5. Pendidikan Seksualitas Oleh Orang Tua
Terkait dengan kegiatan masturbasi, subjek menjelaskan bahwa ia tidak melarang anaknya untuk melakukan masturbasi.
Subjek secara langsung memberitahu anaknya untuk masuk kedalam kamar dan menutupi tubuhnya dengan selimut bila
ingin melakukan masturbasi. Namun subjek tidak membiarkan hal itu terjadi terus-menerus, biasanya subjek akan melarang
dengan memberitahu anaknya bahwa bila dilakukan terlalu sering bisa mengakibatkan sakit perut. Selain itu subjek
menggunakan supirnya yang dekat dengan anaknya dan mengetahui tanda-tanda bila anaknya akan melakukan
mastrubasi, dengan meminta supirnya untuk melarang anaknya melakukan mastrubasi. Subjek juga mengalihkan perhatian
anaknya pada kegiatan lain untuk mengurangi kegiatan masturbasinya.
“Kalau mastrubasi gitu di kamar, saya gak bolehin kalau diluar, saya suruh pake selimut.” W. S1. 06.02.07. 52.
“Kalau enggak biasanya saya alihkan, “Nc ayo sana…” Gitu. Tapi kalau keseringan gak dikasih dia marah, marah
banget…ya daripada dia marah-marah terus..ya akhirnya saya biarin. Ya tarik ulur lah ya…jangan dibiarin terus-terusan.” W. S1.
06.02.07. 53.
“jadi sifatnya lebih pada apa yang Nc lakukan langsung ibu kasih tau gitu?
Iya…saya bilang gak boleh atau saya kasih tau boleh tapi tidak boleh sering-sering nanti sakit perut.” W. S1. 06.02.07. 51.
“Kalau sopir saya justru jeli dia, dia tau “ni bu Nc mula ini
Bu..” dia tau. Trus langsung di kasih tau “Nc tidak boleh..” sopir ibu
kasih tau juga… iya dia kasih tau saya, dia juga kasih tau Nc “Nc ayo
tidak boleh…tidak boleh…” W. S1. 06.02.07. 55.
Hal yang dilakukan subjek untuk menangani perilaku anaknya yang suka tidak memakai baju adalah dengan
memberitahu secara langsung pada anaknya bahwa ia tidak menyukai bila anaknya tidak memakai baju dan menyuruhnya
memakai baju. Subjek juga mengatakan pada anaknya bahwa ia harus merasa malu tidak memakai baju karena ia sudah dewasa.
Untuk perilaku Nc yang tidak suka memakai celana dalam pada waktu-waktu tertentu, subjek membiarkan hal tersebut selama
Nc masih berada di rumah. Namun ketika Nc keluar rumah seperti ke sekolah, subjek memaksa anaknya untuk memakai
celana dalam.
“Dia mau ditutupin pake handuk, trus saya bilang “gak mau mama, pake baju pake celana…tadi juga pake baju pake celana..gak
mau mama” Cuma perilakunya itu…kalau saya bilang malu sudah dewasa..dia mesti bilang “malu sudah dewasa…sudah dewasa..” dia
bilang sendiri” W. S1. 06.02.07. 54.
“……. cuma kalau sekolah aja saya paksa pake, hari-hari biasa gitu dia gak mau pake.” W. S1. 06.02.07. 48.
Subjek tidak memperbolehkan anaknya memegang payudara atau pantat perempuan yang dia sukai, karena menurut
subjek itu tidak sopan dan takut kalau anaknya akan dipukul karena perbuatan tersebut. Untuk itu subjek selalu mengatakan
kepada anaknya untuk bersalaman saja dengan perempuan yang dia sukai dan tidak boleh memegang payudara atau pantat.
“Biasanya dia kalau ngincer orang, cewek gitu, kalau kita keburu tau siapa cewek yang diincer itu langsung dikasih tau “Nc
tidak boleh ya, salim aja” W. S1. 06.02.07. 56.
“Nc tidak boleh ya, salim aja” dia salim. Tapi kalau enggak dibilangin dia pegang, kalau saya gak bolehin pegang
tetek.”
W. S1. 06.02.07. 44.
Subjek melihat perilaku anaknya yang sering memegang kemaluannya ketika berumur delapan atau sembilan tahun.
Melihat hal tersebut, subjek melarang anaknya dengan langsung menyuruh anaknya dengan kata-kata untuk memegang perut
saja. Instruksi tersebut dipahami oleh Nc dan hingga sekarang Nc sering memukul-mukul perutnya sebagai ganti dari perilaku
memegang kemaluan tersebut.
“Dulu dia pegang burungnya…mencontohkan “eeeghh..”
gregetan gitu ya…Itu umur berapa? Masih kecil itu…delapan, sembilan tahun gitu. Akhirnya saya bilangin tidak boleh, kalau ini
pegang perut aja, jadi sekarang kalau dia gregetan gitu dia pegang perut.” W. S1. 06.02.07. 19.
Subjek menjelaskan bahwa ia mengalami kesulitan dalam mengajarkan anaknya yaitu perilaku anaknya yang sering
marah dan berteriak-teriak. Subjek takut hal itu akan mengganggu ketenangan orang-orang disekitarnya. Untuk
mengatasi kesulitan ini biasanya subjek akan mengancam PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
anaknya dengan berpura-pura akan memukulnya bila anaknya marah dan berteriak-teriak.
“Ngamuknya itu loh…kalau udah ngamuk kan gak enak sama tetangga, takutnya tetangga terganggu kalau dia teriak-teriak
terus. Malam dia teriak-teriak kan…wah…” W. S1. 06.02.07. 58. “Saya ancem…ancem…biasanya mempan. Takut dia… saya
pura-puranya ngambil sesuatu apa gitu…”gak ngerti mama pukul ya…” biasanya dia masuk kamar langsung.” W. S1. 06.02.07. 59.
Selama ini menurut subjek anaknya tidak pernah mengalami pelecehan seksual dan berharap tidak akan pernah
terjadi. Cara yang dilakukan subjek untuk mencegah hal tersebut adalah dengan mengawasi anaknya terus-menerus dengan
mengantar dan menjemput kemanapun anaknya pergi. Subjek tidak pernah melepaskan pandangan dari anaknya, tidak pernah
membiarkan anaknya pergi untuk waktu yang lama dan tidak membiarkan anaknya bersama dengan orang yang tidak ia kenal
dengan baik. Semua itu subjek lakukan agar anaknya tidak mengalami pelecehan seksual.
“Nc pernah ngalamin pelecehan seksual gak bu? Gak pernah ya…jangan sampe lah ya…kasihan dia nanti.” W.
S1. 06.02.07. 60. “….kan dia selalu anter jemput…main boleh tapi sebentar,
kalau hilang dari pandangan saya lima menit aja pasti langsung saya cari.” W. S1. 06.02.07. 61.
“Kalau dia berteman saya harus tau pasti temannya itu siapa. Kalau pergi saya tanya mau kemana, trus saya suruh pulang cepet,
kalau udah selesai cepat pulang.” W. S1. 06.02.07. 62.
B. Subjek 2 1. Penerimaan Keluarga