Alat Pengumpulan Data METODE DAN ALAT PENGUMPULAN DATA

55 Moor, Shrier 2008. Pada penelitian tersebut, subjek diberi pertanyaan langsung terkait perilaku seksual. Peneliti tidak mengadaptasi cara ini karena budaya di Indonesia yang masih mentabukan pembicaraan tentang hal-hal yang berkaitan dengan seksualitas. Salah satu skala yang ditemukan oleh peneliti dan berbahasa Indonesia adalah skala perilaku seksual Mayasari, 2000. Skala ini juga mengukur keterlibatan seseorang dalam perilaku seksual. Skala ini terdiri dari 18 item terkait perilaku seksual secara bertahap. Namun, peneliti merasa skala perilaku seksual tersebut masih bisa disederhanakan dan tetap dapat mengukur keterlibatan seseorang dalam perilaku seksual. Berdasarkan pertimbangan tersebut, peneliti memutuskan untuk membuat skala perilaku seksual baru untuk digunakan pada penelitian ini.

G. VALIDITAS DAN RELIABILITAS

1. Validitas Skala

Validasi merupakan suatu proses pengujian yang diperlukan untuk mengetahui apakah suatu skala mampu menghasilkan data yang akurat sesuai dengan tujuan ukurnya Azwar, 2015. Validitas adalah karakteristik yang penting dimiliki setiap skala supaya dapat dipastikan suatu skala mengukur apa yang seharusnya diukur Nunnaly, 1970. Validitas suatu skala ditentukan oleh ketepatan dan kecermatan hasil pengukuran. Substansi yang terpenting dalam validasi skala psikologi 56 adalah membuktikan bahwa struktur seluruh aspek keperilakuan, indikator keperilakuan, dan item-itemnya memang membentuk suatu konstrak yang akurat bagi atribut yang diukur Azwar, 2015. Dalam penelitian ini, uji validitas digunakan untuk mengetahui sejauh mana skala IPPA-M Inventory of Parent and Peer Attachment - Mother Version dan skala perilaku seksual yang digunakan oleh peneliti dapat benar-benar mengukur tingkat kelekatan terhadap ibu dan keterlibatan dalam perilaku seksual. a. Skala IPPA-M Inventory of Parent and Peer Attachment - Mother Version Skala ini telah melalui uji validitas dengan metode validasi isi. Validitas isi merupakan validitas yang diestimasi melalui pengujian terhadap isi tes dengan analisis rasional atau melalui professional judgement Azwar, 2007. Dalam hal ini, dosen pembimbing yang melakukan professional judgement agar semua item dalam skala ini sesuai dengan tujuan pengukuran. Sebelum melakukan professional judgement, skala diterjemahkan dengan teknik back-translation. Peneliti mengirimkan email kepada pembuat skala untuk menginformasikan bahwa skalanya akan diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia. Proses back-translation dilakukan oleh 2 orang yang dianggap ahli dalam berbahasa Inggris. Salah seorang diantaranya adalah orang Indonesia yang pernah tinggal di luar negeri yang menggunakan Bahasa 57 Inggris sebagai bahasa ibu. Proses back-translation dimulai dengan menerjemahkan skala asli ke dalam Bahasa Indonesia dan kemudian hasil penerjemahan tersebut akan diterjemahkan kembali ke dalam Bahasa Inggris. Selama proses penerjemahan, professional judgement dilakukan untuk membantu memberikan pandangan dan arahan terkait penggunaan bahasa dalam setiap item di skala terjemahan. Hal ini dilakukan supaya skala asli dengan skala terjemahan dapat dibandingkan sehingga dapat dilihat apakah skala terjemahan memiliki maksud yang sama dengan skala asli atau tidak. Setelah proses penerjemahan dan proses revisi selesai, skala diujicobakan kepada 6 subjek yang memiliki karakteristik yang sama dengan subjek penelitian. Tujuan dari poses uji coba ini adalah untuk melihat apakah subjek mampu memahami bahasa serta konteks dari skala tersebut. Hasil dari uji coba tersebut menyatakan tidak ada permasalahan dalam penggunaan bahasa sehingga skala ini dinyatakan siap untuk digunakan. b. Skala Perilaku Seksual Skala perilaku seksual divalidasi dengan metode validitas isi. Validitas isi merupakan validitas yang diestimasi melalui pengujian terhadap isi tes dengan analisis rasional atau melalui professional judgement Azwar, 2007. Skala ini disusun oleh peneliti dengan beberapa rekan dan dosen melaui proses diskusi. Dosen pembimbing 58 berperan untuk melakukan professional judgement agar semua item dalam skala ini sesuai dengan konteks pengukuran. Selain itu, untuk menguji validitas dari skala ini peneliti juga menggunakan metode validitas item yang dilihat dari daya beda atau daya diskriminasi pada setiap item soal. Daya diskriminasi item dapat diartikan sejauh mana item yang bersangkutan memang berfungsi sama seperti fungsi ukur skala Azwar, 2015. Daya diskriminasi item dilihat dengan cara mengukur korelasi antar item dengan skor total item pada program SPSS for Windows versi 22.0. Skala ini terdiri dari 8 item pernyataan. Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan dengan melakukan uji coba terhadap 50 subjek, ditemukan hasil koefisien korelasi item total berkisar antara 0,366 sampai dengan 0.641. Dengan demikian, semua pernyataan dalam skala ini layak untuk digunakan lebih lanjut pada penelitian ini karena memenuhi standar minimal korelasi item total yaitu 0,30 Azwar, 2015.

2. Reliabilitas Skala

Salah satu ciri instrumen alat ukur yang berkualitas baik adalah reliabel. Reliabilitas mengacu pada tingkat kepercayaan atau konsistensi hasil pengukuran atau seberapa cermat pengukuran tersebut Azwar, 2015. Hasil pengukuran dapat dipercaya apabila menunjukkan hasil yang konsisten atau relatif sama ketika mengukur hal yang sama dalam kondisi yang sama pula Nunnaly, 1970. Reliabilitas dalam sebuah 59 pengukuran merupakan hal yang fundamental dalam semua area ilmu pengetahuan termasuk dalam area penelitian. a. Skala IPPA-M Inventory of Parent and Peer Attachment - Mother Version Skala IPPA-M memiliki reliabilitas yang baik. Uji reliabilitas skala ini dilakukan dengan menggunakan 2 teknik yaitu test-retest reliability dan internal reliabilities. Skala IPPA-M diuji selama 3 minggu dengan teknik test-retest reliability dan diketahui bahwa korelasinya adalah 0.93 yang dapat dikategorisasikan dalam reliabilitas baik. Selain itu, reliabilitas internal skala ini dilihat dari skor alpha cronbach α menunjukkan angka 0.87 Armsden Greenberg, 1989. Setelah diterjemahkan, skala ini diujicobakan pada 50 subjek. Hasilnya, skor alpha cronbach α menunjukkan angka 0.676. Angka tersebut menunjukkan skala IPPA-M memiliki reliabilitas internal yang baik. b. Skala Perilaku Seksual Reliabilitas skala perilaku seksual dapat dilihat dengan melihat koefisien reliabilitas rix, yang memiliki rentang angka dari 0 sampai 1,00. Dapat diartikan bahwa apabila koefisien reliabilitas suatu skala mendekati 1,00 maka relibilitasnya semakin baik Azwar, 2015. Koefisien reliabilitas pada skala ini dilihat dengan menggunakan pendekatan konsistensi internal alpha cronbach α. Data untuk menghitung koefisien reliabilitas diperoleh melalui uji