Subjek 2 Dinamika Hasil Analisis dan Observasi 1. Subjek 1

pun Nc pergi selalu diantar dan dijemput dengan mobil oleh supirnya. Menurut penjelasan subjek, kegiatan Nc hanya berkisar di sekolah, program terapi untuk pengobatan dan di rumah saja. Hal ini memungkinkan bagi subjek mengawasi Nc secara langsung maupun lewat orang lain yang ia percaya.

2. Subjek 2

Ketidakwajaran pada pola perkembangan dan perilaku anak, nampak ketika ia berusia lima belas bulan. Saat itu Os belum bisa bisa bicara dan menunjukkan perilaku yang hiperaktif. Ketika mengetahui bahwa anaknya mengalami autisme, subjek merasa sedih dan malu. Ia merasa malu karena perilaku anaknya yang tidak bisa diatur, sehingga membuat orang lain menatapnya dengan pandangan yang aneh. Sebagai anak pertama Os diharapkan oleh subjek untuk lahir sebagai anak yang normal, tapi kenyataan bertentangan dengan harapan, hal inilah yang membuat subjek merasa sedih. Dengan berjalannya waktu subjek bisa merasa bangga terhadap anaknya dengan segala prestasi yang telah diraihnya. Hal ini juga terjadi pada ketiga anak subjek yang lain. Mereka sempat merasa malu terhadap kondisi kakaknya dengan perilakunya yang tidak wajar, namun sekarang mereka mengaku bangga terhadap saudara mereka yang mengalami autisme. Sebagai individu autistik, Os mengalami gangguan komunikasi. Ia mampu berbicara, hanya saja kata-kata yang diucapkannya tidak jelas dan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI temponya cepat sehingga sulit untuk dipahami. Untuk mengatasi masalah komunikasi ini, subjek menggunakan media tulis untuk berkomunikasi dengan anaknya. Os memang mampu menuliskan kata-kata, baik dengan media kertas maupun mengetik dikomputer, walaupun kalimat yang ditulisnya memang kurang sempurna karena ia mengalami kesulitan dalam membuat kalimat dengan susunan yang baik dan benar. Meskipun demikian, hal ini dirasa cukup efektif oleh subjek untuk berkomunikasi dengan anaknya terutama bila anaknya sedang dalam kondisi marah. Os pernah mengatakan sesuatu kepada peneliti namun tidak dimengerti oleh peneliti karena kata-kata yang dikeluarkannya tidak jelas dan cepat sekali sehingga sulit dimengerti. Setelah itu peneliti memberikan kertas dan pena untuk Os, kemudian ia menuliskan apa yang dikatakannya tadi. Setelah itu barulah peneliti mengerti apa yang dimaksud oleh Os, walaupun kalimat yang ditulisnya susunannya kurang benar. Os memiliki sensitivitas yang tinggi terhadap suara, ia akan menutup telinga dengan tangannya bila ia mendengar suara yang tidak disukainya. Ia tidak menyukai orang yang banyak bicara dan dengan nada yang tinggi. Karena hal ini, bila ingin berbicara secara langsung atau lisan dengan anaknya subjek berusaha mengurangi kata, berbicara sedikit dan pelan-pelan. Subjek menggunakan cara yang kreatif untuk melarang Os, karena terkait dengan rasa tidak suka Os terhadap kata “tidak” dan “jangan”. Subjek akan mengatakan kata-kata tersebut untuk melarang Os kepada PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI adik perempuan Os yang sebenarnya ditujukan kepada Os. Hal ini dilakukan subjek karena Os akan marah bila kata-kata itu ditujukan secara langsung kepadanya untuk melarangnya. Os memiliki kecenderungan untuk menyendiri dan menghabiskan waktu didalam kamarnya. Ia memang sudah menolak kehadiran orang lain dalam kamarnya sejak berusia sebelas tahun. Hal ini nampak ketika ia berada di sekolah, ia lebih banyak tidak mengikuti kegiatan sekolah dan menghabiskan waktu sendiri didalam ruangan dan mengunci pintu ruangan tersebut. Ia tidak membiarkan orang lain masuk dalam ruangan tersebut, dan bila ada orang lain masuk ia akan keluar dan mencari ruang yang kosong. Os memang sering nampak tidak menghiraukan kehadiran orang lain, namun ia mampu berkontak mata dan menoleh kepada orang yang memanggilnya. Menurut penjelasan subjek, Os akan tertarik untuk berinteraksi dengan orang, bila orang tersebut membawa benda yang membuat Os tertarik seperti kamera. Hal ini juga akan mempermudah orang tersebut bila ingin berkomunikasi dengan Os. Gangguan perilaku merupakan karakteristik individu autistik yang sangat nampak pada diri Os. Os sering terlihat berlari mengelilingi ruangan atau loncat-loncat seperti anak kecil. Selain itu dari mulutnya sering mengeluarkan suara seperti orang bergumam ataupun berteriak dengan keras. Namun Os tidak menunjukkan kecenderungan untuk menyakiti diri sendiri atau self injury. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Sampai saat ini Os masih bersikap kaku dan mempertahankan rutinitas, hal ini membuatnya sulit beradaptasi dengan perubahan bahkan cenderung menolak perubahan tersebut. Os sering nampak tidak mengikuti kegiatan sekolah karena tidak sesuai dengan jadwal atau karena guru yang tidak datang. Ia memilih untuk melakukan kegiatan sendiri dalam ruangan yang pintunya terkunci bila guru yang seharusnya mengajar tidak datang. Saat ini Os telah berumur dua puluh tahun dan telah memasuki masa pubertas. Ia tumbuh menjadi remaja laki-laki dengan tubuh yang tinggi, gemuk dan sehat. Disekitar wajahnya telah ditumbuhi rambut- rambut atau disebut kumis dan janggut. Selain itu subjek menjelaskan bahwa anaknya telah memiliki rambut disekitar kemaluannya pubic. Hal ini menunjukkan bahwa Os memiliki perkembangan fisik yang normal seperti remaja lainnya. Subjek juga mengatakan bahwa Os telah mengalami mimpi basah tapi tidak tahu kapan hal itu pertama kali terjadi. Subjek yakin akan hal ini karena melihat dari pakaian kotor Os yang ada dikamar mandi. Perubahan emosi juga terjadi pada Os ketika memasuki masa pubertas. Ia menjadi cepat marah karena hal-hal yang sepele dan ekspresi yang dikeluarkannya cenderung merusak. Subjek mengakui bahwa anaknya tidak memahami simbol-simbol ekspresi perasaan yang ada pada orang lain, ia tidak mengetahui simbol tersirat tersebut. Namun tak jarang Os akan meminta maaf pada subjek karena ia merasa bersalah setelah subjek mengatakan bahwa tindakannya telah menyusahkan orang lain. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Terkait dengan gangguan komunikasi yang dialami oleh Os, dalam memberikan informasi ataupun perintah subjek berusaha menggunakan kata-kata yang singkat, jelas dan pelan. Selain itu subjek juga melihat bagaimana suasana hati anaknya tersebut, karena hal ini akan mempengaruhi responnya terhadap instruksi tersebut. Visualisasi adalah metode yang juga digunakan subjek untuk mengajarkan anaknya, karena Os akan lebih mudah dan cepat memahami informasi dengan metode tersebut. Ketika memasuki masa pubertas, Os menunjukkan perubahan dalam interaksi sosialnya. Ia mulai menunjukkan penolakannya terhadap teman sekolahnya yang tidak ia sukai karena perilakunya. Os juga menunjukkan perilaku yang seperti membenci sekaligus menyayangi ibunya. Selain itu, Os menunjukkan minat yang bertambah terhadap lawan jenis. Os tidak menunjukkan perilaku yang berlebihan terhadap perempuan yang ia sukai, ia hanya akan memandang dan bersalaman saja. Terkait dengan ketertarikannya terhadap perempuan yang cantik, Os menunjukkannya dengan menggambar wanita-wanita tersebut atau menuliskan apa yang dia inginkan terhadap perempuan tersebut. Subjek menceritakan bahwa Os banyak menggambar tokoh-tokoh wanita cantik. Selain itu Os juga tertarik kepada wanita yang berpakaian minim dan terlihat pakaian dalamnya. Os memang menyukai pakaian dalam wanita, hal ini terlihat dari hasil lukisan-lukisan yang dibuat Os yang bertema pakaian dalam wanita dengan merek Triumph. Subjek juga menceritakan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI bahwa Os dulu sering menyembunyikan pakaian dalam ibunya dibawah kasurnya yang memang bermerk Triumph. Menyediakan kamar sendiri juga merupakan usaha yang dilakukan subjek dalam memberikan pendidikan seksualitas bagi anaknya. Subjek memperhatikan perkembangan anaknya terutama yang berkaitan dengan seksualitas, sehingga ia mengetahui kapan dan dengan cara bagaimana harus memberikan pendidikan tersebut kepada anak. Bagi subjek orang tua adalah pihak yang bertanggungjawab dalam memantau perilaku anak untuk mengurangi anak melakukan hal yang dianggap tidak sesuai dengan norma. Masturbasi merupakan hal yang sering dilakukan oleh Os, dan subjek tidak melarang anaknya melakukan hal tersebut selama ia berada di tempat tertutup atau dikamarnya. Menurut subjek hal ini biasa dilakukan oleh Os karena terkait juga dengan makanan yang ia konsumsi. Terkait dengan hal ini subjek mengajarkan kepada Os untuk tidak mengeluarkan kemaluannya didepan umum sehingga menjadikan tontonan bagi orang lain. Usaha yang dilakukan subjek adalah membiasakan Os sejak kecil untuk buang air dan mengeluarkan kemaluannya hanya ditempat tertutup. Penanaman konsep sejak dini memudahkan bagi subjek mengajarkan Os untuk tidak melakukan masturbasi ditempat umum. Terkait dengan kemampuan Os yang baik dalam menerima informasi maupun intruksi dengan menggunakan gambar, metode visualisasi juga digunakan subjek dalam mengajarkan anaknya tentang apa PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI yang boleh dan tidak untuk dilakukan. Subjek menggunakan sketsa dan berbagai tanda silang dan centang untuk memberitahu anaknya tentang bagian tubuh mana yang boleh dipegang dan tidak. Hal ini dirasa perlu oleh subjek, melihat perilaku anaknya yang mulai menunjukkan ketertarikan terhadap organ kewanitaan. Subjek juga memberikan gambar kemaluan wanita yang ia ambil dari buku pelajaran Biologi untuk memenuhi keinginan anaknya yang ingin melihat kelamin wanita. Metode visualisasi dan contoh kongkrit juga digunakan subjek dalam memberikan penjelasaan perbedaan pria dan wanita. Gambar family circle menjadi cara yang dipakai subjek untuk memberitahu anaknya tentang siapa saja orang yang boleh dipeluk dan dicium. Family circle berbentuk sebuah gambar lingkaran-lingkaran, dari lingkaran yang paling kecil hingga yang paling besar. Lingkaran-lingkaran tersebut menunjukkan siapa saja yang boleh dan tidak boleh dipeluk atau dicium. Lingkaran yang paling kecil adalah orang-orang yang boleh dipeluk dan dicium, yaitu orang tua. Lingkaran berikutnya adalah adik-adiknya, orang yang tidak boleh dicium dan dipeluk dengan sembarangan. Begitu seterusnya sampai lingkaran paling besar adalah orang-orang luar yang hanya boleh bersalaman. Subjek juga mengalami kesulitan dalam memberikan pendidikan seksualitas pada anaknya, yaitu memahami kondisi diri Os sehingga sulit untuk masuk dalam dunianya. Untuk mengatasi hal ini, subjek berusaha memahami apa yang disukai dan tidak disukai anaknya, sehingga mempermudah subjek untuk masuk dalam dunia Os. Os belum pernah mengalami pelecehan seksual, menurut subjek hal ini tidak terjadi karena Os telah mengerti tentang konsep boleh dan tidak boleh, boleh dipegang dan tidak boleh sehingga ia tahu bagaimana seharusnya orang lain memperlakukan dirinya. Selain itu subjek menjelaskan bahwa hal ini tidak terjadi karena semua sudah terstruktur dan teratur sesuai dengan yang telah diajarkan kepada Os.

3. Subjek 3

Dokumen yang terkait

Hubungan Pola Asuh Orang Tua terhadap Perilaku Seksual Remaja di Kelurahan Simalingkar B Kecamatan Medan Tuntungan

22 131 71

Penyesuaian Diri Orang Tua Yang Memiliki Anak Autis

3 100 107

KETERBUKAAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTARA REMAJA DENGAN ORANG TUA MENGENAI PENDIDIKAN SEKS (Studi pada Remaja dan Orang Tua di Perumahan Batumas Pandaan)

0 31 56

Pola Komunikasi Orang Tua Dengan Remaja Perokok (Studi Deskriptif Mengenai Pola Komunikasi Orang Tua Dengan Remaja Perokok Dalam Membentuk perilakunya Di Kota Cimahi)

0 5 1

Pola Komunikasi Orang Tua Dengan Remaja Pecandu Alkohol (Studi Deskriptif Kualitatif Mengenai Pola Komunikasi Orang Tua Dengan Remaja Pecandu Alkohol Dalam Membentuk Perilakunya di Kota Bandung)

0 15 73

Pola Komunikasi Orang Tua Dengan Remaja Perokok (Studi Deskriptif Mengenai Pola Komunikasi Orang Tua Dengan Remaja Perokok Dalam Membentuk perilakunya Di Kota Cimahi)

0 3 1

Studi Deskriptif Mengenai Derajat Resiliensi Pada Warakawuri Yang Berperan Sebagai Orang Tua Tunggal dan Memiliki Anak Remaja di Kota Bandung (Studi Deskriptif Mengenai Derajat Resiliensi Pada Warakawuri Yang Berperan Sebagai Orang Tua Tunggal dan Memilik

0 0 107

Kampanye untuk Orang Tua Para Remaja Mengenai Gap Generasi Orang Tua dengan Generasi Anak Remaja Masa Kini.

1 1 15

Studi Deskriptif Mengenai Metode Sosialisasi Nilai Seksual yang Dilakukan oleh Orang Tua dan Perilaku Seksual Remaja di SMA X Bandung.

0 0 1

Studi deskriptif mengenai pendidikan seksualitas oleh orang tua pada individu autistik remaja - USD Repository

0 2 269