjaan atau suatu profesi dalam waktu tertentu.

Menurut Sjafri Mangkuprawira dan Aida Vitayala Hubeis (2007:153) Kinerja adalah hasil dari proses tertentu secara terencana pada waktu dan tempat dari karyawan serta organisasi yang bersangkutan. Pada konteks yang sama Sjafri Mangkuprawira dan Aida Vitalaya Hubeis (2007:155) juga mendefinisikan kinerja sebagai suatu konstruksi multi dimensi yang mencakup banyak faktor yang memengaruhinya.


(46)

Menurut Wirawan (2008:6) Kinerja pegawai hasil sinergi dari sejumlah faktor. Faktor – faktor tersebut adalah :

1. Faktor internal pegawai

Faktor bawaan (bakat, sifat pribadi, keadaan fisik dan kejiwaan) dan faktor yang diperoleh ketika ia berkembang (pengetahuan, keterampilan, etos kerja, pengalaman bekerja, dan motivasi kerja).

2. Faktor-faktor lingkungan internal organisasi

Dalam melaksnakan tugasnya, pegawai memerlukan dukungan organisasi dari tempat ia bekerja (strategi organisasi, dukungan sumber daya yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan, serta system manajemen dan kompensasi).

3. Faktor eksternal organisasi

Faktor – faktor lingkungan eksternal organisasi adalah keadaan, kejadian, atau situasi yang terjadi di lingkungan eksternal organisasi yang memengaruhi kinerja karyawan (krisis ekonomi dan keuangan)


(47)

b. Unsur-unsur Penilaian Kinerja.

Menurut Wirawan (2008:143) Unsur-unsur penilaian kinerja meliputi hal-hal di bawah ini :

1. Kesetiaan.

Kesetiaan yang dimaksud adalah tekad dan kesanggupan untuk menaati, melaksanakan dan mengamalkan sesuatu yang ditaati dengan penuh kesabaran.

2. Prestasi Kerja

Prestasi kerja adalah kinerja yang dicapai oleh seorang tenaga kerja dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan yang diberikan kepadanya.

3. Tanggung Jawab

Tanggung jawab adalah kesanggupan seorang tenaga kerja dalam menyelesaikan tugas dan pekerjaan yang diserahkan kepadanya dengan sebaik-baiknya dan tepat waktu serta berani membuat resiko atas keputusan yang diambilnya. Tanggung jawab dapat merupakan keharusan pada seorang karyawan untuk melakukan secara layak apa yang telah diwajibkan padanya. Untuk mengukur tanggung jawab dapat dilihat dari:


(48)

1. Kesanggupan dalam melaksanakan perintah dan kesanggupan kerja.

2. Kemampuan menyelesaikan tugas dengan tepat

dan benar.

3. Melaksanakan tugas dan perintah yang

diberikan sebaik-baiknya.

b. Ketaatan

Ketaatan adalah kesanggupan seorang tenaga kerja untuk menaati segala ketetapan, peraturan yang berlaku dan menaati perintah kedinasan yang diberikan atasan yang berwenang.

c. Kejujuran

Kejujuran adalah ketulusan hati tenaga kerja dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan serta kemampuan untuk tidak menyalahgunakan wewenang yang telah diberikan kepadanya.

d. Kerja Sama.

Kerja Sama adalah kemampuan tenaga kerja untuk bekerja sama dengan orang lain dan menyelesaikan tugas yang telah ditetapkan sehingga mencapai daya guna dan hasil guna yang sebesar-besarnya. Kriteria Kerja Sama adalah sebagai berikut:


(49)

1. Kesadaran karyawan untuk bekerja dengan teman sejawat, atasan maupun bawahan.

2. Adanya kemauan untuk membantu teman yang

mengalami kesulitan dalam melaksanakan tugas.

3. Adanya kemauan untuk memberi dan menerima

kritik dan saran.

4. Bagaimana tindakan seseoran apbila mengalami

kesulitan dalam melaksanakan tugasnya atau pekerjaannya.

g. Prakarsa

Prakarsa adalah kemampuan seorang tenaga kerja untuk mengambil keputusan atau melaksanakan suatu tindakan dalam melaksanakan tugas pokok tanpa menunggu perintah dan bimbingan dari atasan.

h. Kepemimpinan.

Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk meyakinkan orang lain sehingga dapat dikerahkan secara maksimal untuk melaksanakan tugas.


(50)

c. Tujuan dan Manfaat Penilaian Kinerja

Menurut T. Hani Handoko (1987:135) Terdapat beberapa manfaat dari dilakukannya Penilaian Kinerja, diantaranya adalah:

1. Perbaikan Prestasi Kerja

Umpan balik pelaksanaan kerja memungkinkan karyawan, manajer dan departemen personalia dapat membetulkan kegiatan-kegiatan mereka untuk memperbaiki prestasi.

2. Penyesuaian Kompensasi

Evaluasi prestasi kerja membantu para pengambil keputusan dalam menentukan kenaikan upah, pemberian bonus dan bentuk kompensasi lainnya.

3. Keputusan Penempatan

Promosi transfer dan demosi biasanya didasarkan pada prestasi kerja masa lalu atau antisipasinya. Promosi sering merupakan bentuk penghargaan terhadap prestasi kerja masa lalu.

4. Kebutuhan Latihan dan Pengembangan.

Prestasi kerja yang jelek mungkin menunjukkan kebutuhan.latihan. Demikian juga, prestasi yang baik


(51)

mungkin mencerminkan potensi yang harus dikembangkan.

5. Perencanaan dan Pengembangan Karier

Umpan balik prestasi mengarahkan keputusan-keputusan karier, yaitu tentang jalur karier tertentu yang harus diteliti.

6. Memperbaiki penyimpangan proses staffing

Prestasi kerja yang baik atau jelek mencerminkan kekuatan atau kelemahan prosedur staffing departemen personalia.

7. Mengurangi ketidak-akuratan informasi

Prestasi kerja yang jelek mungkin menunjukkan kesalahan-kesalahan dalam informasi analisis jabatan, rencana-rencana sumberdaya manusia, atau komponene-komponen lain sistem informasi manajemen personalia. Menggantungkan diri pada informasi yang tidak akurat dapat menyebabkan keputusan-keputusan personalia yang diambil tidak tepat.

8. Memperbaiki kesalahan desain pekerjaan

Prestasi kerja yang jelek mungkin merupakan suatu tanda kesalahan dalam desain pekerjaan. Penilaian


(52)

prestasi membantu diagnosa kesalahan-kesalahan tersebut.

9. Kesempatan kerja yang adil.

Penilaian prestasi kerja secara akurat akan menjamin keputusan penempatan internal diambil tanpa diskriminasi.

10.Membantu menghadapi tantangan eksternal

Kadang-kadang prestasi kerja dipengaruhi oleh faktor-faktor di luar lingkungan kerja, seperti keluarga, kesehatan, kondisi financial atau masalah-masalah pribadi lainnya. Dengan penilaian prestasi departemen personalia mungkin dapat menawarkan bantuan.

5. Dosen

a. Pengertian Dosen

Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas

utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat (http://id.wikipedia.org/wiki/Dosen).

Dosen adalah seseorang yang berdasarkan pendidikan dan keahliannya diangkat oleh penyelenggara perguruan tinggi dan


(53)

tugas utama mengajar pada perguruan tinggi yang bersangkutan (http.www.stialan.ac.id/BodyDosen.htm)

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Dosen adalah tenaga

pengajar pada perguruan tinggi. Dosen dikelompokkan menjadi Dosen Biasa, Dosen Luar Biasa, dan Dosen Tamu.

1. Dosen Biasa

Dosen yang diangkat dan ditempatkan sebagai tenaga tetap dalam perguruan tinggi tersebut.

2. Dosen Luar Biasa

Dosen yang bukan tenaga tetap dalam perguruan tinggi tersebut.

3. Dosen Tamu

Seseorang yang diundang dan diangkat untuk menjadi dosen dalam jangka waktu tertentu.

b. Profil Pengajar

Menurut Soekartawi (1995:33) pengajar dituntut untuk

berperan serba bisa antara lain:

1. Mempunyai keahlian terhadap ilmu pengetahuan yang

diberikan kepada mahasiswa.

2. Mempunyai keahlian dan memberikan pengajaran.


(54)

4. Mampu bertindak sebagai manajer di dalam kelas.

5. Mampu bertindak sebagai pemimpin.

6. Mempunyai keahlian dalam memberikan bimbingan.

7. Mempunyai keahlian sebagai ahli lingkungan dalam

arti bahwa bila di lingkungan dimana pengajar tersebut bekerja dirasakan terjadi situasi yang kurang menyenangkan, maka pengajar harus pula mampu mengubahnya.

8. Mampu menjadi seseorang yang berwatak sebagai

penggerak inisiatif.

9. Mampu membuat suasana di kelas tetap terkontrol

dalam arti bahwa mahasiswa tetap aktif mengikuti pembelajaran dengan baik.

10. Mau menerima umpan balik dari mahasiswa agar

proses pembelajaran dapat terus ditingkatkan secara keseluruhan.

11. Mau menerapkan hasil-hasil penelitian di dalam bahan

ajar yang diberika agar kualitas bahan ajar terus mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.


(55)

c. Mengajar yang Efisien

Tahapan kegiatan pembelajaran harus dilakukan secara efisien. Menurut Soekartawi (1995:40) tahapan kegiatan pembelajarn terdiri dari:

1. Mempelajari silabus. Di tiap lembaga pendidikan

kadang-kadang dijumpai adanya perbedaan dalam pembuatan silabus, namun pada dasarnya silabus dapat dikategorikan menjadi dua bagian yaitu silabus telah disiapkan olej jurusan, fakultas, universitas atau lembaga pendidikan; silabus disiapkan sendiri oleh pengajar.

2. Menetapkan tujuan dan kelompok sasaran. Walaupun

tujuan ini telah ditetapkan di silabus, sebaiknya perlu ditetapkan apa tujuan instruksional umum (TIU) dan tujuan instruksional khusus (TIK). TIU biasanya merupakan goals dari bahan ajar yang diberikan, yaitu tujuan relatif yang ingin dicapai. TIK berisi tujuan yang sifatnya operasional yang harus dikuasai mahasiswa.

3. Membuat satuan acara pengajaran (SAP). SAP adalah

penjabaran yang lebih terperinci dari bahan ajar yang diberikan untuk tujuan mencapai TIU dan TIK. Dengan SAP, maka mahasiswa dapat mengetahui dengan cepat


(56)

tentang isi bahan ajar yang akan diberikan pada waktu pembelajaran tersebut berlangsung.

4. Memilih model instruksi yang relevan. Tiap pengajar

mempunyai kesenangan dan keahlian di dalam memilih model instrukis yang yang dipakai sehari-hari di dalam kelas. Model instruksi yang dipakai sebaiknya sesuai dengan bahan ajar atau ilmu pengetahuan yang diberikan.

5. Membuat cara evaluasi. Cara evaluasi dapat berupa

ujian lisan, tertulis, mengumpulkan tugas dan lain-lain.

6. Menetapkan tempat dan waktu. Menetapkan waktu dan

tempat ujian biasanya bukan tugas pengajar.

7. Menetapkan buku wajib dan pilihan. Buku wajib dan

buku pilihan perlu dituliskan dengamn jelas di silabus. 8. Membagikan hand out.

9. Melakukan pengajaran yang baik. Proses komunikasi

dalam pembelajaran hendaknya ada umpan balik karena diperlukan untuk memperbaiki penampilan komunikator dan memperbaiki isi bahan ajar.

10. Melaksanakan evaluasi. Evaluasi yang dimaksud disini

adalah evaluasi terhadap cara mengajar yang dilakukan oleh pengajar.


(57)

6. Kinerja Dosen

Kinerja Dosen yaitu hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai seorang dosen dalam melaksanakan pembelajaran. Menurut Buku Pedoman Program Studi Pendidikan Akuntansi (2007:36) Kinerja dosen meliputi :

a. Mengajar yang baik dan benar

1. Dosen menerapkan metode pembelajaran yang efektif dan efisien.

Agar dapat menyelenggarakan proses pembelajaran secara efektif dan efisien, dosen perlu dibekali selain dengan kemampuan mengembangkan substansi bidang ilmunya juga perlu dibekali dengan keterampilan untuk menjalankan proses pembelajaran.

2. Kegiatan pembelajaran sesuai dengan Satuan Acara

Perkuliahan (SAP) dan Rencana Program dan Kegiatan Pembelajaran Semester (RPKPS).

Dapat dilakukan sesuai dengan standar, maka materi pembelajaran suatu mata kuliah harus dituangkan di dalam sebuah rencana pembelajaran yang disebut SAP atau RPKPS.


(58)

3. Administrasi kegiatan pendukung dilakukan secara transparan dan akuntabel.

Kegiatan pembelajaran satu semester dalam suatu program studi berlangsung dalam suatu siklus yaitu penyelenggaraan pembelajaran.

b. Alat bantu mengajar yang digunakan.

Alat bantu media digunakan untuk menimbukan gairah semangat belajar mahasiswa.

Menurut Wina Sanjaya (2008:211) Media pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi beberapa klasifikasi tergantung dari sudut mana melihatnya

1. Dilihat dari sifatnya, media dapat dibagi ke dalam:

a. Media auditif, yaitu media yang hanya dapat didengar saja,

atau media yang hanya didengar saja, atau media yang hanya memiliki unsur suara, seperti radio dan rekaman suara.

b. Media visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat saja, tidak mengandung unsur suara. Yang termasuk ke dalam media ini adalah film slide, foto, transparansi, lukisan,gambar, dan berbagai bentuk bahan yang dicetak seperti media grafis.

c. Media audiovisual, yaitu jenis media yang selain mengandung

unsur suara juga mengandung unsur gambar yang dapat dilihat, seperti rekaman video, berbagai ukuran film, slide,


(59)

suara dan lain sebagainya. Kemampuan media ini dianggap lebih baik dan lebih menarik, sebab mengandung kedua unsur jenis media yang pertama dan kedua.

2. Dilihat dari kemampuan jangkauannya, media dapat pula dibagi

ke dalam:

a. Media yang memiliki daya liput yang luas dan serentak

seperti radio dan televisi. Melalui media ini siswa dapat mempelajari hal-hal atau kejadian-kejadian yang aktual secara serentak tanpa tanpa harus menggunakan ruangan khusus.

b. Media yang mempunyai daya liput yang terbatas oleh ruang

dan waktu, seperti film slide, film, video, dan lain sebagainya. 3. Dilihat dari cara atau teknik pemakaiannya, media dapat dibagi ke

dalam:

a. Media yang diproyeksikan, seperti film, slide, fil strip,

trasparansi, dan lain sebagainya. Jenis media yang demikian memerlukan alat proyeksi khusus, seperti film projector untuk memproyeksikan film, slide projektor untuk memproyeksikan

film slide, Over Head Projector (OHP) untuk

memproyeksikan transparansi. Tanpa dukungan alat proyeksi semacam ini, maka media semacam ini tidak akan berfungsi apa-apa.


(60)

b. Media yang tidak diproyeksikan, seperti gambar, foto, lukisan, radio dan lain sebagainya.

Manfaat media pembelajaran dalam proses belajar mengajar adalah (Sudjana dan Rivai, 1992:2 dalam Azhar Arsyad, 2002:24):

1. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar.

2. Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran.

3. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalaui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau guru mengajar pada setiap jam pelajaran.

4. Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajae sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, malakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dan lain-lain.


(61)

c. Cara evaluasi yang dilakukan.

Pengajar harus melakukan evaluasi dari tugas yang diberikan selama waktu tertentu. Evaluasi dapat dilakukan sesuai dengan kehendak pengajar dan dapat pula mengikuti waktu yang telah ditentukan oleh Fakultas atau Universitas.

Evaluasi yang diberikan kepada mahasiswa biasanya

dapat berbentuk (Soekartawi, 1995:25):

1. Ujian tertulis. Ujian tertulis dalam bentuk uraian adalah bentuk ujian yang sering dilaksanakan

2. Ujian lisan. Ujian ini dilakukan untuk mengetahui

kemampuan mahasiswa dalam memahami materi yang diberikan dalam waktu singkat.

3. Ujian alternatif dengan dua kemungkinan benar dan salah. Ujian ini dilakukan untuk mempermudah dalam memberikan penilaian, lebih objektif dalam arti dapat diukur dengan ukuran yang pasti.

7. Undang-undang Guru dan Dosen

Dalam Undang-undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005 dijelaskan mengenai guru dan Dosen, sebagai berikut


(62)

a. Kedudukan dosen terdapat pada bab II pasal 3 sebagai berikut:

1. Dosen mempunyai kedudukan sebagai tenaga profesional.

2. Pengakuan kedudukan dosen sebagai tenaga profesional

sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 yang dibuktikan dengan sertifikat pendidik.

b. Tujuan kedudukan dosen terdapat pada bab II pasal 6 yaitu:

Kedudukan guru dan dosen profesional bertujuan untuk melaksanakan sistem pendidikan nasional dan mewujudkan sistem pendidikan nasional.

c. Prinsip profesionalitas terdapat pada bab III pasal 7 sebagai

berikut:

Profesi guru dan dosen yang harus dilaksanakan berdasarkan prinsip sebagai berikut:

1. Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme.

2. Memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan,

keimanan, ketakwaan dan akhlak mulia.

3. Memiliki kualifikasi akademik dan latar pendidikan sesuai

dengan bidang tugas.

4. Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang

tugas.

5. Memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas


(63)

6. Memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja.

7. Memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan

secara berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat.

8. Memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan

tugas keprofesionalan.

9. Memiliki jaminan perlindungan yang mempunyai wewenang

mengatur hal-hal yang berkaitan dengan tugas.

d. Hak dan Kewajiban Dosen terdapat dalam bab IV pasal 3 sebagai

berikut:

1. Hak

a. Memperoleh penghasilan di atas kebutuhan hidup

minimum dan jaminan kesejahteraan sosial.

b. Menadapatkan promosi dan penghargaan sesuai dengan

tugas dan prestasi kerja.

c. Memperoleh perlindungan dalam melaksanakan tugas dan

hak atas kekayaan intelektual.

d. Memperoleh kesempatan untuk meningkatkan kompetensi.

e. Memperoleh dan memanfaatkan sarana dan prasarana

pembelajaran untuk menunjang kelancaran tugas keprofesionalan.


(64)

f. Memiliki kebebasab dalam memberikan penialaian dan ikut menentukan kelulusan, penghargaan, dan, atau sanksi kepada peserta didik sesuai dengan kaidah pendidikan, kode etik guru, dan peraturan perundang-undangan.

g. Memperoleh rasa aman dan jaminan keselamatan dalam

melaksanakan tugas.

2. Kewajiban

a. Merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses

pembelajaran yang bermutu serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran.

b. Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik

dan kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.

c. Bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas dasar

pertimbangan jenis kelamin, agama, suku, ras, dan kondisi fisik tertentu, atau latar belakang, dan status sosial ekonomi peserta didik dalam pembelajaran.

d. Menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum

dan kode etik guru, serta nilai-nilai agama dan etika.


(65)

B. Penelitian yang Relevan.

Penelitian yang dilakukan oleh Djumiati dengan judul penelitian “Hubungan Antara Kemampuan Dosen dan Kegiatan Pembelajaran dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Jurusan kebidanan Politeknik Kesehatan Medan”. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan hubungan antara kemampuan dosen dan kegiatan pembelajaran dengan prestasi belajar mahasiswa tahun ajaran 2003/2004.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa kemampuan dosen, kegiatan pembelajaran dengan prestasi belajar mahasiswa Jurusan Kebidanan Kesehatan Poltekkes Medan menunjukkan hubungan positif dan signifikan dengan prestasi belajar mahasiswa. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bermanfaat bagi dosen, mahasiswa, ketua Jurusan/Ka.

Prodi Kebidanan, Direktur Poltekkes, Pusdiknakes dan kepala PPSDM dalam kebijakan pengembangan kemampuan dosen dan

kualitas pembelajaran (Sumber http://repository.usu.ac.id/bistream/12345678/6925/tesis-djumiati pdf).

Penelitian yang dilakukan oleh Yetti Sarjono dengan judul penelitian “Faktor-faktor Strategik Pelayanan Dosen dan Dampaknya Terhadap Kepuasan Mahasiswa FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta Tahun Akademik 2005-2006”. Berdasarkan hasil penelitian di atas terbukti bahwa kepuasan mahasiswa dipengaruhi oleh sarana


(66)

prasarana dan kepemimpinan transformasional melalui pelayanan dosen. Kenyataan di atas menunjukkan bahwa kepuasan mahasiswa dapat ditingkatkan dengan meningkatkan fakor-faktor strategik dosen yaitu sarana prasarana dan kepemimpinan transformasional. (Sumber http://eprints.ums.ac.id/766/1/7._YETTY_SARJONO.PDF ).

Penelitian yang dilakukan oleh Damon Wicaksi dengan judul penelitian ”Hubungan Persepsi Mahasiswa Tentang Kinerja Dosen Dan Motivasi Belajar Dengan Prestasi Belajar Kebutuhan Dasar Manusia Pada Mahasiswa Program Studi Diploma III Keperawatan Universitas Bondowoso”. Prestasi belajar kurang dan motivasi belajar mahasiswa yang rendah dalam mata kuliah kebutuhan dasar manusia juga disebabkan oleh salah satu faktor yang terkait, yakni kinerja dosen dalam pembelajaran yang turut memegang kendali atas dalam keberhasilan dalam proses belajar mahasiswa. Berdasarkan data dari hasil penilaian ujian akhir semester (UAS) tahun 2009 yang mengacu pada PAP (Penilaian Acuan Patokan) mahasiswa tingkat I dengan jumlah 60 orang diperoleh hanya 57% yang lulus. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan sementara bahwa nilai mata kuliah Kebutuhan Dasar Manusia pada mahasiswa tingkat I tahun 2009 adalah kurang memuaskan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan persepsi mahasiswa tentang kinerja dosen dan motivasi belajar dengan prestasi belajar kebutuhan dasar manusia pada mahasiswa di Program


(67)

Studi Diploma III Keperawatan Universitas Bondowoso. (Sumber http://pasca.uns.ac.id/?p=722).

C. Kerangka Berfikir

a. Hubungan antara kinerja dosen dengan prestasi belajar

Kemampuan dosen adalah sesuatu yang menggambarkan kualifikasi seseorang yang mencakup kemampuan profesional, konseptual, kemampuan integratif, kemampuan kontekstual, kemampuan adaptik, kemampuan interpersonal dan kemampuan sosial.

Dosen yang memiliki kemampuan di atas akan percaya diri dan menjadi model peran bagi peserta didik dalam berkomunikasi dengan lingkungan internal dan lingkungan eksternal, mampu memberikan informasi pengetahuan sesuai kemampuan IPTEK, mampu memberikan pengalaman belajar bagi mahasiswa yang kemampuannya berbeda, menumbuhkan minat belajar mahasiswa, dan menyalurkan bakat mahasiswa.

Dalam hal memberikan pengajaran di dalam kelas setiap dosen memiliki cara dan kemampuan yang berbeda. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa dosen yang memiliki kinerja yang baik dalam kegiatan belajar mengajar di dalam kelas akan meningkatkan prestasi belajar mahasiswa.


(68)

b. Hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar Setiap individu memiliki motivasi belajar yang berbeda – beda. Motivasi mahasiswa akan meningkat apabila dapat melakukan dengan menyenangkan dan mendatangkan kepuasaan. Demikian pula dalam kegiatan belajar mengajar, mahasiswa akan terpacu motivasinya untuk mengikuti kegiatan pembelajaran di dalam kelas apabila mereka dapat senang dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar tersebut. Hal ini akan berakibat positif pada mahasiswa salah satunya adalah mahasiswa akan merasa sangat senang dalam mengikuti perkuliahan. Motivasi belajar itulah yang akan meningkatkan prestasi belajar. Dengan demikian motivasi belajar dapat meningkatkan prestasi belajar.

a. Hubungan antara ketersediaan fasilitas belajar dengan prestasi belajar.

Fasilitas merupakan salah satu sarana yang menunjang dalam kegiatan pembelajaran. Dengan adanya fasilitas yang lengkap akan menunjang hasil belajar mahasiswa. Pekerjaan akan lebih mudah dilakukan oleh mahasiswa dengan fasilitas belajar yang lengkap. Dengan demikian fasilitas yang lengkap akan membuat minat belajar mahasiswa meningkat dan juga semangat belajar yang tinggi yang akan berdampak pada meningkatnya prestasi belajar mahasiswa.


(69)

D. Pengajuan Hipotesis

Dari hasil kajian yang relevan di atas maka penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut :

b. Terdapat hubungan antara kinerja dosen dengan prestasi belajar

mahasiswa.

c. Terdapat hubungan antara ketersediaan fasilitas belajar dengan

prestasi belajar mahasiswa.

d. Terdapat hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar mahasiswa.


(70)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan oleh penulis, adalah Penelitian Deskriptif, yaitu suatu penelitian untuk mendeskripsikan variabel-variabel yang sedang diteliti ( Jonathan Sarwono, 2006:19). Dalam penelitian ini penulis mendeskripsikan variabel-variabel Kinerja Dosen, Ketersediaan Fasilitas Belajar, serta Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar. Di samping itu untuk mendeskripsikan pengaruh variabel-variabel Kinerja Dosen, Ketersediaan Fasilitas Belajar, serta Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Selain penelitian deskriptif, jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian studi kasus, yaitu suatu penelitian yang menggunakan individu atau kelompok sebagai bahan studinya secara lebih mendalam (Jonathan Sarwono,2006:16). Penelitian ini merupakan studi kasus pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Angkatan 2008,Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.


(71)

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang terletak di Jalan Mrican, khususnya mahasiswa Pendidikan Akuntansi Angkatan 2008. Waktu penelitian yaitu Bulan November 2011.

C. Subyek dan Obyek Penelitian 1. Subyek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta (Angkatan Tahun 2008).

2. Obyek Penelitian

Obyek dalam penelitian ini adalah Kinerja Dosen, Ketersediaan Fasilitas Belajar, Motivasi Belajar dan Prestasi Belajar.

D. Populasi Penelitian

Menurut Ronny Kountur (2003:137) Populasi adalah suatu kumpulan menyeluruh dari suatu obyek yang merupakan perhatian peneliti. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta (Angkatan Tahun 2008) sebanyak 68 orang yaitu 37 orang dari kelas A dan 31 orang dari kelas B.


(72)

E. Definisi Operasional Variabel

Variabel Penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu: 1. Variabel Bebas

Variabel dalam penelitian ini adalah :

a. Kinerja Dosen

Kinerja Dosen yaitu hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai seorang dosen dalam melaksanakan pembelajaran. Menurut Buku Pedoman Program Studi Pendidikan Akuntansi (2007:36) Kinerja dosen meliputi :

1. Mengajar yang baik dan benar

a. Dosen menerapkan metode pembelajaran yang efektif dan efisien.

Agar dapat menyelenggarakan proses pembelajaran secara efektif dan efisien, dosen perlu dibekali selain dengan kemampuan mengembangkan substansi bidang ilmunya juga perlu dibekali dengan keterampilan untuk menjalankan proses pembelajaran.


(73)

b. Kegiatan pembelajaran sesuai dengan Satuan Acara Perkuliahan (SAP) dan Rencana Program dan Kegiatan Pembelajaran Semester (RPKPS).

Dapat dilakukan sesuai dengan standar, maka materi pembelajaran suatu mata kuliah harus dituangkan di dalam sebuah rencana pembelajaran yang disebut SAP atau RPKPS.

c. Administrasi kegiatan pendukung dilakukan secara transparan

dan akuntabel.

Kegiatan pembelajaran satu semester dalam suatu program studi berlangsung dalam suatu siklus yaitu penyelenggaraan pembelajaran.

2. Alat bantu mengajar yang digunakan.

Alat bantu media digunakan untuk menimbukan gairah semangat belajar mahasiswa.

3. Cara evaluasi yang dilakukan.

Pengajar harus melakukan evaluasi dari tugas yang diberikan selama waktu tertentu. Evaluasi dapat dilakukan sesuai dengan kehendak pengajar dan dapat pula mengikuti waktu yang telah ditentukan oleh Fakultas atau Universitas.


(74)

Tabel 3.1

Kisi-kisi Kuesioner Kinerja Dosen

No Indikator Jumlah

Item Item pernyataan positif Item pernyataan negatif

1. Penguasaan materi 2 2 1

2. Kesesuaian materi dengan

silabus

3 6,7 17 3. Membangkitkan minat

belajar mahasiswa

3 21 14,19

4. Partisipasi aktif mahasiswa 2 4 3

5. Respon dosen atas pertanyaan mahasiswa

1 5 6. Kepedulian dosen pada

tingkat pemahaman mahasiswa

1 10

7. Menerapkan metode

pembelajaran yang inovatif

1 8

8. Penggunaan media dalam

pembelajaran

1 9

9. Kedisiplinan 4 11,18 12,16

10. Pemberian nilai 2 15,20

11. Pemberian tugas 1 13

Skor setiap pernyataan selanjutnya dinyatakan dalam 5 skala Likert, untuk pernyataan positif jika jawaban sangat setuju skor 5, jika jawaban setuju skor 4, jika jawaban ragu-ragu skor 3, jika jawaban tidak setuju skor 2, jika jawaban sangat tidak setuju skor 1. Sebaliknya untuk pernyataan negatif .

a. Fasilitas Belajar

Fasilitas adalah segala sesuatu yang disediakan untuk mempermudah kegiatan pembelajaran dan pencapaian tujuan.


(75)

Fasilitas yang dimiliki meliputi sarana yang diberikan sekolah maupun milik pribadi dengan tujuan agar dapat menunjang kelancaran belajar.

Tabel 3.2

Kisi-Kisi Kuesioner Fasilitas Belajar

No Indikator Jumlah

item Item pernyataan positif Item pernyataan negatif

1. Media pembelajaran 1 11

2. Ketersediaan buku

literatur

3 1,3 2 3. Kelengkapan

laboratorium

1 7

4. Ketersediaan meja dan

kursi

1 13

5. Ruang kelas 5 10 6,14,16,17

6. Ruang baca 1 4

7. Ruang Diskusi 1 5

8. Akses Internet 1 8

9. Tempat Beribadah 1 9

10. Media Massa 1 12

11. Kamar Mandi 1 15

b. Motivasi Belajar

Motivasi Belajar adalah keseluruhan daya penggerak psikis dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan belajar itu demi mencapai satu tujuan.


(76)

Tabel 3.3

Kisi-kisi Kuesioner Motivasi Belajar

No Indikator Jumlah

item Item pernyataan positif Item pernyataan negatif

1. Memiliki tanggung jawab 2 5,11

2. Memiliki tujuan yang realistis

1 14

3. Melakukan sesuatu

dengan sebaik-baiknya

4 4,10,17 7

4. Melakukan sesuatu untuk

mencapai kesuksesan

3 1,6 13 5. Menyelesaikan tugas

yang memerlukan usaha

3 8,12 2 6. Melakukan tugas yang

sukar dengan hasil yang memuaskan

2 3 15

7. Harapan mengerjakan sesuatu yang sangat berarti

1 9

8. Melakukan sesuatu yang

lebih baik dari orang lain

1 16 9. Bertanya kepada dosen

atau teman mengenai materi yang sulit

2 18,19

2. Variabel Terikat

Dalam penelitian ini yang menjadi Variabel Terikat adalah Prestasi Belajar. Prestasi belajar adalah nilai perumusan terakhir yang dapat diberikan oleh dosen mengenai kemajuan atau prestasi belajar siswa selama masa tertentu. Tolok ukur untuk sebuah prestasi di sini adalah Indeks Prestasi Komulatif (IPK). Di mana untuk mengetahui prestasi belajar mahasiswa di dalam kuesioner peneliti meminta responden untuk mengisikan IPK. Berikut


(77)

ini adalah tabel rentang IPK Buku Pedoman Program Studi Pendidikan Akuntansi (2007:13) :

Tabel 3.4

Rentang Indeks Prestasi Komulatif

Rentang Indeks Prestasi Komulatif (IPK) Predikat

3, 00 - 4, 00 Amat Baik

2, 50 - 2, 99 Baik

2, 00 – 2, 49 Cukup

1, 50 – 1, 99 Kurang

0, 00 – 1, 49 Sangat Kurang

F. Teknik Pengumpulan data

Kuesioner adalah instrumen pengumpulan data atau informasi yang dioperasionalisasikan ke dalam bentuk item atau pertanyaan.Penyusunan kuesioner dilakukan dengan harapan dapat mengetahui variabel-variabel apa saja yang menurut responden merupakan hal yang penting . Tujuan penyusunan kuesioner adalah untuk memperbaiki bagian-bagian yang dianggap kurang tepat untuk diterapkan dalam pengambilan data terhadap responden. Dasar pembatasan untuk menentukan variabel-variabel tersebut adalah harus dapat dimengerti dan dirasakan manfaatnya. Kuesioner dapat berfungsi sebagai alat dan sekaligus teknik pengumpulan data yang berisi sederet pertanyaan dalam wujud konkrit.

Menurut Suharsimi Arikunto (1997:128) Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari


(78)

responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui. Kuesioner dipakai untuk menyebut metode maupun instrumen. Jadi dalam menggunakan metode angket atau kuesioner instrumen yang dipakai adalah angket atau kuesioner.

Penggunaan kuesioner dalam penelitian ini digunakan untuk mengungkapkan data tentang Kinerja Dosen, Ketersediaan Fasilitas Belajar, serta Motivasi Belajar.

G. Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan instrumen berupa angket atau kuesioner. Pengujian instrumen dilakukan untuk mengetahui tingkat kesahihan (validitas) dan keandalan (reliabilitas) instrumen. Hal ini dilakukan untuk mengetahui agar data yang diperoleh sesuai dengan persyaratan valid dan reliabel

1. Uji Validitas a. Validitas Isi

Menurut Jogiyanto (2008:56) Validitas Isi (content validity) menunjukkan tingkat seberapa besar item-item di instrumen mewakili konsep yang diukur. Validitas isi memuat tes yang menguji isi yang relevan dengan tujuan yang akan diukur. Jika instrumen yang digunakan secara cukup mencakup topik yang sudah didefinisikan sebagai dimensi-dimensi dan elemen-elemen


(79)

yang relevan menggambarkan konsepnya, maka dapat dikatakan bahwa instrumen tersebut memiliki validitas isi yang baik.

b. Validitas Empirik

Menurut Sutrisno Hadi (2000:128) Validitas empirik adalah sebagai kriteria untuk menentukan derajat kesesuaian antara apa yang dinyatakan oleh hasil pengukuran dengan keadaan yang senyatanya.

Uji validitas dalam penelitian ini dilaksanakan di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dengan responden yaitu mahasiswa Pendidikan Akuntansi Angkatan 2010. Banyaknya responden dalam uji validitas ini adalah sebanyak 30 orang sehingga

dihasilkan sebagai berikut: df= n–2= 30–2=28 dan taraf

signifikasi = 5% menunjukkan nilai = 0,361.Rangkuman


(80)

Tabel 3.5

Hasil Uji Validitas Kinerja Dosen

No.item Keterangan

1 0,365 0,361 Valid

2 0,148 0,361 Tidak Valid

3 0,377 0,361 Valid 4 0,399 0,361 Valid 5 0,449 0,361 Valid 6 0,408 0,361 Valid 7 0,584 0,361 Valid 8 0,580 0,361 Valid 9 0,517 0,361 Valid 10 0,434 0,361 Valid 11 0,496 0,361 Valid

12 0,193 0,361 Tidak Valid

13 0,133 0,361 Tidak Valid

14 0,429 0,361 Valid

15 -0,094 0,361 Tidak Valid

16 0,455 0,361 Valid

17 0,110 0,361 Tidak Valid

18 -0,015 0,361 Tidak Valid

19 -0,307 0,361 Tidak Valid

20 0,096 0,361 Tidak Valid


(81)

Tabel 3.6

Hasil Uji Validitas Ketersediaan Fasilitas Belajar

No.item Keterangan

1 0,406 0,361 Valid 2 0,440 0,361 Valid

3 0,105 0,361 Tidak Valid

4 0,505 0,361 Valid

5 0,194 0,361 Tidak Valid

6 0,426 0,361 Valid 7 0,453 0,361 Valid

8 -0,115 0,361 Tidak Valid

9 0,448 0,361 Valid

10 0.089 0,361 Tidak Valid

11 -0,115 0,361 Tidak Valid

12 0,438 0,361 Valid 13 0,432 0,361 Valid

14 -0,074 0,361 Tidak Valid

15 0,070 0,361 Tidak Valid

16 0,465 0,361 Valid

17 0,147 0,361 Tidak Valid


(82)

Tabel 3.7

Hasil Uji Validitas Motivasi Belajar

No.item Keterangan

1 0,633 0,361 Valid 2 0,441 0,361 Valid 3 0,456 0,361 Valid 4 0,731 0,361 Valid 5 0,751 0,361 Valid 6 0,443 0,361 Valid

7 0,021 0,361 Tidak Valid

8 0,177 0,361 Tidak Valid

9 0,395 0,361 Valid

10 0,176 0,361 Tidak Valid

11 0,470 0,361 Valid 12 0,379 0,361 Valid 13 0,448 0,361 Valid 14 0,497 0,361 Valid

15 -0,040 0,361 Tidak Valid

16 0,456 0,361 Valid

17 -0,260 0,361 Tidak Valid

18 0,444 0,361 Valid 19 0,496 0,361 Valid

2. Uji Reliabilitas

Pengukuran keakuratan (accurately) berhubungan dengan

reliabilitas. Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensius mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu. Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat


(1)

144   

26 0.374 66 0.239 106 0.189 146 0.161 186 0.143 226 0.13 27 0.367 67 0.237 107 0.188 147 0.161 187 0.143 227 0.13 28 0.361 68 0.235 108 0.187 148 0.16 188 0.142 228 0.129 29 0.355 69 0.234 109 0.187 149 0.16 189 0.142 229 0.129 30 0.349 70 0.232 110 0.186 150 0.159 190 0.142 230 0.129 31 0.344 71 0.23 111 0.185 151 0.159 191 0.141 231 0.129 32 0.339 72 0.229 112 0.184 152 0.158 192 0.141 232 0.128 33 0.334 73 0.227 113 0.183 153 0.158 193 0.141 233 0.128 34 0.329 74 0.226 114 0.182 154 0.157 194 0.14 234 0.128 35 0.325 75 0.224 115 0.182 155 0.157 195 0.14 235 0.127 36 0.32 76 0.223 116 0.181 156 0.156 196 0.139 236 0.127 37 0.316 77 0.221 117 0.18 157 0.156 197 0.139 237 0.127 38 0.312 78 0.22 118 0.179 158 0.155 198 0.139 238 0.127 39 0.308 79 0.219 119 0.179 159 0.155 199 0.138 239 0.126 40 0.304 80 0.217 120 0.178 160 0.154 200 0.138 240 0.126

(Syafaruddin, 2004:397)

                 


(2)

                       


(3)

146   

1.

MotivasiBelajar

No.Res MBM JK No.Res MBM JK 1 2 1 37 1 2 2 3 2 38 2 2 3 2 2 39 2 2 4 1 2 40 2 1 5 1 2 41 2 2 6 3 1 42 3 2 7 2 2 43 3 2 8 3 2 44 2 2 9 1 2 45 2 2 10 1 2 46 3 2 11 3 1 47 2 2 12 2 2 48 3 2 13 1 2 49 2 2 14 2 2 50 2 2 15 2 2 51 3 2 16 3 1 52 2 2 17 1 2 53 2 2 18 2 2 54 2 2 19 2 2 55 2 1 20 2 2 56 2 1 21 3 2 57 2 1 22 2 2 58 2 2 23 3 2 59 2 1 24 3 1 60 2 2 25 2 2 61 2 1 26 2 2 62 2 1 27 1 2 63 2 1 28 2 2 64 2 2 29 3 1 65 2 2 30 2 1 66 2 2 31 3 2 67 2 2 32 2 1 68 2 2 33 3 2

34 1 2 35 2 1 36 3 1


(4)

2.

IndeksPrestasiKomulatif

No.Res IPK JK No.Res IPK JK 1 3 1 36 1 1 2 1 2 37 1 2 3 1 2 38 1 2 4 1 2 39 1 2 5 1 2 40 1 1 6 2 1 41 2 2 7 2 2 42 2 2 8 2 2 43 1 2 9 2 2 44 2 2 10 1 2 45 2 2 11 1 1 46 3 2 12 1 2 47 2 2 13 2 2 48 2 2 14 1 2 49 1 2 15 2 2 50 1 2 16 2 1 51 3 2 17 1 2 52 2 2 18 3 2 53 2 2 19 2 2 54 2 2 20 2 2 55 2 1 21 2 2 56 2 1 22 2 2 57 2 1 23 1 2 58 3 2 24 2 1 59 2 1 25 2 2 60 2 2 26 2 2 61 1 1 27 3 2 62 3 1 28 1 2 63 2 1 29 2 1 64 2 2 30 2 1 65 2 2 31 2 2 66 2 2 32 2 1 67 2 2 33 2 2 68 1 2 34 2 2


(5)

148   


(6)

1.

MotivasiBelajar

Crosstabs

JK * MBM Crosstabulation

MBM

Total Sangattinggi Tinggi Cukup

JK Laki-laki Count 0 12 6 18

Expected Count 2.4 11.1 4.5 18.0

% within JK .0% 66.7% 33.3% 100.0%

Perempuan Count 9 30 11 50

Expected Count 6.6 30.9 12.5 50.0

% within JK 18.0% 60.0% 22.0% 100.0%

Total Count 9 42 17 68

Expected Count 9.0 42.0 17.0 68.0

% within JK 13.2% 61.8% 25.0% 100.0%

2.

IndeksPrestasiKomulatif

Crosstabs

JK * IPK Crosstabulation Count

IPK

Total

SangatTinggi Tinggi Cukup

JK Laki-laki 4 12 2 18

Perempuan 17 28 5 50


Dokumen yang terkait

Hubungan antara motivasi belajar, keaktifan belajar dan fasilitas belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa. Studi kasus mahasiswa pendidikan akuntansi angkatan 2015 Universitas Sanata Dharma.

0 0 124

Hubungan antara motivasi belajar, keaktifan belajar dan fasilitas belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa. Studi kasus mahasiswa pendidikan akuntansi angkatan 2015 Universitas Sanata Dharma

0 0 122

Hubungan antara motivasi belajar, disiplin belajar dan lingkungan belajar dengan prestasi belajar mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi angkatan 2009 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

0 1 145

Hubungan antara motivasi belajar mahasiswa, kualitas pelayanan dosen dan karyawan serta ketersediaan fasilitas belajar dengan prestasi belajar : studi kasus mahasiswa angkatan 2004-2008 Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

0 1 166

Hubungan motivasi belajar dan kinerja dosen teknologi farmasi dengan prestasi belajar mahasiswa AWAL

1 1 13

Hubungan motivasi belajar dan kinerja dosen teknologi farmasi dengan prestasi belajar mahasiswa indarto jurnal

0 0 12

Hubungan Antara Fasilitas Belajar Dan Kompetensi Dosen Dengan Prestasi Belajar Mahasiswa 000010

0 0 1

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA, KUALITAS PELAYANAN DOSEN DAN KARYAWAN SERTA KETERSEDIAAN FASILITAS BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR

0 0 164

Hubungan antara kinerja dosen, ketersediaan fasilitas belajar serta motivasi belajar dengan prestasi belajar mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta - USD Repository

0 1 168

Hubungan antara motivasi belajar, disiplin belajar dan lingkungan belajar dengan prestasi belajar mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi angkatan 2009 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta - USD Repository

0 0 143