Hasil Observasi Terhadap Dd

gurunya yang menyuruhnya untuk bermain keyboard, dan hanya pergi keluar ruangan tanpa mengucapkan apa pun. Os memang nampak tidak peduli terhadap teman-teman di sekolahnya, namun ketika peneliti datang dan masuk ke dalam ruangan musik Os nampak memperhatikan peneliti dengan mencoba mendekati peneliti. Os duduk didepan peneliti dan mendekatkan wajahnya kewajah peneliti. Ketika peneliti memanggil namanya, Os tidak menanggapi dan terkesan acuh. Dia hanya memandangi peneliti sambil melihat ke arah telinga kanan dan kiri peneliti. Kemudian dengan sedikit tersenyum dia menatap peneliti lalu pergi tanpa mengucapkan apa-apa. Os sering terlihat sedang menatap peneliti tapi tidak melakukan apa pun hanya menatap saja. Ketika peneliti duduk berdua dengan Os, Os nampak menunduk dan mengamati bagian payudara peneliti, tapi kemudian peneliti mengangkat kepala Os. Setelah itu Os langsung pergi meninggalkan peneliti sendiri.

C. Hasil Observasi Terhadap Dd

Secara fisik, Dd nampak seperti layaknya remaja putri lain yang normal. Dd memiliki wajah yang bersih, berkulit putih dan badan yang cukup tinggi untuk anak seusianya. Tidak ada yang aneh dalam dirinya bila dilihat sekilas secara fisik. Begitu juga bila dilihat dari perilaku Dd, tidak ada yang janggal dari perilakunya. Dd dapat duduk dengan tenang mengikuti pelajaran di sekolahnya dan menuruti semua perintah yang diberikan oleh gurunya. Dd tidak banyak bergerak ataupun berbicara, dia termasuk anak yang tenang bahkan cenderung pasif. Ketika waktu bermain, Dd mengatakan pada gurunya bahwa dia mau bermain, dan gurunya mengijinkannya. Tetapi setelah masuk kedalam ruang bermain, Dd hanya duduk tenang dan tidak melakukan apa pun. Kejanggalan akan nampak pada diri Dd ketika dia berbicara atau mengeluarkan suara dari mulutnya. Kata-kata yang dia keluarkan terdengar tidak jelas bahkan cenderung seperti bergumam dan intonasinya datar. Ketika peneliti pertama kali mendengar Dd berbicara kepada gurunya, peneliti sama sekali tidak mengerti apa yang Dd katakan, tetapi gurunya sepertinya tidak mengalami masalah dan mampu memahami apa yang Dd katakan. Selain cara mengucapkan kata yang kurang jelas, berbicara yang tidak lancar dan intonasi yang datar, Dd juga sering mengeluarkan suara-suara dari mulutnya seperti orang bergumam. Ketika akan memulai pelajaran, guru Dd sengaja mendiamkan Dd agar dia mengatakan terlebih dahulu apa yang akan mereka lakukan. Akhirnya dengan cara mengucapkan yang kurang jelas dan lancar, Dd mengatakan pada gurunya “Bu Rth Dd mau belajar”. Setelah itu gurunya menyuruh Dd untuk mengambil buku dan alat tulis dari tasnya, dan Dd mematuhinya. Begitu juga ketika pelajaran selesai, gurunya sengaja diam untuk memancing Dd berbicara. Hal ini sudah merupakan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI rutinitas setiap harinya dalam proses belajar mengajar Dd dan gurunya. Untuk melatih Dd berbicara, ibu gurunya selalu menyuruh Dd untuk mengatakan apa yang dia inginkan atau juga menyuruh Dd berbicara dengan guru-guru yang lain. Namun itupun harus didikte oleh gurunya kata per kata apa yang harus dikatakan oleh Dd. Jika tidak seperti itu Dd akan diam saja dan tidak mengatakan apa-apa. Hari itu Dd sedang belajar PPKN dan oleh gurunya dia diminta untuk membaca sebuah bacaan dari buku. Dengan cara pengucapan yang kurang jelas, Dd mampu membaca bacaan tersebut sampai selesai dan mengerjakan soal-soal yang diberikan gurunya. Ketika ada satu soal yang kurang tepat Dd menjawabnya, gurunya menanyakan “ini salah atau benar?” Dd menjawab “benar…”. Tetapi ketika ditanya lagi oleh gurunya “ini benar atau salah?” Dd menjawab “salah..”. Setelah itu gurunya bertanya terus-menerus akhirnya Dd mengatakan jawabannya salah dan menghapus jawabannya itu. Ketika Dd membaca dan mengerjakan soal-soal yang diberikan oleh gurunya, Dd nampak terus tersenyum, sambil mengeluarkan suara-suara dari mulutnya dan menggoyang-goyangkan kepalanya. Melihat Dd seperti itu, gurunya menyuruh Dd untuk berhenti dan tidak mengeluarkan suara-suara lagi, dan Dd menuruti perintah gurunya itu. Setelah belajar sendiri dalam kelasnya, didampingi gurunya, Dd melakukan kegiatan bermain bersama teman-temannya. Hari itu PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI mereka bermain memasukkan balok ketempatnya yang sesuai dengan terlebih dahulu melewati rintangan-rintangan berupa melompat kedalam ban dan naik keatas sebuah kayu berbentuk setengah lingkaran secara bergiliran. Dd mampu melewati rintangan dan memasukkan balok ketempatnya, tetapi dia selalu mendahului temannya dan tidak mengerti kalau mereka harus bergantian. Dd selalu terus bergerak dan tidak menunggu giliran. Baru setelah ditahan oleh gurunya Dd baru berhenti dan mulai berjalan lagi bila sudah disuruh oleh gurunya. Dd sedikit berlama-lama didekat tempat balok, karena Dd merapikan balok-balok yang sudah dimasukkan oleh teman-temannya dan menyusunnya berdasarkan warnanya. Dd mengelempokkan balok- balok yang berwarna sama dalam satu baris. Hal ini dia lakukan terus menerus karena teman-temannya yang lain meletakannya secara acak. Setelah balok sudah habis dan sudah tertata rapi ditempatnya, Dd kembali duduk disebuah kursi pendek bersama seorang temannya yang laki-laki. Disana Dd hanya duduk diam, tenang tanpa melakukan apapun. Bahkan ketika temannya yang laki-laki itu berusaha memegang kerah bajunya, Dd tidak melakukan apa-apa, dia hanya Diam saja. Melihat hal itu guru Dd langsung memanggil Dd dan menyuruhnya untuk duduk didekat gurunya. Ketika tiba waktunya pulang, gurunya menyuruh Dd untuk mencuci kaki dan memakai sepatu, kemudian Dd melakukan perintah gurunya. Setelah itu Dd berdoa dan mengucapkan salam pada gurunya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Ibu guru menanyakan besok hari apa dan Dd menjawabnya. Hal ini sudah merupakan rutinitas Dd sebelum pulang sekolah. Ketika menunggu supir yang akan mengantar Dd ke rumahnya, Gurunya menyuruh Dida menghabiskan minum yang ada dalam botolnya, dan Dd menghabiskan air itu dengan cepat. Ketika itu peneliti duduk disebelahnya dan merangkul pundak Dd, tetapi ketika tangan peneliti menyentuh pundak Dd, Dd langsung memiringkan badannya menjauhi peneliti dan mengeluarkan suara seperti erangan. Akhirnya peneliti urung untuk memeluk pundak Dd.

C. Dinamika Hasil Analisis dan Observasi 1. Subjek 1

Dokumen yang terkait

Hubungan Pola Asuh Orang Tua terhadap Perilaku Seksual Remaja di Kelurahan Simalingkar B Kecamatan Medan Tuntungan

22 131 71

Penyesuaian Diri Orang Tua Yang Memiliki Anak Autis

3 100 107

KETERBUKAAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTARA REMAJA DENGAN ORANG TUA MENGENAI PENDIDIKAN SEKS (Studi pada Remaja dan Orang Tua di Perumahan Batumas Pandaan)

0 31 56

Pola Komunikasi Orang Tua Dengan Remaja Perokok (Studi Deskriptif Mengenai Pola Komunikasi Orang Tua Dengan Remaja Perokok Dalam Membentuk perilakunya Di Kota Cimahi)

0 5 1

Pola Komunikasi Orang Tua Dengan Remaja Pecandu Alkohol (Studi Deskriptif Kualitatif Mengenai Pola Komunikasi Orang Tua Dengan Remaja Pecandu Alkohol Dalam Membentuk Perilakunya di Kota Bandung)

0 15 73

Pola Komunikasi Orang Tua Dengan Remaja Perokok (Studi Deskriptif Mengenai Pola Komunikasi Orang Tua Dengan Remaja Perokok Dalam Membentuk perilakunya Di Kota Cimahi)

0 3 1

Studi Deskriptif Mengenai Derajat Resiliensi Pada Warakawuri Yang Berperan Sebagai Orang Tua Tunggal dan Memiliki Anak Remaja di Kota Bandung (Studi Deskriptif Mengenai Derajat Resiliensi Pada Warakawuri Yang Berperan Sebagai Orang Tua Tunggal dan Memilik

0 0 107

Kampanye untuk Orang Tua Para Remaja Mengenai Gap Generasi Orang Tua dengan Generasi Anak Remaja Masa Kini.

1 1 15

Studi Deskriptif Mengenai Metode Sosialisasi Nilai Seksual yang Dilakukan oleh Orang Tua dan Perilaku Seksual Remaja di SMA X Bandung.

0 0 1

Studi deskriptif mengenai pendidikan seksualitas oleh orang tua pada individu autistik remaja - USD Repository

0 2 269