Jenis Kelekatan Pengukuran Kelekatan

43 Sebaliknya, jika kebutuhan anak tidak terpenuhi atau mendapat penolakan dari orang tua, maka anak akan mengembangkan rasa curiga mistrust, terasing, cemas, sedih, depresi, dan bahkan rasa marah Bowlby 19691982, 1973, 1980. Hal ini akan menjadi dasar terbentuknya internal working model yang tidak aman dan hal ini dapat membuat anak merasa takut serta ragu bahwa ia akan diterima dan didukung oleh sekitarnya Bowlby, 1969, 1973, 1980; Sroufe, 1990. Anak yang tumbuh dengan kecurigaan juga akan menjadi pencemas dan kurang mampu menjalin hubungan sosial Eliasa, 2001. Anak yang tumbuh dengan penuh kecemasan seperti ini tidak memiliki konsep diri yang baik dan membuat dirinya kurang mampu menempatkan diri ketika mencari ikatan emosional di tahap selanjutnya seperti pada tahap berpacaran. Akibatnya, ketika terlibat dalam sutau hubungan sosial seperti relasi berpacaran, anak tersebut lebih rentan terlibat aktivitas seksual demi mendapatkan ikatan emosional dari pasangannya atau orang lain sebagai kompensasi dari perasaan kurang kasih sayang yang dirasakannya Rosenthal, dkk, 2001 dalam Dawson, Shih, Moor, dan Shrier, 2008. Selain itu, ketika anak merasa cemas atau depresi mereka juga cenderung untuk melakukan perilaku seksual bahkan cenderung berisiko sebagai media untuk mengurangi perasaan-perasaan tersebut Dawson, Shih, Moor, dan Shrier, 2008. Berbeda halnya dengan anak yang memiliki kelekatan aman dengan ibu. Anak akan merasa bahwa dirinya berharga dan dicintai sehingga anak tersebut tidak mudah terlibat dalam perilaku seksual demi mencari cinta dan kasih sayang dari pasangannya. Anak dengan kelekatan aman juga lebih baik 44 dalam regulasi emosi sehingga anak tersebut tidak terlibat perilaku seksual untuk mengatasi perasaan negatif yang dirasakannya. Selain itu, kelekatan yang aman pada anak memungkinkan anak menjadi lebih terbuka pada ibu, sehingga anak bisa dengan bebas menceritakan hal-hal yang berkaitan dengan seksualitas Miller, Levin, Whitaker, Xu, 1998 dalam Aspy, dkk, 2007. Ketika interaksi ini terjadi, ibu dapat berdiskusi pada anaknya untuk tidak terlibat pada perilaku seksual di usia dini sehingga anak dapat terhindar dari perilaku seksual pada masa remaja Mathew dan Curtin, 1998 dalam Ajidahun dan Akoko, 2013; Blake, dkk, 2001 . Penelitian sebelumnya juga menunjukkan bahwa anak yang dapat mendiskusikan bersama ibunya untuk tidak terlibat aktivitas seksual, mereka dapat memegang prinsip tersebut meskipun ada pengaruh dari teman sebaya atau pacar untuk ikut terlibat aktif secara seksual Dittus Jaccard, 2000; Whitaker Miller, 2000. Berdasarkan penjabaran teori ini, peneliti menduga bahwa kelekatan anak dengan ibu dapat memprediksi keterlibatan remaja dalam perilaku seksual. Kelekatan yang terbentuk dengan orang tua memang mendasari relasi seseorang dengan orang lain di masa mendatang. Akan tetapi, anak yang memasuki masa remaja mulai membentuk ikatan baru dengan figur lekat selain orang tua, yaitu dengan teman sebaya dan pacar Rosenthal dan Kobak, 2010. Kelekatan tersebut dimulai sejak remaja awal dan semakin menguat pada masa remaja akhir karena pada usia ini remaja mulai mempertimbangkan relasinya dengan teman sebaya atau pacar. Maka dari itu, usia pada remaja juga menjadi faktor yang memiliki keterkaitan dengan 45 kelekatan anak-ibu, dimana semakin bertambahnya usia remaja maka kelekatan dengan ibu semakin berkurang karena remaja mengalihkan figur lekatnya dengan orang lain. Pergeseran kelekatan ini tentu saja akan mempengaruhi internal working model yang telah dibangun selama ini. Peran orang tua sebagai figur lekat yang mulai berkurang membuat pengaruh dari teman sebaya menjadi sangat berarti bagi remaja, apalagi bagi remaja yang sangat bergantung pada perlindungan atau bimbingan dari teman sebaya atau pacar. Padahal, kerentanan remaja untuk terlibat perilaku berisiko meningkat dalam konteks pertemanan Steinberg, 2007. Salah satu perilaku yang berisiko adalah terlibat dalam perilaku seksual sebelum waktunya. Skema 1 Kaitan antara variabel  Perasaan aman  Merasa berharga  Terbuka  Pantas dicintai  Self-relience Attachment to mother internal working model  Kemampuan menempatkan diri dalam ikatan emosional  Regulasi emosi Perilaku seksual Remaja 10-18 tahun  Ibu sebagai figur lekat masih kuat  Internal working model tidak berubah Remaja 19-22 tahun  Pergeseran figur lekat dari ibu menjadi teman atau pacar  Perubahan internal working model