B. Gangguan Interaksi Sosial
Berdasarkan penjelasan subjek, anak subjek tidak menunjukkan sikap acuh terhadap kehadiran orang lain. Dia
akan merespon kehadiran orang lain yang mendekatinya dengan cara bersalaman. Subjek mengatakan bahwa
anaknya mampu berinteraksi dengan orang lain terutama perempuan. Subjek menegaskan bahwa terhadap perempuan
anaknya menunjukkan sikap yang lebih agresif daripada dengan laki-laki. Menurut subjek ada keinginan dari
anaknya untuk bersentuhan dengan perempuan yang dia sukai, seperti ingin memegang tubuhnya. Meskipun
cenderung bersikap acuh terhadap laki-laki, tapi ia akan menunjukkan sikap yang tidak acuh terhadap laki-laki yang
sudah dikenal dekat oleh anaknya.
“kalau sama cowok kalau dia kenal dalam artian deket….kayak sama sopirnya, kayak sama apanya aja..jadi
sopirnya tau banget Nc, Nc tau banget sopirnya. Jadi masing- masing udah saling ngerti, dibanding sama bapaknya mungkin
Nc lebih dekat sama sopirnya.” W. S1. 06.02.07. 23.
“Biasanya kalau ada orang datang itu, dia langsung salim gitu…udah otomatis…ya gak cuek lah sama orang lain
yang datang. Tapi emang kalau sama cewek yang dia suka, kayak pengen megang gitu.” W. S1. 06.02.07. 24.
Anak subjek tidak mengalami masalah dengan kontak mata. Ia mampu merespon ketika dipanggil dan
menunjukkan kontak mata dengan orang yang memanggilnya.
“Iya…dia kalau dipanggil ya nengok gitu, ya mau kalau dipanggil buat disuruh juga mau nengok. Kontak mata juga
ada…bagus lah ya…” W. S1. 06.02.07. 25.
Subjek mengatakan bahwa anaknya sangat menyukai sentuhan fisik berupa belaian di kepalanya.
Biasanya sehabis subjek memarahi anaknya, subjek akan membelai kepala Nc dan Nc menerima sentuhan itu tanpa
berusaha menghindar.
“Dia emang paling suka kalau dielus-elus gitu kepalanya…apalagi kalau habis saya marahin gitu, trus saya
suruh duduk deket saya, saya elus-elus gitu. Trus saya bilangin “Nc sayang gak sama mama…?” Sambil nangis gitu dia jawab
“sayang ya…sayang ya…sayang ya…” gitu.” W. S1. 06.02.07. 26.
Subjek merasa anaknya jarang menunjukkan perilaku menyendiri. Memang ada kalanya ketika anaknya
itu masuk ke kamarnya dan melakukan aktivitas sendiri, tapi tidak jarang juga dia selalu berkumpul bersama subjek dan
saudaranya yang lain untuk melakukan kegiatan bersama, seperti menonton televisi.
“Kadang dia suka nonton TV bareng adik-adiknya, tapi ya kadang juga suka main sendiri dikamar…ya itu kalau dia lagi
mau mainin burungnya itu, atau kalau lagi kayak gini nih…saat itu Nc sedang dalam kamar sambil memukul-mukul perutnya dan
bergumam.” W. S1. 06.02.07. 27.
C. Gangguan Perilaku