atau mengabaikan apabila diberi kontak fisik atau disayang. Hal ini terjadi karena anak dengan autisme akan menganggap manusia bukan
sebagai seseorang tetapi sebagai sesuatu WenarKerig, 2000:79 .
c. Gangguan perilaku
Gangguan perilaku ini ditandai oleh pola perilaku, minat dan kegiatan yang terbatas, pengulangan dan stereotipik. Ini berbentuk
kecenderungan untuk bersikap kaku dan rutin dalam aspek kehidupan sehari-hari. Gangguan perilaku ini ditunjukkan dengan perilaku yang
aneh atau tidak wajar dilakukan oleh anak seusianya seperti mengepakkan tangan, melompat-lompat, berjalan jinjit, senang pada
benda yang berputar atau memutar-mutar benda, rocking berputar- putar, berlari-lari tanpa tujuan, berteriak dan sebagainya. Bahkan ada
kecenderungan untuk menyakiti diri sendiri self injury seperti menggigit anggota tubuhnya, memukul kepalanya atau membenturkan
ke dinding, dan menggaruk badannya hingga luka. Setiap anak akan menunjukkan perilaku yang beragam sehingga variasi gangguan
perilakunya banyak Safaria, 2005:11 .
Selain gangguan diatas, karena autisme merupakan gangguan perkembangan yang menyeluruh maka gangguan juga terjadi pada
neurobiologis. Masalah pada neorubiologis seperti autoimunitas, gangguan pencernaan, dysbiosis pada usus, gangguan integrasi sensori dan
ketidakseimbangan susunan asam amino. Puspita 2005:1 juga PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menambahkan beberapa masalah lain seperti gangguan makan dan tidur. Dalam hal ini anak sangat pemilih untuk menu makanannya, gangguan
pada pencernaan atau sangat terbatas asupannya. Pada gangguan tidur, anak sering sulit tidur atau terbangun di tengah malam.
Anak autis juga mengalami masalah dengan integrasi sensori mereka dan hal ini adalah gangguan yang biasa terjadi pada individu
dengan autisme. Indera mereka bisa menjadi sangat sensitive atau malah kurang aktif. Beberapa anak autis menunjukkan masalah berupa
sensitivitas yang tinggi terhadap suara. Mereka bisa sangat terganggu terhadap suara-suara tertentu atau bahkan suara yang dianggap biasa dalam
kehidupan sehari-hari www.Autism-Society.org . Sebagian dari mereka juga terkadang memiliki touch sensitivity yaitu anak yang memiliki
kepekaan terhadap sentuhan ringan atau sentuhan dalam. Bila anak peka terhadap sentuhan maka pelukan atau sentuhan fisik dapat menjadi
hukuman yang menyakitkan bagi mereka Siegel, dalam Puspita, 2005:2
3. Penyebab Autisme